• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

II.I Penelitian Terdahulu

II.3 Teori Tentang Pedagang Kaki Lima .1 Pengertian Pedagang Kaki Lima

II.3.2 Determinan Pendapatan Kaki Lima

II.3.2.1 Modal Kerja

Modal kerja merupakan salah satu unsur yang terpenting dan esensial dalam

sebuah usaha, karena modal kerja adalah kunci utama dalam menjalankan sebuah unit

bisnis. Tanpa adanya modal kerja sangat sulit sebuah unit usaha dapat melakukan

kegiatannya seperti memproduksi suatu barang bagi perusahaan yang bergerak

dibidang manufaktur. Begitu juga usaha yang bergerak dibidang perdagangan baik

kecil maupun besar juga tidak sedikit membutuhkan modal kerja. Modal kerja sangat

erat hubungannya dengan pendapatan, semakin tinggi modal kerja yang

diinvestasikan maka semakin tinggi pula tingkat return atau pendapatan yang yang

diharapkan. Dengan demikian setiap badan usaha selalu membutuhkan modal kerja

merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas usaha

sehari-hari.

Menurut Martono dan Harjito (2005:72) ”modal kerja merupakan dana yang

dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Selanjutnya

pendapat Kasmir (2006:85) ”modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk

membiayai operasional perusahaan pada saat perusahaan sedang beroperasi”. Dengan

demikian modal kerja selalu dipergunakan oleh suatu badan usaha untuk membiayai

kegiatan usahanya sehari-hari secara terus menerus.

Modal kerja yang dimiliki oleh suatu badan usaha tentunya mempunyai

sumbernya baik bersumber dari modal sendiri atau yang dikenal dengan ekuitas

maupun bersumber dari pinjaman atau dari utang baik jangka pendek maupun jangka

panjang. Menurut Noor (2007:376) mengartikan modal dari sudut sumber dananya,

dikatakan bahwa sumber dana jangka panjang yang ada dalam perusahaan, terdiri dari

modal sendiri (equity) dan utang jangka panjang. Definisi modal yang dikemukakan

oleh Noor hanya menggambarkan struktur modal dalam suatu perusahaan. Sedangkan

menurut Longenecker, et.al (2001:304) “modal kerja merupakan aktiva likuid yang

dapat diubah menjadi kas dalam siklus operasi sebuah perusahaan”. Menurut Weston,

et.al (1990:410) ”modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek

yaitu kas, sekuritas yang mudah di pasarkan, persediaan dan piutang usaha”. Modal

kerja didefinisikan oleh para ahli bermacam ragam, mereka memandang dari

Kemudian Sartono (2001:385) berpendapat bahwa “ada dua pengertian modal

kerja yaitu gross working capital adalah keseluruhan aktiva lancar, sementara net

working capital adalah kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar. Lebih lanjut

Sartono (2001:412) menyatakan bahwa “konsep modal kerja nol (zero working

capital) merupakan selisih antara persediaan ditambah dengan piutang dikurangi dengan hutang jangka pendek”, konsep ini tidak termasuk di dalamnya alat-alat yang

paling likuid dalam harta lancar, seperti kas, efek atau sekuritas, akan tetapi yang

termasuk di dalamnya adalah persediaan dan piutang.

Menurut Syamsuddin (1992:201) ”modal kerja bersih yaitu sebagai selisih

antara aktiva lancar dengan utang lancar”. Tujuan dari manajemen Modal kerja

adalah untuk mengelola masing-masing pos aktiva lancar dan utang lancar

sedemikian rupa, sehingga jumlah modal kerja bersih yang di inginkan tetap dapat

dipertahankan. Pendapat Syamsuddin di atas sejalan dengan pendapat Brealey, et.al

(2004:509) yang menyatakan bahwa “Working capital is current assets minus current

liabilities. Often called working capital modal kerja adalah harta lancar dikurangi dengan hutang lancar yang sering disebut dengan modal kerja.

Kedua pendapat di atas juga didukung oleh Muslich (2000:142) menyatakan

bahwa ” modal kerja secara kolektif mencakup aktiva dan passiva lancar atau jangka

pendek. Sedangkan modal kerja netto mencerminkan perbedaan antara aktiva lancar

dan passiva lancar perusahaan. Dengan demikian dalam manajemen modal kerja

berkaitan dengan manajemen investasi dalam aktiva lancar dan kebijaksanaan dalam

mengandung dua pengertian pokok yaitu gross working capital yang merupakan

keseluruhan dari aktiva lancar dan net working capital yang merupakan selisih antara

aktiva lancar dikurangi hutang lancar.

Kemudian Ahmad (1997:2) menyatakan modal kerja dari segi konsepnya

yaitu modal kerja secara umum dapat berarti: 1). Seluruh aktiva lancar atau modal

kerja kotor (gross working capital) atau konsep kuntitatif, 2). aktiva lancar dikurangi

utang lancar (net working capital) atau konsep kuantitatif,

3). Keseluruhan dana yang diperlukan untuk menghasilkan tahun berjalan atau

functional working capital atau konsep fungsional.

Selanjutnya Riyanto (2001:57) juga menyatakan bahwa ada tiga konsep modal

kerja yaitu: 1). Konsep kuantitatif, konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana

yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva

yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva di mana dana yang

tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan

demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva

lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut dengan gross working capital,

2). Konsep Kuantitatif menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang

benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa

menganggu likuiditasnya, yaitu merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang

lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini disebut modal kerja netto (net working

capital), 3). Konsep fungsionil, konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan

dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan, baik

pendapatan saat ini (current income) maupun pendapatan dimasa yang akan datang

(future income). Konsep modal kerja fungsionil merupakan konsep mengenai modal

yang digunakan untuk menghasilkan current income.

Sementara Van Horne,et.al (2005:308) berpendapat bahwa ada dua konsep

modal kerja yaitu modal kerja bersih dan modal kerja kotor. modal kerja bersih (net

working capital) yang merupakan perbedaan nilai uang antara aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek. Ini adalah salah satu pengukuran untuk melihat sejauh

mana perusahaan terlindung dari masalah likuidasi. Sedangkan modal kerja kotor

(gross working capital) merupakan investasi perusahaan dalam aktiva lancar (seperti

kas, sekuritas yang dapat diperjual belikan, piutang dan persediaan) terutama

kewajiban jangka pendek yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar.

Konsep modal kerja yang dikemukakan oleh Riyanto di atas didukung oleh

William et.al dalam Prawirosentono (2002:131) konsep modal kerja yaitu 1). The

gross consep of working capital, konsep ini menyatakan bahwa working capital merupakan seluruh jumlah aktiva lancar yang terdapat dalam neraca suatu

perusahaan. the gross consep of working capital ini merupakan konsep yang banyak

diaplikasi oleh para ekonom dan pengusaha. Para pengusaha sebagai praktisi menitik

beratkan penggunaan seluruh modal kerja untuk memperoleh keuntungan yang

optimum. Semua pengusaha akan berusaha agar seluruh modal kerja yang dimiliki

bisa memperoleh keuntungan sebesar-besarnya, 2). The net consep of working

current liabilities. Konsep ini dianut para akuntan dengan anggapan bahwa modal kerja merupakan kekayaan bersih dari suatu perusahaan, jadi mereka hanya

meninjaunya dari segi likuiditas, yakni kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban (utang) jangka pendek.

Modal kerja yang dimiliki oleh pedagang adalah sejumlah dana yang

dibutuhkan untuk membeli barang-barang dagangannya atau produk yang kemudian

dijual kembali kepada konsumen dengan tujuan untuk mencari keuntungan yang

optimal. Dalam mencari keuntungan yang optimal tentunya menganut efisiensi,

artinya menekan seminimal mungkin semua biaya yang timbul.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa modal

kerja merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasi

sehari-hari. Kemudian modal kerja yang dimiliki oleh badan usaha bersumber dari

modal sendiri juga bersumber dari pinjaman atau dari utang. Adapun sumber

pinjaman atau utang mempunyai jangka waktu baik jangka pendek maupun jangka

panjang. Kemudian konsep modal kerja terdiri dari konsep kuantitatif yang disebut

dengan gross working capital atau modal kerja kotor, yaitu semua unsur harta lancar.

Kemudian konsep kualitatif yang disebut juga net working capital atau modal kerja

bersih, yaitu kelebihan antara harta lancar dengan hutang lancar. Selanjutnya konsep

fungsionil yaitu mengfungsikan semua dana yang ada dalam badan usaha untuk