• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil belajar terdiri dua kata, yaitu hasil dan belajar. Secara umum, hasil belajar didefinisikan sebagai suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan tingkah laku seseorang yang dinyatakan dengan cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku

yang baru itu misalnya dari titak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan sikap dan kebiasaan-kebisaan serta keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial, emosional dan pertumbuhan jasmaniah.

Hasil belajar yang ingin dicapai dalam penelitian ini hanya pada aspek kognitif, oleh karena itu untuk mengukurnya perlu dibuat tes hasil belajar. Tes hasil belajar dibuat mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil belajar dan disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal lengkap dengan kunci jawabannya.33

Menurut Gagne, ada lima kemampuan sebagai hasil belajar, yaitu: (1) keterampilan intelektual (suatu kemampuan seseorang menjadi komponen suatu subjek sehingga ia dapat mengklasifikasikan, mengidentifikasi, mendemonstrasikan, dan mengeneralisasikan suatu gejala), (2) strategi kognitif (kemampuan seseorang untuk bisa mengontrol aktifitas intelektualnyadalam mengatasi masalah yang dihadapi), (3) informasi verbal (kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa lisan maupun tulisan dalam mengungkapkan suatu masalah), (4) keterampilan motorik yaitu kemampuan seseorang untuk mengkoordinasikan semua gerak otot secara teratur dan lancar dalam dalam keadaan sadar), dan (5) sikap (kecenderungan dalam menerima dan menolak suatu objek sikap). Menurut Bugelski, pada sistem pembelajaran biasanya hasil belajar dipengaruhi oleh kualitas guru dan kondisi sekolah, seperti ketersediaan alat-alat dalam belajar.

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:34 a. Faktor Internal yang meliputi dua sapek, yakni aspek fisiologis dan

aspek psikologis, yang terdiri dari lima faktor, yaitu:

      

33

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 76. 

34

1. Intelegensi Siswa, yaitu kemampuan psiko-fisik untuk mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

2. Sikap Siswa, yaitu sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tepat terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

3. Bakat Siswa, yaitu kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

4. Minat Siswa, yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

5. Motivasi Siswa, yaitu keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.

b. Faktor Eksternal terdiri atas dua macam, yakni:

1. Lingkungan Sosial, seperti para guru, para staf administratif dan teman-teman sekelas.

2. Lingkungan Nonsosial (sarana dan prasarana), termasuk di dalamnya media pembelajaran.

c. Faktor Pendekatan Belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat mempengaruhi hasil belajar kimia di sekolah. Selain itu satu sisi juga akan dilihat bagaimana penggunaan pendekatan ekspositori dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa, apakah lebih baik ataukah tidak. Keseluruhan faktor di atas secara ringkas dapat dijelaskan dalam tabel berikut:35

      

35

Tabel 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Ragam Faktor dan Unsur-Unsurnya

Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan

1. Aspek Fisiologis: - tonus jasmani - mata dan telinga

2. Aspek Psikologis: - intelegensi - sikap - minat - bakat - motivasi 1.Lingkungan Sosial: - keluarga

- guru dan staf - masyarakat - teman 2. Lingkungan Nonsosial: - rumah - sekolah - peralatan - alam 1. Pendekatan Tinggi - speculative - achieving 2. Pendekatan Menengah - Analytical - Deep 3. Pendekatan Rendah - reproductive - surface

Sedangkan menurut Kenneth Dunn ada beberapa faktor yang mempengaruhi cara beberapa belajar seseorang, yaitu:36

a. Faktor Lingkungan

Lingkungan belajar yang ideal berbeda menurut setiap orang. Beberapa orang senang bekerja dalam kondisi udara yang hangat, cat ruangan yang terang, desain meja yang bagus, dan sebagainya.

b. Faktor Emosi

Ada kelompok siswa yang dalam melaksanakan tugas dapat bekerja dengan baik dari permulaan sampai selesai, tetapi banyak siswa yang dalam melaksanakan tugas setiap tahap memerlukan dorongan untuk menyelesikan.

c. Faktor Sosial

Ada kelompok siswa yang tidak berminat belajar seseuatu dari kelompoknya. Ada yang lebih senang belajar dari didri sendiri, ada juga kelompok orang yang mau belajar dari orang lebih tua karena faktor tradisi.

d. Faktor Personal

      

36

Ada sekelompok siswa yang senang belajar jika melihat sesuatu, ada yang lebih senang belajar jika mendengar sesuatu misalnya radio. Ada yang senang belajar duduk di depan meja tulis, ada yang sambil jalan sekeliling ruangan. Ada yang melakukan tugas senang pagi, sebagian lagi senang siang atau malam.

Faktor-faktor tersebut di atas sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena dalam proses pembelajaran siswalah yang menentukan terjadi atau tidaknya suatu proses belajar. Untuk belajar siswa masalah-masalah baik internal maupun eksternal. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalah tersebut, maka dia tidak belajar dengan baik.

Selain beberapa faktor di atas ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan diantaranya adalah konsentrasi belajar. Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar. Selain konsentrasi belajar, kebiasaan belajar juga dapat memepngaruhi hasil belajar. Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan tersebut antara lain, belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar dan lain-lain.

Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat dijumpai di berbagai sekolah yang ada, baik di kota besar, kota kecil ataupun di pelosik desa. Kemungkinan yang menjadi penyebab kebiasaan yang kurang baik ini, karena ketidakmengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.

Dokumen terkait