• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD BOPKRI Gondolayu, Jl. Jendral Sudirman 24 Gowongan, Jetis, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V dengan jumlah populasi 55 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peneliti menggunakan 46 siswa dari populasi 55 siswa sebagai sampel, yang terbagi menjadi dua kelas antara lain 26 siswa kelompok eksperimen yang terdiri atas 14 siswa laki-laki, 12 siswa perempuan dan 26 siswa kelompok kontrol yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan penggunaan fabel pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi penyesuaian diri hewan terhadap lingkungannya.

Hasil penelitian ini membahas mengenai hasil perhitungan data dari penelitian. Analisis data mengacu pada hasil pretest dan posttest. Pengujian dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel dan SPSS versi 20.00. Tabel 4.1

merupakan hasil pretest dan posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest Statistics

Pre_Eks Post_Eks Pre_Kon Post_Kon

N Valid 26 26 26 26 Missing 0 0 0 0 Mean 46.92 84.77 44.15 77.85 Median 46.00 86.00 44.00 76.00 Mode 36 92 44a 68a Std. Deviation 17.908 9.734 12.724 11.986 Minimum 16 64 12 48 Maximum 84 100 68 96 Sum 1220 2204 1148 2024

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Keterangan:

Pre Kon : Pretest kelompok kontrol Post Kon : Posttest kelompok kontrol Pre Eks : Pretest kelompok eksperimen Post Eks : Posttest kelompok eksperimen

Pada tabel 4.1 berisi mean, median, modus, standar deviation, skor

maximum, dan minimum dari pretest dan posttest soal pilihan ganda dan

uraian dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata skor

pretest untuk kelas eksperimen adalah 46,92 dan untuk kelas kontrol adalah

44,15. Rata-rata skor posttest untuk kelas eksperimen adalah 84,77 dan untuk kelas kontrol adalah 77,85. Skor rata-rata ini kemudian akan digunakan dalam analisis data untuk menguji hipotesis. Skor maksimum pretest kelompok eksperimen adalah 84 dan skor maksimum pretest kelompok kontrol adalah 68. Skor maksimum posttest kelompok eksperimen adalah 100 dan kelompok kontrol adalah 96. Skor minimum pretest kelompok eksperimen adalah 16

dan skor minimum untuk pretest kelompok kontrol adalah 12. Skor minimum

posttest kelompok eksperimen adalah 64 dan kontrol adalah 48.

Data skor pretest dan posttest dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui kenaikan skor dari kedua kelompok. Kenaikan skor dapat dilihat berdasarkan rata-rata skor, skor tertinggi, dan skor terendah dari masing-masing kelompok. Kenaikan skor tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest

Deskripsi Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

Rata-rata 46,92 84,77 44,15 77,85 Skor Tertingi 84 100 68 96 Skor Terendah 16 64 12 48 Kenaikan Skor 37,85 33,7 Presentase Kenaikan Skor 80,66% 76,33%

Tabel 4.2 menunjukkan kenaikan skor dan presentase kenaikan skor dari kedua kelompok. Kenaikan skor dapat diperoleh dari selisih antara skor

pretest dan posttest. Kelompok eksperimen mengalami kenaikan skor sebesar

37,85 dan kelompok kontrol mengalami kenaikan skor sebesar 33,7. Presentase kenaikan skor diperoleh dari kenaikan skor dibagi dengan skor

pretest dikali 100%. Presentase untuk kelompok eksperimen sebesar 80,66% dan kelompok kontrol sebesar 76,33%. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada soal pilihan ganda kelompok eksperimen mengalami kenaikan sebesar 4,33% daripada kelompok kontrol.

Data-data pada tabel 4.2 jika digambarkan dalam sebuah grafik kenaikan skor dari kedua kelompok.

Gambar 4.1 Grafik Data Hasil Pretest dan Posttest

Gambar 4.1 adalah grafik perbandingan hasil skor pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Kelompok eksperimen mengalami kenaikan skor sebesar 37,85 atau 80,66% sedangkan kelompok kontrol sebesar 33,7 atau 76,33%. Hasil dari kedua kelompok menunjukkan peningkatan yang positif.

Gambar 4.1 tersebut belum bisa digunakan sebagai penentu adanya perbedaan hasil belajar siswa dalam penggunaan fabel. Pebedaan tersebut dapat dilihat melalui serangkaian analisis data diantaranya, uji skor pretest, uji prasyarat analisis, uji hipotesis, dan uji signifikansi selisih. Uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji prasyarat analisis parametrik yang meliputi uji normalitas skor posttest, uji homogenitas skor posttest, dan

independence. Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini bergantung

1. Hasil Uji Skor Pretest

Uji skor pretest pada penelitian ini menggunakan tiga macam analisis data, yaitu uji normalitas, homogenitas, dan independent t-test. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan tiga cara, yaitu

Kolmogorov-Sminorv Test, visualisasi P-P Plot, dan histogram.

a. Hasil Uji Normalitas Skor Pretest

Uji normalitas skor pretest yang dilakukan menggunakan

Kolmogorov-Sminorv Test.

Hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas skor pretest adalah H0 : Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau data

normal

Ha : Sebaran data sesuai dengan kurva normal atau data tidak normal

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dalam uji normalitas suatu data adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 gagal ditolak atau Haa ditolak, artinya sebaran data pretest sesuai dengan kurva normal.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha gagal ditolak artinya sebaran data pretest tidak sesuai dengan kurva normal. Hasil perhitungan uji normalitas menggunakan program SPSS 20.00 dengan Kolmogorov

Tabel 4.3 Hasil Normalitas Skor Pretest Kelompok Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pre_Eksp

N 26

Normal Parametersa Mean 46.92

Std. Deviation 17.908

Most Extreme Differences Absolute .152

Positive .152

Negative -.102

Kolmogorov-Smirnov Z .776

Asymp. Sig. (2-tailed) .584

a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.3 merupakan hasil uji normalitas menggunakan perhitungan SPSS 20.00. Tabel tersebut menunjukkan hasil uji normalitas kelompok eksperimen dengan nilai sig. (2-tailed) adalah 0,584 ≥ 0,05. Kesimpulannya, H0 ditolak atau data dikatakan normal. Cara lain dengan menggunakan visualisai P-P Plot. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dalam uji normalitas menggunakan visualisasi P-P Plot adalah:

1) Jika penyebaran titik data berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data skor pretest terdistribusi secara normal. 2) Jika penyebaran titik data tidak berada di sekitar garis

diagonal ideal, maka data skor pretest tidak terdistribusi secara normal.

Gambar 4.2 menunjukkan pada bagian kiri adalah histogram dan P-P Plot bagian kanan. Kedua gambar menunjukkan bahwa data dari skor pretest kelompok eksperimen terdistribusi normal, karena penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal.

Gambar 4.2 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Pretest Kelompok Eksperimen

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan kedua uji normalitas di atas adalah sebaran data skor pretest kelompok ekperimen terdistribusi normal. Pengujian normalitas juga dilakuan pada skor pretest kelompok kontrol. Tabel 4.4 adalah hasil perhitungan uji normalitas skor pretest kelompok kontrol menggunakan program SPSS 20.00.

Tabel 4.4 Hasil Normalitas Skor Pretest Kelompok Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pre_Kon

N 26

Normal Parametersa Mean 44.15

Std. Deviation 12.724 Most Extreme Differences Absolute .154 Positive .137 Negative -.154 Kolmogorov-Smirnov Z .787

Asymp. Sig. (2-tailed) .565

a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji normalitas kelompok kontrol dengan nilai sig. (2-tailed) adalah 0,565 0,05.

Kesimpulannya H0 ditolak atau data dikatakan normal. Cara lain pengujian normalitas pada kelompok kontrol dengan menggunakan visualisai grafik P-P Plot dan histogram.

Gambar 4.3 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Pretest Kelompok Kontrol

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan kedua uji normalitas di atas adalah sebaran data skor pretest kelompok kontrol terdistribusi normal. Pengujian normalitas skor pretest menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki sebaran data yang terdistribusi normal, sehingga pengujian selanjutnya dapat dilanjutkan dengan menggunakan skor parametris untuk menguji homogenitas skor

pretest.

b. Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest

Uji homogenitas ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat homogenitas antara skor pretest pada kelompok eksperimen dan pretest pada kelompok kontrol. Pengujian ini menggunakan Levene’s Test.

Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas skor pretest adalah:

H0: tidak ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau data skor pretest kedua kelompok adalah homogen (H0: σ12 = σ22 ).

Ha: ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau data skor pretest kedua kelompok adalah tidak homogen (Ha: σ12 ≠ σ22 ). Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari uji homogenitas skor pretest adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 gagal ditolak atau Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan varian antara skor

pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau

data skor pretest kedua kelompok homogen.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha gagal ditolak artinya ada perbedaan varian antara skor

pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau

data skor pretest kedua kelompok tidak homogen.

Dari hipotesis dan kriteria di atas hasil uji homogenitas pada penelitian ini ditunjukkan dalam bentuk tabel dengan menggunakan perhitungan pada program SPSS 20.00 yang dianalisis menggunakan uji Levene’s Test.

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.

Nilai Equal variances assumed 2.161 .148

Tabel 4.5 menunjukkan harga signifikansi sebesar 0,148. Nilai sig. 0,148 ≥ 0,05, maka H0 gagal ditolak atau dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau data kedua kelompok homogen.

c. Hasil Uji Independent T-test Skor Pretest

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian independent t-test skor pretest adalah:

H0: tidak ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (H0: μ1 = μ2).

Ha: ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Ha: μ1 ≠ μ2).

Kriteria pengambilan keputusan dalam uji independent t-test skor

pretest sebagai berikut:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 gagal ditolak atau Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha gagal ditolak artinya ada perbedaan yang signifikan antara

rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hasil perhitungan uji independent t-test skor pretest menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Uji Independent T-test Skor Pretest Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed ) Mean Differe nce Std. Error Diffe rence 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Nilai Equal variances assumed 2.161 .148 .62 9 49 .533 2.763 4.395 -6.070 11.596 Equal variances not assumed .63 3 45.61 1 .530 2.763 4.368 -6.032 11.558

Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa F hitung pada tingkat kepercayaan 95% dengan Equal variances assumed sebesar 2.161 dengan sig. (2-tailed) 0.533. Nilai 0,533 ≥ 0,05 maka H0 gagal ditolak atau Ha ditolak atau tidak ada perbedan rata-rata skor pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sehingga dari data di atas dapat dikatakan bahwa kedua kelompok tidak ada perbedaan hasil belajar sebelum diberikan perlakuan. Maka pengujian dapat dilanjutkan dengan uji prasyarat analisis skor

2. Hasil Uji Prasyarat Analisis

Prosedur analisis yang digunakan selanjutnya merupakan uji prasyarat analisis untuk uji independent t-test skor posttest yang memiliki tahapan yaitu uji normalitas skor posttest, uji homogenitas skor posttest, dan independence. Pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS

20.00.

a. Uji Normalitas Skor Posttest

Hipotesis untuk uji normalitas skor posttest adalah:

H0 : Sebaran data skor posttest tidak sesuai dengan kurva normal atau data terdistribusi normal.

Ha : Sebaran data skor posttest sesuai dengan kurva normal atau data tidak terdistribusi normal.

Kriteria yang digunakan dalam uji normalitas suatu data adalah: 1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 gagal ditolak

atau Ha ditolak, artinya sebaran data posttest sesuai dengan kurva normal.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha gagal ditolak artinya sebaran data posttest tidak sesuai dengan kurva normal. Hasil perhitungan uji normalitas menggunakan program SPSS 20.00 dengan Kolmogorov

Sminorv Test.

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran data skor

posttest kedua kelompok, hasil perhitungan uji normalitas dengan Kolmogorov-Sminorv Test dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Post_Esp

N 26

Normal Parametersa Mean 84.77

Std. Deviation 9.734

Most Extreme Differences Absolute .156

Positive .098

Negative -.156

Kolmogorov-Smirnov Z .795

Asymp. Sig. (2-tailed) .553

a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.7 merupakan hasil uji normalitas menggunakan perhitungan SPSS 20.00. Tabel tersebut menunjukkan hasil uji normalitas kelompok eksperimen dengan nilai sig. (2-tailed) adalah 0,553 ≥ 0,05. Kesimpulannya H0 ditolak atau data dikatakan normal. Cara lain dengan menggunakan visualisai P-P Plot.

Kriteria dalam uji normalitas menggunakan visualisasi P-P Plot

adalah:

1) Jika penyebaran titik data berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data skor pretest terdistribusi secara normal. 2) Jika penyebaran titik data tidak berada di sekitar garis

diagonal ideal, maka data skor pretest tidak terdistribusi secara normal.

Gambar 4.4 merupakan histogram pada bagian kiri dan P-P

Plot pada bagian kanan. Kedua gambar menunjukkan bahwa data

dari skor posttest kelompok eksperimen terdistribusi normal, karena penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal.

Gambar 4.4 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Pretest Kelompok Eksperimen

Berdasarkan kedua uji normalitas di atas dapat disimpulkan bahwa sebaran data skor pretest kelompok ekperimen terdistribusi normal. Pengujian normalitas skor pretest juga dilakukan pada kelompok kontrol. Tabel 4.8 adalah hasil perhitungan uji normalitas skor posttest kelompok kontrol menggunakan program SPSS 20.00.

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kelompok Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Post_Kon

N 26

Normal Parametersa Mean 77.85

Std. Deviation 11.986

Most Extreme Differences Absolute .110

Positive .110

Negative -.090

Kolmogorov-Smirnov Z .562

Asymp. Sig. (2-tailed) .910

a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji normalitas skor pretest kelompok eksperimen dengan nilai sig. (2-tailed) adalah 0,910 ≥

lain dengan menggunakan visualisasi P-P Plot dan histogram pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Pretest Kelompok Kontrol

Gambar 4.5 merupakan dua pengujian yang menunjukkan bahwa data skor posttest kelompok kontrol terdistribusi normal. Pada tabel histogram pada bagian kiri bentuk histogram menyerupai dengan kurva normal sehingga data dikatakan terdistribusi normal. Pada tabel P-P Plot bagian kanan juga menunjukkan bahwa data

posttest terdistribusi normal karena titik-titik berada di sekitar garis

diagonal ideal. Setelah dilakukan tiga uji normalitas data di atas dapat dilihat bahwa data posttest kelompok kontrol terdistribusi normal sehingga langkah analisis data selanjutnya dapat dilakukan dengan uji homogenitas.

b. Uji Homogenitas Skor Posttest

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat homogenitas skor posttest siswa dari kedua kelas. Pada penelitian ini menggunakan Levene’s Test.

Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas skor posttest adalah:

H0: tidak ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau data skor posttest kedua kelompok adalah homogen (H0: σ12 = σ22 ).

Ha: ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau data skor posttest kedua kelompok adalah tidak homogen (Ha: σ12 ≠ σ22 ). Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari uji homogenitas skor posttest adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 gagal ditolak atau Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan varian antara skor

posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau

data skor posttest kedua kelompok homogen.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha gagal ditolak artinya ada perbedaan varian antara skor

posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau

data skor posttest kedua kelompok tidak homogen.

Hasil perhitungan uji homogenitas skor posttest menggunakaan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Posttest

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.

Tabel 4.9 merupakan hasil dari perhitungan uji homogenitas skor posttest. Nilai sig. Pada kolom Levene’s Test menunjukkan hasil

uji homogenitas sebesar 0,363. Perhitungan di atas menunjukkan bahwa nilai 0,363 0,05 maka H0 gagal ditolak atau Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau data skor posttest kedua kelompok homogen

c. Independence

Pada analisis independence juga telah memenuhi kriteria karena data dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sudah terpisah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan media fabel, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan atau mendapatkan proses pembelajaran seperti biasa yang digunakan guru kelas. Maka, kedua kelompok tidak akan saling mempengaruhi dan hal itu juga menunjukkan bahwa tidak adanya saling keterkaitan antar kedua kelompok sekaligus menegaskan bahwa kedua kelompok independen.

3. Hasil Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dianalisis dengan

independent sampel t-test dengan bantuan program SPSS 20.00.

Penggunaan metode analisis data ini didasarkan pada sudah terpenuhinya tiga tahapan analisis lainnya, diantaranya, sebaran data

terdistribusi normal, varian data homogen, dan diperoleh dari data yang independen.

Kriteria yang digunakan sebagai pedoman dalam penerimaan atau penolakan Ho pada taraf signifikan 0,05 adalah jika thitung > ttabel maka Ho ditolak. Akan tetapi jika thitung < ttabel maka Ho diterima.

Hipotesis untuk uji independent t-test skor posttest pada penelitian ini adalah:

H0: tidak ada perbedaan rata-rata skor posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (H0: μ1 = μ2).

Ha: ada perbedaan rata-rata skor posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Ha: μ1 ≠ μ2).

Kriteria yang digunakan untuk menyimpulkan dalam uji independent

t-test skor postt-test adalah sebagai berikut:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 gagal ditolak atau Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan rata-rata skor

posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau

dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar siswa dalam penggunaan fabel.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha gagal ditolak artinya ada perbedaan rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa dalam penggunaan fabel.

Hasil perhitungan uji independent t-test skor posttest dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Independent T-test Skor Posttest

Group Statistics Faktor N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Nilai 1 26 84.77 9.734 1.909 2 26 77.85 11.986 2.351

Independent Samples Test Levene's

Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t Df Sig. (2-tailed) Mean Differe nce Std. Error Differen ce 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Nilai Equal variances assumed .844 .363 2.286 50 .027 6.923 3.028 .841 13.005 Equal variances not assumed 2.286 47.98 0 .027 6.923 3.028 .835 13.011

Tabel 4.10 memperlihatkan bahwa sig. (2-tailed) sebesar 0,027. Nilai tersebut menunjukkan bahwa sig. (2-tailed) sebesar 0,027 < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha gagal ditolak artinya ada perbedaan rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa dalam penggunaan fabel.

4. Hasil Uji Besar Pengaruh

Analisis nilai selanjutnya dilakukan dengan uji besar pengaruh, pengujian ini dilakukan karena data sudah menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar atas pengunaan fabel. Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan media fabel terhadap hasil belajar siswa. Berikut adalah cara untuk menghitung besar pengaruh menggunakan rumus effect size yang dilambangkan dengan huruf r. Perhitungan effect size pada penelitian ini sebagai berikut:

Hasil perhitungan di atas menunjukkan hasil effect size sebesar r = 0,3 nilai ini kemudian dapat dilihat pada tabel kategori effect size

Cohen bahwa besar pengaruh yang didapatkan adalah medium effect(

efek sedang). Sedangkan presentase besar pengaruh penggunaan media fabel dapat diketahui menggunakan rumus koefisien determinasi. Hasil perhitungannya sebagai berikut.

Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi Komponen Hasil t 2286 df 50 R 0,3 r2 0,09 R2 9%

Dari data di atas menunjukkan t (5050) = 2,286 p ≤ 0,05 dan

memiliki medium effect (efek sedang) sebesar r = 0,3. Koefisien determinasi menunjukkan bahwa R2 = 9% artinya bahwa peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan fabel sebesar 9% sedangkan sebesar 91% dipengaruhi faktor lain.

5. Uji Signifikansi Selisih

Pengujian uji signifikansi selisih rata-rata skor pretest dan posttest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan atau signifikansi rata-rata skor pretest dan posttest masing-masing kelompok. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan paired t-test dibantu menggunakan program SPSS 20.00.

a. Hasil Uji Sigifikansi Selisih Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

Hipotesis pada kelompok eksperimen penelitian ini adalah:

H0 : tidak ada perbedaan yang signifikansi antara rata-rata skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen (H0:

μ1 = μ2).

Ha : ada perbedaan yang signifikansi antara rata-rata skor

pretest dan posttest pada kelompok eksperimen (Ha: μ1 ≠ μ2).

Kriteria untuk menyimpulkan dalam paired t-test untuk kelompok eksperimen sebagai berikut:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 gagal ditolak atau Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikansi antara selisish rata-rata skor pretest dan

posttest pada kelompok eksperimen.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha gagal ditolak artinya ada perbedaan yang signifikansi antara selisih rata-rata skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen.

Tabel 4. 12 Hasil Uji Signifikansi Selisih Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

Paired Samples Test Paired Differences T Df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Pre_Eks - Post_Eks -37.846 17.825 3.496 -45.046 -30.646 -10.826 25 .000

Tabel 4.12 menunjukkan hasil sigifikansi selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest kelompok eksperimen. Nilai 0,000

sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha gagal ditolak artinya ada perbedaan yang signifikansi antara selisih rata-rata skor rata skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen.

Pengujian signifikansi selisih rata-rata skor pretest dan

signifikansi selisih rata-rata skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol penelitian ini adalah:

Dokumen terkait