• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan air bersih dengan sistem non perpipaan adalah sistem pemenuhan kebutuhan air yang diperoleh langsung dari sumbernya, tanpa melalui jaringan penyaluran/pipa,

yaitu dengan sarana berupa sumur gali (SGL), sumur pantek/bor (SPT) ,perlindungan mata air (PMA), penampungan air hujan, pengeboran air tanah dalam dan lain-lain. Tiap SGL dan SPT biasanya melayani 1 rumah penduduk. Sedang PMA bisa melayani banyak rumah, tergantung debit mata airnya. Ada beberapa mata air yang digunakan penduduk dalam memenuhi kebutuhan air minum di Kabupaten Brebes.

a. Aspek Teknis Cakupan Layanan

Cakupan layanan air bersih perkotaan saat ini hampir merata di seluruh IKK di Kabupaten Brebes kecuali Kecamatan Songgom, Larangan, Tanjung dan Losari. Untuk air bersih perdesaan cakupannya adalah daerah yang tidak mendapatkan layanan air bersih perkotaan. Hampir semua desa di Kabupaten Brebes telah terpenuhi air bersihnya baik dengan sistem mata air permukaan, sumur dangkal maupun sumur dalam. Untuk di daerah tengah dan utara Kab. Brebes saat ini cakupannya masih sangat kecil di beberapa desa masih mengandalkan saluran irigasi untuk kegiatan mck, saat musim kemarau tidak ada air baku untuk air bersih sehingga harus didrop oleh tangki PDAM untuk mencukupi kebutuhan air bersihnya. Untuk desa-desa yang mempunyai sumber air tetapi masih ada pedukuhan di desa yang belum terlayani kebutuhan air bersihnya sejak tahun 2008 dipenuhi melalui Program PAMSIMAS, hingga saat ini sudah 24 (dua puluh empat) desa yang terlayani.

Sedangkan cakupan wilayah untuk PDAM antara lain :

A. Wilayah 1, terdiri dari : Kecamatan Brebes , Kecamatan Jatibarang , Kecamatan Wanasari .

B. Wilayah 2, berada di Kabupaten Brebes Bagian selatan seperti Kecamatan Paguyangan , Kecamatan Bantarkawung , Kecamatan Bumiayu , Kecamatan Sirampog , Kecamatan Tonjong dan Kecamatan Salem

C. Wilayah 3, berada di Kabupaten Brebes bagian barat seperti Kecamatan Banjarharjo , Kecamatan Kersana , Kecamatan Larangan dan Kecamatan Songgom.

D. Wilayah 4, berada di Kabupaten Brebes bagian Tengah seperti Kecamatan Ketanggungan , Kecamatan Tanjung , Kecamatan Bulakamba dan Losari. Hingga akhir tahun 2009 diidentifikasi bahwa cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Brebes sebesar 16.187 sambungan rumah, Hydran Umum 87 unit, TA 103 unit. Jadi baru 7,19% penduduk yang terlayani. sedangkan pada tahun 2006 jumlah

sambungan rumah (SR) mencapai 14.824 pelanggan. Cakupan pelayanan sampai tahun 2009 selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.10

Cakupan Pelayanan Air Bersih di Kabupaten Brebes Tahun 2009

Sumber : PDAM Kabupaten Brebes, Tahun 2009

Teknis dan Teknologi

Kondisi pelayanan air bersih saat ini di Kabupaten Brebes masih ada beberapa desa dan IKK yang belum terpenuhi air bersihnya, secara garis besar ada beberapa sistem yang dipakai dalam pengelolaan air bersih antara lain dengan sistem perpipaan tertutup yang dilakukan oleh PDAM Kab. Brebes, di perdesaan ada yang menggunakan sistem perpipaan tertutup hingga hidran umum, bahkan sampai dengan sambungan rumah (Program PAMSIMAS), adapula dengan pengambilan terbuka pada mata air (mata air tidak dilindungi atau ditangkap) ini biasanya di desa untuk keperluan perseorangan untuk mencukupi kebutuhan air bersihnya. Hasil studi EHRA pada bulan Juni 2010 diperoleh data bahwa masih banyak sumber air bersih yang berasal dari sumur dangkal yang tercemar, dimana dari 55,3% responden yang memiliki sumur, 64,2% sumurnya tidak ditutup, 48% tidak disemen, 69,3% tidak ada

saluran, 52,2% tidak bercincin, dan 74,4% jarak antara sumur dengan tangki septic kurang dari 10 meter.

Pemanfaatan air minum oleh masyarakat dari jaringan PDAM sebagian besar adalah untuk rumah tangga. Pemanfaatan lainnya adalah untuk fasilitas social, pemerintahan, perdagangan dan industri. Di Kabupaten Brebes banyak terdapat daerah-daerah rawan air bersih, yang disebabkan ketiadaan sumber air baku, kesulitan mengambil air baku karena jaraknya yang jauh dari permukiman, mahalnya harga jual air bersih/air minum, rendah/jeleknya kualitas sumber air baku.

Kawasan pedesaan adalah prosentase terbesar dari sumber kerawanan air bersih, terlebih lagi mayoritas penduduknya adalah masyarakat miskin. Dewasa ini dengan melonjaknya harga BBM dan kenaikan harga sembilan bahan pokok, maka dirasa perlu untuk mengurangi beban masyarakat desa yang berpenghasilan rendah dan mempunyai derajat kesehatan yang kurang baik. Untuk mengurangi beban mereka dengan jalan melaksanakan proses air minum yang sehat, murah, aman dan terjangkau.

Pembangunan air minum berbasis masyarakat dipercaya mampu memenuhi kebutuhan secara lebih tepat, cepat dan berpeluang lebih besar untuk keberlanjutan adalah pelayanan yang diinisiasi, disiplin, ketetapan dan dikelola oleh masyarakat secara mandiri.

Tujuan pembangunan air minum berbasis masyarakat di Kabupaten Brebes adalah agar masyarakat dapat mengentaskan program air minum secara mandiri dengan menggunakan sistim yang sesuai dengan kondisi dan budaya setempat. Tahapan kegiatan penyediaan air minum berbasis masyarakat adalah :

1) Rembug warga yang dilaksanakan oleh masyarakat

2) Penyusunan proposal kepada pemerintah Kabupaten Brebes

3) Penyaringan proposal oleh Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Brebes

4) Perencanaan oleh masyarakat didampingi oleh pembina teknis dari Dinas Pekerjaan Umum dan PDAM

5) Tahap pembangunan, bantuan perpipaan adalah oleh Pemerintah Pusat dan

sharing dana oleh Pemerintah Kabupaten Brebes

6) Pemasangan pipa dan pembangunan konstruksi instalasi bangunan air

7) Serah terima oleh masyarakat dan pokok ke III ke DPU dilanjutkan dari DPU ke Organisasi Pengelola Air (Badan Musyawarah Pengelola Air Minum Desa).

8) Pengelolaan oleh BAMUS AM Desa

b. Aspek Pendanaan

Penduduk yang memakai sistem jaringan non perpipaan mengunakan dana masyarakat untuk mendapatkan sumber air. Tetapi sebagian lagi (terutama saat musim kemarau) di kawasan pedesaan memenuhi air minum dengan mengharap bantuan air bersih PDAM dari Pemerintah Daerah.

c. Aspek Kelembagaan

Penyediaan Air Bersih di Kabupaten Brebes dibagi menjadi 2 (dua) yaitu Sistem Air Bersih Perkotaan dan Sistem Air Bersih Perdesaan. Untuk Perkotaan sebagai tanggung jawab PDAM Kab. Brebes yang mengelola jaringan air bersih perkotaan, di perdesaan sebagai tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab. Brebes dalam hal penyediaan prasarana dan sarananya, adapun pengelolaan sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat.

d. Aspek Peraturan Perundangan

Peraturan perundangan yang menjadi landasan hukum dalam penyelenggaraan penyediaan air minum di Kabupaten Brebes adalah:

• Undang-Undang Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia No. 7

Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang

Pengaturan Air.

• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

• Keputusan Presiden Republik Indonesia Keputusan Presiden Republik Indonesia

Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. Keputusan Menteri Republik Indonesia Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/ 2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA). Petunjuk Teknis

• Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran Dalam Penyediaan Air Bersih.

• Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman.

• Peraturan daerah Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 7 tahun 1992 tentang Pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum Surat Keputusan Bupati Brebes

• Surat Keputusan Bupati Brebes Nomor.690/ 071 tentang tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum Tahap II Mulai 2007

• Surat Keputusan Bupati Brebes Nomor : 690 / 729 Tahun 2009 tentang Tarif Air

Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum Wilayah Utara dan Selatan

e. Aspek Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat dan jender sangat dibutuhkan dalam pengelolaan air bersih, ini dikarenakan kebutuhan air bersih tiap tahun meningkat sementara jumlah debit air yang ada tiap tahun berkurang. Saat ini bagi masyarakat yang kebutuhan air bersihnya tercukupi masih belum ada kesadaran untuk berbagi air bersih dengan masyarakat yang lain, mereka lebih senang bila air di rumahnya terbuang percuma, ini terjadi di desa-desa yang sumber airnya berlimpah. Untuk di daerah perkotaan masih terlihat adanya pemborosan dalam penggunaan air yang melalui meter PDAM belum adanya kesadaran hemat air dalam rumah tangga.