• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Direktorat Jenderal Pajak pada awalnya terdiri dari beberapa unit organisasi, antara lain:

a. Kantor Pelayanan Pajak bertugas melaksanakan pemungutan pajak sesuai dengan undang - undang dan melaksanakan tugas pemeriksaan dana bendahara pemerintah;

b. Biro Lelang yang bertugas menyelenggarakan lelang barang sitaan untuk melunasi utang pajak Negara;

c. Akuntan dari Biro Pajak bertanggung jawab membantu Kantor Pajak dengan pemeriksaan pajak atas catatan keuangan wajib pajak badan;

dan

d. Direktorat Pajak Hasil Bumi, yang sebelumnya dikenal sebagai Biro Pajak Hasil Bumi (Direktorat Iuran Pembangunan Daerah pada Ditjen Moneter) dan berganti nama menjadi Direktorat Iuran Pembangunan Daerah(IPEDA) pada tahun 1965, bertanggung jawab untuk memungut pajak hasil bumi dan pajak atas tanah.

Direktorat IPEDA dialihkan dari Direktorat Jenderal Moneter ke Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 1976, tanggal 27 Maret 1976. Direktorat IPEDA berubah nama menjadi Direktorat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada tanggal 27

Desember 1985, sesuai dengan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1985.

Demikian pula Kantor Dinas Luar Negeri Ipeda menjadi Kantor Dinas Luar Negeri PBB, sedangkan divisi kantor wilayah yang sebelumnya bernama Inspeksi Ipeda menjadi Inspeksi Pajak Bumi dan Bangunan. Beberapa kantor Inspektorat Pajak Daerah ( ItDa ) didirikan di Jakarta dan berbagai daerah, termasuk Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur, untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di daerah. Belakangan, Inspektorat Daerah ini berganti nama menjadi yang sekarang , Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak.

a. Berdasarkan Staatsblad 1924 No. 576 Pasal 3 Departemen Van Financien , Djawatan Padjak didirikan pada tahun 1924.

b. Djawatan Padjak under Zaimubu in 1942 (Djawatan Padjak, Customs and Production Padjak).

c. Berdasarkan Keputusan Pemerintah No.2/SD Tahun 1945 Bagian Pajak Departemen Keuangan bertugas menangani urusan kepabeanan.

d. Djawatan Pajak di bawah Direktur Iuran Negara tahun 1950.

e. Djawatan Padjak ditempatkan tegak lurus pada tahun 1958.

f. Di bawah arahan Menteri Pendapatan Negara , Djawatan Padjak menjadi Direktorat Pajak pada tahun 1964.

g. Tahun 1965 berdirinya Direktorat IPEDA di lingkungan Direktorat Jenderal Moneter.

h. Direktorat Pajak menjadi Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 1966.

i. 1976 melihat pengalihan Direktorat IPEDA ke Direktorat Jenderal Pajak.

j. Self Assessment dilaksanakan sebagai bagian dari Reformasi Perpajakan I tahun 1983.

k. IPEDA menjadi Direktorat PBB pada tahun 1985.

l. 1991 Undang - Undang Perpajakan direvisi, menyederhanakan banyak jenis pajak.

m. Tahun 2000 menjadi saksi penetapan visi dan misi DJP serta reformasi birokrasi.

n. 2002 melihat modernisasi sistem pajak.

Moderenisasi administrasi perpajakan dilakukan sebagai bagian dari reformasi birokrasi Perpajakan. Moderenisasi perpajakan dilakukan dalam beberapa tahap dan sudah dimulai sejak tahun 2002. Unit kantor operasional dan unit kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak dipisahkan.

Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat, dan Jabatan Reviewer membentuk Kantor Pusat. Unit kantor operasional dibentuk sejak tahun 2002 terdiri atas Kantor Wilayah DJP (Kanwil DJP), Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP), dan Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP).

Pada tahun 2007 tahapan moderenisasi yang telah dilakukan dengan membentuk KPP diberbagai daerah. KPP merupakan hasil peleburan tiga jenis kantor yaitu Kantor Pelayanan Pratama (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB) serta Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (karikpa).

Merujuk pada Organisasi dan Tata Kerja Badan Vertikal Direktur Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama, Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 62/PMK.01/2010 tanggal 1 April 2010. Selain itu, Pasal 63 mengatur bahwa KP2KP bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk konseling dan nasihat perpajakan, serta mendukung Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Sebelum berdiri menjadi kantor KP2KP Watansoppeng semula bernama Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) Watansoppeng karena modern administrasi perpajakan, maka KP4 berganti nama menjadi KP2KP.

2. Visi dan Misi KP2KP Watansoppeng a. Visi KP2KP Watansoppeng

1) Menjadi KP2KP yang siap melayani, membimbing dan membantu Wajib Pajak setiap waktu.

2) Menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak Negara yang terbaik di wilayah asia tenggara.

b. Misi KP2KP Watansoppeng

1) Menjalankan fungsi pelayanan perpajakan, penyuluhan dan pengamanan penerimaan pajak khususnya di wilayah Kabubaten Soppeng.

2) Menyelenggarakan administrasi perpajakan dengan menerapkan undang-undang perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelengaraan Negara demi kemakmuran rakyat.

3. Motto KP2KP Watansoppeng

“ C E R M A T ”

1) Cepat :Memberikan Pelayanan Secara Cepat dan Tidak Menunda.

2) Efektif :Hemat Waktu dan Tepat Sasaran.

3) Ramah :Melayani dengan Ramah dan Sopan.

4) Mudah :Memberikan Kemudahan dan Tidak Mempersulit.

5) Aktif :Aktif Mendengar, Melayani dan Memberikan Solusi.

6) Tanpa biaya :Semua Pelayanan Tidak Dipungut Biaya.

4. Struktur Organisasi KP2KP Watansoppeng

Gambar 4.1 Struktur Oragnisasi

KEPALA PIMPINAN

STAF PELAKSANA PEMBENDAHARAA

N

STAF PELAKSANA

STAF ORANG PRIBADI

STAF BADAN

NPWP TATA USAHA PAJAK

Uraian pembagian tugas KP2KP Watansoppeng

1. Kepala kantor

a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja kantorf pelayanan pajak sebagai bahan penyusunan rencana strategi kantor Wilayah b. Mengkoordinasikan penyusunan rencana pengamanan

penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan kegiatan ekonomi keuangan dan realisasi penerimaan tahun lalu c. Mengkoordinasikan pembuatan risalah perincian dasar

pengenaan pemotongan atau pemungutan paak atas permintaan wajib pajak berdasarkan hasil perhitungan ketetapan pajak.

d. Mengkoordinasikan pengelolaan data guna menyajikan informasi perpajakan.

e. Mengkoordinasikan pemantauan pelaporan dan pembayaran masa dan tahunan Pph dan pembayaran masa PPN/PPnBM untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak serta mengendalikan pelaksanaan pemeriksa pajak.

2. Bendahara

a. Mengelola pembayaran gaji, upah, gaji, kekurangannya, dan lembur bagi karyawan.

b. Pembaruan data penggajian berdasarkan perubahan kepegawaian

c. Membuat daftar rencana keuangan KP2KP Watansoppeng.

3. Pelaksana

a. Untuk menyusun rencana kerja KP2KP Watansoppeng, mengkoordinir pembuatan rencana kerja seksi pelayanan.

b. Untuk memantau kepatuhan wajib pajak, mengkoordinasikan pengisian SPT Tahunan, pengisian formulir elektronik wajib pajak, administrasi SPT Tahunan yang dikembalikan, dan penyediaan SPOP.

c. Mengarahkan bawahan di bagian pelayanan untuk meningkatkan kinerja dan motivasi karyawan.

d. Mengatur pembuatan laporan berkala bagian layanan untuk melacak kinerja kewajiban.

5. Kegiatan Umum KP2KP Watansoppeng

a. Kegiatan pengumpulan data serta pengajian informasi perpajakan dan konsultasi pajak.

Dalam melakukan penelitian penulis berusaha mengumpulkan semua data untuk keperluan analisis pada kantor pelayanan pajak.

Penelitian dilakukan dengan cara membaca beberapa literature, buku-buku pedoman (undang-undang perpajakan), diktat, surat kabar, jurnal-jurnal, catatan kuliah, dan sumber-sumber lainnya.

b. Penyuluhan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran dan keputusan Wajib Pajak dan kewajiban perpajakan.

Penyuluhan merupakan faktor penting dalam menimbulkan kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajak. Apalagi penyuluhan tersebut bisa diterima secara efektif terhadap Wajib Pajak.

Penyuluhan Wajib Pajak tentu adalah memberikan penjelasan mengenai pajak kepada masyarakat sehingga diharapkan masyarakat sehingga diharapkan masyarakat pada akhirnya menjadi masyarakat yang taat pajak.

c. Pelayanan kepada Wajib Pajak dalam melaksanakan perpajakan melalui prosedur yang mudah, cepat, dan aman.

E-Filing merupakan sarana penyampaian SPT Tahunan PPh yang lebih mudah, cepat dan aman. Layanan e-filing melalui website Ditjen Pajak (www.pajak.go.id) hanya melayani penyampaian SPT Tahunan Orang Pribadi yang menggunakan formulir 1770 S dan 1770 SS. Wajib Pajak Badan (formulir 1771) dan Wajib Pajak orang lainnya (formulir 1770) dapat menggunakan e-filing melalui penyedia jasa aplikasi. Dengan e-filing, Wajib Pajak tidak perlu mengantri untuk menyampaikan SPT Tahunannya. Wajib Pajak hanya butuh internet untuk lapor pajak secara online, Wajib Pajak dapat melakukan pengisian dan penyampaian SPT kapan dan di mana saja.

d. Melaksanakan urusan rumah tangga KP2KP sendiri.

e. Meregister lembar harian SPT masa, pasal 21/26, dan pasal 25 PPh.

Register ini dilakukan agar penyusunan berkas tidak tertukar tukar jika sudah ingin melakukan pengiriman berkas ke KPP Pratama.

Dokumen terkait