• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambir a. Strategi

Dalam dokumen BAPPEDA Sumbar Road Map Sida (Halaman 108-113)

FOKUS DAN PROGRAM

2. Gambir a. Strategi

Jaminan kesinambungan kuantitas dan kualitas produk gambir kering. Jaminan kesinambungan melalui peraturan daerah tentang pemanfaatan lahan yang telah ada dan berlaku saat ini atau tak ada pengalihan pemanfaatan lahan. Peningkatan kualitas dan diversifikasi produk gambir kering sesuai dengan kebutuhan dalam negeri. Banyak sekali produk yang dapat dibuat dari gambir dan banyak juga industri yang menggunakan gambir sebagai salah satu bahan baku untuk menghasilkan produk tertentu. Mempercepat pembuatan perda tentang produk gambir.

b. Kebijakan penguatan SIDa komoditi gambir

1. Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk penunjang produksi

a) Perbaikan kualitas produk gambir kering konvensional. Diperlukan peralatan pengolahan yang standard berupa :

- alat kempa

- alat pengendapan - alat penirisan - alat cetak - alat pengering

b) Diversifikasi produk olahan gambir terutama produk dalam bentuk tepung, untuk ini perlu pengenalan dan pendampingan pada penggunaan teknologi baru untuk peralatan :

- alat pengering - alat penepung

c) Perda tentang penjaminan kualitas gambir sesuai SNI yang telah ada dan atau sesuai dengan permintaan kualitas oleh konsumen 2. Promosi produk gambir versi baru ke dunia industri yang relevan.

Contoh kasus ini adalah produk gambir untuk industri penyamakan kulit

3. Jaminan dan pengendalian pasar gambir dalam negeri

Perlu lembaga yang mampu mengendalikan mata rantai pemasaran gambir

4. Penyuluhan

Memberikan penyuluhan kepada petani pengolah gambir tentang pentingnya penjaminan mutu dan cara memproduksi produk gambir diversifikasi nantinya yang dihasilkan melalui kegiatan SIDa

5. Dukungan pemerintah untuk tumbuhnya inovasi pemanfaatan gambir

a) Dukungan kepada lembaga riset yang ada di Sumatera Barat untuk melakukan inovasi

b) Mendirikan pusat informasi dan inkubator teknologi industri hilir gambir

6. Promosi

Promosi untuk komoditi gambir melalui pameran dalam skala nasional dan internasional. Promosi juga dilakukan melalui media elektronik dan safari ke industri yang berpeluang sebagai pemanfaat gambir sebagai salah satu bahan baku industrinya.

7. Permodalan.

Bantuan permodalan perlu bagi industri kecil/menengah pemanfaat gambir agar dapat lebih cepat berkembang. Lembaga keuangan yang ada di Sumatra Barat dan pemerintah daerah perlu

memberikan bantuan modal untuk cepatnya berkembang industri terkait dengan komoditi gambir.

c. Menumbuhkan klaster industri hilir gambir

Diharapkan terealisir suatu industri pemanfaat gambir yang utama dan besar sehingga dengan begitu dapat diharapkan munculnya klaster industri hilir gambir. Sebagai ilustrasi, jika ada industri sepatu yang kulitnya disamak dengan gambir

3. Perikanan. a. Strategi

Revitalisasi usaha dan pengolahan perikanan tuna, cakalang dan tongkol Sumatera Barat dalam rangka pengelolaan perikanan yang berkelanjutan.

Sumatera Barat mempunyai daerah penangkapan yang luas dan dapat ditingkatkan produksinya termasuk daerah Pengelolaan Samudera Hindia. Potensi ikan pelagis besar (termasuk tuna) Samudera Hindia sebesar 266,26 X 10 3 ton/tahun (Dirjen Perikanan Tangkap, 2007). Selain diekspor dalam bentuk segar dan beku, peluang diversifikasi produk tuna adalah tuna kaleng, nugget dan lain-lain. Sarana dan pasarana seperti Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BPMHP), Pelabuhan Teluk Bayur, Bandara Internasional Minangkabau, Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok, Pelabuhan Perikanan Pantai Sikakap dan puluhan Pangkalan Pendaratan Ikan di Sumatera Barat sangat mendukung untuk pengembangan usaha dan pengolahan perikanan tuna, calakang dan tongkol.

b. Kebijakan SIDa Hasil Laut dan Perikanan

1. Peningkatan dan Pengembangan Sarana dan prasarana perikanan Sarana dan prasarana perikanan untuk mendukung perikanan tuna, cakalang dan tongkol meliputi:

a. Revitaliasi Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Pelabuh-an PPelabuh-antai Sikakap, PelabuhPelabuh-an PPelabuh-antai Carocok dPelabuh-an beberapa Pangkalan Pendaratan Ikan di beberapa Kabupaten/ Kota di Sumatera Barat.

b. Pembangunan Galangan Kapal Perikanan Tuna c. Pembangunan Depot BBM untuk perikanan d. Perbengkelan/ docking kapal perikanan e. Pembangunan fasilitas air bersih

f. Penambahan jumlah kapal pengawas sumberdaya perikanan di Propinsi/Kabupaten/kota pesisir.

2. Pengembangan Sumberdaya manusia

Pengembangan sumberdaya manusia perikanan tuna, cakalang dan tongkol meliputi antara lain:

a. Pelatihan penangkapan untuk menggunakan peta citra satelit b. Pelatihan pengolahan tuna, cakalang dan tongkol bagi

masyarakat dan pengusaha

c. Pelatihan bagi petugas Balai Mutu Pengujian Hasil Perikanan d. Pelatihan pengemasan hasil perikanan

e. Pelatihan manajemen keuangan bagi nelayan dan pengolah ikan

3. Pengawasan dan Pelestarian Sumberdaya Perikanan Sumatera Barat

a. Peningkatan kegiatan patrol rutin dan patrol gabungan b. Koordinasi rutin antara Pol Airud, Dinas Perikanan dan

Kelautan, TNI Al dan instansi penegak hukum lainnya.

c. Pemberian sanksi yang tegas bagi pembom, pemutas dan pencuri asing

d. Meningkat peran Pokwasmas dalam pelestarian sumberdaya perikanan

4. Pengembangan Industri pengolahan

a. Penambahan jumlah Unit Pengolah Ikan (UPI) tuna, cakalang dan tongkol

b. Penambahan pabrik es

c. Pengembangan klaster industri pengolahan tuna, cakalang dan tongkol seperti tepung ikan, minyak ikan, nugget, ikan asap, abon ikan, dan lain-lain

d. Fasilitasi Pemerintahan dalam akses permodalan industri pengolahan

e. Mengembangkan kebijakan pengembangan industri perikanan dan iklim usaha yang sehat

5. Peningkatan Mutu Hasil Perikanan

a. Penerapan pengolahan ikan dalam rantai dingin

b. Peningkatan Peran lembaga pengawas mutu hasil perikanan (BPMHP)

c. Pemerintah Indonesia mengembangkan Program Manajemen Mutu Terpadu (PMMT) didasarkan konsep Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP

d. Unit Pengolahan harus memenuhi standar mutu konsumsi dalam negeri maupun ekspor berpedoman standar olahan sesuai jenis komoditas; mulai dari penanganan, peng-umpulan, pengangkutan, penyimpanan, dan pendistribusian harus berpedoman pada persyaratan sanitasi, standar mutu produk hasil perikanan sesuai standar mutu yang ditetapkan Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai Standar Nasional Indonesia (SNI).

6. Jaminan Pasar

a. Pengembangan pasar Amerika, Hongkong, Eropa dan Jepang b. Pemerintah menyediakan informasi Pasar Tuna di luar negeri c. Dukungan pemerintah untuk memfasilitasi ketepatan waktu

penyerahan barang dengan cara membuka jalur pelayaran /penerbangan langsung, karena ikan mudah rusak

d. Pembentukan kerjasama antar bank devisa guna mendukung kegaitan ekport tuna dan cakalang Indonesia

e. Meningkat perundingan-perundingan di tingkat multilateral, regional dan bilateral tentang perdagangan tuna dan cakalang f. Meningkatkan promosi ekspor ke Negara tujuan.

6.2. Program Prioritas Penguatan SIDa

Program Prioritas Penguatan SIDa Provinsi Sumatera Barat yang tertuang dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015 dimana dengan adanya Sistem Inovasi Daerah akan membentuk jejaring yang berbasis inovasi sehingga dapat lebih mengakselerasi pengembangan potensi daerah melalui pelaksanaan program-program prioritas daerah dimaksud. Program-program-program prioritas penguatan SIDa antara lain meliputi :

� Program penelitian dan Pengembangan IPTEK untuk menunjang pemerintah dan pembangunan Daerah.

� Program Prioritas RPJMD Bidang Perkebunan

� Program Prioritas RPJMD Bidang Kelautan Perikanan

� Program Prioritas RPJMD Bidang Infrastruktur

Dalam dokumen BAPPEDA Sumbar Road Map Sida (Halaman 108-113)

Dokumen terkait