• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAKU GELATIN GELATIN GELATIN GELATIN DAN DAN DAN DAN KARAKTERISASINYA KARAKTERISASINYA KARAKTERISASINYA KARAKTERISASINYA Wirant

Dalam dokumen Prosiding Seminar Pangan April 2014 (Halaman 149-152)

Wiranti

WirantiWiranti SriSriSriSri Rahayu,Rahayu,Rahayu,Rahayu, AAAAsmiyentismiyentismiyentismiyenti DjaliasrinDjaliasrinDjaliasrinDjaliasrin Djalil,Djalil,Djalil,Djalil, HelmiHelmiHelmiHelmi Al-AfghaniAl-AfghaniAl-AfghaniAl-Afghani

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto e-mail : wirantisrirahayu@gmail.com

ABSTRACT ABSTRACTABSTRACTABSTRACT

Gelatin is one of the essential ingredients in Pharmaceutical industries. It was known that gelatin farmasetis largely obtained from the extraction of pigs and cows. The raw material from pig make big problem for Muslims in Indonesia. It needs an alternative to make gelatin from other raw material. The aim of this research was to create and utilize the catfish skeletons into gelatin and the resulting yield figure out and see the characteristics of skeleton gelatin and cook fresh catfish. The result of this research shows that yield of gelatin produced from fresh catfish skeleton was 11.65 % , while the yield of gelatin cooked catfish skeleton was 10.67 % . pH of gelatin form fresh catfish skeleton, cooked catfish skeleton and pharmacetic was 4.025 ; 4.025 , and 5.830 . Result of FTIR shows that gelatin form catfish sceleton was not different from pharmacetic gelatin.

Keywords

KeywordsKeywordsKeywords::::gelatin, skeleton catfish, FTIR spectrophotometry.

PENDAHULUAN PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN

Gelatin adalah produk hidrokoloid yang didapatkan dari hasil ekstraksi protein kolagen hewan secara parsial dan bersifat hidrofilik. Indonesia menggunakan gelatin dalam industri pangan serta non pangan. Gelatin impor masih mendominasi di Indonesia karena belum mampu memproduksi sendiri dalam jumlah besar. Gelatin impor menggunakan bahan bakunya di antaranya dari kulit babi (46%), kulit sapi (29,4%), dan tulang sapi (23,1%), serta sumber lain (1,5%) (Saidet al.,2011).

Penggunaan bahan baku dari kulit babi tentu merupakan masalah bagi masyarakat di Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam. Selain babi, penggunaan kulit dan tulang sapi bagi para peneliti di luar negeri ternyata juga masih meragukan tingkat higienitasnya (Said et al.,

2011). Gelatin farmasetis sebagian besar didapatkan dari ekstraksi babi dan sapi. Larangan bagi umat Islam yang mengharamkan penggunaan babi pada bagian manapun dan sapi bagi umat Hindu serta penyakit sapi gila bovine spongiform encephalopathy memicu pengembangan sumber baru untuk isolasi gelatin. Salah satu sumber baru gelatin adalah dengan memanfaatkan limbah perikanan (Dianet al.,2012).

Ikan lele adalah salah satu jenis ikan tawar yang dibudidayakan dan sampai saat ini hanya dimanfaatkan dagingnya saja, sedangkan tulangnya hanya menjadi limbah yang memiliki

KODE:

KODE:

KODE:

KODE: B-7B-7B-7B-7

ISBN:

ISBN:ISBN:ISBN: 978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8 106106106106

nilai jual rendah. Sehingga perlu dilakukan penelitian sumber alternatif gelatin dari selain mamalia, yaitu salah satunya adalah ikan, yaitu ikan lele. Banyaknya penjual ikan lele yang telah dimasak membuat bertambahnya limbah dari tulang ikan lele. Tulang ikan hanya menjadi limbah (Sariet al.,2013).

Limbah perikanan diketahui bobotnya lebih banyak yang dapat mencapai 75% dari bobot total ikan. Limbah ikan terdiri dari tulang, kulit dan sisik ikan yang dianggap sebagai bahan bernilai rendah Pengolahan limbah perikanan tersebut diharapkan mampu menurunkan volume limbah sekaligus memberikan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan. Gelatin merupakan salah satu dari material yang terdapat pada limbah perikanan yang nantinya dapat dikembangkan untuk dijadikan gelatin pengganti dari babi dan sapi serta meningkatkan nilai jual sehingga volume limbah perikanan dapat berkurang (Dianet al.,2012).

METODE

METODEMETODEMETODE PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN Alat

AlatAlatAlat dandandandan BahanBahanBahanBahan

Bahan percobaan yang digunakan adalah tulang ikan lele segar dan yang telah dimasak. Bahan kimia yang digunakan adalah bahan kimia berkualitas pro analisis (p.a) antara lain akuabidestilata (Otsuka Pharmaceutical), kertas saring whatman nomor 40, asam klorida 37% (Merck) dan gelatin farmasetis sebagai pembandingnya.

Peralatan yang digunakan adalah timbangan (Shimadzu), waterbath (H-WB-3F-27 L),

evaporator (IKA® RV 10 basic), oven (memmert), 826 pH mobile Metrohm, magnetic stirre,

cawan porselen, desikator, spektrofotometri FTIR (ABB MIRacleTM MB3000), thermometer,

pisau. Alat-alat gelas yang biasa digunakan dilaboratorium analisis adalah pengaduk, beaker glass, gelas ukur, labu ukur, pipet volum.

Pembuatan

PembuatanPembuatan GelatinPembuatanGelatinGelatinGelatin DariDariDariDari TulangTulang IkanTulangTulangIkanIkanIkan LeleLeleLeleLele a.

a.a.a. DegreasingDegreasingDegreasingDegreasing Tulang.Tulang.Tulang.Tulang.

Tulang ikan lele yang telah diperoleh direbus selama 30 menit. Suhu 80 – 100 oC dengan

menggunakan penangas air, selanjutnya tulang dibersihkan dan dikeringkan. Tulang ikan lele yang telah kering dipotong – potong menjadi ±1 cm.

b.

b.b.b. DemineralisasiDemineralisasiDemineralisasiDemineralisasi Tulang.Tulang.Tulang.Tulang.

Penghilangan kalsium dan garam-garam mineral dari tulang dengan cara perendaman dalam larutan HCl 5% selama 2 hari dengan perlakuan larutan HCl 5% diganti setiap hari (Hadi,

107 107 107 107

2005). Perbandingan tulang dan larutan HCl 5% adalah 1:4. Tulang ikan lele yang telah menjadi

osseinkemudian dicuci sampai pH-nya sekitar 6-7 diukur dengan menggunakan pH meter.

c.

c.c.c. EkstrasiEkstrasiEkstrasiEkstrasi GelatinGelatinGelatinGelatin TulangTulangTulangTulang IkanIkanIkanIkan Lele.Lele.Lele.Lele.

Ossein dengan pH 6-7 tersebut dimasukkan ke dalam beaker glass dan ditambah akuabides, perbandingan ossein dengan akuabides adalah 1:3 (b/b). Setelah ituosseindiekstraksi dalam waterbath pada suhu 90 oC selama 6 jam, kemudian disaring dengan kertas penyaring

whatmannomor 40. d.

d.d.d. Pengeringan.Pengeringan.Pengeringan.Pengeringan.

Filtrat hasil ekstraksi selanjutnya dikeringkan menggunakan oven pada suhu 50 °C selama 1 hari sehingga diperoleh lembaran gelatin. Lembaran gelatin yang diperoleh dihancurkan menggunakan blender untuk dijadikan tepung gelatin.

Karakterisasi

KarakterisasiKarakterisasiKarakterisasi GelatinGelatinGelatinGelatin a.

a.a.a. UjiUjiUjiUji OrganoleptikOrganoleptikOrganoleptikOrganoleptik GelatinGelatin TulangGelatinGelatinTulangTulangTulang IkanIkanIkanIkan Lele.Lele.Lele.Lele.

Uji organoleptik gelatin yang diperoleh dari tulang ikan lele segar dan tulang ikan lele masak dibandingkan dengan gelatin farmasetis, di antaranya adalah bau, rasa, dan warna.

b.

b.b.b. Rendemen.Rendemen.Rendemen.Rendemen.

Rendemen didapatkan dari perbandingan bobot kering tepung gelatin yang dihasilkan dengan bobot bahan (tulang kering yang telah dicuci bersih) (AOAC, 1995). Besarnya rendemen dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:

Rendemen = Bobot kering x 100% Bobot bahan

c.

c.c.c. DerajatDerajatDerajatDerajat keasamankeasamankeasamankeasaman (pH).(pH).(pH).(pH).

Sampel sebanyak 0,2 g ditimbang dan didispersikan ke dalam 20 mL akuades pada suhu 80oC. Sampel dihomogenkan dengan magnetic stirrer (British Standard 757, 1975). Derajat

keasamannya diukur pada suhu kamar dengan menggunakan pH meter.

d.

d.d.d. UjiUjiUjiUji SpektrofotometerSpektrofotometerSpektrofotometerSpektrofotometer FTIRFTIRFTIRFTIR

Menyiapkan masing-masing sebanyak 2 mg gelatin dari tulang ikan lele yang telah dimasak, dan gelatin dari tulang ikan lele segar serta gelatin farmasetis. Analisis spektrum dilakukan menggunakan spektrometer FTIR. Sebuah komputer personal yang dilengkapi dengan perangkat lunak essential FTIR mengatur kerja spektrofotometer FTIR pada kisaran daerah 4000 – 500 cm-1yang dibaca dengan aplikasi Horizon MB.

ISBN:

ISBN:ISBN:ISBN: 978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8 108108108108 Analisis

AnalisisAnalisisAnalisis HasilHasilHasilHasil

Analisis statistik diberikan pada data yang tidak diamati visual, namun secara analitis di laboratorium. Jenis data dalam bentuk interval dan rasio, jumlah sampel yang digunakan dua sampel independen, hipotesisnya yaitu berupa komparatif, maka teknik analisis statistik dengan menggunakan uji Anova Tunggal (one way) dengan program SPSS dimana nilai gelatin farmasetik tidak tergantung pada nilai gelatin dari tulang ikan lele segar dan yang telah dimasak.

Hasil uji spektrofotometri FTIR adalah dalam bentuk spektrum yang menunjukan adanya gugus tertentu secara spesifik (sidik jari) sehingga dapat diketahui komposisi senyawa yang terkandung pada gelatin dengan aplikasi Horizon MB.

HASIL

HASILHASILHASIL DANDANDANDAN PEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASAN

Dalam dokumen Prosiding Seminar Pangan April 2014 (Halaman 149-152)