• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5.3. Gambaran Umum Usaha Budidaya Ikan Mas

Usaha budidaya Ikan Mas merupakan salah satu sektor usaha yang sedang berkembang di Kecamatan Pagelaran. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah pembudidaya baik secara kelompok maupun mandiri. Menurut data Unit Pengembangan Pelayanan (UPP) Kabupaten Tanggamus, terdapat 12 kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) di Kecamatan Pagelaran. Kelompok Pembudidaya Ikan berada di bawah naungan Unit Pengembangan Pelayanan (UPP) Kabupaten Tanggamus yang diawasi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung. UPP telah berdiri sejak tahun 2005 yang mempunyai tugas untuk menyalurkan bantuan dana penguatan modal (DPM) kepada petani melalui kelompok pembudidaya ikan (pokdakan).

Setiap pokdakan beranggotakan petani-petani yang mempunyai visi dan misi yang sama. Anggota pokdakan mempunyai kebebasan seperti halnya pembudidaya mandiri dalam hal menjual hasil produksinya kepada beberapa pengumpul, tidak mengharuskan menjual kepada pengumpul yang sama dengan ketua kelompok, karena ketua kelompok belum tentu merangkap sebagai

pedagang pengumpul.

Tabel 10. Kelompok usaha budidaya Ikan Mas di Kecamatan Pagelaran Tahun 2007

Pekon / Desa Nama Kelompok Jumlah anggota (orang)

Panutan Ulam Sai 10

Polaman Mina Karya Lestari 12

Panutan Ikan Semesta Lestari 11

Panutan Lumbung Ulam Rakyat 10

Panutan Mina Usaha Lestari 9

Pamenang Mina Sejahtera 10

Blitar Serbaguna 13

Panutan Mina Sentosa Abadi 11

Panutan Mina Rakyat Desa 9

Sukaratu Bina Usaha 9

Panutan Mina Jaya 5

Umbul Solo Metropolis 5

Ketua kelompok biasanya bekerja sama dengan koperasi dalam hal peminjaman pakan ikan. Selama proses pembesaran, apabila terjadi kekurangan pakan maka anggota kelompok akan meminjam pakan dari ketua kelompok. Setelah panen, anggota kelompok hanya membayar sejumlah pakan yang dipinjamnya kepada ketua kelompok. Tidak semua kelompok dapat diakui oleh Unit Pengembangan Pelayanan. Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi, seperti harus mempunyai visi dan misi yang sama setiap anggota kelompok, berperilaku jujur, pekerja keras dan ulet. Setelah itu akan ada tim verifikasi dari UPP yang akan menilai apakah pokdakan tersebut bisa diterima atau tidak.

Pembudidaya Ikan Mas yang masuk dalam kelompok selain memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam memelihara ikan berdasarkan pengalaman sendiri dan orang lain juga mendapat tambahan pengetahuan dan informasi dari penyuluh perikanan. Penyuluh perikanan melakukan pertemuan dengan kelompok pembudidaya untuk membahas permasalah dan memberikan teknik budidaya Ikan Mas.

5.3.2. Kegiatan Usaha Pembesaran Ikan Mas 5.3.2.1. Persiapan Kolam

Kolam yang digunakan pembudidaya berupa kolam tanah dengan

pemeliharaan dalam air tenang. Awal kegiatan budidaya Ikan Mas dimulai dengan persiapan kolam. Luasan kolam berbeda-beda antara 1.500-4.000 m² per kolam. Berdasarkan wawancara dengan responden pembudidaya, kegiatan budidaya diawali dengan pengeringan kolam. Pengeringan air dilakukan 2-3 hari sebelum siap untuk dilakukan pengapuran. Pengapuran dimaksudkan agar ikan-ikan kecil, seperti ikan-ikan sapu-sapu, yang merupakan hama bisa hilang. Kapur disebar ke seluruh kolam dan didiamkan selama 1 hari. Kapur yang digunakan tergantung dari luasan kolam dan banyaknya ikan dan hama pengganggu. Rata-rata penggunaan kapur sebesar 0,016-0,02 kg per m². Setelah itu kolam diberi pupuk yang diperlukan untuk pertumbuhan plakton sebagai makanan awal benih Ikan Mas. Pupuk yang diberikan tergantung dari luas kolam dan jumlah benih yang ditebar. Pupuk yang digunakan adalah pupuk urea, rata-rata penggunaan pupuk sebesar 0,01-0,012 kg per m². Setelah kolam diberi kapur dan pupuk, maka

kolam sudah bisa diisi air kembali dengan terlebih dahulu menutup saluran outlet. Kolam dapat diisi benih ikan setelah mencapai air mencapai kisaran 1-1,5 meter.

Pergantian air secara keseluruhan dilakukan sebelum pemeliharaan dan setelah pemanenan. Sumber air yang digunakan berasal dari sungai terdekat dan dari saluran irigasi. Dalam budidaya Ikan Mas air harus masuk dan keluar terus-menerus agar ketersediaan oksigen terjamin, karena Ikan Mas akan stres dan mati jika tidak terjadi pergantian air.

5.3.2.2. Pengangkutan dan Penebaran Benih

Penanganan dalam pengangkutan benih sangat berpengaruh terhadap tingkat kematian benih selama pembesaran. Penanganan yang salah akan mengakibatkan kematian yang tinggi. Untuk mencegah tingkat kematian yang tinggi, pengangkutan benih dilakukan pada kondisi suhu rendah (pagi atau sore hari). Jumlah benih dalam wadah angkut disesuaikan dengan besarnya wadah angkut dan lamanya perjalanan. Pembudidaya di Kecamatan Pagelaran memilih menggunakan plastik yang berisikan oksigen untuk membawa benih. Benih diperoleh dari petani lokal di Kecamatan Pagelaran dengan mengunakan motor selama 20-30 menit.

Pembudidaya di Kecamatan Pagelaran melakukan pemilihan benih berdasarkan ukuran yang seragam dan kondisi fisik yang terlihat sehat.

Pembudidaya pada umumnya membeli benih Ikan Mas dengan ukuran yang sama yaitu sekitar 5-7 cm dengan harga Rp120,00-Rp125,00 per ekor, karena

pembudidaya menargetkan setiap dua bulan atau 70 hari melakukan panen. Sebelum benih ditebar dilakukan proses aklimatisasi agar suhu air dalam wadah angkut sama dengan kolam. Penebaran benih disesuaikan dengan luasan kolam yang tersedia. Jumlah benih yang ditebar juga tergantung pada kemampuan pemberian pakan dan hasil panen yang diinginkan. Rata-rata benih yang ditebar adalah 2-3 ekor/m².

5.3.2.3. Pemeliharaan/Pembesaran

Benih yang baru ditebar tidak langsung diberi makanan berupa pelet, tetapi diberi pakan alami berupa plakton selama 2-3 hari. Setelah itu pembudidaya

hanya memberikan pakan Ikan Mas berupa pelet, sehingga jumlah hasil panen sangat tergantung pada jumlah pemberian pelet. Siklus pemeliharaan Ikan Mas membutuhkan waktu selama 70 hari hingga panen. Dalam pemeliharaan Ikan Mas, penyortiran dilakukan pada saat ikan siap untuk dipanen. Penyortiran dilakukan karena ukuran Ikan Mas yang akan di panen belum tentu semuanya mencapai ukuran konsumsi. Berdasarkan wawancara dengan pembudidaya, hampir keseluruhan Ikan Mas yang akan dipanen mencapai ukuran konsumsi dengan ukuran 1 kg berisi 3 – 8 ekor, dan hanya sebagian kecil dengan ukuran konsumsi 1 kg berisi 8-10 ekor.

Frekuensi pemberian pakan dilakukan sebnyak 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan sore hari. Berdasarkan wawancara dengan pembudidaya, jumlah

pemberian pakan tidak berdasarkan bobot ikan tetapi pakan diberikan hingga Ikan Mas kenyang yang ditandai dengan ikan tidak mau makan lagi. Pemberian pakan dilakukan di satu tempat di kolam, sehingga pemberian pakan dapat merata dan agar semua ikan mengetahui letak pemberian pakan.

Ikan Mas di Kecamatan Pagelaran jarang yang terjangkit penyakit, dalam 1 tahun usaha hanya 1-2 kali terkena penyakit. Hal ini dimungkinkan karena kondisi air yang bagus serta benih yang dipakai merupakan hasil dari perkawinan induk lokal. Apabila Ikan Mas terkena penyakit, pembudidaya biasanya

memberikan obat PK, dan kapur dulumit untuk mencegah menyebaran penyakit.

5.3.2.4. Pemanenan dan Pengangkutan

Pemanenan Ikan Mas biasanya dilakukan pada suhu rendah atau sore hari pada hari ke-70. Sebelum panen ikan dipuasakan atau tidak diberi pakan untuk mencegah ikan muntah pada saat perjalanan. Biaya pemanenan ditanggung oleh pembudidaya dengan kisaran Rp 20.000,00-Rp 25.000,00 per orang. Sedangkan biaya untuk plastik dan oksigen ditanggung oleh pedagang pengumpul. Oleh karena itu harga jual pembudidaya adalah sama Rp13.000,00 per kg.

Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan tong besar atau plastik. Untuk plastik, satu kantongnya dapat menampung sekitar 10 kg Ikan dengan 1 kilo berisi 8-10 ekor. Sementara untuk pengangkutan dengan menggunakan tong besar dapat menampung 30 kg. Ikan Mas hasil panen dijual oleh pedagang pengumpul ke

pedagang pengumpul luar kecamatan yang berada di sekitar Kabupaten

Tanggamus, Bandar Lampung dan Kota Metro dan ke pedagang pengecer. Biaya transportasi yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul sebesar Rp 97,92 per kg.

Dokumen terkait