• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Manfaat Penelitian

3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar a.Pengertian Belajar

Kata "belajar" adalah hal yang biasa dalam bahasa kita, tetapi kata "berpikir," sulit untuk didefinisikan secara tepat. Pada proses persiapan anda mengajar, anda akan banyak menyajikan belajar makna dan implikasi yang tepat untuk pekerjaan anda. Seorang guru akan lebih mengamati kinerja daripada belajar dan menyimpulkan tentang pelajaran yang telah terjadi. Belajar melibatkan beberapa perubahan atau modifikasi perilaku murid.14“Belajar adalah suatu proses dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang terjadi”.15

Belajar kognitif lebih fokus pada pembelajaran yang berkaitan dengan proses-proses mental atau intelektual. proses ini mungkin melibatkan; mendapatkan informasi, mengingat informasi, pemecahan masalah, belajar aturan, konsep belajar dan bagaimana strategi pembelajaran yang digunakan untuk belajar dan berpikir.16

Dengan belajar manusia mempunyai kemampuan khusus dalam beradaptasi dengan keadaan mereka. Pengetahuan dan keterampilan kita simpan dalam kepala manusia dalam bentuk memori hingga tingkat tertentu, yang memungkinkan manusia untuk memahami, memprediksi dan mengontrol hidupnya. Guru bekerja untuk membantu belajar. sekolah telah tumbuh sebagai lembaga yang khusus bertujuan untuk

14

Robert W. Richey, Planning For Teaching An Introduction to Education, (United State of America : Mcgraw- Hill Inc. 1968 ) hal. 183-184.

15

Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung : pustaka Setia 2004) h. 24 16

Kevin Barry dan Len King, Beginnin g teaching and beyond, ( Victoria : Thomson Social Science Press 2006) h. 19

memastikan bahwa budaya yang paling berharga adalah pengetahuan yang dipelajari oleh anak-anak.17

“Belajar merupakan proses mencari ilmu dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya, sehingga terjadi perubahan dalam diri”. Definisi belajar ini menurut Hilgar dan Marquis, yang menjelaskan bahwa belajar tidaklah dilakukan tanpa usaha dari individu itu sendiri, melainkan melalui latihan atau proses pembelajaran. Sedangkan menurut James L. Mursell “Learning is experience, and exploration and discovery”. Belajar adalah upaya yang dilakukan seseorang dengan mengalaminya sendiri, menjelajahi, menelusuri sendiri dan memperoleh sendiri. Adapun belajar menurut Garret “Learning is the process which, as a result of training and experience, leads to new or changed responses”. Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan atas reaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Dan menurut Lester D. Crow dan Alice Crow “Learning is the acuquisition of habits, knowledge, and attitudes”. Belajar adalah upaya untuk memperoleh; kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap.18

Secara psikologis, proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dinamakan belajar. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku sehari-hari. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.19

17

Richard Fox, Teaching & Learning Lessons from Psichology, (Victoria : Blackwell Publishing Ltd 2005) h. 9-10.

18

Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Uhamka Press. 2003) h. 29-30.

19

Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta : Bumi Aksara1991) h.78

“Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman”. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan binatang. Belajar yang dilakukan manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah, di kelas, maupun di jalanan dalam waktu yang tak dapat ditentukan sebelumnya. Namun demikian, satu hal yang sudah pasti bahwa belajar dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh iktikad dan maksud tertentu. Berbeda dengan binatang yang sering juga dikatakan sebagai belajar.20

Belajar merupakan tindakan atau prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya suatu proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa yaitu keadaaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.21

Menurut Magnesen (Dryden & Wager (1999) porsi belajar terjadi dengan: 22

1. Membaca sebanyak 10% 2. Mendengar 20%

3. Melihat 30%

4. Melihat dan mendengar sebanyak 50% 5. Mengatakan 70%

6. Mengatakan sambil mengerjakan 90%

Pemberdayaan optimal dari seluruh indra seseorang dalam belajar dapat menghasilkan kesuksesan bagi seseorang. Melalui media

20

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,

(Jakarta: PT. Bumi Aksara 2005) h. 154 21

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,

(Jakarta : Asdi Mahasatya 2006) h. 7 22

Dewi Salma P., Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2007) h. 24

pembelajaran, belajar paling tinggi terjadi 50%. Ternyata, seseorang yang belajar dan terlibat langsung dalam suatu kegiatan atau mengerjakan sesuatu dianggap sebagai cara yang terbaik dan bertahan lama.

Menurut UNESCO terdapat empat pilar belajar, yaitu: 23 1. “Learning to know” belajar untuk mengetahui.

2. “Learning to do”belajar untuk aktif;

Prinsip belajar learning to do bermakna “live long education” kegiatan belajar sepanjang hidup.

3. “Learning to be” belajar untuk menjadi;

Makna dari leaning to be adalah proses belajar yang dilakukan peserta didik dalam menghasilkan perubahan perilaku individu atau masyarakat terdidik yang mandiri.

4. ”Learning to live together” Belajar untuk hidup bersama-sama. Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan oleh mata. Kita hanya dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan prilaku yang tampak.24

Dari berbagai definisi mengenai belajar diatas dapat kita simpulkan bahwa belajar adalah sebuah tindakan yang dengan sengaja seseorang lakukan agar mendapatkan hal yang baru baik yang bersifat kognitif, apektif maupun psikomotorik.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar baik dengan ulangan maupun tes. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pembelajaran dalam periode tertentu dan merupakan puncak dari proses belajar.25

23

Iskandar, Psikologi Pendidikan, h.104-105 24

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2008) h. 229.

25

Hasil belajar tampak sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri siswa yang dapat diamati dan dapat diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan lain sebagainya.26

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan peserta didik dalam belajar dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri (endogen) dan faktor yang datang dari luar diri (eksogen).

Faktor endogen antara lain seperti; minat belajar, kesehatan, perhatian, ketenangan jiwa waktu belajar, motivasi, kegairahan diri, cita-cita, kebugaran jasmani, kepekaan alat-alat indra dalam belajar. Dengan kata lain, alat-alat indra berfungsi dengan baik atau sebaliknya seperti mata sakit, pendengarannya terganggu atau lain-lain dapat mempengaruhi hasil belajar.

Faktor eksogen yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik antara lain seperti keadaan lingkungan belajar (suasana kelas), cuaca, letak sekolah (di tempat yang ramai atau tidak), faktor interaksi sosial dengan teman sebangku, interaksi peserta didik dengan pendidiknya. Faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah alat-alat belajar yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar (seperti media pendidikan, metodologi mengajar yang digunakan, buku-buku yang dipakai).

Disamping kedua faktor diatas faktor lain yang tak kalah pentingnya yang erat kaitannya dengan masalah belajar adalah sarapan pagi dan jajanan sekolah. Faktor ini dapat dimasukkan ke dalam faktor

26

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, h. 155

endogen atau eksogen karena keduanya berkaitan erat dengan lingkungan pendidikannya.27

Jadi, dalam proses belajar kita akan melihat perbedaan-perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar tiap individu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah disebutkan di atas. Sehingga perlu sebagai seorang guru untuk melihat hal ini sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar dan mendidik di sekolah.