Kondisi LingkunganSubak Jatiluwih
Secara umum Subak Jatiluwih berada pada ketinggian antara 750–
1500 mdpl,oleh karena itu kontur lahan di Kawasan Jatiluwih didominasi oleh lahan bergelombang.Morfologi lahan di Kawasan Jatiluwih merupakan daerah perbukitan dan pegunungan, di mana terdapat empat gunung berdekatan yaitu Gunung Batukaru (2.276 m), Gunung Sangiyang (2.097 m), Gunung Pohen (2.055 m) dan Gunung Adeng (1.811 m).
Wilayah permukaan tanahKawasan Jatiluwih tersusun oleh formasi geologi yang beragam. Batuan yang lebih muda adalah tufa dan endapan lahar Buyan-Bratan dan Batur yang terbentuk pada era kuarter.
Sementara pada daerah pegunungan terdapat batuan gunung api dari kerucut-kerucut Gunung Pohen, Gunung Sangiyang dan Gunung Adeng.Berdasarkan formasi geologi tersebut maka Kawasan Jatiluwih merupakan wilayah yang subur untuk pertanian karena sebagian besar berupa endapan dari serentetan gunung api yang terletak di sisi bagian utara memanjang dari ujung barat sampai ujung timur wilayahnya.
Kondisi klimatologi Kawasan Jatiluwih pada umumnya mengikuti kondisi klimatologi Kabupaten Tabanan yang mempunyai iklim tropis dengan curah hujan rata-rata cukup tinggi. Suhu rata-rata di Kawasan Jatiluwih mencapai 27ºC dengan suhu terendah 24ºC dan suhu tertinggi 30ºC. Kelembaban udara berkisar antara 74–77% dan curah hujan tahunan rata-rata berkisar 2.155–3.292mm. Tipe hujan dicirikan dengan turunnya hujan bermusim yang umumnya pada bulan Nopember sampai Mei, dan musim kemarau pada bulan April sampai September.
Berdasarkan kondisi iklim dan curah hujan tersebut masyarakat di Kawasan Jatiluwih banyak yang mengembangkan kegiatan pada bidang pertanian dan perkebunan.
Sistem Subak Jatiluwih
Subak Jatiluwih adalah suatu lahan persawahan yang terletak di Desa Jatiluwih Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.Secara keseluruhan luas Subak Jatiluwih adalah 348 ha.Subak Jatiluwih terbagi atas tujuh sub subak atau tempek, dengan panjang saluran irigasi dari sumber air hingga ke sawah tiap petani mencapai 33.383 m (Dinas Kebudayaan Provinsi Bali). Sumber air irigasi di Subak Jatiluwih didapat dari mata air, air terjun dan beberapa sungai yang melintasi Subak Jatiluwih seperti Sungai Yeh Ho, Sungai Yeh Baat, Sungai Munduk Abangan dan Sungai Yeh Pusut. Gambar 4.1 berikut menampilkan wilayah Subak Jatiluwih.
Subak Jatiluwih dipimpin oleh seorang pekaseh yang saat ini dipimpin oleh Nyoman Sutama dan terdiri tujuh sub subak atau tempekyang masing-masing dipimpim oleh klian tempek. Anggota Subak Jatiluwihbukan hanya berasal dari Desa Jatilwuih saja namun juga berasal dari berbagai desa di sekitar Desa Jatiluwih hingga ke Kecamatan Penebel.Anggota Subak Jatiluwihatau biasa disebut dengankramasubak dibedakan dalam tiga kelompok sebagai berikut.
1. Krama Pengayah atau anggota aktif, yaitu anggota subak yang secara aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan subak seperti gotong royong, pemeliharaan, perbaikan fasilitas subak, upacara-upacara keagamaan yang dilakukan oleh subak, rapat subak dan lain sebagainya.
2. Krama Pengempelatau anggota pasif, yaitu anggota subak yang karena alasan tertentu tidak terlibat secara aktif dalamkegiatan-kegiatan subak. Sebagai gantinya anggota ini membayar dengan sejumlah beras atau uang yang biasa disebut pengoot atau pengampel, yangbesarannya disepakati dalam rapat anggota subak menjelang musim tanam.
Gambar 4.1 Wilayah Subak Jatiluwih
(Sumber: Citra Google Earth dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali)
3. Krama Leluputan atau anggota khusus, yaitu anggota subak yang dibebaskan dari berbagai kewajiban anggota subak, karena yang bersangkutan memegang jabatan tertentu di dalam masyarakat seperti Pemangku suatu pura, Bendesa Adat (pimpinan desa adat), Perbekel (Kepala Desa), Sulinggih dan lain sebagainya.
Struktur organisasi pada Subak Jatiluwih digambarkan pada gambar 4.2 sebagai berikut.
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Subak Jatiluwih
(Sumber: Hasil Wawancara dengan PekasehSubak Jatiluwih)
Sub Subak Umakayu
Sub Subak atau Tempek Umakayu adalah salah satu sub Subak Jatiluwih yang terletak di hulu, bahkan paling hulu di antara sub subak atau tempek lainnya. Sub Subak Umakayu memiliki luas sekitar 44 ha dengan jumlah anggota subak sebanyak kurang lebih 30 orang. Sub Subak Umakayu memiliki sebuah bedugul dengan sumber air utama terletak di Pangkung Mekayu di kawasan hutan di bagian hulu subak, dengan debit air yang cukup besar. Setidaknya terdapat tiga sumber air lainya yang juga mengaliri Sub Subak Umakayu.Gambar 4.3 mengambarkan wilayah Sub Subak Umakayu.
Kondisi saluran irigasi pada Sub Subak Umakayu sebagian besar dalam kondisi yang kurang baik, sehingga banyak air irigasi yang mengalir di saluran irigasi tidak seluruhnya sampai ke kawasan subak.Oleh karena itu banyaknya sumber mata air yang dimiliki Sub Subak Umakayu tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga memungkinkan terjadinya kekeringan pada musim kemarau.Pemandangan alam di Sub Subak Umakayu sangat indah sehingga berpeluang untuk dikembangkan pada bidang pariwisata alam.
Gambar 4.3
Wilayah Sub Subak Umakayu
(Sumber : Citra Google Earth dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali)
Sub Subak Gunung Sari
Sub Subak Gunung Sari terletak berbatasan dengan Sub Subak Umakayu. Sub Subak Gunung Sari memiliki luas sekitar 52 ha dengan jumlah anggota subak sebanyak kurang lebih 57 orang. Sub Subak Gunung Sari mempunyai beberapa sumber air irigasi di antaranya adalah mata air dan Air Terjun Suranadi. Air terjun tersebut terletak di hulu Desa Gunung Sari dan merupakan sumber air irigasi yang sangat potensial untuk mengaliri subak.Air terjun tersebut tidak hanya mengaliri Sub Subak Gunung Sari namun juga pada Sub Subak Telabah Gede.Banyaknya sumber air di Sub Subak Gunung Sari menyebabkan subak Gunung sari jarang mengalami kekeringan. Namun kerusakan aliran irigasi yang tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan debit air dari tersebut kurang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mengaliri subak. Selain sebagai sumber air irigasi, air terjun pada Sub Subak Gunung sari juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata berbasis alam.Gambar 4.4 mengambarkan wilayah Sub Subak Gunung sari.
Gambar 4.4
Wilayah Sub Subak Gunung Sari
(Sumber : Citra Google Earth dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali)
Sub Subak Telabah Gede
Sub Subak Telabah Gede adalah sub subak yang sering disebut dengan Subak Jatiluwih, karena Sub Subak Telabah Gede terletak di tengah-tengah jalan utama Desa Jatiluwh. Sub Subak Telabah Gede memiliki luas 114 ha dengan jumlah anggota subak kurang lebih sekitar 110 orang. Sub Subak Telabah Gede memiliki pemandangan yang sangat indah dan banyak dikunjungi wisatawan. Sub Subak Telabah Gede mempunyai sebuah Pura Bedugul (Pura sebagai pemujaan Dewi Sri atau Dewi Kesuburan) yang terletak di lokasi yang sangat strategis yaitu hulu subak. Sub Subak Telabah Gede hanya memiliki satu sumber air yang berada di bagian hulu subak, berjarak 3 km dari sawah terdekat yang kemudian dialirkan ke bendung Jatiluwih. Di bendung ini terdapat saluran untuk menyalurkan air irigasi ke Sub Subak Gunung Sari yang kondisinya rusak sehingga banyak air irigasi yang hilang dalam perjalanan.Oleh kerena itu Sub Subak Telabah Gede sangat rawan mengalami kekeringan pada musim kemarau.Gambar 4.5 mengambarkan wilayah Sub Subak Telabah Gede.
Gambar 4.5
Wilayah Sub Subak Telabah Gede
(Sumber : Citra Google Earth dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali)
Sub Subak Kedamaian
Sub Subak Kedamaian memiliki luas 46 ha dengan jumlah pemilik lahan sekitar 60 orang. Sesuai dengan namanya Sub Subak Kedamaian mampu memberikan suasana yang sangat damai apabila kita berkunjung, yaitu dengan pemandangan hamparan sawah yang indah. Sub Subak Kedamaian memiliki sebuah bedugul yang sangat sederhana. Ulun Suwi Sub Subak Kedamaian terletak di Pura Luhur Puncak Petali. Sumber air Sub Subak Kedamaian berasal dari empelan Sungai Yeh Baat yang terletak di bagian hulu Sub Subak Telabah Gede. Sub Subak Kedamaian berbatasan dengan tiga sub Subak Jatiluwih yaitu Sub Subak Telabah Gede, Sub Subak Besi Kalung dan Sub Subak Umadui serta berbatasan dengan Subak Wangaya Betan. Letak Sub Subak Kedamaian yang lebih tinggi membuat Sub Subak Kedamaian sangat strategis, dari tempat tertentu kita dapat melihat keindahan Sub Subak Besi Kalung dan Pura Luhur Besi Kalung yang sangat mengesankan. Gambar 4.6 mengambarkan wilayah Sub Subak Kedamaian.
Gambar 4.6
Wilayah Sub Subak Kedamaian.
(Sumber : Citra Google Earth dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali)
Sub Subak Kesambi
Sub Subak Kesambi secara keseluruhan memiliki luas 35 ha dengan anggota pemilik lahan sebanyak 57 orang. Sub Subak Kesambi adalah bagian dari Subak Jatiluwih yang terletak paling barat. Sumber air Sub Subak Kesambi berada di tengah hutan, berupa air air terjun Yeh Pusut dengan debit yang besar, namun tidak semua air dialirkan ke Subak Kesambi. Aliran air irigasi Sub Subak Kesambi mengalir mengikuti tebing yang cukup curam dan berada di tengah hutan di bagian kanan Pura Luhur Petali untuk kawasan persawahan di bagian timur permukiman Banjar Kesambi.Untuk area persawahan yang terletak di sebelah barat permukiman Banjar Kesambi mengambil sumber air dari sumber yang ada di bagian bawah, namun secara geografis letaknya hampir berdekatan dengan sumber air di bagian atas. Kondisi saluran irigasi yang rusak serta melalui medan yang susah menyebabkan Sub Subak Kesambi sering mengalami kekeringan, namun karena letak Sub Subak Kesambi yang terpisah dari sub subak lainnya serta jauh dari pusat kunjungan wisatawan kondisi tersebut kurang mendapat perhatian. Gambar 4.7 mengambarkan wilayah Sub Subak Kesambi.
Gambar 4.7
Wilayah Sub Subak Kesambi.
(Sumber : Citra Google Earth dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali)
Sub Subak Besi Kalung
SubSubak Besi Kalung terletak di sebelah timur Sub Subak Kedamaian. Luas Sub Subak Besi Kalung adalah 45 ha dengan jumlah pemilik lahan 55 orang. Seperti kebanyakan Sub Subak Jatiluwih, Sub Subak Besi kalung juga memiliki penoramana persawahan bertingkat yang indah dan alami, selain itu di bawah Sub Subak Besi Kalung juga terdapat Pura Luhur besi Kalung sebagai salah satu Catur Angga Batukaru yang masuk dalam situs warisan budaya dunia dari UNESCO serta sekaligus sebagai Ulun Suwi Sub Subak Besi Kalung. Sumber air Sub Subak Besi Kalung berasal dari Empelan Besikalung yang terletang di Tukad Sekalung.Air irigasi Sub Subak Besi Kalung cukup besar, selain daripada itu sistem aliran air irigasi pada Sub Subak Besi Kalung cukup baik sehingga jarang mengalami kekeringan.Pembangian air irigasi di Sub Subak Besi Kalung dibagi menjadi dua pembagian utama yaitu aliran barat untuk subak yang posisinya lebih tinggi dan aliran bawah yang terletak di sebelah Pura Luhur Besi Kalung untuk subak yang posisinya dibawah.Gambar 4.8 mengambarkan wilayah Sub Subak Besi Kalung.
Gambar 4.8
Wilayah Sub Subak Besi Kalung.
(Sumber : Citra Google Earth dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali)
Sub Subak Umadui
Sub Subak atau tempek Umadui merupakan bagian dari Subak Jatuluwih yang terletak paling hilir. Luas Sub Subak Umadui kurang lebih adalah 9,5 ha dengan sekitar 45 orang pemilik lahan. Sub Subak Umadui berbatasan langsung dengan Sub Subak Kedamaian. Selain itu Sub Subak Umadui juga berbatasan langsung dengan Subak Soka dan Subak Wangaya Betan yang juga masuk dalam situs warisan budaya dunia dari UNESCO pada tahun 2012. Sumber air Sub Subak Umadui berasal dari empelan umadui di Sungai Tukad Yeh Baat, selain daripada itu karena letak Sub Subak Umadui di bagian hilir yang otomatis lebih rendah dari sub subak lainya, Sub Subak Umadui juga memiliki sumber air irigasi dari beberapa sub subak diatasnya seperti dari Sub Subak Telabah Gede, Sub Subak Besi Kalung dan Sub Subak Gunung Sari.
Gambar 4.9 mengambarkan wilayah Sub Subak Umadui.
Gambar 4.9
Wilayah Sub Subak Umadui.
(Sumber : Citra Google Earth dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali)
KELIMA
POTENSI DAN KENDALA PENGELOLAAN