• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Perumahan dan Permukiman

BAB V: ANALISA DATA

METODE PENELITIAN

E. Lingkungan Internal

1. Sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Perumahan dan Permukiman

Sumber daya yang dimiliki tidak terbatas pada sumber daya manusia yang ada, namun juga melihat sumber daya berupa fasilitas yang ada dalam rangka memperlancar kinerja dari dinas perumahan dan permukiman kota medan dalam menyikapi masalah pemukiman kumuh.

Untuk mendukung segala kinerja pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan maka diperlukan pelatihan dan pendidikan yang nantinya akan dimanfaatkanuntuk pencapaian visi tersebut. Menurut Darhal Nasutio, S.T selaku Kepala Seksi Monitoring mengatakan bahwa:

Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu hal yang sangat bermanfaat, oleh sebab itu diklat yang dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman dilakukan berdasarkan rencanan yang sudah ditentukan oleh Pemko Medan yang dilakukan sekali setahun. Pada pendidikan dan pelatihan tersebut Dinas Perumahan dan Pemukiman selalu berpartisipasi atau ikut serta dalam kegiatan tersebut. Dengan pendidikan dan pelatihan tersebut pegawai akan dibantu dalam memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelayan masyarakat.

Berdasarkan data dari Dinas Perumahan dan Pemukiman bahwa jenjang pendidikan para karyawan adalah sebagai berikut:

Tabel

Persentase Jenjang Pendidikan

No Jenjang Pendidikan Jumlah (orang) Persentase(%)

1 S.2 4 6,77 2 S.1/D.IV 23 38,98 3 D.III 3 5,08 4 D.II - - 5 D.I - - 6 SLTA 29 49,17 7 SLTP - - 8 SD - - Jumlah 59 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jenjang pendidikan SLTA dan S.1 merupakan jumlah yang paling dominan atau persentase yang sangat besar untuk mengisi jabatan di Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan. Oleh sebab itu untuk jenjang pendidikan yang ada pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan menjadi factor yang penting untuk mengisi jabatan yang ada pada dinas tersebut.

Selain itu, sumber daya manusia yang ada dalam masyarakat yang terlihat dari masalah-masalah pemukiman kumuh ini dikarenakan urbanisasi yang terjadi. Urbanisasi ini akan mengakibatkan masalah-masalah sosial yang ada. Seperti table dibawah ini menunjukkan kepadatan Kota Medan yang diakibatkan karena arus urbanisasi.

Kepadatan penduduk yang semakin lama semakin meyulitkan pemerintah untuk melakukan tindakan. Untuk kota-kota yang sangat rawan akan kepadatan penduduk selalu mengalami kejanggalan sosial dan sering terjadi kecemburuan-kecemburuan sosial yang semakin memperjelas antara yang atas dengan yang bawah. Urbanisasi menjadi isu yang hangat dalam menyikapi kepadatan penduduk yang terjadi di beberapa kota besar seperti Kota Medan. Perbedaan perekonomian yang terjadi di kota dengan didesa menyebabkan masyarakat desa memberanikan diri untuk mengadu nasib ke kota.

Menurut Ibu Elfyati, S.H. selaku Kepala Tata Usaha menyatakan bahwa:

Kepadatan penduduk yang terjadi di Indonesia dan di Medan secara khusus sudah mengalami masalah yang harus cepat diselesaikan. Karena telah banyak fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan kepadatan penduduk yang tidak terkontrol. Seperti banyaknya terjadi tindakan criminal dan salah satunya juga adalah banyaknya bangunan-bangunan liar dan kumuh pada kawasan-kawasan tertentu yang digunakan masyarakat sebagai tempat mereka beraktivitas setiap harinya.

Kepadatan penduduk yang sangat pesat terkhusus di Kota Medan telah banyak menimbulkan fenomenal dalam social masyarakat. Dibawah ini akan dipaparkan tingkat kepadatan penduduk yang terjadi di Kota Medan pada tahun 2004.

Tabel 4

Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2004

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2) Penduduk Kepadatan Penduduk Per Km2 1 Medan Tuntungan 14,90 68438 4593 2 Medan Johor 15,00 108911 7261 3 Medan Amplas 13,84 104455 7547 4 Medan Denai 8,86 133742 15095 5 Medan Area 3,90 108317 27774 6 Medan Kota 5,40 82901 15352 7 Medan Maimun 3,98 47137 11843 8 Medan Polonia 8,28 49048 5924 9 Medan Baru 4,94 42221 8547 10 Medan Selayang 19,80 81035 4093 11 Medan Sunggal 15,70 106759 6800 12 Medan Helvetia 11,60 136216 11743 13 Medan Petisah 4,50 66073 14683 14 Medan Barat 6,60 77839 11794 15 Medan Timur 7,60 110492 14538 16 Medan Perjuangan 4,40 99580 22632 17 Medan Tembung 6,80 135188 19881 18 Medan Deli 17,60 141787 8056 19 Medan Labuhan 45,20 100184 2216 20 Medan Marelan 36,20 112463 3107 21 Medan Belawan 10,00 93356 9336 Total 165,10 2006142 7567

Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan, 2008

Dari data diatas terlibat begitu besar arus urbanisasi yang terjadi di Kota Medan setiap tahunnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemerataan pembanguna mengakibatkan hal ini terjadi dengan mengatasnamakan mencari nafkah ke kota. Kepadatan penduduk yang akan mempersempit ruang gerak setiap orang terkhususnya untuk mendapatkan tempat tinggal, mengharuskan beberapa orang

harus mendirikan rumah yang tidak layak atau dapat dikatakan sebagai pemukiman kumuh.

Menurut bapak Darhal Nasution, selaku Kepala Seksi Monitoring mengatakan bahwa:

Efek dari kepadatan penduduk telah menimbulkan berbagai macam masalah atau dapat dikatan sebagai multidimensional. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang selalu berdatangan kekota dengan dalil untuk mencari nafkah namun menimbulkan pemukiman-pemukiman yang tidak layak terutama pada daerah aliran sungai.

Peningkatan penduduk di Kota Medan Setiap tahun selalu meningkat. Seperti yang data di bawah ini:

Tabel 5

Perbandingan Kepadatan Penduduk Tahun 1999 – 2004

No Tahun Luas Wilayah

(Km2) Penduduk Kepadatan Penduduk per Km2 1 1999 265,10 1902500 7177 2 2000 265,10 1904273 7183 3 2001 265,10 1926520 7267 4 2002 265,10 1963855 7408 5 2003 265,10 1993602 7520 6 2004 265,10 2006142 7567

Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman, 2008

Berdasarkan perbandingan tersebut, kepadatan penduduk khususnya pada perkotaan akan selalu meningkat yang sampai pada akhirnya akan menimbulkan masalah yang paling kompleks dimana masyarakat akan menjadi manusia yang kurang bersosial dengan sesama. Selain itu lahan yang semakin lama akan semakin menyempit akan mendorong beberapa orang untuk mendirikan tempat tinggalnya pada daerah yang terlarang bahkan di bawah kalayakan untuk di jadikan sebagai tempat tinggal. Kepadatan penduduk yang semakin tahun semakin meningkat membuktikan bahwa kepadatan penduduk khususnya pada perkotaan

tidak dapat dikontrol, hal ini terjadi karena banyaknya arus urbanisasi yang terjadi sehingga mengakibatkan perkotaan menjadi tempat orang untuk mencari nafkah bagi para penduduk yang ada pada daerah pedesaan. Arus urbanisasi yang terjadi selalu menjadi masalah yang sangat vital dalam suatu system yang ada pada perkotaan.

Setiap tahunnya kepadatan penduduk tidak dapat diselesaikan sehingga munculnya rumah-rumah yang tidak dapan dipertahankan legalisasinya dan berada pada kawasan pemukiman kumuh. Seperti tabel dibawah ini menunjukkan kelurahan yang ada di Medan yang menjadi kawasan pemukiman kumuh, yaitu:

Tabel 6

Daftar Permukiman Kumuh Di Kota Medan

No Kecamatan Kelurahan

1 Kec. Medan Labuhan Kel. Besar

Kel. Pakan Labuhan 2 Kec. Medan Marelan

3 Kec. Medan Belawan Kel. Belawan Bahari

Kel. Belawan II

4 Kec. Medan Deli Kel. Tanjung Mulia

5 Kec. Medan Amplas Kel. Timbang Deli

6 Kec. Medan Denai Kel. Denai

Kel. Tegal Sari Mandala II

7 Kec. Medan Timur Kel. Gaharu

Kel. Durian 8 Kec. Medan Area

9 Kec. Medan Perjuangan

10 Kec. Medan Tembung Kel. Bantan Timur

11 Kec. Medan Johor Kel. Kedai Duria

Kel. Titi Kuning Kel. Kuala Belaka Kel. Suka Damai I Kel. Suka Damai II 12 Kec. Medan Kota

13 Kec. Medan Maimun Kel. Teladan Barat

Kel. Mesjid Kel. Sukaraja Kel. Hamdan Kel. Aur

14 Kec. Medan Polonia

15 Kec. Medan Baru Kel. Petisah Hulu

16 Kec. Medan Tuntungan

17 Kec. Medan Selayang Kel. Tanjung Sari

Kel. Asam Kumbang 18 Kec. Medan Sunggal

19 Kec. Medan Helvetia

20 Kec. Medan Petisah Kel. Sekip

Kel. Sei Putih Barat

21 Kec. Medan Barat Kel. Pulo Brayan Kota

Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan, 2008

Data diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh kecamatan yang ada di Medan memiliki pemukiman kumuh di beberapa kelurahan. Kecamatan yang paling rawan adalah kecamatan Medan Maimun. Hal ini dikarenakan Kecamatan Medan Maimun, sebagian besar kelurahannya dialiri sungai deli. Sungai merupakan tempat yang strategis untuk melakukan aktivitas sehari-hari, namun banyak diantara mereka menyalahi peraturan yang ada. Mendirikan pemukiman-pemukiman pada daerah aliran sungai merupakan perbuatan yang telah melanggar hokum. Bahkan banyak dari antara mereka mendirikan tempat tinggal mereka tidak layak untuk di huni. Hal ini dapat dilihat dari fasilitas tempat hunian yang dihuni tidak memiliki standanisasi rumah yang layak seperti adanya sanitasi yang mendukung kesehatan setian orang dan lingkugannya. Namun semua itu jarang dimuliki oleh para penghuni tempat tinggal yang ada pada daerah aliran sungai yaitu sungai deli.

Dalam wawancara dengan Bapak Hardi Sibarani yang juga merupakan pegawai Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan dan juga bekerja dalam bidang pemukiman kumuh yang ada di kota medan menyatakan bahwa:

Jumlah pemukiman kumuh di Medan sudah semakin meningkat dan daerah-daerah yang rawan dengan pemukiman kumuh ini adalah daerah

keadaan ekonomi yang rendah, sehingga mereka mendirikan rumah sebagaimana mestinya namun tidak melihat aspek-aspek yang lainnya.

Sedang menurut Bapak Darhal Nasution, S.T, selaku Kepala Seksi Monitoring mengatakan bahwa:

Setiap tahunnya pertumbuhan penduduk baik yang terjadi pada Kota Medan baik itu karena urbanisasi maupun pertumbuhan pada masyarakat medan selalu bertambah dan selalu menimbulkan fenomena sosial dalam lingkungan masyarakat. Salah satunya adalah munculnya pemukiman kumuh yang tidak lagi melihat efek kesehatan yang terjadi. Daerah yang masih saja memiliki kuantitas pemukiman kumuh yang tinggi adalah daerah Kecamtan Belawan.

Hal ini dipertegas oleh Bapak Ir. Rizal Zulkarnaen, M. Si selaku Kepala Sub Dinas Bina Program, yang mengatakan:

Daerah-daerah yang masih banyak dihuni oleh masyarakat yang masih tidak layak huni atau pemukiman kumuh adalah daerah bagian utara Kota Medan, yaitu : Belawan, Labuhan, Deli, Marelan. Daerah-daerah inilah yang menjadi prioritas Dinas Perumahan dan Permukiman untuk direhabilitasi terkhusus pada sarana lingkungan pada lokasi pemukiman kumuh tersebut. Untuk sarana lingkungan yang dimaksud adalah rehabilitasi jalan lingkungan pada lokasi pemukiman kumuh yang ada pada bagian utara Kota Medan.

Sementara itu, untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan pada rencana strategis pada Dinas Perumahan dan Permukiman maka menurut Ibu Elviati, S.H selaku Kepala Tata Usaha mengatakan bahwa :

Dinas Perumahan dan Permukiman merupakan dinas yang dibentuk pada tahun 2001 dimana yang menjadi prioritas adalah perbaikan sarana-sarana yang ada pada pemukiman kumuh seperti saran jalan lingkungan dan drenase.

Pemukiman kumuh yang tumbuh pesat di kota medan telah membawa kota tersebut menjadi kota yang perlu dipebaiki, kerana bagaimanapun juga peran pemerintah harus ditunjukkan untuk memenuhi kehidupan yang layak bagi

masyarakat Indonesia dan kota medan khususnya. Dilihat dari bangunan fisik pemukiman kumuh yang ada di medan sangat memprihatinkan dan sudah selayaknya harus dilakukan pembangunan yang layak. Pemukiman kumuh di medan selalu dikarenakan aspek ekonomi yang sangat memprihatinkan. Selain factor ekonomi factor arus urbanisasi yang tidak dapat dihindari menjadi hambatan dalam mengatasi pemukiman kumuh di kota medan.

Dalam suatu pemerintahan diperlukan sumber dan atau financial untuk mendukung program-program yang akan dilaksanakan dan dapat digunakan untuk keperluaan kebutuhan dari dinas terkait. Kebutuhan finansial merupakan kebutuhan yang sangat urgen dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Bapak Ir. Rizal Zulkarnaen, M. Si selaku Kepala Sub Dinas Bina Program mengatakan bahwa:

Anggaran pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan telah ditetapkan pada APBD yang akan dilaksakan untuk memperbaik jalan lingkungan yang ada pada pemukiman kumuh, air bersih, dan drenase. Untuk prioritas pemukiman kumuh di fokuskan pada rehabilitasi jalan lingkungan yang anggaran sudah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan.

Sementara itu menurut bapak Darhal, S.T selaku Kepala Seksi Monitoring mengatakan bahwa:

Anggaran yang telah ditetapkan berdasarkan prioritas kebutuhan dari Dinas Perumahan dan Permukiman dilakukan secara bertahap. Hal inilah yang membuat pembangunan yang dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman yaitu rehabilitasi jalan lingkungan pada daerah pemukiman kumuh dilakukan secara bertahap. Namun pembangunan yang dilakukan tetap diselesaika sesuai dengan kebutuhan.

Untuk menciptakan kondisi yang kondusif maka diperlukan fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan dalam melaksanakan tugas para pegawainya. Fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung kinerja dari Dinas Perumahan dan

Permukiman Kota Medan adalah sebagai berikut (data dari Dinas Perumahan

dan Permukiman Kota Medan):

a) Tanah milik Pemko Medan Sekitar 1.250 m2 b) Bangunan Kantor 672 m2

c) Kenderaan Dinas

c.1. Kenderaan Roda 4 sebanyak 5 unit c.2. Kenderaan Roda 2 sebanyak 7 unit d) Alat-alat Kantor

d.1. Komputer 10 unit d.2. Mesin tik 5 unit

d.3. Mesin cetak gambar 1 unit d.4. Plottor 1 unit

d.5. Meja gambar 7 unit d.6. Muebelair kantor d.7. PABX

Dengan fasilitas yang ada pada Dinas Perumahan dan Pemukiman inilah yang akan membantu para karyawan dalam melaksanakan tugasnya dan hal ini dikatakan juga oleh Darhal Nasution, S.T selaku Kepala Seksi Monitoring yaitu:

Sarana-sarana ataupun fasilitas yang ada di Dinas Perumahan dan Pemukiman sangat membantu dalam melaksanakan tugas-tugas para karwayan dan yang paling berpengaruh pada pelakasanaan pandataan dan teknis. Sarana yang ada pada dinas masih memadai walaupun fasilitas tersebut sering kali tidak digunakan.

Dengan adanya sarana yang menpermudah pekerjaan tersebut, telah banyak memberikan kontribusi Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan.

Dokumen terkait