• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Pengkajian

Pengkajian ini secara detail memaparkan keadaan dan kondisi yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih.Lingkungan tersebut meliputi kondisi fisik (abiotik), kondisi flora dan fauna (biotik) kondisi sosial, kondisi ekonomi masyarakat (culture) dan pengelolaan lingkungan ekowisata pada saat ini, disertai dengan data-data dan fakta yang berhubungan dengan hal tersebut, untuk dapat menggali potensi lingkungan ekowisata yang ada. Setelah mendapatkan potensi lingkungan ekowisata, data tersebut digabungkan dengan peraturan atau kebijakan yang ada dan status Subak Jatiluwih sebagai warisan budaya dunia untuk mendapatkan strategi pengelolaan potensi lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih di masa depan.

Pendekatan yang digunakan dalam pengkajian ini adalah pendekatan kualitatif.Pengkajian ini termasuk pengkajian eksploratif (Explorative research).Hal tersebut dapat dilihat dari tujuan dari pengkajian ini, dimana pengkajian ini bertujuan untuk mengekplorasi potensi lingkungan ekowisata dan merumuskan strategi pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih.Dengan demikian dapat menjawab tantangan bagaimana pariwisata dapat berkontribusi secara nyata terhadap kelestarian lingkungan dan dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

Lokasi Pengkajian

Pengkajian ini dilakukan di Subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.Subak Jatiluwih berjarak tempuh kurang lebih 30 menit dari kota Kecamatan atau sekitar 14 km dan berjarak tempuh kurang lebih 50 menit atau sekitar 26 km memiliki dari kota kabupaten.

Subak Jatiluwih dengan luas wilayahsekitar 348 ha, seperti digambarkan pada Gambar 3.1. Pemilihan lokasi dan waktu pengkajian dilaksanakan secara sengaja atau purposive dengan pertimbangan sebagai berikut.

a. Status Subak Jatiluwih adalah bagian dari Kawasan Catur Angga Batukaru penerima warisan budaya dunia dari UNESCO, sehingga kelestariannya harus dijaga agar tetap menjadi kebangaan masyarakat Bali.

b. Dalam Perda RTRW Provinsi Bali Kawasan Jatiluwih merupakan salah satu kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya, sehingga dalam pengembangannya harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

c. Adanya kunjungan wisatawan baik wisatawan domestik dan mancanegara ke Subak Jatiluwih yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

d. Berpotensi untuk dikembangkan menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) berbasis ekowisata.

e. Pengelolalaan lingkunganya belum maksimal sehingga belum dapat memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Gambar 3.1.

Lokasi Pengkajian di Subak Jatiluwih

(Sumber Citra Google Earth dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali)

Jenis dan Sumber Data

Jenis Data

Pengkajian ini menggunakan dua jenis data yaitu sebagai berikut.

1. Data kualitatif, adalah data yang berbentuk uraian berupa rangkaian kata-kata atau kalimat. Data kualitatif dalam pengkajian ini antara lain adalah data kondisi fisik, kondisi sosial, kondisi ekonomi, dan pengelolaan serta faktor kekuatan, kelemahan dan faktor ancaman maupun peluang di Subak Jatiluwih

2. Data kuantitatif, adalah data yang berbentuk angka yang dapat dikuantifikasi yang umumnya berupa angka pasti, baik dengan satuan maupun dalam bentuk ordinal. Data kuantitatif dalam pengkajian ini antara lain, luas sawah, banyaknya wisatawan, pembobotan, perangkingan dan penilaian narasumber terhadap hal-hal yang ditanyakan.

Sumber Data

Pada pengkajian ini terdapat dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperloleh dari sumber pertama atau secara langsung diperoleh pada tempat pengkajian di Subak Jatiluwih, baik secara lisan maupun tertulis dari informan dan narasumber. Data tersebut meliputi hasil observasi, wawancara dengan informan baik dari instansi pemerinah, dan pengurus subak serta data hasil pengisian angket.

2. Sumber sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari pihak pertama melainkan dari pihak-pihak tertentu terkait dengan

pengkajian ini. Data tersebut dapat berupa dokumen atau arsip resmi seperti luas dan pemilik Subak Jatiluwih serta data kunjungan wisatawan.

Instrumen Pengkajian

Instrumen pengkajian adalah alat bantu yang digunakan dalam pengkajian ini baik dalam proses identifikasi, pengumpulan data, analisis data dan pengambilan keputusan. Instrumen yang digunakan dalam pengkajian ini antara lain sebagai berikut.

1. Perangkat Keras

Berupa Komputer, kamera digital, dan global positioning system (GPS).

2. Perangkat Lunak, antara lain adalah:

Microsoft Excel untuk proses analisis data, dan Microsoft Word untuk penulisan laporan.

3. Angket Pembobotan, Angket Rating Faktor, Angket Atractive Score dan pedoman wawancara.

Angket Pembobotan dan Angket Rating Faktor digunakan untuk menentukan bobot dan rating pada masing-masing faktor internal dan eksternal dalam Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Exsternal Factor Analysis Summary (EFAS). Angket Attractive Score digunakan untuk menentukan nilai ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih pada analisis Quantitative Strategies Planning Matrixs (QSPM).Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui potensi lingkungan ekowisata dan pengelolaan lingkungan ekowisata yang sudah dilakukan pada kondisi eksisting.

Metode Pengumpulan Data

Secara umum metodapengumpulan data dalam pengkajian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi.

Obyek observasi yang digunakan adalah tempat pengkajian dilakukan yaitu di Subak Jatiluwih dengan melihat interaksi antara kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan atau akan dilakukan, dan identifikasi pelaku atau orang yang memainkan peran atau kegiatan tertentu yang berhubungan dengan potensi lingkungan ekowisata, pengelolaan lingkungan dan kondisi wilayah secara menyeluruh.

2. Wawancara.

Kegiatan wawancara dilakukan terhadap sejumlah narasumber dan responden yang dianggap mempunyai komptensi di dalam pengkajian ini terutama pada pengelolaan potensi lingkungan ekowisata dan pengelolaan yang sudah dilakukan.

3. Dokumentasi.

Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data langsung tentang kondisi di wilayah pengkajian dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih baik berupa buku, foto, dan peraturan.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik induktif, yaitu dari fakta dan peristiwa yang diketahui secara konkrit,kemudian digenerasikan ke dalam suatu kesimpulan yang bersifat umum yangdidasarkan atas fakta-fakta yang empiris tentang lokasi pengkajian.Dengan menggunakan analisis secara induktif, berarti

pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telahdirumuskan sebelum pengkajian dilakukan.Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif sedangkan untuk analisis strategi pengelolaan lingkungan ekowisata dilakukan dengan Internal Factor Analysis Summary (IFAS), Exsternal Factor Analysis Summary(EFAS), Matrik IFAS dan EFAS, analisis StrengthWeaknessOpportunitiesThreats (SWOT), serta Analisis Quantitative Strategies Planning Matrixs (QSPM).

1. Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui potensi ekowisata di Subak Jatiluwih, dengan menekankan pada penyimpulan induktif serta menganalisis dinamika antar fenomena yang ada dengan menggunakan logika ilmiah. Terdapat dua macam analisis deskriptif yang digunakan dalam pengkajian ini yaitu:

a. Deskriptif Eksploratif

Metoda ini menekankan pada penggalian informasi secara lebih mendalam dan terfokus pada tujuan hasil analisis yang akan dicapai. Mekanisme kerja penggunaan metoda ini lebih mengacu kepada proses mendeskripsikan tiap aspek kewilayahan seperti fisik, sosial, persepsi dan aspirasi masyarakat, serta kebijakan atau peraturan-peraturan yang memiliki keuinikan, keindahan, dan nilai sebagai sebuah daya tarik wisata berbasis ekowisata.

b. Deskriptif Komparatif

Penggunaan analisis ini bertujuan untuk membandingkan suatu penggambaran atau deskripsi dengan variabel tertentu seperti membandingkan antara gambaran karakteristik Subak Jatiluwih

yang sesuai dengan kriteria kegiatan wisata berbasis lingkungan.Pada tahap lebih lanjut analisis deskriptif komparatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian pengelolaan wisata yang telah dilakukan di Subak Jatiluwih.

2. Analisis IFAS dan EFAS

Analisis ini dilakukan dengan melihat kondisi sekarang dengan meninjau pada faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman.Peluang berisikan berbagai hal yang membuka peluang seperti kebijakan baru, perubahan kondisi sosial budaya, dukungan masyarakat, hal-hal yang terkait dengan kebijaksanaan yang bersifat administratif, birokratik dan lain-lain yang memberikan peluang bagi peningkatan kinerja dari pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih.Ancaman berisikan berbagai hal yang dapat mengancampengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih, antara lain karena perubahan kondisi sosial budaya yang kurang menguntungkan, menurunnya tingkat kesadaran masyarakat, dukungan instansi dan lain sebagainya.Kekuatan berisikan berbagai indikator yang menggambarkan faktor kekuatan pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih dalam mendukung peningkatan kinerja.Seperti status subak, tersedianya SDM yang berkualitas, kondisi lingkungan yang baik dan mendukung, kerjasama antar lembaga dan lain sebagainya.Kelemahan berisikan berbagai faktor yang kurang mendukung pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih seperti kurang tersedianya data dan informasi, rendahnya SDM,

baik jumlah maupun mutu, rendahnya komunikasi dan kerjasama antar lembaga dan sebaginya.

a. Analisis IFAS

Internal Factor Analysis Summary (IFAS) digunakan untuk menganalisis faktor internal (kekutan dan kelemahan) yang telah diantisipasi kebedaraanya dengan tahapan sebagai berikut.

1. Membuat daftar faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan).

2. Melakukan pembobotan dengan metoda berpasangan, sehingga total bobot sama dengan satu.

3. Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 untuk masing masing faktor kekuatan dan kelemahan, dengan keterangan nilai 1 (sangat lemah), 2 (agak lemah), nilai 3 (cukup kuat) dan nilai 4 (sangat kuat).

4. Mengalikan antara bobot dengan peringkat (rating) dari masing-masing faktor untuk mendapatkan skornya. Nilai total adalah jumlah total dari masing-masing faktor. Nilai total skor dibawah 2,50 mengindikasikan lemahnya faktor internal, sedangkan nilai total skor diatas 2,50 mengindikasikan kuatnya faktor internal.

Matriks IFAS seperti ditampilkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

MatriksInternal Factor Analysis Summary(IFAS)

b. Analisis EFAS

Exsternal Factor Analysis Summary (EFAS) digunakan untuk menganalisis faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang telah diketahui kebedaraanya dengan tahapan sebagai berikut.

1. Membuat daftar faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman).

2. Melakukan pembobotan dengan metoda berpasangan, sehingga total bobot sama dengan satu.

3. Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 untuk masing masing faktor peluang dan ancaman, dengan keterangan nilai 1 (sangat lemah), 2 (agak lemah), nilai 3 (cukup kuat) dan nilai 4 (sangat kuat).

4. Mengalikan antara bobot dengan peringkat (rating) dari masing-masing faktor untuk mendapatkan skornya. Nilai total adalah jumlah total dari masing-masing faktor. Nilai

total skor dibawah 2,50 mengindikasikan lemahnya faktor eksternal, sedangkan nilai total skor di atas 2,50 mengindikasikan kuatnya faktor eksternal.

MatriksEFAS seperti ditampilkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Matriks Exsternal Factor Analysis Summary (EFAS)

3. Matriks IFAS EFAS

Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Exsternal Factor Analysis Summary (EFAS) diperlukan untuk memposisikan strategi yang digunakan oleh suatu lembaga atau perusahaan. Matriks IFAS dan EFAS terdiri dua sumbu yaitu total skor dari tabel IFAS pada sumbu X dan total skor dari tabel EFAS pada sumbu Y. Matriks IFAS dan EFAS terdiri dari sembilan sel seperti ditampilkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3.

Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Exsternal Factor Analysis Summary (EFAS)

Sumber: Diadaptasi dari Hunger dan Wheelen (2003)

Matriks IFAS EFAS menghasilkan sembilan sel dengan tiga implikasi strategi yang berbeda (Hunger dan Wheelen, 2003), sebagai berikut.

a. Sel I, II dan V strategi yang diterapkan adalah strategi pertumbuhan baik konsentrasi yaitu ekspansi dalam industri perusahaan yang sekarang atau diversifikasi yaitu pertumbuhan yang diperoleh dari luar industri yang sekarang yaitu pada sel VII dan VIII.

b. Sel IV dan V strategi yang diterapkan adalah strategi stabilitas dengan menjaga dan mempertahankan misi dan tujuan tanpa perubahan yang signifikan dalam arah stategis.

c. Sel III, VI dan IX strategi yang diterapkan adalah strategi pengurangan dalam lingkup dan ukuran upaya perusahaan.

4. Analisis SWOT

Analisis StrengthWeaknessOpportunitiesThreats(SWOT) merupakan alat (tool) yang dapat dipakai untuk menganalisis kualitatif.Rangkuti (2013) mengatakan, Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi kebijakan.Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).

Dalam upaya mewujudkan pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih terdapat empat hal yang dapat digunakan untuk merencanakan pengembangan ekowisata tersebut, antara lain sebagai berikut.

a. Strategi yang meningkatkan indikator kekuatan atau Strength (S), dengan cara memanfaatkan indikator peluang-peluang atau Opportunities (O) yang dimilki, disebut dengan strategi S-O.

b. Strategi yang meningkatkan indikator kekuatan atau Strength (S) untuk menimimalkan ancaman-ancaman atau Threats (T) yang muncul, disebut dengan strategi S-T.

c. Strategi yang meminimalkan kelemahan atau Weakness (W) yang ada dengan memanfaatkan peluang-peluang atau

Opportunities (O) yang dimiliki, disebut dengan strategi W-O.

d. Strategi mengurangi kelemahan atau Weakness (W) yang dimilki untuk memperkecil atau mengilangkan ancaman atau Threats (T) yang muncul, disebut dengan strategi W-T.

Hasil akhir dari analisis SWOT tersebut menjabarkan strategi-strategi alternatif dalam pengembangan ekowisata di Subak Jatiluwih, seperti ditampilkan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4.

Matriks StrengthWeaknessOpportunitiesThreats(SWOT)

5. Analisis QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrixs) Setelah disusun analisis SWOT dan didapatkan anternatif strategi pilihan terhadap pengelolaan lingkungan Subak Jatiluwih berbasis ekowisata, dilanjutkan dengan analisis QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrixs). Analisis QSPM adalah suatu alat

atau tools yang digunakan untuk menetapkan ketertarikan relatif dari strategi alternatif yang telah dipilih untuk merumuskan strategi yang paling baik atau menentukan skala prioritas untuk strategi yang akan diimplementasikan. Adapun langkah2 dalam menyusun analisis QSPM adalah sebagai berikut.

a. Memasukan faktor internal dan eksternal dari masing-masing strategi ekowisata.

b. Menentukan bobot faktor internal dan eksternal dari masing-masing strategi ekowisata.

c. Menentukan AS (Attractive Score) yang merupakan nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih. Batasan nilai yang digunakan untuk nilai AS adalah:

nilai 1 untuk strategi yang dianggap tidak menarik, nilai 2 untuk strategi yang dianggap agak menarik, nilai 3 untuk strategi yang dianggap menarik, dan nilai 4 untuk strategi yang dianggap sangat menarik.

d. Menentukan nilai TAS (Total Attractive Score), yaitu dengan mengalikan bobot faktor dengan nilai AS (Attractive Score) masing-masing strategi ekowisata.

e. Menjumlahkan semua nilai TAS (Total Attractive Score) pada penilaian faktor internal dan eksternal. Dari perbandingan total nilai TAS (Total Attractive Score) antar strategi, didapat urutan strategi yang menjadi pilihan untuk dapat diimplementasikan, semakin tinggi nilai total TAS (Total Attractive Score) strategi tersebut menjadi pilihan utama atau pertama untuk diimplementasikan, sedangkan nilai total TAS (Total Attractive Score) terendah menjadi pilihan strategi paling akhir untuk diimplementasikan.

Hasil akhir dari Analisis QSPM adalah mendapatkanalternatif strategi pengelolaan yang paling baik atau urutan skala prioritas strategi pengelolaan yang akan diimplementasikan dalam pengelolaan lingkungan ekowisata di Desa Jatiluwih, seperti ditampilkan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5.

Tabel Analisis QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrik).

(Umar, 2005)

KEEMPAT

Dokumen terkait