• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Audit Judgment terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik

Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel

86 berarti menerima H2 sehingga dapat dikatakan bahwa audit judgment berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel

audit judgment lebih kecil dari 0,05.

Auditor harus menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk menentukan hal-hal yang terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan, baik dalam pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Pertimbangan profesional tersebut diantaranya berkaitan dengan gangguan terhadap independensi, pertimbangan tentang hasil pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang dilaksanakan, pertimbangan profesionalnya terhadap prosedur pemeriksaan yang dirancang untuk menilai salah saji material dan mempertimbangkan pengendalian intern dari entitas yang diperiksa (Praditaningrum & Januarti, 2012).

Dalam pelaksanaan prosedur audit yang mendetail, auditor membuat berbagai pertimbangan (judgment) yang mempengaruhi dokumentasi bukti dan keputusan pendapat auditor (Taylor (2000) dalam Jamilah et al. (2007).

Kenyataan ini membuat auditor harus mengenali resiko-resiko dan tingkat materialitas suatu saldo akun yang telah ditetapkan pada saat perencanaan audit. Judgment dari audit akan

87 dijumpai pada setiap tahap-tahap audit. Pada tahap perencanaan audit, judgment digunakan untuk menetapkan prosedur-prosedur yang akan dilaksanakan. Hal ini dikarenakan judgment pada tahap awal audit ditentukan berdasarkan pertimbangan pada tingkat materialitas yang diramalkan. Dalam kaitannya dengan laporan keuangan, judgment yang diputuskan oleh auditor akan berpengaruh pada opini seorang auditor mengenai kewajaran laporan keuangan. Tetapi, opini auditor tersebut tidak semata-mata hanya didasarkan atas materialitas tidaknya bukti audit. Ada berbagai faktor pembentuk opini dari seorang auditor mengenai wajar atau tidaknya suatu laporan keuangan kliennya, yaitu keandalan sistem pengendalian intern klien, kesesuaian pencatatan transaksi akuntansi dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, ada tidaknya pembatasan audit yang dilakukan oleh klien dan konsistensi pencataan transaksi akuntansi.

Audit judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit yaitu opini atas laporan keuangan perusahaan yang diaudit karena audit tidak dilakukan terhadap seluruh bukti. Bukti-bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2012) dan Achim (2014) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh pertimbangan profesional (professional

88

judgment) dalam opini audit. Menggunakan proffesional judgment dalam melaksanakan tugas audit merupakan hal wajib bagi auditor. Dengan adanya pertimbangan profesional

(professional judgment), auditor akan terhindar dari kesalahan dalam mengeluarkan opini atas laporan keuangan. Mengeluarkan pendapat yang salah pada laporan keuangan dapat mengakibatkan hilangnya reputasi, litigasi dan kerugian finansial bagi perusahaan audit (Kantor Akuntan Publik).

b. Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji Interaksi

Berikut ini menyajikan hasil interaksi dengan menggunakan MRA, dengan hasil sebagai berikut:

1) Interaksi Antara Keahlian Audit (X1) dengan Pengalaman (X3) Mempengaruhi Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y)

(a) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untuk variabel Y, X1 dan X3

Tabel 4.18

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X3 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,989a ,978 ,977 ,527

a. Predictors: (Constant), Moderasi_TKA, TKA, TP b. Dependent Variable: TKPO

89 Tabel 4.18 menunjukkan variasi keahlian audit, pengalaman, dan moderasi TKA dapat menjelaskan 97,7% variasi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Sisanya 2,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model misalnya variabel audit tenure dan profesionalisme.

(b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 4.19 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y, X1 dan X3

Tabel 4.19

Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1 dan X3

Tabel di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar 886,635 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik, atau dapat dikatakan bahwa variabel keahlian audit, pengalaman, dan moderasi TKA secara secara bersama-sama berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.

ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 739,346 3 246,449 886,635 ,000b Residual 16,400 59 ,278 Total 755,746 62

a. Dependent Variable: TKPO

b. Predictors: (Constant), Moderasi_TKA, TKA, TP Sumber: Data primer yang diolah

90 (c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Tabel 4.20 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel Y, X1 dan X3

Tabel 4.20

Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 dan X3 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 33,174 5,209 6,369 ,000 TKA -,597 ,172 -,479 -3,469 ,001 TP -,266 ,190 -,226 -1,402 ,166 Moderasi_ TKA ,034 ,006 1,669 5,961 ,000

a. Dependent Variable: TKPO Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.20, maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:

Keterangan:

X1 = Keahlian Audit X3 = Pengalaman

X1X3 = Variabel perkalian antara keahlian audit dengan pengalaman yang menggambarkan pengaruh variabel moderating pengalaman terhadap hubungan keahlian audit dengan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik

91 Hipotesis 3: Pengaruh Keahlian Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik dengan Pengalaman sebagai Variabel Moderating

Hasil uji hipotesis 3 pada tabel 4.20 menunjukkan bahwa variabel moderasi keahlian audit (moderasi_TKA) mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti menerima H3 sehingga dapat dikatakan pengalaman dapat menjadi variabel moderating antara keahlian audit dan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel moderasi keahlian audit (moderasi_TKA) lebih kecil dari 0,05.

Pengalaman dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit akan memberikan suatu pengalaman yang lebih bervariasi dan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian auditor. Auditor yang memilki banyak pengalaman dalam melakukan audit akan lebih baik dalam memberikan opini audit (Sabrina & Januarti, 2012).

Ashton (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa keahlian akan lebih baik jika auditor memiliki pengetahuan dan pengalaman. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa auditor yang memiliki pengetahuan melalui pengalaman memiliki tingkat kesalahan yang lebih sedikit

92 dalam melaksanakan tugasnya dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman.

Menurut Pemerintah Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 Tanggal 05 Februari 2008, pemerintah mengisyaratkan pengalaman kerja di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit 1000 (seribu) jam dalam 5 (lima) tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP bagi akuntan yang ingin memperoleh izin praktik dalam profesi akuntan publik.

Guntur et al. (2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengalaman auditor (lebih dari dua tahun) dapat menentukan profesionalisme, kinerja komitmen terhadap organisasi, serta kualitas auditor melalui pengetahuan yang diperolehnya dari pengalaman melakukan audit.

Adrian (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa auditor yang berpengalaman akan memiliki lebih banyak pengetahuan dan struktur memori lebih baik dibandingkan auditor yang belum berpengalaman.

Pengalaman dapat diperoleh auditor selama melaksanakan proses audit atas suatu laporan keuangan perusahaan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya

93 penugasan yang pernah dilakukan. Auditor yang telah memiliki banyak pengalaman tidak hanya memiliki kemampuan yang lebih dalam menemukan kekeliruan atau kecurangan tidak lazim yang terdapat dalam laporan keuangan tetapi auditor tersebut juga dapat memberikan penjelasan yang lebih akurat terhadap temuannya dibandingkan dengan auditor yang kurang pengalaman.

Pengalaman dapat menunjang kualitas audit yang dihasilkan. Dengan pengalaman yang dimiliki seorang auditor maka pengetahuan dan keahlian yang dimiliki akan semakin luas dan auditor akan terbiasa dalam menghadapi masalah atau pekerjaan yang serupa atau sejenis.

Banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh auditor akan lebih meningkatkan keahlian yang dimiliki oleh auditor sehingga auditor dapat lebih baik dalam melaksanakan pekerjaannya dan dalam memberikan atau menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang sedang diaudit.

2) Interaksi Antara Audit Judgment (X2) dengan Pengalaman (X3) Mempengaruhi Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y)

(a) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untuk variabel Y, X2 dan X3

94 Tabel 4.21

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X2 dan X3 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,983a ,966 ,964 ,659

a. Predictors: (Constant), Moderasi_TAJ, TP, TAJ b. Dependent Variable: TKPO

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.21 menunjukkan variasi audit judgment, pengalaman, dan moderasi TAJ dapat menjelaskan 96,4% variasi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Sisanya 3,6% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model misalnya variabel adversity quotient dan pengetahuan auditor.

(b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 4.22 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y, X2 dan X3

Tabel 4.22

Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X2 dan X3 ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 730,153 3 243,384 561,078 ,000b Residual 25,593 59 ,434 Total 755,746 62

a. Dependent Variable: TKPO

b. Predictors: (Constant), Moderasi_TAJ, TP, TAJ Sumber: Data primer yang diolah

95 Tabel di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar 561,078 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik, atau dapat dikatakan bahwa variabel audit judgment, pengalaman, dan moderasi TAJ secara bersama-sama berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.

(c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Tabel 4.23 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel Y, X2 dan X3

Tabel 4.23

Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X2 dan X3

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 32,176 8,581 3,750 ,000 TAJ -,430 ,161 -,744 -2,678 ,010 TP ,058 ,282 ,049 ,205 ,838 Moderasi_ TAJ ,017 ,005 1,607 3,340 ,001

a. Dependent Variable: TKPO Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.23, maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:

96 Keterangan:

X2 = Audit Judgment

X3 = Pengalaman

X2X3 = Variabel perkalian antara audit judgment dengan pengalaman yang menggambarkan pengaruh variabel moderating pengalaman terhadap hubungan audit judgment dengan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik

Hipotesis 4: Pengaruh Audit Judgment terhadap