• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih pada saat ini dilakukan dengan membandingkan antara kondisi yang ada dilapangan pada saat ini dengan kondisi ideal yang mengacu pada teori pengelolaan yang terdiri dari empat tahap sebagai berikut.

Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Ekowisata

Perencanaan pengelolaan lingkungan ekowisata merupakan perhitungan dan penentuan tentang apa yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dimana hal tersebut menyangkut tujuan bagaimana melaksanakan dan bagaimana tata cara mencapai hal tersebut. Oleh karena itu pada tahap perencanaan untuk kondisi ideal ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu pertama pengamatan lingkungan eksternal dan internal, kedua penentuan visi, misi dan tujuan, dan yang ketiga adalah penentuan strategi dan kebijakan.Apabila dibandingkan kondisi ideal dengan kondisi yang ada di lapangan pada tahap perencanaan pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih yang sudah dilakukan adalah penentuan visi dan misi dan belum melakukan pengamatan lingkungan internal dan eksternal serta belum menentukan strategi dan kebijakan.Visi pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jatiluwih melalui pengembangan pembangunan yang BALI (Bersih, Aman, Lestari, Indah) dengan menitik beratkan pada pertanian.Sedangkan

misi pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih adalah sebagai berikut.

1. Mewujudkan masyarakat Jatiluwih yang sehat, cerdas dan berbudaya.

2. Melestarikan dan mengembangan budaya daerah.

3. Mewujudkan pertanian yang tangguh dan bersinergis dengan pariwisata

4. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik.

Pengorganisasian Pengelolaan Lingkungan Ekowisata

Pengorganisasian pengelolaan lingkungan ekowisata merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, pengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi agar tujuan, visi dan misi pengelolaan lingkungan ekowisata dapat tercapai. Tahap pengorganisasian pada kondisi ideal ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu pertama implementasi personil, kedua perekrutan, pelatihan dan penempatan personil dan ketiga pembagian kerja. Pasca ditetapkanya Subak Jatiluwih sebagai Warisan Budaya Dunia dari UNESCO, Pemerintah Kabupaten Tabanan pada bulan Pebruari 2014 telah membentuk badan pengelola, susunan dan kesepakatan serta perjanjian kerjasama antar semua stake holder, yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Tabanan Nomor 84 Tahun 2013 tentang Struktur Organisasi, Susunan Keanggotan dan Uraian Tugas Badan Pengelola DTW Jatiluwih. Badan pengelola ini kemudian membentuk Manajemen Operasional DTW Jatiluwih.Gambar 6.1 dan Gambar 6.2 menggambarkan susunan personil Badan Pengelola DTW Jatiluwih dan struktur organisasi manajemen operasional DTW Jatiluwih.

Gambar 6.1

Susunan Badan Pengelola DTW Jatiluwih

(Sumber: Hasil wawancara dengan personil manajemen operasional DTW Jatiluwih)

Gambar 6.2

Struktur Organisasi Manajemen Operasional DTW Jatiluwih (Sumber: Hasil wawancara dengan personil manajemen operasional

DTW Jatiluwih)

Apabila dibandingkan kondisi ideal dengan kondisi yang ada dilapangan pada tahap pengorganisasian pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih sudah ada mekanisme implementasi personilbaik sebagai tenaga administrasi maupun sebagai tenaga kebersihan lingkungan di sepanjang jalan utama Desa Jatiluwih, perekrutan personil,penempatan personil dan pembagian kerja.Namun terdapat mekanisme yang belum dilakukan yaitu pelatihan untuk personil yang direkrut sesuai dengan pembagian kerjanya.Hal tersebut dapat

dimaklumi karena Badan Pengelola DTW Jatiluwih beserta struktur organisasi manajemen operasional DTW Jatiluwih tersebut baru terbentuk sekitar dua tahun.

Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Ekowisata

Pelaksanaan atau implementasi adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginan yang telah ditentukan sesuai dengan prosedur dan rencana kerja secara efektif demi kepentingan jangka panjang organisasi, termasuk didalamnya memberitahukan apa yang harus dilakukan sesuai dengan tujuan agar tugas-tugas yang dilaksanakan dapat terlaksana dengan baik. Tahap pelaksanaan atau implementasi pada kondisi ideal ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu pertama penentuan program, kegiatan dan anggaran serta penentuan prosedur kerja dan rencana kerja.Apabila dibandingkan kondisi ideal dengan kondisi yang ada dilapangan pada tahap pelaksanaan sudah ada pengaturan retribusi di Desa Jatiluwih dan pembagiannya.Berdasarkan perjanjian kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Tabanan dengan Desa Jatiluwih, Desa Pakraman Jatiluwih, dan Desa Pakraman Gunung Sari serta Subak Jatiluwih pembagian hasil restribusi tersebut 45% untuk Pemkab Tabanan dan 55% untuk pihak desa, desa pakraman dan subak. Dari 55% tersebut dibagi lagi yaitu Desa Dinas Jatiluwih 25%, Desa Pekraman Jatiluwih 30%, Desa Pekraman Gunung Sari 20%, Subak Jatiluwih 21%, Subak Abian Jatiluwih 2%, dan Subak Abian Gunung Sari 2%. Subak Abian adalah subak untuk daerah kering atau tegalan.

Berdasarkan Keputusan Ketua Umum Badan Pengelola Daya Tarik Wisata Jatiluwih Nomor 2 Tahun 2014 tentang Tarif Retribusi Tempat Rekreasi dan Parkir di Wilayah Daya Tarik Wisata Jatiluwih seperti pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1

Tarif Retribusi Rekreasi dan Parkir di Wilayah Daya Tarik Wisata Jatiluwih

Sumber: Manajemen Operasional DTW Jatiluwih

Apabila dibandingkan kondisi ideal dengan kondisi yang ada dilapangan pada tahap pelaksanaan atau implementasi pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih sudah ada mekanisme pembagian anggaran dari hasil retribusi tempat rekreasi dan parkir.

Program dan kegiatan yang dilaksanakan antara lain adalah pengerasan jalan di Subak Jatiluwih baik dengan paving maupun semen dan penyediaan tenaga kebersihan dan pengangkutan sampah di sepanjang jalan utama di Desa Jatiluwih. Sedangkan pembuatan prosedur kerja dan rencana kerja belum dilaksanakan.

Evaluasi Pengelolaan Lingkungan Ekowisata.

Evaluasi adalah kegiatan membandingkan atau mengukur kegiatan yang sedang atau sudah dilakukan dengan kriteria, norma-norma standar atau rencana-rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya.Evaluasi merupakan bagian terakhir dari fungsi manajemen yang dilaksanakan untuk mengetahui apakah semua kegiatan dapat dilaksanakan dan berjalan sesuai rencana untuk mecapai tujuan yang ditetapkan.Tahap evaluasi pada kondisi ideal ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu pertama bentuk dan sistem pelaporan serta evaluasi kinerja. Apabila dibandingkan kondisi ideal dengan kondisi yang ada dilapangan pada tahap evaluasi sudah ada mekanisme pelaporan namun sebatas dalam pelaporan jumlah pemasukan dana dari penarikan retribusi setiap wisatawan baik domestik maupun asing yang datang berkunjung ke Desa Jatiluwih, sedangkan untuk sistem dan pelaporan kinerja serta evaluasi kinerja belum dilaksanakan.

Bilamana dilihat dari kondisi Subak Jatiluwih maupun Desa Jatiluwih pada kondisi sekarang, sudah ada mekanisme pengelolaan potensi yang dilakukan, namun pengelolaan tersebut baru bersifat pembentukan badan pengelola beserta manajemenya, tarif retribusi baik bagi pengunjung, rumah makan dan cafe di sepanjang jalan utama, persentase pembagian

hasil retribusi, visi, misi organisasi, dan implementasi personil. Terdapat beberapa tahap pengelolaan yang belum dilakukan seperti pengamatan lingkungan, pelatihan, penentuan strategi dan kebijakan maupun evaluasi kinerja, hal tersebut dikarenakan Badan Pengelola DTW Jatiluwih beserta struktur organisasi manajemen operasional DTW Jatiluwih tersebut baru terbentuk sekitar dua tahun.

KETUJUH

STRATEGI DAN PROGRAM PENGELOLAAN

Dokumen terkait