• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Tentang Pendapatan .1 Konsep Pendapatan

TINJAUAN PUSTAKA

II.I Penelitian Terdahulu

II.2 Teori Tentang Pendapatan .1 Konsep Pendapatan

Kebutuhan dan keinginan manusia tidak terbatas jumlahnya, hanya saja

kebutuhan dan keinginan tersebut dibatasi dengan jumlah pendapatan yang diterima

oleh seseorang. Pendapatan yang diterima oleh masyarakat tentu berbeda antara yang

satu dengan lainnya, hal ini disebabkan berbedanya jenis pekerjaan yang

dilakukannya. Perbedaan pekerjaan tersebut dilatarbelakangi oleh tingkat pendidikan,

skill dan pengalaman dalam bekerja. Indikator tingkat kesejahteraan masyarakat

dapat diukur dengan pendapatan yang diterimanya. Peningkatan taraf hidup

taraf hidup tercermin dalam tingkat dan pola konsumsi yang meliputi unsur pangan,

pemukiman, kesehatan dan pendidikan untuk mempertahankan derajat manusia

secara wajar, (Djojohandikusumo, 1991). Pendapatan merupakan suatu hasil yang

diterima oleh seseorang atau rumah tangga dari berusaha atau bekerja. Jenis dari

usaha masyarakat bermacam ragam, seperti bertani, nelayan, berternak, buruh serta

berdagang dan juga bekerja pada sektor pemerintah dan swasta.

Menurut Ningsih (2001:13) “pendapatan merupakan hasil kerja dari suatu

usaha yang telah dilakukan”. Kemudian menurut Longenecker, et.al (2001:266)

”pendapatan merupakan jumlah yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode

tertentu, sering kali dalam waktu satu tahun”. Nudirman (2001:11) juga menyatakan

bahwa “pendapatan adalah nilai yang didapat dari suatu usaha yang telah

dilaksanakan dalam waktu kurun tertentu”.

Rizal (2001:13) menyatakan bahwa ”setiap kegiatan seseorang mengharapkan

imbalan atau pendapatan, pendapatan yang dimaksud disini adalah adalah pendapatan

yang diterima dari hasil kerja dan hasil usaha yang dilakukan secara maksimal dalam

suatu pekerjaan”.

Selanjutnya Harahap (2002:113) menyatakan bahwa “Pendapatan merupakan

sebagai hasil dari penjualan barang atau pemberian jasa yang dibebankan kepada

langganan, atau mereka yang menerima jasa”. Pendapatan (revenue) berasal dari

penjualan. Sementara itu, nilai penjualan ditentukan oleh jumlah unit yang terjual dan

Niswonger (1996:40) berpendapat “pendapatan (revenue) merupakan

kenaikan faktor-faktor dalam modal, yang berasal dari kegiatan usaha, pendapatan ini

dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau

klien persewaan harta, meminjamkan uang dan semua kegiatan usaha dari profesi

yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”.

Sementara menurut Baridwan (2000:30) “pendapatan merupakan selisih

penghasilan-penghasilan sesudah dikurangi biaya-biaya yang timbul”. Selanjutnya

menurut Kiesno, et.al (2002:48) menyatakan bahwa “pendapatan merupakan arus

masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban

(atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi

barang, penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama

atau operasi sentral perusahaan”.

Pendapatan yang diterima oleh seseorang apabila telah melaksanakan suatu

pekerjaan atau suatu usaha baik harian, mingguan dan bulanan bahkan tahunan.

Sementara pendapatan yang diterima oleh perusahaan atau usaha dagang bersumber

dari penjualan barang dan jasa. Nilai penjualan dan jasa tersebut diperoleh dari

jumlah unit yang terjual dan harga jual kemudian dikurangi dengan semua biaya yang

timbul. Pendapatan pedagang merupakan hasil yang diterima dari seluruh penjualan

barang dagangannya yang digelarkannya.

Menurut Madura (2001:126) menyatakan bahwa “pendapatan konsumen

pertumbuhan ekonomi tingkat tinggi mengakibatkan pendapatan lebih bagi konsumen. Apabila pendapatan konsumen naik, mereka mungkin akan meminta kuantitas lebih besar daripada barang dan jasa tertentu yaitu, jadwal permintaan untuk berbagai barang dan jasa mungkin tergeser keluar sebagai reaksi

pendapatan yang lebih tinggi”.

Menurut Boediono (1999) pengertian pendapatan adalah “sebagai saluran

penerimaan baik berupa uang maupun barang, baik dari pihak lain maupun dari hasil

sendiri, dengan jalan dinilai dari jumlah uang atau jasa atas dasar harga yang berlaku

pada saat itu“. Kemudian menurut Antonio (2002:204) “pendapatan adalah kenaikan

kotor dalam asset atau penurunan dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya

selama periode yang dipilih oleh pernyataan pendapat yang berakibatkan dari

investasi yang halal, perdagangan, memberikan jasa atau aktivitas lain yang bertujuan

meraih keuntungan”.

Assauri (1987:104) “Besarnya pendapatan masyarakat merupakan salah satu

faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan besarnya pasar barang

konsumsi. Apabila tingkat pendapatan masyarakat cukup tinggi, maka terdapat

kecenderungan cukup besarnya potensi pasar barang konsumsi. Demikian pula

dengan tingkat pertumbuhan pendapatan masyarakat ini cukup besar, maka hal ini

tentunya akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan besarnya pasar barang konsumsi”.

Simamora (2000:72) “Pendapatan merupakan potensi pasar yang paling

Nanga (2004:15) mendifinisikan “pendapatan perorangan yaitu pendapatan agregat

yang berasal dari berbagai sumber yang secara aktual diterima oleh seseorang atau

rumah tangga”. Menurut Sukirno (1997:50) “Pendapatan pribadi yaitu semua jenis

pendapatan termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu

kegiatan apapun yang diterima oleh suatu negara”.

Menurut Mankiw (2004:9) “Pendapatan Perorangan (personal income) adalah

pendapatan yang diterima oleh rumah tangga dan usaha yang bukan perusahaan.

Sementara Pendapatan perorangan yang dapat dibelanjakan (disposible personal

income) adalah pendapatan yang tersisa pada rumah tangga dan usaha yang bukan perusahaan setelah semua kewajiban mereka kepada pemerintah dibayar. Pendapatan

ini sama dengan pendapatan perseorangan dikurangi pajak perorangan dan

pembayaran non pajak lainnya. Kemudian pendapatan nasional (national income)

adalah total pendapatan yang diperoleh penduduk suatu negara dalam produksi

barangdan jasa”.

Dalam pendekatan ilmu ekonomi mikro dan makro para ahli lebih banyak

menekankan pada pendapatan nasional, seperti yang dikemukakan oleh Nasution

(1997:62) “pendapatan nasional merupakan alat ukur bagi tinggi rendahnya tingkat

kemakmuran suatu negara yaitu di ukur dengan income perkapita”. Kemudian

Menurut Todaro (2000:52) angka total pendapatan atau produk nasional bruto (gross

national products) per kapita merupakan konsep yang paling sering dipakai sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk di suatu negara”.

Selanjutnya Menurut Sobri (1990:41) “pendapatan nasional kotor (gross

national income) adalah jumlah dari seluruh pendapatan yang diterima dari faktor produksi, upah sewa, bunga modal dan laba perusahaan yang diterima oleh seluruh

warga masyarakat selama menghasilkan produk nasional tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian pendapatan di atas dapat disimpulkan bahwa

pendapatan terdiri dari pendapatan perorangan atau pribadi dan pendapatan

perusahaan serta pendapatan nasional. Tujuan dari meraih pendapatan yang tinggi

tidak lain hanyalah untuk mencapai tingkat penghidupan yang layak serta menaikkan

tingkat kesejahteraan. Tingkat penghidupan yang layak dan tingkat kesejahteraan

seseorang dapat diukur dari tingkat pendapatan yang diterimanya, begitu juga tingkat

kejahteraan dan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara maupun daerah juga

diukur dari pendapatan perkapita.

II.3 Teori Tentang Pedagang Kaki Lima