• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE METODE METODE PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN

Dalam dokumen Prosiding Seminar Pangan April 2014 (Halaman 167-171)

PADA IKAN SEGAR SECARA IN VITRO

METODE METODE METODE PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN

METODEMETODEMETODE PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN

Rancangan penelitian ini adalah eksploratif untuk mendapatkan potensi optimal ekstrak buah mengkudu sebagai bahan pengawet alami pada ikan segar.

BBBBahanahanahanahan,,,, ikan segar,,,, buah mengkudu, etanol 96%, aquades, kertas saring, Carboxyl Methyl Cellulose (CMC), Nutrient Agar, Nutrient Broth, Muler Hinton Agar, Muller Hinton Broth, Formalin 1% dan antibiotik, lima mikroba uji yaitu adalah A. Calcoaceticus, B. Alvei, S. Saphrophyticus, B. Cereus mycoides dan K oxytoca.

A

ISBN:

ISBN:ISBN:ISBN: 978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8 124124124124 C

CCCaraaraaraara KerjaKerjaKerjaKerja,,,, pembuatan simplisia buah mengkudu dengan pengeringan suhu 50oC, ekstraksi

buah mengkudu dengan metode maserasi pelarut etanol, pembuatan seri konsentrasi ekstrak (10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100%) dengan pelarut CMC 1%. Uji aktivitas masing-masing konsentrasi ekstrak buah mengkudu dengan metode difusi media Muller Hinton Agar terhadap 5 mikroba uji.

Uji MIC (Minimum Inhibitory Concentration) dan MBC Minimum Bactericidal Concentration dengan metode dilusi media NB dan masing-masing konsentrasi ekstrak. Pertumbuhan bakteri diukur dengan spektrofotometer panjang gelombang 600 nm.

HASIL

HASILHASILHASIL DANDANDANDAN PEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASAN

Buah mengkudu yang digunakan untuk penelitian dideterminasi di Balai Besar Pengawasan Obat-Obat Tradisional, Tawangmangu. Hasil determinasi menyatakan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah Morinda citrifolia L. atau dikenal dengan tanaman mengkudu. Sampel buah dikeringkan hingga kadar air 5 – 10% untuk mengurangi kandungan air sehingga dapat menghambat proses enzimatis dan mencegah pertumbuhan mikroba dalam sampel. Simplisia selanjutnya diserbuk dan diekstraksi dengan pelarut etanol 96%.

Ekstrak etanol buah mengkudu dibuat seri konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100% dan diuji aktivitasnya terhadap 5 mikroba uji yang telah diisolasi dari ikan segar. Uji antimikroba ini menggunakan metode difusi (metode sumuran) untuk mengetahui apakah ekstrak buah mengkudu mempunyai aktivitas anti mikroba atau tidak yaitu dengan mengukur diameter daya hambatnya. Potensi suatu ekstrak sebanding dengan diameter zona hambat yang dihasilkan. Hasil uji daya hambat diperkuat dengan analisis konsentrasi minimum penghambatan/bakterisidal. Metode ini untuk mengetahui apakah potensi antimikroba dari ekstrak bersifat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba uji.

Hasil pengujian daya hambat pertumbuhan dan konsentrasi hambatan minimal pada bakteri uji terhadap ekstrak etanol buah mengkudu dapat dilihat pada Tabel 1. Gambar 1 menunjukkan contoh zona hambat yang terbentuk dari pertumbuhan B. Cereus mycoides terhadap ekstrak buah mengkudu konsentrasi 10 hingga 100%. Dari gambar ini tampak semakin besar diameter dari zona bening setara dengan semakin besarnya aktivitas penghambatan ekstrak.

Pada Tabel 1 dan Gambar 2 tampak adanya pola yang beragam dari kurva hambatan masing-masing bakteri uji. Ada beberapa titik yang menunjukkan penurunan daya hambat yaitu pada A. calcoacyticus. Dalam hal ini untuk dapat membunuh mikroba, senyawa uji harus masuk

ISBN:

ISBN:ISBN:ISBN: 978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8 125125125125

ke dalam sel melalui dinding sel. Masing-masing mikroba uji tersebut memiliki komposisi dinding sel yang tidak sama, dimana mikroba yang termasuk jenis bakteri gram positif memiliki struktur sel dengan kandungan peptidoglikan yang tinggi yaitu 90% dan relatif sedikit lipida, sedangkan mikroba gram negatif mempunyai komposisi dinding sel yang relatif tinggi kandungan lipidanya. Kondisi ini mempengaruhi daya ikat senyawa uji pada dinding sel, dimana senyawa ekstrak buah mengkudu cenderung bersifat semi polar.

Gambar Gambar Gambar

Gambar 1111. Zona hambat dari B. Cereus mycoides terhadap ekstrak buah mengkudu konsentrasi 10 – 100%

Tabel

TabelTabelTabel 1.1.1.1. Hasil Uji Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri Uji terhadap Ekstrak Etanol Buah mengkudu.

Mikroba Uji Diameter Zona Hambat (mm) dari seri konsentrasi ekstrak 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% A. Calcoaceticus 5.8 10.0 7.2 11.6 13.0 9.5 15.2 15.6 14.5 10.9 B. Cereus mycoides 7.0 6.6 9.5 11.8 12.5 11.3 12.8 12.8 12.5 13.5 B. Alvei 0.9 1.2 5.5 8.2 10.0 9.5 10.8 11.2 8.7 4.7 S. Saphrophyticus 1.3 7.0 8.1 9.8 13.0 11.0 10.8 11.3 13.0 12.3 K. oxytoca 2.2 3.6 4.8 4.5 5.3 5.7 6.0 5.5 5.5 6.7 Kontrol Amoxicilin 0,25 % 4,5 6,3 5,7 6,4 5,4 4,8 20,1 12,1 12,0 18,8 CMC 1 % 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Etanol 70 % 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Tabel 1 dan Gambar 2. menunjukkan pula bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka daya hambatnya semakin besar. Faktor sensitivitas mikroba uji terhadap senyawa antibakteri dalam ekstrak tumbuhan mempengaruhi lebar atau sempitnya diameter zona hambat. Mikroba yang mempunyai keresistenan cukup tinggi terhadap lingkungannya maka diperlukan senyawa antimikroba dengan konsentrasi yang cukup tinggi untuk menghambat pertumbuhannya. Davis Stout (1971) melaporkan bahwa ketentuan kekuatan antibiotik-antibakteri sebagai berikut: daerah hambatan 20 mm atau lebih termasuk sangat kuat, daerah hambatan 10 mm-20 mm kategori kuat, daerah hambatan 5 mm - 10 mm kategori sedang, dan daerah hambatan 5 mm

ISBN:

ISBN:ISBN:ISBN: 978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8 126126126126

atau kurang termasuk kategori lemah. Hasil uji menunjukkan bahwa potensi kuat dari antimikroba ekstrak buah mengkudu rata-rata dicapai mulai konsentrasi 50%. Sementara itu pada A. Calcoacyticus menunjukkan diameter penghambatan diatas 10 mm mulai konsentrasi 40% dan tertinggi pada konsentrasi 70%. Pola penghambatan kuat juga tampak pada B. Cereus dimana tampak kecenderungan berada pada diameter di atas 10 mm. Sebagai kontrol digunakan amoksisilin yang merupakan turunan penisilin yang efektif terhadap bakteri gram positif namun juga dapat menghambat pertmbuhan bakteri garam negatif. Obat ini menghambat reaksi transpeptidase dalam rangkaian sintesis dinding sel bakteri. Tekanan osmotik dalam sel bakteri lebih tinggi daripada di luar sel maka kerusakan dinding sel bakteri akan menyebabkan terjadinya lisis yang merupakan efek bakterisidal pada bakteri yang peka (Jawetz et al., 2005).

Gambar Gambar Gambar

Gambar 2222. Kurva Diameter Hambat mikroba uji terhadap ekstrak etanol buah mengkudu.

Tabel

TabelTabelTabel 2222. Hasil Uji MIC dan MBC dari Pertumbuhan Bakteri Uji terhadap Ekstrak Etanol Buah mengkudu.

Mikroba Uji HambatDaya 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%Konsentrasi Ekstrak A. calcoaceticus MICMBC + + +- +- + - + - + - +- +- + - B. cereus mycoides MICMBC + + + + +- +- +- +- +- +- B. Alvei MIC + + - - - - MBC + + + + + + + + S. Saphrophyticus MICMBC + + + + +- +- +- +- +- +- K. Oxytoca MIC - - - - MBC + + + + + + + + + + E. coli MIC + + + - - - - MBC + + + + + + +

Keterangan : + : ada pertumbuhan mikroba uji - : tidak ada pertumbuhan mikfroba uji

ISBN:

ISBN:ISBN:ISBN: 978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8978-602-18580-2-8 127127127127

Secara keseluruhan Gambar 2 menunjukkan pola yang meningkat setara dengan peningkatan konsentrasi senyawa ekstrak buah mengkudu. Dari hasil ini dapat diambil suatu asumsi bahwa ekstrak mampu menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada ikan segar, sehingga dapat digunakan sebagai senyawa pencegah kebusukan pada ikan segar.

Tabel 2 menunjukkan pada uji MIC, hampir semua mikroba uji tidak tumbuh pada konsentrasi ekstrak buah mengkudu mulai 40% ke atas. Ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi tersebut, aktivitas antimikrobanya mulai terlihat nyata. Hal ini sesuai dengan hasil perhitungan diameter zona hambat bahwa zona hambat yang terbentuk makin meningkat mulai konsentrasi 40%. Dari hasil uji MBC ternyata mikroba uji yang diperlakukan dengan konsentrasi ekstrak buah mengkudu di atas 40% tersebut dapat tumbuh, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstraksi buah mengkudu mempunyai aktivitas bakteriostatik dan bukan bakterisidal.

Dalam dokumen Prosiding Seminar Pangan April 2014 (Halaman 167-171)