• Tidak ada hasil yang ditemukan

Periode Germinal

Dalam dokumen 126 190 pendan materi biologi (Halaman 139-143)

Wacana 1: Bisu Tuli pada Manusia

A. Periode Germinal

Periode Germinal ini dimulai pada awal minggu pertama dan diakhiri pada minggu ke dua kehamilan. Sel telur yang telah terfertilisasi akan mengadakan menuju ke rongga uterus melalui tuba falopii. Dalam perjalanan di tuba fallopii, sel telur akan mengalami tahap pembelahan, tahap morula, tahap blastula/blastosit sebelum dimulainya tahap implantasi. Proses ini terjadi pada hari ke 3-4. Selama ini zigot menerima makanan dari dinding kelenjar uterus. Zigot yang berumur satu minggu ini disebut Blastosit. Selama minggu ke dua, blastosit mengawali proses implantasi di lapisan dinding uterus. Lapisan terluar blastosit akan mulai mengalami perkembangan menjadi placenta, tali umbilicus dan kantung amnion, sedangkan perkembangan lapisan dalam blastosit akan menjadi embrio itu sendiri.

1. Tahap Pembelahan

Tahap pembelahan pada telur manusia pertama kali dimulai pada umur 24 jam setelah fertilisasi. Pola pembelahan pada telur manusia disebut dengan holoblastik rotasional. Holoblastik artinya bidang pembelahan membelah sel sampai ke seluruh bagian secara terpisah, tidak terhalangi oleh keberadaan yolk (kuning telur) karena telur manusia termasuk telur dengan sedikit yolk (isolesital) sehingga terbentuk blastomer (sel hasil pembelahan pada embrio) secara terpisah satu sama lain. Dikatakan pembelahan holoblastik rotasional karena mempunyai ciri-ciri yaitu pembelahan tahap pertama satu sel menjadi dua sel terjadi secara normal yaitu melalui bidang meridional. Pembelahan tahap kedua berbeda dengan biasanya, satu blastomer membelah secara meridional, sedangkan blastomer yang lainnya membelah secara equatorial. Ciri khas yang lain yang membedakan pembelahan telur manusia dengan telur hewan yang lain adalah waktu pembelahan yang tidak sinkron antara blastomer yang satu denga blastomer yang lain, sehingga blastomer yang dihasilkan tidak meningkat dari 2, 4, 8 sel dan seterusnya, tetapi meningkat dari 1, 2, 3, 4 dan seterusnya.

2. Tahap Morula

Tahap morula dimulai kira-kira hari ketiga setelah fertilisasi dan embrio selanutnya akan masuk ke dalam uterus. Pada tahap pembelahan akan

dihasilkan sejumlah sel yang disebut dengan blastomer. Pada tahap 8 sel, blastomer-blastomer membentuk susunan yang cukup longgar diantara mereka. Pada tahap setelah 8 sel, zigot tampak seperti buah srikaya (Morus alba), sehingga disebut dengan tahap morula. Pada tahap morula ini terjadi perubahan yang cukup spektakuler yaitu terjadinya fenomena kompaksi. Pada tahap 8 sel, blastomer-blastomer membentuk susunan yang cukup longgar diantara mereka. Namun pada tahap berikutnya, blastomer-blastomer ini tiba-tiba berkumpul, bercampur dan berhimpitan, mempererat hubungan antara blastomer yang satu dengan blastomer yang lainnya sehingga membentuk bola yang padat dan kompak. Bentuk ini distabilisasi dengan ikatan antar sel yng disebut dengan tight junction yang terbentuk diantara sel di sisi luar yang berfungsi untuk mencegah pertukaran cairan antara lingkungan dengan embrio. Sedangkan sel-sel dari bagian dalam embrio berhubungan satu dengan yang lain dengan ikatan antar sel yang disebut dengan gap junction, yang memugkinkan terjadinya pertukaran molekul dengan ion antara sel yang satu dengan del yang lainnya. Dengan demikian adanya kompaksi menyebabkan sel-sel embrio terbagi menjadi dua kelompok yaitu sel-sel di bagian dalam atau disebut dengan inner cell mass (ICM), dan sel yang berada di bagian luar yang mengelilingi sel-sel bagian dalam disebut dengan outer cell mass. Inner cell mass akan berperan dalam pembentukan jaringan embrio, sedangkan outer cell mass akan membentuk tropoblas dan dalam perkembangan selanjutnya akan membentuk plasenta. 3. Tahap Blastokis

Pada saat morula mulai memasuki uterus, cairan mulai melewati zona pelusida menuju ruang interseluler dari inner cell mass. Secara bertahap ruang interseluler menjadi konfluen dan akhirnya terbentuk rongga yang disebut dengan blastosol. Pada saat ini embrio dikatakan sebagai blastokis. Sel-sel dari inner cell mass sekarang dikatakan sebagai embrioblas yang berlokasi pada salah satu kutub, sedangkan sel-sel dari outer cell mass atau tropoblas, memipih dan membentuk dinding epitelial dari blastokis. Zona pelusida sekarang dipersiapkan untuk memulai terjadinya implantasi. Kira-kira umur 4 – 5 hari setelah fertilisasi, embrio keluar dari zona pelusida dan akan mempersiapkan implantasi ke lapisan dalam uterus. Sel-sel tropoblas yang menutupi sel-sel embrioblas akan memulai penetrasi diantara sel-sel epitelial mukosa uterus kira- kira berumur 6 hari. Kemungkinan penetrasi dapat terjadi karena enzim proteolitik yang dihasilkan oleh tropoblast, enzim tersebut mampu melisiskan komponen protein yang berada diantara sel-sel tropoblas.

4. Implantasi

Implantasi adalah proses perlekatan zigot pada dinding endometrium. Saat ini zigot pada tahap blastosit memulai perlekatan dengan mengawali perkembangan placenta dan tali umbilicus. Bagian ini membantu perkembangan zigot selama periode kritis. Placenta mensuplai makanan selama perkembangan embrio dan membuang seluruh hasil sisa metabolisme keluar tubuh juga melindungi embrio dari bahaya zat atau mikroba yang akan mengancam perkembangannya. Placenta mempunyai dua set pembuluh darah yaitu dari embrio ke tali umbilicus dan satunya dari ibu melalui arteri dan vena placenta yang mampu mensuplai oksigen dan makanan.

Skema menunjukkan terjadinya perkembangan embrio pada minggu 1 kehamilan ibu.

a. Oosit setelah ovulasi

b. Lebih kurang 12-24 jam setelah Ovulasi dapat terjadi fertilisasi c. Tahap terbentuknya pronukleus jantan dan betina dan akan melebur d. Pembentukan benang-benang spindel dari mitosis I

e. Tahap pembelahan 2 sel selama 38 jam

f. Tahap Morula berisi 12-16 blastomer ( ± berumur 3 hari) g. Tahap Morula lanjut mencapai lumen uteri ( ± berumur 4 hari) h. Perkembangan blastosit awal ( ± berumur 4,5 hari)

i. Awal tahap implantasi blastosit ( balstosit ± berumur 6 hari) B. Periode Embrional

Saat minggu ke-4 sampai dengan ke-8 dari perkembangan embrio dinamakan periode embrional, embrio terdiri dari tiga lapisan germinal yaitu lapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm. Masing-masing lapisan ini akan membentuk jaringan- jaringan dan organ-organ yang spesifik.

1. Derivat Lapisan Ektoderm

Pada awal minggu ke-3 dari perkembangan embrio, lapisan germinal ektoderm berbentuk lempeng rata, dimulai pada daerah cephal dan sedikit lebih meluas dari pada caudal. Lempeng ektoderm selanjutnya akan berinteraksi dengan lapisan dibawahnya yaitu chordamesoderma (disebut sebagai proses induksi neural) bersamaan secara simultan terjadinya diferensiasi chordamesoderm menjadi notochord. Lempeng ektoderm selanjutnya akan mengalami penebalan dan disebut sebagai lempeng neural (neural plate). Dalam perkembangan selanjutnya lempeng neural akan berkembang menjadi sistem saraf pusat. Proses pembentukan sistem saraf pusat disebut sebagai proses neurulasi.

Penebalan neural plate di daerah cephal lebih tebal daripada di daerah cervix dan secara bertahap meluas ke arah primitif streak. Pada akhir minggu ke-3 sisi lateral dari neural plate menjadi lebih tinggi membentuk neural fold, di daerah tengah mengalami tekanan membentuk lekukan/groove dinamakan alur/sulcus neural/neural groove. Secara bertahap neural fold mendekat satu dengan lainnya di midline dan selanjutnya akan terjadi fusi dan terbentuklah bumbung neural atau neuraltube. Permulaan terjadinya fusi ini di daerah bakal leher (somit ke-4) dan beralih ke arah cephal dan cauda. Pada daerah cephal

dan akhir cauda meninggalkan sedikit rongga amnion yang disebut dengan neuroporus anterior dan neuroporus posterior. Penutupan neuroporus anterior terjadi kira-kira pada hari ke-25 (tahap 18-20 somite), sedangkan neuroporus posterior menutup pada minggu ke-24 (tahap 25 somite). Bumbung neural pada bagian cephal lebih luas daripada kaudal dan akan berkembang menjadi calon otak (brain vesicle), sedangkan pada bagian kaudal akan berkembang menjadi spinal cord. Bagian dari neural fold akan menjadi neural crest dan selanjutnya akan berkembang menjadi sistem saraf perifer.

Pada saat lempeng neural menutup, dua lapisan ektoderm lainnya menebal manjadi otic placode dan lens placode. Otic placode dalam perkembangan selanjutnya berinvaginasi dan membentuk otic vesicle dan akan berkembang menjadi struktur yang diperlukan untuk mendengar dan menjaga keseimbangan. Kira-kira di saat yang sama, lensa placode nampak. Placode ini juga berinvaginasi dan saat minggu ke-5 membentuk lensa.

Pada umumnya dimulainya lapisan germinal ektoderm membentuk organ dan struktur untuk menjaga hubungan dengan dunia luar : (a) central nervous system, (b) peripheral nervous system, (c) sensory epithelium dari telinga, hidung, dan mata dan (d) epidermis, meliputi rambut dan kuku.; dan lagi ia membentuk kelenjar subcutaneous, kelenjar mammary, kelenjar pituitary, enamel (email) gigi

2. Derivat Lapisan Germinal Mesoderm

Oleh karena contour external embrio amat dipengaruhi oleh pembentukan somite, serangkaian blok jaringan mesoderm terdapat pada setiap sisi dari neural tube, perkembangan dan differensiasi struktur ini .

Awalnya sel-sel dari lapisan germinal mesoderm membentuk selubung tipis dari jaringan anyaman longgar pada setiap sisi dari midline. Kira-kira hari ke-17, betapapun, sel-sel menutupi midline berproliferasi dan membentuk penebalan cawan jaringan, dikenal sebagai paraxial mesoderm (gambar 5-8B). lebih ke lateral, lapisan mesoderm yang tertinggal tipis dan dikenal sebagai lateral plate. Dengan penampakan dan bergabungdengan rongga interseluler di lateral plate, jaringan ini terbagi menjadi dua lapisan: (a) lapisan continuous dengan mesoderm menutupi amnion dikenal sebagai somatik atau lapisan mesoderm parietal ; (b) lapisan continuous dengan mesoderm menutupi yolk sac, dikenal sebagai splanchnic dan visceral mesoderm layer. Bersama-sama, bentuk lapisan ini baru saja membentuk rongga yaitu intra-embryonic coelomic cavity, yang mana pada setiap sisi embrio, adalah terus menerus dengan extraembryonic coelom. Jaringan penghubung mesoderm paraxial dan lateral plate dikenal sebagai mesoderm intermediate.

Pada akhir bulan ke-3 mesoderm paraxial memisah menjadi segment- segment blok dari sel-sel epithelioid dinamakan somite. Pasangan pertama somite muncul di daerah cervical dari embrio kira-kira pada hari ke-20 dari perkembangan. Dari sini somite baru nampak pada rangkaian/ rentetan crania caudal kira-kira tiga per hari, sampai pada akhir minggu ke-5 ada 42-44 pasangan. Terdapat 4 occipital, 8 cervical, 12 thoracic, 5 lumbar, 5 sacral dan 8- 10 pasangan coccygeal. Occipital pertama dan terakhir 5-7 coccygeal somite

tidak tampak. Saat periode perkembangan umur embrio ini diperlihatkan dalam nomor/jumlah somites.

Dalam dokumen 126 190 pendan materi biologi (Halaman 139-143)