• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyediaan sistem drainase diharapkan mampu membebaskan dari genangan, atau setidaknya bila terjadi genangan frekuensi dan ketinggiannya rendah dan durasinya tidak lama. Yang pertama harus diselamatkan dari genangan ini adalah kawasan perdagangan dan permukiman.

D. Rumusan Masalah

Permasalahan utamanya adalah belum adanya skenario yang jelas dalam pembagian alur air sehingga banyak saluran-saluran drainase yang tidak terintegrasi dengan baik ditambah pula dengan peningkatan jumlah penduduk di perkotaan yang sangat cepat, dimana peningkatan jumlah penduduk selalu diikuti dengan peningkatan perumahan dan peningkatan limbah baik limbah cair maupun padat (sampah).

Permasalahan drainase Kota Brebes dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: peningkatan debit, penyempitan dan pendangkalan saluran, limbah, sampah dan pasang surut air laut.

Genangan

Penduduk di Kota Brebes masih kurang mendapat pelayanan drainase yang baik. Beberapa tempat terjadi genangan, umumnya, terdapat di daerah pusat kota dengan dampak yang cukup dirasakan penduduk kota. Besaran genangan atau kualitas genangan yang ada di Kota Brebes saat ini dikelompokkan dalam kategori sedang. Namun disamping untuk mengatasi masalah genangan yang mengganggu penduduk saat ini (basic need), program drainase pun diupayakan mengantisipasi genangan yang akan timbul akibat perubahan fungsi lahan oleh pembangunan.

Persoalan langsung yang diakibatkan oleh kondisi sistem drainase yang ada yaitu beberapa lokasi genangan yang mengenangi jalan, permukiman maupun kawasan- kawasan strategis.

Permasalahan Pemeliharaan Drainase

Pemeliharaan drainase dilihat dari permasalahan yang muncul terutama pada drainase sekunder seharusnya lebih dititikberatkan pada pemeliharaan karena banyaknya sedimen dan sampah padat rumah tangga didalam saluran drainase sekunder. Penyuluhan terhadap masyarakat yang bermukim di sekitar drainase sekunder terhadap kebiasaan membuang sampah ke dalam saluran drainase yang akibatnya mengganggu fungsi drainase sekunder. Untuk drainase primer diprioritaskan untuk pengerukan sedimen paling tidak 3 tahun sekali serta

penyuluhan kepada masyarakat yang tinggal di sepanjang drainase primer karena dari hasil pengamatan banyak masyarakat membuang limbah manusia langsung ke drainase primer sehingga akan mempercepat tumbuhnya tanaman air yang akhirnya mengganggu fungsi saluran drainase primer. Permasalahannya adalah belum adanya program pemeliharaan non teknis yang dilaksanakan secara kontinyu dan tepat sasaran. Pemeliharaan secara teknis diharapkan mampu menyempurnakan kondisi fisik saluran yang sifatnya lebih banyak pada rehabilitasi. Permasalahan yang timbul adalah terbatasnya anggaran untuk pemeliharaan saluran.

Kelandaian topografi wilayah Kota Brebes yang hampir seragam dari arah selatan ke utara membentuk jaringan saluran drainase yang hampir-hampir paralel mengalirkan air dari selatan ke utara pula. Pada daerah inlet major drain tersebut potensial terjadi aliran tunggu, lebih-lebih pada saat terjadi banjir.

Aliran tunggu terjadi akibat tertutup atau terhambatnya aliran pada bagian hilir, sementara dari bagian hulu air terus bertambah. Bila aliran tunggu itu terjadi dalam waktu yang cukup lama akan meluap dan menimbulkan genangan. Untuk mengantisipasi aliran tunggu pada daerah inlet major drain perlu dibuat beberapa long storage, dan beberapa polder.

Permasalahan Sosial

Permasalahan sosial yang mempengaruhi kondisi sistem drainase Kota Brebes adalah sebagai berikut:

•Kepadatan penduduk yang tidak merata berakibat beberapa kawasan permukiman

sangat padat khususnya daerah sekitar pasar Brebes terkesan kumuh

•Budaya masyarakat kota yang kurang peduli pada lingkungan yakni dengan membuang sampah ke sungai dan saluran-saluran drainase sehingga fungsi drainase tersebut tidak optimal dalam mengalirkan air

Permasalahan yang dihadapi adalah adanya genangan yang terjadi saat musim penghujan yang cukup merata di semua IKK di Kabupaten Brebes. Hal ini memerlukan penanganan yang cukup serius dari Pemerintah Kabupaten Brebes. Permasalahan Drainase di Kabupaten Brebes saat ini sangat mendesak untuk ditangani, ada tiga bagian wilayah yang harus ditangani yaitu wilayah utara/pesisir, wilayah tengah dan selatan. Sarana drainase yang telah dibangun di ketiga wilayah tersebut masih fokus di IKK Kecamatan dan kecuali di Kota Brebes yang mengacu pada Master Plan Drainase Kota Brebes, Adapun permasalahan yang ada sebagai berikut :

•Hampir seluruh penduduk Kabupaten Brebes sudah dilayani oleh sarana drainase tetapi sebagian besar sudah rusak dan belum berfungsi secara optimal.

•Terjadinya genangan pada saat musim penghujan potensi di seluruh IKK di Kab.

Brebes, Kota Brebes menempati posisi tertinggi dalam luas genangan mulai dari Kaligangsa hingga Alun-alun Brebes, tinggi genangan berkisar antara 30-50 cm

•Sebagian besar saluran drainase di Kabupaten Brebes terjadi sedimentasi oleh lumpur.

•Dibeberapa saluran (drainase) di Kabupaten Brebes difungsikan sebagai tempat pembuangan sampah sehingga akan menghambat laju aliran air (debit air)

•Pemeliharaan saluran/drainase yang terbatas

•Beberapa bangunan sipil talud saluran (drainase) di Kabupaten Brebes mengalami kerusakan.

•Dimensi saluran/drainase yang kurang sesuai dengan kondisi lapangan, sebagian besar terlalu sempit.

Beberapa hal masih terlihat perilaku masyarakat terhadap sarana drainase adalah sebagai berikut :

•Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai jaringan pembuangan limbah home industri tanpa melalui proses pengolahan limbah terlebih dahulu.

•Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai TPS (tempat pembuangan sampah) yang praktis.

•Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai jamban untuk BAB.

•Di atas drainase lingkungan masyarakat sering mendirikan bangunan untuk kegiatan bisnis/mendirikan kios.

4.5.3 Analisa Permasalahan dan Rekomendasi A. Analisa Kebutuhan

Kebutuhan drainase suatu kawasan tergantung dari beberapa faktor, antara lain luas Daerah Tangkapan Air hujan (DTA), besarnya air yang bisa terserap oleh tanah (Kapasitas Infiltrasi Tanah) dan besarnya air yang menguap (evaporasi). Kapasitas infiltrasi kecuali tergantung oleh jenis tanah, tergantung pula pada tata guna lahan yang ada. Makin luas kawasan terbangun makin kecil kapasitas infiltrasi tanah. Air yang tidak

terserap tanah dan tidak menguap akan menjadi aliran permukaan (Run-Off) yang sewaktu – waktu menjadi genangan.

Oleh karena sebagian besar wilayah merupakan daerah hilir (muara), dengan demikian maka Debit Limpasan (Q) merupakan gabungan debit dari beberapa sungai. Hal ini mengakibatkan terjadinya banjir di perkotaan pada saat debit limpasan sungai tinggi (pada saat musim penghujan). Kondisi tersebut (banjir) diperparah dengan karakteristik wilayah dimana perbandingan panjang sungai dan perbedaan ketinggian (kontur) sangat kecil sehingga kecepatan aliran air dari daerah hulu akan sangat lambat, sehingga mengakibatkan tingginya sedimentasi pada saluran.