• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEOMETRI BATUAN KARBONAT

Dalam dokumen SEDIMENTOLOGI DAN STRAIGRAFI (Halaman 192-195)

Secara umum, pengetahuan tentang geometri tubuh batuan karbonat jauh lebih sedikit dibanding dengan pengetahuan tentang geometri tubuh batupasir. Hal itu antara lain terjadi karena, dalam geophysical logs, kita lebih mudah membedakan pasir dengan serpih dibanding membedakan pasir karbonat dengan batugamping mikrit. Dengan kata lain, geophysical logs tidak memadai untuik membedakan batugamping tertentu dari batugamping lain yang berasoasiasi dengannya. Karena itu, pengetahuan kita saat ini masih terlalu minim untuk dapat digunakan sebagai dasar penyusunan klasifikasi tubuh batuan karbonat. Walau demikian, hingga dewasa ini telah ada sebagian ahli yang mencoba untuk menyusun skema penggolongan tubuh endapan karbonat. Sebagai contoh, Ball (1967) mencoba menggolongkan tubuh pasir karbonat masa kini yang ada di Bahama. Sebagian ahli juga telah mempelajari carbonate “buildup” atau

bioherm, termasuk didalamnya terumbu (reef) dan carbonate mud

mound atau “knoll”. 5.4.1 Terumbu

Terumbu adalah bioherm yang pada masa sekarang terlihat sebagai massa batuan (umumnya dolomit) yang sarang, tidak berstruktur, memiliki tekstur yang tidak merata, dan memotong bidang perlapisan umum dari batuan lain yang ada disekitarnya. Terumbu merupakan tempat berlangsungnya aktivitas organisme yang vital sehingga menjadi tempat akumulasi karbonat yang aktif. Setelah terbentuk, terumbu akan tumbuh menjadi sebuah tonjolan yang elevasinya lebih tinggi dari daerah sekitarnya, kemudian berkembang hingga mencapai permukaan air laut, bahkan sebagian diantaranya dapat muncul di atas muka air laut. Terumbu tahan terhadap hempasan gelombang. Jika tumbuh pada zona limpasan (surf zone), terumbu dapat menghasilkan material rombakan yang kemudian tersebar ke daerah lain yang

ada disekelilingnya. Material rombakan yang paling kasar akan membentuk apron yang mengelilingi inti terumbu. Apron itu berwujud sebagai lapisan-lapisan yang miring curam dan merupakan bagian tak terpisahkan dari kompleks terumbu (gambar 5-11).

Bioherm biasanya merupakan produk suatu komunitas organisme. Organisme terpenting adalah organisme pembentuk rangka yang aktivitasnya menyebabkan terekatkannya sedimen dan menyebabkan terbentuknya tubuh terumbu. Contohnya adalah ganggang. Hampir seluruh bagian terumbu tertua yang ada di dunia ini dihasilkan oleh ganggang.

Terumbu memiliki ukuran yang beragam, mulai dari terumbu kecil seperti serpulid mound dan stromatolitic head yang ber-ukuran sekitar 1 m, bahkan kurang dari itu, hingga kompleks terumbu berukuran raksasa dengan dimensi ribuan meter. Bioherm stromatolit Prakambrium dengan ketebalan hingga sekitar 18 m dan lebar 61 m pernah ditemukan di Great Slave Lake, Northwest Territories (Hoffman, 1969). Terumbu yang lebih muda dari Prakambrium memiliki komposisi yang lebih beragam dan umumnya memiliki ukuran yang lebih besar dibanding terumbu Prakambrium. Salah satu contoh terumbu yang sangat mengesankan adalah kompleks terumbu Attendorn (Devon) di bagian tengah Jerman. Terumbu itu memiliki tebal lebih dari 900 km dan meliputi daerah yang luasnya lebih dari 100 km2. Terumbu Attendorn adalah sebuah struktur yang mirip dengan atoll (Krebs, 1971). Terumbu lain yang mirip dengan terumbu Attendorn, namun ukurannya lebih kecil kecil, adalah kompleks Iberg-Winterberg di Pegunungan Harz (Franke, 1971). Terumbu Virgilian (Karbon Akhir) di Pegunungan Sacramento, New Mexico, memiliki diameter mulai dari beberapa puluh meter hingga 1,6 km dan ketebalan hingga 61 meter (Plumley & Graves, 1953). Terumbu yang disebut terakhir ini merupakan lensa-lensa batuan karbonat masif yang tertanam dalam batugamping yang berlapis tipis.

Terumbu biasanya memiliki dasar yang datar dan puncak yang cembung serta dikelilingi oleh lapisan-lapisan yang miring curam. Pada beberapa kasus, struktur terumbu dikelilingi oleh peripheral synclineyang melengkung lemah dan mengindikasikan bahwa tubuh terumbu itu pernah mengalami penurunan, relatif terhadap substrat yang terletak dibawahnya.

Apabila dilihat pada bidang horizontal, tubuh terumbu biasanya berbentuk lingkaran, meskipun ada sebagian diantaranya yang memanjang. Tubuh terumbu lain memperlihatkan ketidaksetangkupan, hal mana diasumsikan merupakan bentuk tanggapan terumbu terhadap arah angin yang ada pada saat terumbu itu tumbuh (Lowenstam, 1957; Ingels, 1963).

Sebagian besar terumbu muncul dalam kelompok-kelompok tertentu serta membentuk suatu sabuk. Terumbu dapat tumbuh pada tepi batur atau dapat terisolasi dan terletak pada suatu tinggian vulkanik seperti pada kasus terumbu Iberg di Jerman (Franke, 1971).

5.4.2 Mound dan Bank

Tidak semua bioherm berupa terumbu. Maksudnya, tidak semua bioherm memiliki rangka yang tahan terhadap hempasan gelombang. Sebagian bioherm merupakan bank atau tonjolan (mound) karbonat, dalam banyak kasus merupakan lumpur karbonat, yang terakumulasi di suatu tempat akibat beberapa hal. Pernah diperkirakan bahwa sebagian mud bank masa kini terbentuk sebagai akibat baffle effect dari padang rumput laut. Organisme lain, misalnya bryozoa, dapat memegang peranan yang sama di masa lalu. Pray (1958) mencandra bioherm Mississippi yang tebalnya 7,6-107 m, memiliki dasar yang rata dan puncak yang cembung, yang dia nisbahkan pada proses tersebut. Penjelasan senada digunakan untuk menjelaskan asal-usul “terumbu” Waulsortian (Karbon) yang ada di bagian barat-tengah Irlandia (Lees, 1964). “terumbu” itu membentuk “knoll” yang terutama disusun oleh batulumpur kalsit masif dengan diameter mulai dari sekitar 30-300 m dengan ketebalan yang bervariasi. Sayap-sayap “terumbu” itu memiliki kemiringan hingga 50o.

Untuk mengetahui literatur terumbu dan mud mound, para pembaca dipersilahkan untuk mengkaji pembahasan mengenai fasies terumbu pada Bab 10.

5.4.3 Tubuh Karbonat Lain

Selain terumbu dan mud mound atau “knoll”, ada bioherm karbonat lain yang tidak termasuk ke dalam kategori-kategori tersebut. Salah satunya adalah akumulasi batugamping crinoid yang memiliki penyebaran terbatas, misalnya saja batugamping crinoid yang membentuk “crinoidal pool”, salah satu batuan reservoar di Todd Oil Field, Texas (Imbt & McCollum, 1950). Batugamping crinoid yang berumur Kapur Akhir itu memiliki diameter 3,2 km, ketebalan maksimum 122 m, serta dikelilingi oleh serpih hitam dan serpih hijau. Meskipun sering dinamakan “terumbu”, batugamping itu kemungkinan terbentuk oleh koloni crinoid yang populasinya melimpah dan mampu berkembang untuk selang waktu yang relatif lama. Tubuh endapan gamping itu mungkin tidak pernah tumbuh hingga mencapai level yang relatif tinggi dibanding dasar laut masa itu. Massa-massa batugamping crinoid yang mirip dengan itu, tidak bersambungan, tersebar secara tidak merata, dan terkungkung dalam strata klastika pernah ditemukan dalam Kelompok Bordon (Kapur Awal) di

Indiana (Stockdale, 1931). Massa yang ukurannya paling besar memiliki diameter 3,2 km dan ketebalan maksimum 21,3 m. Lihat gambar 5-12.

Tubuh karbonat lain mencakup batugamping oolit seperti “McClosky Sand” di Passport Oil Pool, Clay County, Illinois. “Pasir” yang ada dalam Formasi Ste. Genevieve (Kapur Awal) itu pada dasarnya merupakan lensa-lensa yang lebarnya sekitar 1 mil, panjang 1,5-2 mil, dengan ketebalan 3,7-4,3 m. Tubuh batugamping itu menipis dan menghilang ke segala arah. Lensa-lensa itu ditafsirkan sebagai oolitic shoalyang terbentuk pada lingkungan laut dangkal (Carr, 1973). Pembentukan batugamping itu mungkin mirip dengan pembentukan sebagian oolitic shoal yang sekarang ada di Bahama Banks (Rich, 1948).

Dalam dokumen SEDIMENTOLOGI DAN STRAIGRAFI (Halaman 192-195)