• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Penyajian Data

1. Gambaran Umum Potensi Pariwisata di Kabupaten

Secara umum pembangunan dan pengembangan bidang kepariwisataan Kabupaten Ponorogo menunjukkan kinerja yang baik, peningkatan jumlah obyek dan daya tarik wisata serta peningkatan fasilitas yang memadai, peningkatan jumlah pengusaha pariwisata, jumlah pengunjung atau wisatawan dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata merupakan bukti nyata kinerja Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam pembangunan dan pengembangan bidang kepariwisataannya. Keberhasilan ini didukung karena besarnya potensi alam dan

budaya yang dapat dijadikan modal bagi pembangunan dan pengembangan kepariwisataan Ponorogo. Hal ini dapat menimbulkan ketertarikan untuk orang mengunjungi obyek wisata yang ada di Kabupaten Ponorogo. Secara garis besar terdapat 4 (empat) potensi pembangunan dan pengembangan kepariwisataan yang ada di Kabupaten Ponorogo yaitu :

a. Potensi Wisata Alam

Terdapat beberapa wisata alam yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Ponorogo yaitu :

1. Telaga Ngebel

Dinamakan Telaga Ngebel karena berada diwilayah kecamatan Ngebel. Terletak 24 km ke arah timur laut Ponorogo. Telaga Ngebel berada di lereng gunung Wilis dengan ketinggian 734 meter di atas permukaan laut dan suhu 220C-230C. Dengan luas permukaan sekitar 1,5 km Telaga Ngebel dikelilingi olen jalan sepanjang 5 km. Kawasan ini memiliki panorama yang menakjubkan, udara yang sejuk dengan kondisi alam yang masih perawan yang menyimpan sejuta potensi untuk digali. Berhamparkan air yang jernih nan tenang, telaga ini berhiaskan pohon-pohon tua di tepiannya. Dan ini bisa menjadi penawar lelah para wisatawan setelah mereka melewati jalan berliku, naik-turun, untuk menuju objek wisata ini.

Selain panorama yang indah dan masih perawan, Telaga Ngebel juga kaya akan sumber alam, utamanya air tawar bersih yang keluar dari sumber-sumber di dasar telaga sedalam kurang lebih 52 meter. Tanah subur di sekitar telaga ini juga menghasilkan aneka pohon buah berkualitas. Durian Ngebel, begitu kata orang, menjadi buah primadona kawasan ini. Selain buah berduri itu, tumbuh subur pula pohon manggis, nangka, dan tanaman perkebunan seperti cengkeh dan kopi. Menikmati keindahan panorama telaga sembari makan buah-buahan khas Ngebel adalah tujuan para wisatawan. Bagi pengunjung yang menginginkan ikan hasil budidaya Telaga Ngebel seperti ikan nila, dapat langsung menyantapnya di warung atau rumah makan yang berjumlah cukup banyak. Selain itu di dalam telaga juga disebar aneka jenis

ikan, satu diantaranya termasuk varietas ikan yang dilindungi yaitu ikan Hampala atau penduduk lokal menamakannya ikan Ngongok. Bagi yang ingin menginap tersedia pula penginapan yang dikelola Pemerintah Daerah dan swasta. Sungguh menarik tawaran yang di berikan Telaga Ngebel. Sayang sekali jika yang telah berada di Ponorogo tidak menyempatkan untuk mengunjungi objek wisata ini.

Telaga Ngebel merupakan obyek wisata yang cukup potensial untuk dikemhangkan menjadi daerah tujuan wisata sekaligus sebagai penopang ekonomi masyarakat maupun daerah kabupaten itu sendiri. Namun satu hal yang menjadi kendala aset menuju ke obyek ini baru bisa ditempuh melalui satu jalur, sehingga membuat para investor enggan melirik atau menanamkan modalnya untuk membangun obyek wisata pendukung di telaga ini.

2. Ngembag

Salah satu taman wisata potensial yang ada di Ponorogo adalah Taman Wisata Ngembak. Berlokasi di Kecamatan Siman kira-kira 3 km ke arah timur dari pusat kota. Taman yang cukup dekat dengan pusat kota ini menawarkan berbagi sarana untuk bermain dan sangat tepat sebagai tujuan berlibur keluarga. Selain dekat tiket masuk juga cukup terjangkau.

Sebelumnya Ngembak dikenal sebagai mata air yang tak terawat. Sekarang oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo di sulap sebagai taman kota yang dilengkapi dengan kolam renang anak dan juga beberapa permainan anak-anak. Obyek wisata ini sangat menarik, tinggal mengayuh sepeda dari pusat kota ke arah timur (ke arah Jeruksing) maka kita akan menjumpai taman wisata yang menyenangkan untuk keluarga. Sayangnya taman wisata ini tidak diimbangi dengan luas lahan. Sudah seharusnya pejabat berwenang memikirkan perluasan lahan.

3. Kucur

Hutan wisata ini terletak di Desa Biting, Kecamatan Badegan, kira-kira 20 km ke arah barat dari pusat kota Ponorogo dengan luas 257,980 Ha. Terdapat sumber air (kucur) ditengah-tengah hutan jati yang juga berfungsi

sebagai hutan wisata dan juga bumi perkemahan. Untuk mencapai lokasi Hutan Wisata Kucur ini harus melewati tanjakan berbatu sejauh 3 km. Dari jalan besar yang menghubungkan Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri. Beberapa fasilitas yang sudah tersedia antara lain kolam berukuran 3×6 meter yang airnya jernih serta rumah peristirahatan (pesanggrahan) yang cukup bagus dengan beberapa fasilitas mainan anak-anak.

4. Goa Lowo

Terletak di kecamatan Sampung kira-kira berjarak 20 km dari pusat kota. Dinamakan demikian karena dihuni banyak kelelawar. Konon di Gua ini juga ditemukan situs purbakala yang punya nilai arkeologis.

5. Gunung Kahyangan

Kahyangan adalah bukit yang berada di kaki Gunung Wilis. Tepatnya berada di Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo. Jarak tempuh dari jantung Kota Ponorogo sekitar 20 km. Salah satu keunggulan obyek wisata Gunung Kahyangan ini dibandingkan dengan obyek wisata lain yang ada di Kabupaten Ponorogo adalah dalam 1 lokasi wisata yang ada di Kabupaten Ponorogo biasanya hanya ada 1 lokasi wisata itu saja. Misalnya di obyek wisata Telaga Ngebel kita hanya bisa melihat danau tersebut. Namun untuk Kahyangan 1 lokasi wisata ini memiliki 4 obyek wisata yang bisa kita lihat. Yaitu Air Terjun Centhong, Air Terjun Coban Ngrangkok, Lahan Gambut (rawa) seluas 2,3 Ha dan Kali Sabrangan Tengah yang tiap malam 1 Suro dipakai mandi oleh orang luar daerah. Karena mitos yang beredar mandi di Kali Sabrang Tengah bisa awet muda. Ini obyek wisata bagi yang tidak suka mendaki gunung. Namun bagi penggemar daki masih ada 2 lagi yaitu Kahyangan 1 dan Kahyangan 2.

6. Air terjun Pletuk

Air terjun berada di Desa Jurug, Kecamatan Sooko merupakan obyek wisata potensial di Kabupaten Ponorogo. Kawasan wisata ini terus digarap sebagai salah satu jujugan wisata yang sangat mempesona. Tempat itu berada di atas ketinggian 450 meter di atas laut dan memiliki curah hujan yang cukup

tinggi. Didukung suasana alam dengan suhu yang relatif dingin dan sejuk sehingga mampu untuk dijadikan desa ini sebagai daerah tujuan wisata. Air terjun Pletuk merupakan salah satu obyek wisata alam berupa air terjun atau coban dengan kekhasan, dimana airnya selalu mengalir bahkan di musim kemarau. Tidak hanya terkait dengan pesona air terjun dan pemandangannya saja, potensi alam lain yang dapat dikembangkan di kawasan Pletuk adalah adanya tebing yang memukau di kawasan tersebut dapat dijadikan menjadi sarana olahraga panjat tebing.

Tak ketinggalan, bagi wisatawan kuliner bisa menikmati makanan khas nasi Gegog. Yakni nasi yang dibungkus daun pisang dan dicampur bothok dalam satu kemasan. Sehingga mempunyai citarasa yang khas dan unik. Disamping buah khas seperti naga merah, juga buah peruk, alpokat, mangga, rambutan, manggis, durian juga pisang.

b. Potensi Wisata Budaya

Wisata budaya yang menjadi andalan di Kabupaten Ponorogo antara lain adalah : 1. Reog Ponorogo

Kesenian Reog sudah menjadi identitas bagi Kabupaten Ponorogo. Karenanya Ponorogo juga dikenal sebagai Kota Reog. Seni pentas ini sudah dikenal luas di Indonesia bahkan luar negeri.Tiap tahun digelar Festival Reog Nasional bersamaan dengan Perayaan Grebeg Suro, dan Festival Reog Mini bersamaan dengan peringatan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo pada tanggal 7 Agustus. Kesenian Reog juga dipentaskan tiap malam bulan purnama di Paseban Aloon-Aloon Ponorogo.

Kesenian Reog bercerita tentang perjuangan seorang pangeran yang hendak mempersunting seorang putri yang cantik jelita. Kesenian ini dipentaskan oleh sekitar 25-40 penari dan pemusik. Yang menonjol dari kesenian ini adalah tokoh utamanya yang bernama Singo Barong. Sang penari Singo Barong memanggul topeng seberat 30-40 kg dengan ditopang oleh kekuatan giginya. Tokoh lain dari kesenian Reog ini antara lain Kelono Sewandono, Bujang Anom, Jathil, dan Warok.

2. Perayaan Grebeg Suro

Merupakan event budaya terbesar di Kabupaten Ponorogo yang diselenggarakan dalam rangka menyongsong Tahun Baru Islam atau Tahun baru Saka yang sering dikenal sebagai tanggal 1 Suro. Acara ini termasuk kalender wisata Jawa Timur.

Grebeg Suro merupakan peristiwa ritual budaya yang sekaligus menjadi ajang pesta rakyat Ponorogo. Biasanya sudah dimulai ajang pesta rakyat Ponorogo yang dimulai seminggu sebelum tanggal 1 Suro. Termasuk rangkaian acara Grebeg Suro adalah Festival Reog Nasional, aneka macam kegiatan baik lomba maupun pameran dan diakhiri dengan acara Larungan di Telaga Ngebel.

3. Larungan/Larung Sesaji

Larung Sesaji merupakan kegiatan yang bersifat tahunan berupa Larungan Risalah Doa. Larungan ini merupakan acara puncak Grebeg Suro yang diselenggarakan pada setiap tanggal 1 Suro. Upacara adat ritual ini dilaksanakan dengan maksud untuk meminta berkah dan keselamatan yang berupa ”Gunungan Buceng Kuat” yang dilarungkan di tengah-tengah Telaga Ngebel. Kegiatan ini menjadi akhir dari seluruh rangkaian kegiatan yang diadakan Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo pada Bulan Suro.

4. Gajah-gajahan

Berupa arak-arakan musik dan patung gajah yang di dalam patung tersebut terdapat manusia dan dinaiki oleh dua orang anak. Kesenian ini banyak dipengaruhi oleh budaya Islam.

5. Gelar Budaya

Acara Gelar Budaya adalah acara yang digelar oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo bersamaan dengan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo pada tanggal 7 Agustus. Dalam acara ini ditampilkan berbagai macam budaya dari beberapa Propinsi di Indonesia, khususnya ditampilkan budaya asli Kabupaten Ponorogo. Acara ini selalu mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat Ponorogo. Hal ini terbukti dengan ramainya

pengunjung yang ingin menyaksikan kirab budaya yang digelar mulai pukul 13.00 dengan mengambil start di Paseban Kabupaten Ponorogo.

c. Potensi Wisata Minat Khusus

Yang menjadi potensial dari wisata minat khusus di Kabupaten Ponorogo adalah wisata religi dan wisata kuliner. Wisata Religi yang ada di Kabupaten Ponorogo antara lain :

1. Makam Bathoro Katong

Terletak di Desa Setono Kecamatan Jenangan kira-kira 2 km kearah timur dari pusat kota. Bathoro Katong adalah pendiri sekaligus Bupati Kabupaten Ponorogo yang pertama dan tokoh penyebar agama Islam di Ponorogo. Beliau adalah keturunan Raja Brawijaya dari Majapahit dan adik Raden Patah dari Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Di komplek pemakaman tersebut juga dimakamkan tokoh pendiri Ponorogo yang lain, yaitu Patih Seloaji dan Kyai Ageng Mirah. Pada waktu-waktu tertentu khususnya bulan Suro dan Ruah (Penanggalan Jawa). Komplek Pemakaman Bathoro Katong banyak dikunjungi para peziarah yang ingin mendoakan arwah yang disemayamkan. Komplek pemakaman ini diyakini banyak orang sebagai tempat yang mustajab untuk berdo'a karena itu tempat ini selalu ramai oleh pengunjung yang ingin berziarah.

2. Masjid Tegal Sari

Merupakan Masjid Kuno peninggalan Kyai Mohammad Besari konon merupakan keturunan dari Nabi Muhammad SAW. Dia dikenal sebagai ulama yang sakti dan berbudi luhur. Dikisahkan, di masjid itu pernah belajar seorang bernama Mas Burhan yang kelak terkenal sebagai Raden Ronggo Warsit, seorang Pujangga Besar dari Kerajaan Surokarto. Masjid ini berlokasi di Kecamatan Jetis.

Sedangkan makanan khas yang menjadi andalan wisata kuliner di Kabupaten Ponorogo antara lain adalah :

Sate ayam Ponorogo memang tidak ada duanya. Satenya hampir sama dengan sate kebanyakan, yaitu daging ayam yang ditusuk dengan lidi khusus sate, kemudian dipanggang di atas anglo dengan bahan bakar arang kayu. Yang membedakan sate Ponorogo dengan sate lain adalah potongan daging yang dibuat pipih memanjang, jadi dalam satu tusuk hanya terdiri dari 1 atau 2 potong daging. Satu tusuk sate ayam Ponorogo memiliki ukuran kurang lebih dua kali ukuran sate Madura. Bumbunya terbuat dari kacang tanah dicampur dengan gula aren dan sedikit cabai. Di Ponorogo sendiri memang ada sebuah kampung yang menjadi sentra produksi sate, yang dikenal dengan sebutan gang sate tepatnya di Jalan Lawu Gang 1 Kabupaten Ponorogo. Lokasinya berada di sebelah timur pasar kota. Hampir semua warga kampung tersebut berprofesi sebagai pembuat sate. Antara lain adalah keluarga Sobikun yang berjualan di timur perempatan pasar kota yaitu H. Tukri Sobikun, Slamet Sobikun, dan ada juga sate ayam Pak Imun, Din Wibowo, Hari, Nardi, dan lain sebagainya.

Sate Ponorogo bisa dijadikan oleh-oleh karena bisa bertahan selama 2 hari meskipun tanpa bahan pengawet. Jika mau dibawa ke luar kota, sate dimasukkan dalam kemasan yang terbuat dari bilah bambu yang dianyam berbentuk kotak, atau biasa disebut dengan besek. Ketika berkunjung ke Ponorogo jangan lupa mencicipi lezatnya sate khas Ponorogo ini di gang sate. Alternatif tempat yang lain adalah di sekitar Jalan Soekarno-Hatta, Jalan Jendral Soedirman dan Jalan Gajahmada, atau persis di depan BCA Ponorogo yang dikenal dengan Perempatan Ngepos Ponorogo. Di sana berderet-deret penjual sate.

2. Pecel Ponorogo

Masih terbawa nuansa Madiun, Ponorogo selain memiliki makanan khas berupa sate ayam Ponorogo juga mempunyai makanan khas lain yang tidak kalah enak yaitu Pecel Ponorogo. Bagi pecinta makanan pedas jangan lupa untuk mencoba pecel Ponorogo. Pecel pedas ini memadukan kembang turi, bayam, kenikir, daun pepaya, kecambah atau tauge, lalu ada aksesoris petai

cina atau lamtoro (Bahasa Jawa) dan daun kemangi yang disebut trancam. Lalu diberi sambal kacang yang pedasnya mantap. Untuk melengkapi menu, di meja saji biasanya juga disediakan aneka macam gorengan menarik yang meminta untuk dicoba. Ada trasi dele (yang kali ini menggunakan ketela, bukan gaplek), rimbil yang terbuat dari kelapa, lalu tahu pong goreng, tempe, hingga telur dadar. Hanya dengan Rp 2.500,00 sudah dapat menikmati lezatnya pecel Ponorogo.

Untuk mendapatkan Pecel Ponorogo juga tidaklah sulit. Banyak sekali rumah makan yang menyediakan makanan murah meriah ini. Jika malam hari juga banyak ditemui warung pecel Ponorogo di Jalan Gatot Subroto tepatnya di sebelah selatan Aloon-aloon Ponorogo. Kalau ingin menikmati pecel pedas ada di Jalan Barong No. 52 Kertosari Ponorogo.

3. Jenang Dodol

Makanan ini terbuat dari bahan dasar ketan yang biasanya disajikan sebagai makanan kecil dalam acara hajatan warga Ponorogo. Jenang dodol yang sangat terkenal di Kabupaten Ponorogo adalah jenang dodol Teguh Raharjo dan jenang Mirah. Jenang dodol asli Ponorogo mempunyai ciri khas tersendiri berbeda dengan jenang dodol dari daerah lain.

4. Dawet Jabung

Di Ponorogo ada satu desa yang sangat terkenal dengan dawetnya, yaitu Desa Jabung. Letaknya sekitar 7 km ke arah selatan kota, antara Jeruk Sing-Jetis, dekat dengan Pondok Modern Darussalam, Gontor, Ponorogo. Dawetnya sendiri terbuat dari tepung aren yang kemudian dibentuk seperti lazimnya bentuk dawet kebanyakan. Kuah dawetnya terdiri dari santan kelapa muda yang ditambah dengan gula aren dan sedikit garam. Untuk memperkaya rasa, maka biasanya ditambahkan tape ketan dan irisan buah nangka. Semuanya dimasukkan salam satu mangkok kecil dan ditambah dengan es batu.

Dawet Jabung cocok dinikmati dalam segala suasana, terutama ketika terik matahari. Harganya sangat murah, hanya seribu rupiah untuk sebuah

kesegaran yang sangat khas dan nikmat. Kalau mau tambah jajanan, bisa langsung menyantap berbagai gorengan yang telah tersedia, dengan harga yang sangat murah juga tentunya hanya lima ratus rupiah.

d. Potensi Wisata Buatan

Terdapat beberapa wisata buatan di Kabupaten Ponorogo, antara lain : 1. Kolam Renang Tirto Menggolo

Ponorogo selain memiliki obyek wisata alami Telaga Ngebel, Air Terjun Pletuk, Taman Wisata Ngembag, dan lain-lain, ternyata juga memiliki obyek wisata kolam renang yang cukup asri dan ideal. Kolam renang dengan nama ”Tirto Menggolo” yang menggambarkan istilah jawa ”Tirto” yang berarti air, dan ”Menggolo” yang diambil dari nama belakang tokoh babad Ponorogo, Warok Suromenggolo. Bertempat di Jalan Pramuka, kolam renang Tirto Menggolo cukup strategis karena berada di satu kompleks dengan Gelanggang Olahraga dan Stadion Bathoro Kathong. Sehingga, dengan ramainya olah raga tersebut, animo masyarakat untuk berkunjung semakin besar.

Didesain juga sebagai wahana piknik untuk keluarga, kolam renang Tirto Menggolo menyediakan fasilitas-fasilitas yang sangat mendukung. Salah satunya dengan mengandalkan fasilitas utama berupa dua macam kolam renang yang cukup modern. Satu kolam untuk anak-anak dengan kedalaman maksimal 1 meter, dan satu kolam lagi untuk dewasa dengan kedalaman maksimal 4 meter.

Selain itu, Tirto Menggolo juga menyediakan fasilitas kantin dan MCK yang bersih dan terawat. Ada juga taman yang dilengkapi dengan wahana bermain untuk anak-anak. Hanya dengan harga tiket masuk (HTM) dewasa Rp 7.500,00 maka kita bisa menikmati akhir pekan yang menyenangkan bersama teman dan keluarga di kolam renang Tirto Menggolo.

2. Peran Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten

Dokumen terkait