Wacana 1: Bisu Tuli pada Manusia
C. Ginjal dan pembentukan urin 1 Bagian-bagian ginjal
Potongan membujur ginjal memperlihatkan beberapa cabang arteri ginjal dan vena ginjal (Gambar 1.8.33.2.). Ginjal memiliki tiga bagian, yaitu korteks, medula dan pelvis.
Korteks adalah lapisan paling luar ginal. Di bawah korteks terdapat lapisan dengan massa jaringan berbentuk segi tiga disebut piramid ginjal. Lapisan yang mengandung massa ini disebut medula. Pelvis ginjal merupakan ruang di tengah ginjal yang berhubungan dengan ureter.
2. Nefron
Dengan perbesaran tinggi, ginjal terlihat tersusun atas lebih dari berjuta-juta nefron (Gambar 1.8.33.2). Nefron merupakan unit struktural dan fungsional terkecil ginjal. Di dalam nefron inilah terbentuk urin. Masing-masing nefron tersusun atas beberapa bagian berturut-turut meliputi glomerulus, kapsula Bowman, tubulus kontortus proksimal, ansa Henle, tubulus kontortus distal dan saluran pengumpul. Kapsul glomerulus dan tubulus kontortus selalu berada di korteks. Ansa Henle turun ke medula. Saluran pengumpul juga berada di medula renalis, sehingga bagian piramid terlihat bergaris.
Masing-masing nefron memiliki pasokan darah sendiri. Darah dari aorta mengalir ke arteri ginjal, kemudian ke arteriol aferen menuju gumpalan kapiler yang disebut glomerulus. Glomerulus dibungkus oleh kapsul glomerular atau kapsula Bowman. Darah meninggalkan glomerulus memasuki arteriol eferen yang membawa darah ke jaringan kapiler peritubuler. Kapiler peritubuler merupakan jaringan kapiler yang mengelilingi nefron. Kapiler ini kemudian bermuara di venula yang selanjutnya bergabung dengan vena ginjal.
Salah satu komponen nefron adalah glomerulus. Bagian ini merupakan kelompok kapiler cabang dari arteriol afaren ginjal yang melekuk membentuk gumpalan.
Glomerulus dibungkus oleh lapisan dalam kapsula Bowman yang tersusun atas podosit. Podosit memiliki penjuluran sitoplasma. Podosit menempel pada dinding kapiler gomerulus dan diantaranya membentu pori yang memungkinkan dilewati molekul-molekul kecil dari glomerulus ke kapsula Bowman.
Tubulus kontortus proksimal memanjang dari kapsula Bowman. Saluran ini dilapisi sel-sel epitel kuboid di permukaan dalamnya dengan mikrovili berukuran sekitar 1 цm. Mikrivili ini terkemas membentuk “brush border”, menambah area permukaan untuk reabsorbsi.
Di akhir saluran menyempit dan dindingnya hanya tersusun atas epitel pipih satu lapis. Saluran ini melekuk berbentuk huruf U, disebut ansa Henle. Masing- masing lengkungan terdiri dari lengan disenden (turun) dan asenden (naik).
Di akhir ansa Henle, tubulus membesar dengan dinding dilapisi oleh sel-sel epitel kuboid. Saluran ini disebut tubulus kontortus distal yang memiliki banyak mitokondria, tetapi bermikrovili sedikit. Susunan ini sesuai dengan perannya untuk aktif mentransport molekul dari darah ke dalam saluran. Proses ini disebut sekresi. Beberapa buku pengangan siswa menyebutnya sebagai augmentasi. Cairan di dalam tubulus kontortus distal bermuaran di saluran pengumpul, kemudian disalurkan ke rongga ginjal yang disebut pelvis renalis.
Korteks Piramid ginjal Tubulus kontortus distal Arteri ginjal Vena ginjal Ureter Pelvis ginjal Medula Saluran pengumpul Glomerulus Medula Arteri renalis Korteks Jaringan kapiler peritubuler Ansa Henle asenden Ansa Henle desenden Vena renalis Arteri ol aferen Tubulus kontortus proksimal Kapsula Bowman Saluran pengumpul Korteks Nefron
3. Pembentukan urin
Urin terbentuk di dalam nefron melalui beberapa tahap, yaitu filtrasi, reabsorbsi, sekresi (augmentasi), dan pengumpulan urin.
Filtrasi
Filtrasi terjadi saat darah masuk ke arteriol aferen ginjal, kemudian ke glomerulus. Tekanan darah dalam glomerulus tinggi karena mendapat dorongan dari tekanan arteriol yang berasal dari arteri ginjal dan aorta. Karena dengan tekanan ini, air dan molekul-molekul kecil didorong menembus pori kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Hasil filtrasi disebut filtrat glomerulus atau urin primer. Filtrat glomerulus mengandung molekul-molekul kecil yang sama dengan plasma darah. Di dalamnya terdapat molekul yang masih diperlukan tubuh dan molekul yang tidak zat sampah metabolisme.
Dalam proses ini molekul-molekul besar (protein) dan sel-sel darah tidak dapat menembus dinding kapiler sehingga tetap di dalam kapiler glomerulus. Selain mengandung komponen besar, darah dalam kapiler glomerulus juga mengandung molekul-molekul kecil yang tidak ikut terfiltrasi. Dalam sehari, nefron ginjal kurang lebih memfilter 180 liters air. Cairan (darah) yang tertinggal di dalam kapiler glomerulus mengalir menuju arteriol eferen.
Reabsorbsi
Reabsorbsi merupakan proses penyerapan molekul-molekul dan ion yang diperlukan tubuh dari tubulus kontortus proksimal menuju darah di dalam jaringan kapiler peritubuler yang mengelilingi nefron. Dalam proses ini, glukosa dan asam amino kembali ke darah. Berpindahnya molekul dan ion terjadi secara aktif maupun pasif.
Reabsorbsi difasilitasi oleh protein pembawa yang spesifik untuk masing- masing macam molekul dengan jumlah terbatas. Glukosa merupakan molekul yang seharusnya direabsorbsi sampai habis. Apabila terlalu banyak glukosa di dalam darah, misalnya pada penderita diabetes mellitus, maka ada sebagian molekul glukosa yang tidak terangkut oleh molekul pembawa sehingga keluar bersama urin.
Sekresi
Sekresi (beberapa buku pegangan siswa di Indonesia menamakan augmentasi) merupakan proses selanjutnya di mana beberapa zat (ion hidrogen, ion potasium, kreatinin, dan obat-obatan misalnya penisilin) dikeluarkan dari darah dan masuk ke cairan tubulus, terutama tubulus kontortus distal. Zat-zat ini digerakkan dari darah dengan trasport aktif ke dalam tubulus kontortus distal. Hasil proses ini adalah urin sekunder yang mengandung: (1) substansi yang telah mengalami fltrasi glomerulus, dan tidak mengalami reabsorbsi, dan (2) substansi yang disekresi.
Urin tersebut dialirkan ke saluran pengumpul menuju pelvis ginjal, kemudian melalui ureter menuju kantung kemih. Di dalam kantung kemih urin ditampung kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Keseimbangan air dan elektrolit
Di samping sebagai organ ekskresi, ginjal juga mengatur keseimbangan air dan elektrolit. Elektrolit yang dimaksud terutama Na+, K+, HCO3-. Elektrolit lain seperti ion kalsium (Ca2+) dan ion fosfat (HPO42-). Ginjal mengatur ekskresi dan keluar masuknya elektrolit-elektrolit tersebut keluar dan masuk saluran terutama di ansa Henle dan saluran pengumpul untuk membantu darah mengontrol komposisi elektrolit di dalamnya.