• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana air minum di Kabupaten Brebes adalah menyediakan air minum yang diprioritaskan bagi yang belum terlayani dan daerah yang rawan air bersih pada saat musim kemarau.

Permasalahan utama, penyebab masalah yang dihadapi PDAM dan rencana tindak perbaikan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1) AIR BAKU

a) Permasalahan

b) enyebab Masalah

• Pada saat musim kemarau berebut air baku dengan pengguna lainnya

(petani sawah dan peternak ikan ).

c) Rencana Tindak

• Kerjasama dengan pihak PERHUTANI untuk meningkatkan pasokan air

baku dari Mata Air;

• Koordinasi dengan para pengguna lainnya (petani sawah) dengan

memberikan bantuan pompa untuk pengairan sawah kelompok Tani.

2) UNIT PRODUKSI

a) Permasalahan

• Guna mengantisipasi perkembangan jumlah pelanggan 5 th kedepan,

kapasitas yang ada saat ini tidak mencukupi

b) Penyebab masalah

• Tidak ada IPA cadangan

c) Rencana Tindak

• Pembuatan IPA Baru

3) UNIT DISTRIBUSI

a) Permasalahan

• Beberapa unit distribusi belum terpasang WM Induk

b) Penyebab masalah

• Masih terdapat pipa transmisi dan distribusi jenis ACP yang berusia lebih dari 20 th

• Meter pelanggan banyak yang sudah berusia lebih dari 4 th belum

sepenuhnya diganti

c) Rencana Tindak

• Pengadan/pemasangan Meter Induk di unit distribusi

• Penggantian pipa ACP secara bertahap

• Penggantian meter air pelanggan (SR) secara bertahap 4.800/th

4) Aspek Manajemen

a) Masalah

• Masih rendahnya konsumsi pemakaian air

b) Penyebab masalah

• Jaringan pipa distribusi tidak sempurna

• Penerapan klasifikasi pelanggan belum sepenuhnya sesuai

c) Rencana Tindak

• Normalisasi jaringan distribusi (perbaikan jaringan )

• Reklasifikasi pelanggan D. Rumusan Masalah

Penyediaan air bersih saat ini yang menjadi masalah adalah keterbatasan debit air yang ada dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Brebes, di daerah pantura saat musim kemarau datang air menjadi sangat sulit sehingga perlu droping tangki air PDAM, masyarakat hanya mengandalkan sumur dangkal yang saat itu akan kering. Sementara di daerah selatan yang menjadi permasalahan adalah pengelolaan air bersih perdesaan yang belum kuat secara kelembagaan, administrasi dan teknis, masyarakat hanya mengandalkan aliran air di jaringan yang ada belum berfikir untuk pengelolaan secara baik.

Secara garis besar permasalahan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Tingkat pelayanan eksisting masih kurang memenuhi kebutuhan air minum di Kabupaten Brebes ( cakupan pelayanan rendah );

2) Sarana dan prasarana produksi, transmisi, distribusi sudah tua ( tidak dapat dilakukan perawatan peralatan/ maintenance )

3) Tarif air minum yang diberlakukan belum dapat menutup biaya operasional pengolahan air per meter kubik ( belum full cost recovery ) sedangkan investasi untuk mengganti sarana prasarana yang ada dan memperluas cakupan pelayanan sangat tinggi;

4.6.3 Analisis Permasalahan dan Rekomendasi A. Analisis Kebutuhan Prasarana Air Minum

a. Analisis Kondisi Pelayanan

Tingkat pelayanan PDAM mengalami peningkatan untuk wilayah perkotaan dan pedesaan.

Saat ini total tingkat pelayanan air minum dilayani dengan sistem non perpipaan dan sistem perpipaan, baik dilayani PDAM maupun DAK dan PAMSIMAS. Sistem non perpipaan mempunyai masalah klasik yaitu kontinuitas sumber airnya tidak dapat

diandalkan, karena pada musim kemarau terjadi kekeringan. Di Kabupaten Brebes masih terdapat IKK rawan air bersih dan desa rawan air.

b. Analisis Kebutuhan Air

Sudah dijelaskan di muka bahwa meskipun saat ini total tingkat pelayanan air minum diantaranya dilayani dengan sistem non perpipaan yang kontinuitas sumber airnya tidak dapat diandalkan, karena pada musim kemarau terjadi kekeringan. Oleh karena itu analisa kebutuhan air untuk masa mendatang ditentukan terhadap tingkat pelayanan sistem perpipaan yang kontinuitasnya relatif lebih stabil.

Adapun kebutuhan Air Minum secara rinci adalah sebagai berikut:

1) Kebutuhan domestik meliputi pelanggan dengan golongan Sosial, Rumah

tangga, dan kantor. Kriteria yang digunakan :

a) Pemakaian air untuk SR= 150 lt/org/hr

b) Pemakaian untuk HU/TA = 60 lt/org/hr (standar pelayanan minimum)

2) Kebutuhan non-domestik meliputi : pelanggan golongan niaga, industry dan khusus ( pelabuhan darat, laut dan udara ). Kriteria yang digunakan Kebutuhan industri dengan kriteria pemakaian air = 5% dari total kebutuhan air domestik;

3) Kriteria pemakaian di untuk per hari rata-rata = 1,15; pemakaian hari maksimum = 1,5 pemakaian hari rata-rata; dan pemakaian air untuk jam

puncak = 1,5 – 1,75 pemakaian hari maksimum

c. Analisa Sistem Prasarana dan Sarana Air Minum

Secara garis besar hasil analisis sistem Prasarana dan Sarana Air Minum dirumuskan sebagai berikut:

1) Peralatan unit produksi, transmisi dan distribusi yang ada sudah tua dan tidak terdapat cadangan untuk investasi peralatan biaya sangat tinggi, PDAM maupun Kabupaten belum mampu membiayai;

2) Produksi air bersih berada pada kapasitas minimum (iddle capasity

mendekati nol) sehingga belum dapat mensupai kebutuhan air secara maksimum;

3) Sumber air baku terbatas dan sumber air baku yang ada masih perlu pengolahan lebih lanjut;

4) Panjang unit transmisi air minum yang ada sekarang belum dapat memenuhi

5) Kondisi jaringan yang ada saat ini belum cukup untuk melayani kebutuhan dan belum menjangkau seluruh kawasan Kabupaten Brebes.

d. Analisa Kebutuhan Program

Secara garis besar hasil analisis sistem Kebutuhan Program dirumuskan program yang dapat meningkatkan pelayanan sebagai berikut:

1) Peningkatan dan optimalisasi PDAM Kabupaten Brebes

2) Pengoptimalan IPA tiap wilayah pelayanan dengan up grade maupun upaya

optimalisasi lainnya.

3) pembuatan bronkaptering di setiap desa yang mempunyai sumber mata air.

4) pembuatan sumur pompa maupun sumur dalam di setiap desa yang

mengalami rawan air.

5) penyediaan HU di tiap-tiap desa yang mengalami rawan air.

e. Rekomendasi

1) AIR BAKU

a) Kerjasama dengan pihak PERHUTANI untuk meningkatkan pasokan air

baku;

b) Koordinasi dengan para pengguna lainnya (petani sawah) dengan

memberikan bantuan pompa untuk pengairan sawah kelompok Tani.

2) UNIT PRODUKSI

a) Pembuatan IPA Baru dan perpipaan Transmisi

3) UNIT DISTRIBUSI

a) Pengadaan/pemasangan Meter Induk di unit distribusi

b) Penggantian pipa ACP secara bertahap

c) Penggantian meter air pelanggan (SR) secara bertahap

4.800/thNormalisasi jaringan distribusi (perbaikan jaringan )

4) ASPEK MANAJEMEN

4.6.4 Sistem Prasarana yang Diusulkan A. Sistem Non Perpipaan

Pelayanan air bersih dengan sistem non perpipaan adalah sistem pemenuhan kebutuhan air yang diperoleh langsung dari sumbernya, tanpa melalui jaringan penyalur / pipa. Sumber air bersih non perpipaan berasal dari air tanah yang dimanfaatkan melalui pembuatan sumur gali maupun pompa serta penyediaan PAH dan HU. Selain itu, juga dapat diperoleh dari air permukaan (sungai dan mata air) yang dimanfaatkan langsung oleh masyarakat dengan cara mengambil langsung dari sumbernya.

Sumber air bersih dari non perpipaan adalah dari alam, maka ketersediaannya sangat bergantung pada kondisi alam. Oleh karena itu, proyeksi pemenuhannya tidak dapat diperhitungkan, hanya dengan cara melestarikan sumber daya alam yang ada. Pencanangan upaya pelestarian alam dapat dijadikan usaha yang tepat untuk menjaga kelangsungan sumber daya air agar dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan komsumsi yang ada.