• Tidak ada hasil yang ditemukan

Silia dan Flagela

Dalam dokumen 126 190 pendan materi biologi (Halaman 93-97)

Wacana 1: Bisu Tuli pada Manusia

N. Silia dan Flagela

Flagela dan silia adalah alat bantu pergerakan yang menonjol dari sebagian sel. Banyak organisme eukariotik uniseluler bergerak di air dengan bantuan silia dan flagela, juga sperma hewan.

Silia muncul dalam jumlah banyak pada permukaan sel, sedangkan flagela jumlahnya terbatas hanya satu atau beberapa untuk setiap sel.Pola kibasannya juga berbeda, Flagela memiliki gerak berombak-ombak yang menghasilkan gaya yang searah dengan sumbu flagela. Sebaliknya silia bekerja lebih seperti dayung dengan tenaga yang berganti-ganti dan kibasan balik yang menghasilkan gaya yang arahnya tegak lurus terhadap sumbu silianya.

Silia dan Flagela memiliki suatu inti yang etrdiri dari mikrotubula yang diselimuti oleh suatu membran yang memanjang. Sembilan doblet mikrotubula,anggota dari setiap pasangan yang menggunakan sebagian dindingnya secara bersama-sama tersusun kedalam sebuah cincin. Ditengah-tengah cincin terdapat dua mikrotula tunggal. Susunan ini disebut sebagai pola 9 + 2.

Kompetensi Guru Mata Pelajaran :

1.8. Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah Indikator Esensial :

1.8.27. Menjelaskan proses osmosis pada sel

A. Pendahuluan

Tubuh tumbuhan terdiri dari satuan yang dikenal sebagai sel, yang masing- masing diselubungi oleh dinding sel dan melekat pada sel lain dengan adanya perekat sel (Santoso, 2005). Plasma sel dibungkus oleh selaput tipis yang disebut membran plasma. Selaput ini merupakan membran dwi lapis yang mampu mengatur secara selektif aliran cairan dari lingkungan suatu sel kedalam sel dan sebaliknya (Rahayu.dkk, 2005).

Fungsi membran pada dasarnya adalah mengatur lalu lintas molekul air dan ion atau senyawa yang terlarut dalam air untuk keluar masuk sel atau organel-organnel sel. Walaupun membran tidak sepenuhnya bersifat semipermeabel, tetapi tetap saja molekul-molekul air akan lebih leluasa untuk menembus membran dibandingkan dengan ion-ion atau senyawa-senyawa lainnya (Lakitan, 2001).

Struktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut; dinding sel primer biasanya sangat permeable terhadap keduanya. Memang membran sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis, tapi dinding sel yang tegar itulah yang menimbulkan tekanan. Sel hewan tidak mempunyai dinding, sehingga bila timbul tekanan didalamnya, sel tersebut sering pecah, seperti yang terjadi saat sel darah merah dimasukkan dalam air. Sel yang turgid banyak berperan dalam menegakkan tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury, 1995).

Zat-zat yang keluar masuk sel akar atau daun dapat berupa (1) gas-gas, (2) air dan (3) ion-ion. Sifat dari ketiga golongan zat tersebut berbeda, maka permeabilitas membran terhadap zat-zaat tersebut juga berbeda. Karena itu cara penyerapannya juga berbeda. Berikut ini akan diuraikan beberapa mekanisme transport melalui membran.

B. Difusi

Difusi merupakan salah satu prinsip yang menggerakkan partikel zat seperti CO2, O2 dan H2O masuk ke dalam jaringan. Gerak partikel zat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, meliputi :

1. Suhu. Setiap zat cenderung dalam keadaan bergerak. Semakin tinggi suhu, semakin aktif pergerakan molekul-molekul zat. Adanya gerakan zat ini dapat menjadi salah satu pendorong masuknya zat ke dalam akar.

2. Konsentrasi. Bila kita membuka botol minyak wangi, bau minyak wangi akan segera menyebar ke luar. Hal ini terjadi karena konsentrasi zat minyak wangi dalam botol sangat tinggi dibanding keadaan di luar botol. Adanya perbedaan konsentrasi zat antara botol dan diluar botol, mendorong zat minyak wangi menyebar ke luar.

3. Tekanan. Pergerakan zat juga terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua daerah. Misalnya, antara daerah di sekitar akar dengan keadaan di dalam sel / jaringan.

C. Osmosis

Difusi terjadi pada semua jenis zat, termasuk gas-gas, ion-ion dan air. Masuknya air dari luar ke jaringan akar juga merupakan peristiwa difusi. Air bergerak dari daerah yang airnya lebih banyak ke daerah yang airnya lebih sedikit. Kandungan air dalam tanah relatif tidak terbatas (potensial air sebesar-besarnya = mendekati 0) daripada air jaringan akar. Adanya perbedaan kadar air ini mendorong air berdifusi masuk ke dalam akar.

Air yang masuk ke dalam akar akan mengisi ruang-ruang antar sel atau masuk ke dalam sel. Air dapat masuk ke dalam sel-sel akar setelah air menembus dinding dan membran sel. Air yang bergerak menembus membran sel inilah yang disebut osmosis. Dengan kata lain, osmosis adalah difusi air menembus membran sel.

Osmosis terjadi apabila ada perbedaan konsentrasi air tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah. Semakin besar konsentrasi cairan pada kedua sisi membran, semakin tinggi tekanan osmosisnya (VanCleave, 2004).

Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah dimana konsentrasi air lebih tinggi ke daerah dengan konsentrasi air yang lebih rendah. Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi.

Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan (Anonim, 2009).

Secara luas, proses osmosis diartikan sebagai proses perpindahan pelarut melewati sebuah membran semipermeabel. Secara sederhana, osmosis dapat diartikan sebagai proses difusi air sebagai pelarut, melewati sebuah membran semipermeabel. Masuknya air ini dapat menyebabkan tekanan air yang disebut tekanan osmotik. Pada sel tanaman disebut tekanan turgor .

Terdapat tiga sifat larutan yang dapat menentukan pergerakan air pada osmosis, yaitu hipertonik, hipotonik, dan isotonik. Suatu larutan dikatakan hipertonik jika memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dibandingkan larutan pembandingnya. Dalam hal ini, larutan pembanding akan bersifat hipotonik karena memiliki konsentrasi zat terlarut lebih kecil. Larutan isotonik, memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama dengan larutan pembanding.

Pergerakan molekul air melalui membran semipermeabel selalu dari larutan hipotonis menuju ke larutan hipertonis sehingga perbandingan konsentrasi zat terlarut kedua larutan seimbang (isotonik). Misalnya, sebuah sel diletakkan di dalam air murni. Konsentrasi zat terlarut di dalam sel lebih besar (hipertonik) karena adanya garam mineral, asam-asam organik, dan berbagai zat lain yang dikandung sel. Dengan demikian, air akan terus mengalir ke dalam sel sehingga konsentrasi larutan di dalam sel dan di luar sel sama. Namun, membran sel memiliki kemampuan yang terbatas untuk mengembang sehingga sel tersebut tidak pecah. Pada sel darah merah, peristiwa ini disebut hemolisis.

Pada sel tumbuhan, peristiwa ini dapat teratasi karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang menahan sel mengembang lebih lanjut. Pada sel tumbuhan keadaan ini disebut turgid. Keadaan sel turgid membuat tanaman kokoh dan tidak layu. Di alam, air jarang ditemukan dalam keadaan murni, air selalu mengandung garam- garam dan mineral-mineral tertentu. Dengan demikian, air aktif keluar atau masuk sel. Hal tersebut berkaitan dengan konsentrasi zat terlarut pada sitoplasma. Pada saat air di dalam sitoplasma maksimum, sel akan mengurangi kandungan mineral garam dan zat-zat yang terdapat di dalam sitoplasma. Hal ini membuat konsentrasi zat terlarut di luar sel sama besar dibandingkan konsentrasi air di dalam sel.

Jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, air akan terus-menerus keluar dari sel. Sel akan mengerut, mengalami dehidrasi, dan bahkan dapat mati. Pada sel tumbuhan, hal ini menyebabkan sitoplasma mengerut dan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis. Dengan demikian, pada saat tertentu, sel perlu meningkatkan kembali kandungan zat-zat dalam sitoplasma untuk menaikkan tekanan osmotik di dalam sel. Cara sel mempertahankan tekanan osmotiknya ini disebut osmoregulasi (Campbell, et al , 2006 : 83).

Demikian seterusnya, sel selalu aktif dan hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan kondisi setimbang antara sel dan lingkungannya. Proses metabolisme membutuhkan air dan mineral atau garam dan berbagai zat yang terkandung dalam sitoplasma. Akibatnya, tekanan osmotik dan konsentrasi molekul- molekul lain berubah sehingga terjadi aliran difusi dan osmosis yang terus-menerus dari sel ke luar atau dari luar ke dalam sel.

Latihan Soal

Jawablah dengan singkat dan tepat

1. Jelaskan perbedaan antara difusi dan osmosis!

2. Jelaskan bagaimana mekanisme terjadinya osmosis beserta contoh-contohnya! 3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya difusi!

4. Jelaskan mengapa proses osmosis sangat penting bagi organisme, kaitkan penjelasan Anda dengan struktur membran sel!

Kompetensi Guru Mata Pelajaran :

1.8. Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah Indikator Esensial :

1.8.28. Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengkaitkannya dengan fungsinya

A. Pendahuluan

Tumbuhan tersusun dari organ akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Keseluruhan organ-organ tersebut disusun oleh jaringan-jaringan yang strukturnya sangat bervariasi terkait dengan fungsi yang diembannya.

Beranekaragam tumbuhan yang kita jumpai sebagian besar mengawali siklus hidupnya dalam bentuk biji. Biji tumbuhan merupakan hasil dari fertilisasi ovum dan sperma. Biji yang dibentuk oleh berbagai macam tumbuhan memiliki struktur yang sangat spesifik. Di dalam biji tersebut sudah terbentuk embrio tumbuhan. Pada embrio sudah terdapat bakal akar, bakal pucuk dan daun, serta bakal sumbu utama tumbuhan yaitu batang.

Dalam dokumen 126 190 pendan materi biologi (Halaman 93-97)