• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V: ANALISA DATA

METODE PENELITIAN

II.6. Kerangka Berpikir

3.1. Gambaran Umum Kota Medan

Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi dan karakteristik Kota Medan itu sendiri, yakni sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas dan besar (metro), serta sebagai salah satu dari 3 (tiga) kota metropolitan terbesar di Indonesia. Realitasnya, Kota Medan kini berfungsi ("http://www.pemkomedan.go.id/selayang_informasi.php" \l "top"):

1. Sebagai pusat Pemerintahan daerah, baik pemerintah Propinsi Sumatera Utara, maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilan/konsulat Negara-negara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan Perusahaan, Bisnis, Keuangan di Sumatera Utara. 2. Sebagai Pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat Sumatera

Utara seperti: Rumah sakit, Perguruan Tinggi, Stasiun TVRI, RRI, dll, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan Swasta, khususnya pusat-pusat Perdagangan.

3. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa secara regional maupun internasional.

4. Sebagai pintu gerbang regional/Internasional/Kepariwisataan untuk kawasan indonesia bagian barat.

A.1. Kondisi Geografis

Secara geografis, Kota Medan terletak pada 3°30¨ - 3°43¨ Lintang Utara dan 98° 35¨ - 98° 44¨ Bujur Timur. Untuk itu topografi Kota Medan cenderung

miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut.

Kota Medan mamiliki luas 26.510 hektar (265,10 km2) atau sekitar 3,6 % dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/ kabupaten lainny, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relative kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relative besar.

Kota Medan memiliki batas-batas geografis yaitu

a. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang d. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

A.2. Kondisi Demografi

Penduduk asli Kota Medan adalah Melayu dan Karo tetapi saat ini kota ini merupakan kota multietnis. Populasi Kota Medan saat ini didominasi beberapa suku yaitu suku Melayu, Jawa, Batak dan Tionghoa. Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Kota Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 1,50% per tahun. Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap,

sedangkan penduduk tidak tetap/penglaju (komuter) diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa.

Dilihat dari struktur umur penduduk, Kota Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif yaitu dalam kisaran usia 15-59 tahun. Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Laju pertumbuhan penduduk Kota Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan, dimana tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah 0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per km2 pada tahun 2004. Jumlah penduduk paling banyak ada di kecamatan Medan Deli, disusul kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat di kecamatan Medan Baru, Medan Maimum dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area dan Medan Timur.

Berdasarkan data kependudukan tahun 2007, Kota Medan diperkirakan telah mencapai 2.006.142 jiwa, dengan jumlah wanita (1.010.174 jiwa) lebih besar dari pada pria (995.968 jiwa)

A.3. Keadaan Sosial

Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan sarana pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi masyarakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya .

Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan salah satu masalah utama pengembangan kota yang sifatnya kompleks dan multi dimensional yang penomenanya di pengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain : tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, lokasi, gender dan kondisi lingkungan. Kemiskinan bukan lagi dipahami hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat .

A.4. Keadaan Ekonomi

Kota Medan mengemban fungsi regional yang luas, baik sebagai pusat pemerintahan maupun kegiatan ekonomi dan sosial yang mencakup bukan hanya Propinsi Sumatera Utara tetapi juga wilayah propinsi (Sumbagut). Adanya fungsi regional yang luas tersebut, ternyata telah menjadikan Kota Medan dapat menyelenggarakan aktifitas ekonomi dalam volume yang besar. Kapasitas ekonomi yang besar tersebut ditunjukan oleh laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai Kota Medan, yang selalu berada diatas pertumbuhan ekonomi daerah – daerah sekitarnya, termasuk dibandingkan dengan dicapai oleh Provinsi Sumatera Utara maupun Nasional.

Walaupun Kota Medan sempat mengalami pertumbuhan ekonomi negatif tahun 1998 (- 20%), namun selama tahun 2000 – 2004, ekonomi Kota Medan dapat tumbuh kembali rata – rata sebesar 5,19%. Ini merupakan indikasi bahwa betapapun beratnya (dalamnya), krisis ekonomi yang melanda ekonomi Indonesia dan Kota Medan khususnya, namun secara bertahap pada dasarnya Indonesia dan

Kota Medan memiliki kemampuan untuk sembuh dan keluar dari krisis yang sangat berat tersebut.

Kapasitas ekonomi yang relatif besar tersebut juga ditunjukkan oleh nilai (uang) PDRB Kota Medan yang saat ini telah mencapai Rp. 24,5 triliun, dengan pendapatan perkapita Rp. 12,5 juta, sektor tertier merupakan sektor sekunder (29,06%), dan sektor primer (4,18%). Jumlah volume kegiatan ekonomi ini, sekaligus memberikan kontribusi lebih kurangnya sebesar 21% bagi pembentukan PDRB Propinsi Sumatera Utara. Dilihat dari capaian pertumbuhan ekonominya, pertumbuhan ekonomi Kota Medan juga memperlihatkan elastisitas yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara artinya, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selalu menunjukan angka positif yang lebih besar dari pertumbuhan ekonomi Propinsinya. Ini menunjukan bahwa Kota Medan masih merupakan mesin pembangunan bagi daerah–daerah lainnya di Sumatera Utara (www.pemkomedan.go.id)

A.5. Pemerintah Kota Medan.

Pemerintah Daerah Kota Medan adalah Walikota Medan beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Fungsi Pemerintah Kota Medan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam lima (5) sifat, yaitu : (1) Pemberian pelayanan, (2) Fungsi pengaturan (penetapan perda), (3) Fungsi pembangunan, (4) Fungsi perwakilan (dengan berinteraksi dengan Pemerintah Propinsi /Pusat), (5) Fungsi koordinasi dan perencanaan pembangunan kota.

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah, Pemerintah Kota Medan menyelenggarakan 2 (dua) bidang urusan yaitu :

1. Urusan pemerintahan teknis yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh Dinas-Dinas daerah (Dinas Kesehatan, Pekerjaan Umum,dll) dan

2. Urusan pemerintahan umum, yang terdiri dari:

a.Kewenangan mengatur yang diselengarakan bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, sebagai Badan Legislatif Kota.

b.Kewenangan yang tidak bersifat mengatur (segala sesuatu yang dicakup dalam kekuasaan melaksanakan kesejahteraan umum), yang diselenggarakan oleh Walikota/Wakil Walikota, sebagai pimpinan tertinggi Badan Eksekutif Kota.

Dokumen terkait