HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.10 Penjelasan Responden AtasVariabel Yang Mempengaruhi Pendapatan
IV.2.1.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Uji secara parsial (Uji t) dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen secara statistik.
Metode pengujian yang digunakan adalah dengan kriteria keputusan jika thitung >ttabel
pada á = 0,025 maka menolak Ho dan menerima Ha, dan sebaliknya jika thitung < ttabel
pada á = 0,025 maka menerima Ho dan menolak Ha. Adapun hasil pengujian secara
parsial dapat dilihat pada Tabel IV.16 di bawah ini.
Tabel IV.16 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 10.368 .535 19.391 .000 Modal Kerja (X1) .158 .043 .227 3.644 .000 Jam Usaha (X2) .289 .099 .258 2.918 .004 Pengalaman (X3) .095 .041 .207 2.336 .022
Jenis Barang Dagangan
(produk) (X5) .305 .096 .309 3.166 .002
a Dependent Variable: Pendapatan Pedagang Kaki Lima Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data diolah)
Berdasarkan Tabel IV.16 di atas, maka persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:
Ŷ = 10.368+ 0,158X1 + 0,289X2 + 0,095X3 + 0,305X4
Dari hasil uji parsial sebagaimana di sajikan pada Tabel IV.16 di atas dapat
dilihat bahwa semua variabel independen memiliki nilai thitung >ttabel dan signifikan
pada taraf uji 95% dengan nilai signifikan < á = 0,025, di mana ttabel dengan (df)= n-k
Nilai thitung modal kerja (3,644) > nilaittabel (1,980)atau nilai sig. t modal kerja
(0,000) < alpha 0,025 yang berari modal kerja berpengaruh secara high significant
terhadap pendapatan pedagang kaki lima di Kabupaten Aceh Utara. Hasil ini
menunjukkan bahwa setiap penambahan modal kerja dalam berdagang maka dapat
meningkatkan pendapatan. Modal kerja tersebut merupakan variabel yang paling
dominan dalam mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang kaki lima, karena
dengan menambahnya modal kerja tersebut dapat membeli lagi barang dagangan
dengan jumlah yang besar pada pedagang lainnya sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan pembeli. Dengan demikian volume penjualan akan meningkat sehingga
dengan sendirinya juga akan meningkatkan tingkat pendapatannya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Boediono (1992), yang
menyatakan bahwa salah satunya unsur yang mempengaruhi pendapatan adalah
faktor produksi yang variabel di dalamnya adalah modal. Hasil penelitian ini juga
sejalan dengan konsep Riyanto (2001), yang menyatakan bahwa “konsep modal kerja
fungsionil mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan
(income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan adalah
dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan, baik pendapatan saat ini (current
income) maupun pendapatan dimasa yang akan datang (future income)”.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Efendi (2003) yang
menemukan bahwa modal kerja berpengaruh terhadap tingkat penghasilan pedagang
kaki lima. Kemudian juga hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Simanjuntak
pedagang rokok, serta sesuai dengan penelitian Sutrisno (2005) yang menemukan
bahwa variabel modal usaha berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pedagang kaki
lima. Dan juga konsisten dengan hasil penelitian Mukhlis (2007) yang menemukan
bahwa variabel modal berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pedagang kaki lima.
Nilai thitung jam usaha (2,918) > nilaittabel (1,980) atau nilai sig. t jam usaha
(0,004) < alpha 0,025 yang berari jam usaha berpengaruh secara high significant
terhadap pendapatan pedagang kaki lima di Kabupaten Aceh Utara. Dari hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa menambahnya jam usaha dalam berdagang
maka akan meningkatkan pendapatannya. Ini dikarenakan dengan menambahnya jam
usaha pedagang maka kesempatan waktu bagi pembeli untuk membeli barang
dagangan semakin panjang, dengan demikian volume penjualan akan meningkat dan
berpengaruh pada tingkat pendapatannya.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Warman (1997) yang
menyatakan bahwa jam usaha merupakan jumlah waktu yang perlukan untuk
melakukan usaha atau pekerjaan. Semakin banyak jumlah jam kerja yang tercurah
dalam waktu tertentu semakin besar peluang untuk menghasilkan output yang lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah jam kerja yang sedikit. Atau dengan kata lain,
semakin banyak waktu yang digunakan untuk suatu pekerjaan akan semakin banyak
pula produk yang dihasilkan, dengan banyaknya dihasilkan produk atau output maka
akan menaikkan tingkat pendapatannya. Hal ini berarti jam usaha dapat
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Simanjuntak (2004) yang
menemukan bahwa faktor jam kerja pedagang berpengaruh terhadap pendapatan
pedagang rokok. Kemudian juga hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Sutrisno (2005) yang menemukan bahwa variabel jam kerja perhari berpengaruh
terhadap tingkat pendapatan pedagang kaki lima. Dan juga sesuai dengan hasil
penelitian Mukhlis (2007) yang menemukan bahwa jam kerja berpengaruh terhadap
pendapatan pedagang kaki lima.
Selanjutnya nilai thitung pengalaman (2,336) > nilaittabel (1,980)atau nilai sig. t
pengalaman (0,022) < alpha 0,025 yang berari pengalaman berpengaruh secara high
significant terhadap pendapatan pedagang kaki lima di Kabupaten Aceh Utara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa menambahnya pengalaman dalam berdagang
maka akan meningkatkan pendapatannya. Ini dikarenakan dapat memahami dan
mengetahui akan kebutuhan serta keinginan pembeli, dengan demikian pembeli akan
tertarik untuk membeli barang dagangan yang dijualkannya, sehingga volume barang
yang terjual semakin banyak dengan demikian maka akan berdampak pada tingkat
pendapatannya.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Nasution (2002) yang
menyatakan bahwa salah satu faktor determinan pendapatan adalah rutinitas yaitu
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus, rutinitas tersebut membutuhkan waktu
yang lama, dalam hal ini pengalaman dalam berusaha.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Efendi (2003) yang
kaki lima. Kemudian juga hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
Simanjuntak (2004) yang menemukan bahwa faktor pengalaman berdagang
berpengaruh terhadap pendapatan pedagang rokok, serta sejalan dengan penelitian
Mukhlis (2007) yang menemukan bahwa lama usaha berpengaruh terhadap
pendapatan pedagang kaki lima.
Nilai thitung jenis barang dagangan (produk) (3,166) > nilai ttabel (1,980) atau
nilai sig. t pengalaman (0,002) < alpha 0,025 yang berari jenis barang dagangan
berpengaruh secara high significant terhadap pendapatan pedagang kaki lima di
Kabupaten Aceh Utara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa menambahnya
jenis barang dagangan yang digelarkannya maka akan meningkatkan pendapatannya.
semakin banyaknya keragaman barang yang dapat disediakan oleh pedagang, maka
semakin banyak pula pilihan bagi pembeli untuk membeli barang dagangannya.
Dengan demikian barang yang terjual semakin banyak dan akan berpengaruh pada
tingkat pendapatannya.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Efendi (2003) yang
menemukan bahwa jenis barang dagangan berpengaruh terhadap penghasilan
pedagang kaki lima. Penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitain Mukhlis
(2007) yang menemukan bahwa variabel jenis barang dagangan berpengaruh terhadap
IV.2.2 Pengujian Hipotesis Kedua