• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

2. Hakikat Hasil Belajar

Sardiman (2010: 21) mengatakan bahwa belajar diartikan sebagai rangkaian kegiatan jiwa, raga, psiko-fisik, untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hamalik (2009: 37) menjelaskan bahwa belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk perubahan tingkah laku. Pengertian ini menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman belajar. Hilgard dan Gordon (dalam Hamalik 2009: 49) mengatakan bahwa, pada hakikatnya, belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu karena pengalamannya yang berulang-ulang dan perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan-kecenderungan respons bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari orang tersebut.

Baharudin dan Wahyuni (2015: 18-19) menjelaskan bahwa ciri-ciri belajar ada lima, yaitu: (1) belajar ditandai dengan adanya

perubahan tingkah laku (change behavior), ini berarti hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, (2) perubahan perilaku relatif permanen, artinya perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap dan tidak berubah-ubah, (3) perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar berlangsung, perubahan tersebut bersifat potensial, (4) perubahan tingkah laku merupakan hasil pengalaman atau latihan, (5) pengalaman atau latihan dapat memberi penguatan, artinya bahwa sesuatu yang memperkuat akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.

Lain halnya dengan Rohman (2012: 172) yang menyatakan bahwa terdapat empat ciri-ciri belajar, yaitu: (1) belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, (2) belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman, (3) belajar terjadi melalui latihan pengalaman, berarti perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi atau kepekaan seseorang yang biasanya tidak hanya berlangsung sementara, (4) perubahan tingkah laku itu menyangkut berbagai aspek kepribadian (fisik/psikis) seperti perubahan pengertian, berpikir, keterampilan, kebiasaan, dan sikap.

Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa terdapat lima ciri-ciri belajar, yaitu: (1) belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior) yang menyangkut berbagai aspek kepribadian, keterampilan, kebiasaan, dan lain-lain, (2) perubahan tingkah laku relatif permanen, (3) perubahan tingkah laku

tidak harus segera dapat diamati, (4) perubahan tingkah laku merupakan hasil pengalaman atau latihan, dan (5) melalui latihan dan pengalaman dapat memberi penguatan, artinya sesuatu yang memperkuat akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, atau kepekaan.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Sejalan dengan hal tersebut, Sukmadinata (2009: 101-102) menyatakan bahwa hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Selanjutnya Sudjana (2016: 22) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Penjelasan lain disampaikan oleh Hamalik (2006: 30) yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah apabila seorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Suatu sistem pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar. Hasil belajar menurut Bloom (dalam Sudjana 2006: 22) dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu: pertama, ranah kognitif, yaitu berhubungan dengan kemampuan berpikir. Terdapat enam hasil belajar di dalam

ranah kognitif meliputi pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua, ranah afektif, yaitu sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek meliputi penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ketiga, ranah psikomotorik, yaitu hasil belajar keterampilan serta kemampuan bertindak.

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berada di luar diri siswa (Baharudin & Wahyuni, 2015: 28).

1) Faktor Internal

Faktor internal meliputi faktor fisiologis atau jasmani individu, baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh, dan sebagainya. Faktor fisiologis dibedakan menjadi dua macam, yang pertama adalah keadaan otot (tonus) jasmani yang merupakaan kondisi fisik yang sehat dan bugar memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Kedua, keadaan fungsi jasmani yang mencakup peran dari fungsi organ tubuh atau pun panca Indra.

Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun keturunan dapat berupa faktor intelektual dan non intelektual. Faktor intelektual menyangkut tentang intelegensi, bakat, kecakapan nyata, dan prestasi, sedangkan faktor non intelektual

menyangkut tentang komponen kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri, emosional, dan sebagainya.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari faktor sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial merupakan faktor yang menyangkut tentang lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, kelompok, budaya lingkungan spiritual atau lingkungan keagamaan. Lingkungan keluarga seperti ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, letak rumah, pengelolaan keluarga dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Lingkungan sekolah seperti guru, staf administrasi, dan teman-teman sekolah dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Lingkungan masyarakat seperti kondisi lingkungan tempat tinggal siswa di perkotaan atau di pedesaan, dan di lingkungan bersih atau kumuh akan mempengaruhi hasil belajar.

Lingkungan non sosial merupakan faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang meliputi faktor lingkungan alamiah seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim, dan sebagainya, faktor lingkungan instrumenal seperti perangkat belajar, gedung sekolah, kurikulum, peraturan sekolah, buku panduan, dan sebagainya, serta faktor materi pelajaran seperti

metode yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan siswa.

Syah (2008: 144-155) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar ada tiga, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar yang dijelaskan sebagai berikut.

1) Faktor Internal Siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). Aspek fisiologis atau jasmaniah mencakup kondisi kesehatan jasmani dari individu yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Aspek psikologis dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa, namun di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah pertama, tingkat kecerdasan atau inteligensi siswa, tingkat kecerdasan siswa tidak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa, maka semakin besar peluangnya dalam meraih kesuksesan. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi seorang siswa, maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh kesuksesan.

Kedua, sikap siswa yang merupakan gejala internal berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terutama kepada guru dan mata pelajaran yang disajikan guru merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan guru, apalagi apabila diiringi kebencian kepada guru atau mata pelajaran yang diajarkan guru dapat menimbulkan kesulitan belajar terhadap siswa.

Ketiga, bakat siswa adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang sebagaimana diungkap Chaplin (dalam Syah, 2008: 150). Hal tersebut artinya bahwa setiap orang memiliki bakat yang berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Bakat juga dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak tergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Bakat dapat mempengaruhi tingi rendahnya prestasi belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.

Keempat, minat siswa yang berarti kecenderungan dan kegairahan siswa yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Guru dalam kaitannya dengan hal ini maka

perlu berusaha membangkitkan semangat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang kurang lebih sama dengan kita untuk membangun sikap positif.

Kelima, motivasi siswa adalah keadaan internal siswa yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu yang artinya motivasi merupakan daya untuk bertingkah laku secara terarah. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan memberi pengaruh kuat dan relatif lebih permanen dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru.

2) Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal siswa yang dapat mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Pertama, faktor lingkungan sosial berupa lingkungan sekolah seperti para guru, para staf administrasi dan teman-temannya yang dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selain itu, lingkungan sosial siswa dapat berupa lingkungan masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, dan ketegangan keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik atau pun buruk

terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa. Kedua, lingkungan nonsosial, yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa.

3) Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu. Hal tersebut artinya bahwa seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah sehingga dapat mencapai tujuan belajar tertentu.

Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses suatu kegiatan yang dilakukan seseorang, kegiatan mendapatkan, mengolah, dan menerapkan pengetahuan atau informasi yang selalu dialami oleh semua manusia di dunia dengan usaha atau berlatih untuk menuju perkembangan diri dalam pembentukan perilaku melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Proses belajar ditandai dengan ciri-ciri adanya perubahan tingkah laku (change

behavior) yang menyangkut berbagai aspek kepribadian, keterampilan, kebiasaan, dan lain-lain, perubahan tingkah laku relatif permanen, perubahan tingkah laku yang tidak harus segera dapat diamati, perubahan tingkah laku merupakan hasil pengalaman atau

latihan, melalui latihan dan pengalaman dapat memberi penguatan, artinya sesuatu yang memperkuat akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi atau kepekaan.

Berdasarkan pengertian hasil belajar menurut penjelasan dari beberapa para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu maupun dari luar individu yang turut mengubah dan membentuk perilaku siswa dari pengalaman belajar yang telah dialami siswa sehingga siswa mampu memperbarui atau mengembangkan kemampuan (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang telah dimilikinya. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Keberhasilan hasil belajar dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu, dari luar individu dan pendekatan belajar yang turut mengubah dan membentuk perilaku siswa. Faktor internal (faktor dari dalam diri individu) yang mencakup aspek jasmani (kebugaran fungsi-fungsi orang tubuh dan panca Indra) dan rohani (kondisi kejiwaan seperti kecerdasan intelektual, bakat, sikap, psikomotorik, minat, dan motivasi). Faktor eksternal yang meliputi aspek lingkungan sosial (orang tua, anggota keluarga, tetangga, teman bermain, guru, dan staf administrasi sekolah), dan lingkungan non sosial (letak rumah, letak sekolah, kondisi gedung rumah, dan kondisi gedung sekolah), serta

faktor pendekatan belajar yang berkaitan dengan sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan keefisiensian proses mempelajari materi tertentu.

Dokumen terkait