• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan masing-masing untuk mempengaruhi anggotanya. Ada empat gaya kepemimpinan, yaitu direktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif. Perbandingan rata-rata skor untuk masing-masing gaya kepemimpinan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Persentase dan Rata-rata Skor Gaya Kepemimpinan BEM KM IPB

No. Gaya

Kepemimpinan

Persentase (%)

Rata-rata* Tidak Pernah Jarang Sering

1. Direktif 46,1 43,4 10.5 1,64

2. Konsultatif 6,6 32,9 60,5 2,54

3. Partisipatif 2,6 6,6 90,8 2,88

4. Delegatif 7,9 56,6 35,5 2,28

*)Rata-rata skor: 1,00-1,67 = rendah ; 1,68-2,35 = sedang ; 2,36-3,00 = tinggi

Pada organisasi BEM KM IPB gaya kepemimpinan yang paling sering diterapkan adalah gaya kepemimpinan partisipatif dengan rata-rata skor 2,88. Gaya kepemimpinan yang paling jarang digunakan adalah direktif. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor yang paling kecil, yaitu 1,64.

Kepemimpinan partisipatif di BEM KM IPB masih mengandalkan inisiatif dari pimpinan daripada pihak anggota. Artinya, partisipasi anggota masih tergantung pada ajakan pemimpin. Rata-rata skor pada Tabel 3 mengungkapkan hal tersebut. Namun, tidak selalu pimpinan yang lebih aktif dibandingkan dengan anggotanya.

Pemimpin BEM KM IPB menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif karena telah memiliki kriteria seperti yang tertera pada Lampiran 1 Tabel 3. Nilai rata-rata dari kelima kriteria skor gaya kepemimpinan partisipatif pimpinan BEM KM IPB adalah 2,83. Nilai rata-rata tersebut paling besar dibandingkan dengan nilai rata-rata skor dari kriteria gaya kepemimpinan yang lain. Secara berurutan berdasarkan besarnya nilai skor kriteria tersebut meliputi: (1) menghormati dan menghargai perasaan dan martabat anggotanya, (2) memberi motivasi kepada anggotanya untuk melaksanakan pekerjaan, (3) mengajak berdiskusi anggotanya guna memecahkan persoalan, (4) membuat anggotanya santai jika sedang

bercakap-cakap dengannya, dan (5) memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk turut serta dalam membuat keputusan dan selalu berpegang pada keputusan yang diambil dengan suara terbanyak.

Hasil wawancara dengan beberapa responden dan informan telah menyebutkan bahwa pimpinan tertinggi BEM KM IPB memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk turut serta dalam membuat keputusan, akan tetapi ada beberapa keputusan yang hanya diputuskan oleh pimpinan-pimpinan BEM KM IPB saja (pimpinan tertinggi, wakil, BPH, menteri, sekretaris menteri, direktur, dan sekretaris biro/sekretaris direktur). Hal ini disebabkan karena selain sulit untuk mengumpulkan keseluruhan pengurus, keputusan tersebut merupakan suatu hal yang penting. Hal ini menandakan bahwa pimpinan tertinggi BEM KM IPB tidak selalu menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif, karena pada kondisi tertentu menggunakan gaya kepemimpinan yang lain. Misalnya dengan para pimpinan saat menjelaskan “Tupoksi” atau tugas pokok dan fungsi, pimpinan BEM KM IPB menggunakan gaya kepemimpinan direktif atau konsultatif. Akan tetapi, saat para pimpinan menterjemahkan “Tupoksi” dalam program kerja pimpinan BEM KM IPB menggunakan gaya kepemimpinan delegatif atau partisipatif.

Pada Lampiran 1 khususnya Tabel 1 menyebutkan mengenai indikator-indikator gaya kepemimpian konsultatif. Indikator-indikator-indikator gaya kepemimpinan konsultatif, yaitu: (1) membolehkan anggotanya ikut serta dalam membuat keputusan, tetapi pimpinan tetap berhak menentukan keputusan terakhir, (2) mendengarkan keluhan terhadap tugas yang anggotanya kerjakan, (3) menjelaskan dan mengarahkan kepada anggotanya untuk meningkatkan pekerjaan jika kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan tidak memuaskan, (4) menjaga hubungan kerja yang ramah, (5) memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk menyampaikan idenya tentang keputusan yang telah dibuat. Indikator yang menyebutkan bahwa pimpinan BEM KM IPB menjaga hubungan kerja yang ramah mendaatkan nilai skor tertinggi, yaitu 2,94. Artinya, saat melaksanakan pekerjaan pimpinan mampu menjaga hubungan kerja yang ramah dan baik dengan anggota.

Gaya kepemimpinan delegatif merupakan gaya kepemimpinan ketiga yang diterapkan oleh pimpinan BEM KM IPB. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

rata-rata skor sebesar 2,39 yang ditunjukkan dari Lampiran 1 Tabel 4. Indikator-indikator gaya kepemimpinan delegatif meliputi: (1) memberikan kesempatan yang luas kepada anggotanya untuk mengambil keputusan sendiri terhadap suatu tugas, (2) mempercayakan tugas/pekerjaan sepenuhnya kepada anggotanya, (3) membuat keputusan yang kurang tegas, (4) menerima semua ide-ide/saran-saran dari anggotanya, dan (5) menugaskan pekerjaan tanpa banyak menghiraukan pengalaman atau kemampuan anggotanya. Dari kelima indikator tersebut, indikator yang menyebutkan bahwa pimpinan menerima semua ide-ide/saran dari anggota adalah indikator yang mendapat nilai skor tertinggi (2,80). Artinya, pimpinan menerima masukan ide/saran dari para anggota yang kemudian akan ditindaklanjuti.

Selain menyebutkan mengenai indikator-indikator gaya kepemimpinan partisipatif, konsultatif, dan delegatif, Lampiran 1 khususnya Tabel 1 menyebutkan mengenai gaya kepemimpinan direktif yang meliputi: (1) membuat keputusan/memecahkan masalah tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan anggotanya, (2) mengarahkan/menginstruksikan semua tugas yang dikerjakan oleh anggotanya, (3) memberikan tugas kepada anggotanya tanpa menanyakan terlebih dahulu kemampuan anggota mengenai tugas tersebut, (4) menghindari hubungan sosial di luar pekerjaan/organisasi dengan anggotanya, dan (5) mengawasi/mengontrol secara ketat semua tugas yang dikerjakan oleh anggotanya. Gaya kepemimpinan direktif mendapatkan nilai rata-rata skor terendah, yaitu 1,95. Indikator yang menyatakan bahwa pimpinan BEM KM IPB mengarahkan/menginstruksikan semua tugas yang dikerjakan oleh anggotanya merupakan kriteria yang paling sering diterapkan oleh pimpinan BEM KM IPB. Hal ini ditunjukkan dengan nilai skor 2,58. Artinya, pimpinan BEM KM IPB mengarahkan/menginstruksikan semua tugas yang dikerjakan oleh anggota.

Penerapan gaya kepemimpinan untuk masing-masing kementerian atau biro juga berbeda-beda. Misalnya, untuk Kementerian Kebijakan Kampus, Kementerian Kebijakan Nasional, Kementerian Budaya, Olahraga, dan Seni (BOS), Biro Bisnis dan Kemitraan serta (ISPC), pimpinan BEM KM IPB lebih cenderung menerapkan gaya kepemimpinan direktif. Kementerian Kebijakan Kampus menurut pimpinan tertinggi kegiatannya atau program kerjanya akan

membawa nama baik kampus IPB dan BEM KM IPB sendiri di mata civitas akemika IPB, sehingga membutuhkan kontrol secara langsung.

Kementerian Kebijakan Nasional program kerjanya mencakup isu nasional, sehingga membutuhkan keputusan secara langsung dari pimpinan tertinggi. Hal ini juga disebabkan karena pimpinan tertinggi tergabung dalam anggota BEM SI (BEM Seluruh Indonesia) dan memegang jabatan sebagai koordinator isu pangan nasional. Kementerian BOS memilliki kegiatan yang besar dan membutuhkan dana yang besar, sehingga membutuhkan pengawasan dari pimpinan tertinggi. Biro Bisnis dan Kemitraan dan ISPC adalah bagian BEM KM IPB yang baru dibentuk untuk Periode 2009-2010, sehingga membutuhkan penguatan dan pengawasan dari pimpinan BEM KM IPB. Kementerian Kebijakan Pertanian, Kementerian Kebijakan Daerah, dan Kementerian Sosial Kemasyarakatan, pimpinan BEM KM IPB cenderung menerapkan gaya kepemimpinan delegaif. Hal ini disebakan karena anggota dalam kementerian tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Gaya kepemimpinan partisipatif yang sering diterapkan oleh pimpinan BEM KM IPB juga ditunjukkan ketika semangat anggota dalam melaksanakan tugasnya atau menjalankan program kerjanya menurun, maka pimpinan tertinggi memberikan dorongan atau motivasinya agar lebih bersemangat kembali dan ketika berkomunikasi cukup akrab dengan anggotanya baik di bidang keorganisasian ataupun non-keorganisasian.

BAB VI

PROSES DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI BEM KM

Dokumen terkait