• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat Hasil Belajar 1 Pengertian Belajar

KAJIAN PUSTAKA

B. Hakikat Hasil Belajar 1 Pengertian Belajar

Manusia belajar karena ingin tahu dan ingin mengembangkan tingkah laku yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Hal ini berarti bahwa dengan belajar, seseorang dapat merubah tingkah lakunya. Dengan belajar seseorang memperoleh kecakapan, pengertian, keterampilan, kegemaran, sikap, dan kepuasan.

Banyak definisi tentang belajar. Menurut Hilgard dan Bower dalam Faried Wadjdi, belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif permanen, dan tidak disebabkan oleh adanya proses kedewasaan. Sedangkan menurut Bell Gredler mengatakan bahwa belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.41

Menurut Gagne belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya akibat pengalaman. Dengan demikian bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,

41

Faried Wadjdi, Pengaruh Pemberian Bahan Belajar Terhadap Hasil Belajar pada Matakuliah Rangkaian Dasar Listrik (Jurnal No. 5/VIII/Teknodik/Desember/2004), h. 108

pengertian, penghargaan minat, peyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

Hinzman dalam Muhibbin Syah,berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hinzman perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme.42

Skinner, seperti dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational

Psychology: Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar

adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.43

Demikian pula, Wittig dalam bukunya Psychology of Learning

mendefinisikan belajar sebagai: any relatively permanent change in an

organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience.

Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.44

Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Pengertian belajar secara kuantitatif (dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak- banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa. Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman- pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.45

42

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,2009), cet.3,h. 65 43

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 88

44

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan…, h. 89

45

Setelah kita memahami pengertian belajar. Kita juga harus mengetahui prinsip-prinsip dalam belajar. Prinsip-prinsip belajar yaitu:46 a. Prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai

hasil belajar memiliki ciri-ciri:

1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.

2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. 3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

4) Positif atau berakumulasi.

5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

6) Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig, belajar sebagai any relatively permanent change in an organism’s

behavioral reperoire that occurs as a result of experience.

7) Bertujuan dan terarah.

8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

b. Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.

c. Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya47. Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan pikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.

46

Agus Suprijono, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM), (Surabaya: Pustaka Pelajar, 2009), h. 4

47

Nana Sudjana, Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2001), cet. Ke-7, h.22.

Proses Belajar sangat berpengaruh kepada hasil belajar seorang siswa, maka dari itu proses belajar harus benar-benar diperhatikan, seperti di bawah ini:48

a. Belajar tidak hanya sekedar menghapal. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan di jiwa mereka.

b. Anak belajar dari mengalami dan praktik. Anak mencatat kembali pola- pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru.

c. Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki siswa itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan.

d. Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proporsi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.

e. Tiap siswa mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru.

f. Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.

g. Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan siswa

Karena belajar itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu di dalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahan- perubahan tersebut timbul melalui fase-fase yang antara satu dengan lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional. Menurut Jerome S. Bruner dalam Muhibbin Syah, dalam proses belajar, siswa menempuh tiga fase, yakni:49

48

Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 22

49

1) Fase Informasi (tahap penerimaan materi)

Dalam fase informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Diantara informasi yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri ada pula yang berfungsi menambah, memperluas dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.

2) Fase Transformasi (tahap pengubahan materi)

Dalam fase transformasi, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah, atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan pada hal- hal yang lebih luas.

3) Fase evaluasi (tahap penilaian materi)

Dalam fase evaluasi, seorang siswa akan menilai sendiri sampai sejauh mana pengetahuan (informasi yang telah ditransformasikan) dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain atau memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Djamarah dan Zain, hasil belajar tercermin dalam perubahan perilaku, baik secara materi-substansial, struktural-fungsional, maupun secara behavior.50 Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.51

Menurut Nana Sudjana, ada empat unsur utama proses belajar- mengajar, yakni tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Tujuan

50

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain , Strategi Belajar Mengajar…, h. 11

51

sebagai arah dari proses belajar-mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya.52 Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar-mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.

Secara umum, hasil belajar didefinisikan sebagai suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan tingkah laku seseorang yang dinyatakan dengan cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan sikap dan kebiasaan- kebiasaan serta keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial, emosional dan pertumbuhan jasmaniah.

Menurut Slameto perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan tingkah laku dalam diri seseorang dalam pengertian merupakan hasil belajar memiliki ciri-ciri: (1) Perubahan terjadi secara sadar. (2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. (3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. (4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. (5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. (6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.53

52

Nana Sudjana, Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar…, h. 22

53

Joko Sumarno, Optimalisasi Hasil Belajar Matematika Melalui Permainan “Ludo”

Bagi Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Bobotsari pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2005/2006, Widya Tama Vol. 3 No. 2, Juni 2006. h. 4

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne dalam Agus Suprijono, hasil belajar berupa:54

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Menurut Bloom yang dikutip oleh Agus, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.55 Ketiga ranah kejiwaan tersebut saling terkait dan bahkan tidak boleh diabaikan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena muara ketiga kompetensi tersebut mengarah kepada kecakapan hidup siswa (life skill).56

54

Agus Suprijono, Cooperative Learning…, h. 5-6 55

Agus Suprijono, Cooperative Learning…, h. 6

56

Ahmad Sofyan, Tonih feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi (Jakarta press, 2006), cet. 1, h. 13

a. Hasil Belajar Penguasaan Materi (Kognitif)

Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi (kognitif) bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Konsep kunci dan prinsip utama keilmuan tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas, bukan hanya dalam bentuk hafalan. Ranah kognitif merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir yang dikategorikan oleh Bloom dkk secara hierarkis. Enam jenjang kemampuan tersebut yakni:

1) Hafalan (C1)

Jenjang hafalan (ingatan) meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya.

2) Pemahaman (C2)

Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram, atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan matematis atau sebaliknya.

3) Penerapan (C3)

Yang termasuk jenjang penerapan ialah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau pada situasi konkrit.

4) Analisis (C4)

Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponenya sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas.

5) Sintesis (C5)

Yang termasuk jenjang sintesis ialah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu

keseluruhan yang terpadu. Termasuk ke dalamnya kemampuan merencanakan eksperimen, menyusun karangan (laporan praktikum, artikel, rangkuman), menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan obyek-obyek, peristiwa, dan informasi lainnya. 6) Evaluasi (C6)

Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria yang ditetapkan.

b. Hasil Belajar Proses (Afektif)

Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilihan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan sebagainya. Hasil belajar afektif juga termasuk watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap emosi, atau nilai.

Ranah afektif ini dirinci oleh David Kratwohl dkk, menjadi lima jenjang, yakni:

1) Perhatian/penerimaan (Receiving) 2) Tanggapan (Responding)

3) Penilaian/penghargaan (Valuing) 4) Pengorganisasian (Organizing)

5) Karakteristik terhadap suatu atau beberapa nilai (Characterization

by a value or vale compex)

c. Hasil Belajar Aplikatif (Psikomotorik)

Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, hasil

belajar ini akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:57

a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa) yang meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis dan aspek psiklogis, yang terdiri dari lima faktor, yaitu:

1. Intelegensi siswa, yaitu kemampuan psiko-fisik untuk mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

2. Sikap siswa, yaitu sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tepat terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

3. Bakat siswa, yaitu kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

4. Minat siswa, yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

5. Motivasi siswa, yaitu keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.

b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa) yang terdiri dari dua macam, yakni lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial (sarana dan prasarana), termasuk di dalamnya media pembelajaran.

c. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

57

Tabel 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Ragam Faktor dan Unsur-Unsurnya

Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan 1. Aspek Fisiologis:

- tonus jasmani - mata dan telinga

2. Aspek Psikologis: - intelegensi - sikap - minat - bakat - motivasi 1.Lingkungan Sosial: - keluarga

- guru dan staf - masyarakat - teman 2. Lingkungan Nonsosial: - rumah - sekolah - peralatan - alam 1. Pendekatan Tinggi - speculative - achieving 2. Pendekatan Menengah - analytical - deep 3. Pendekatan Rendah - reproductive - surface

Sedangkan menurut Kenneth Dunn ada beberapa faktor yang mempengaruhi cara belajar seseorang, yaitu:58

a. Faktor Lingkungan, Lingkungan belajar yang ideal berbeda menurut setiap orang. Beberapa orang senang bekerja dalam kondisi udara yang hangat, cat, ruangan yang terang, desain meja yang bagus dan sebagainya.

b. Faktor Emosi

Ada kelompok siswa yang dalam melaksanakan tugas dapat bekerja dengan baik dari permulaan sampai selesai, tetapi banyak siswa yang dapat melaksanakan tugas setiap tahap memerlukan dorongan untuk menyelesaikan.

c. Faktor Sosial

Ada kelompok siswa yang tidak berminat belajar sesuatu dari kelompoknya. Ada yang lebih senang belajar dari diri sendiri, ada juga kelompok orang yang mau belajar dari orang lebih tua karena faktor tradisi.

58

Mulyati Arifin, Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia, (Surabaya: Airlangga University Press, 1995), h. 205

d. Faktor Personal

Ada sekelompok siswa yang senang belajar jika melihat sesuatu, ada yang lebih senang belajar jika mendengar sesuatu. Ada yang senang belajar duduk di depan meja tulis, ada yang sambil jalan sekeliling ruangan.

Faktor-faktor tersebut di atas sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena dalam proses pembelajaran siswalah yang menentukan terjadi atau tidaknya suatu proses belajar. Dalam belajar, masalah-masalah baik internal maupun eksternal, jika siswa tidak dapat mengatasi masalah tersebut, maka dia tidak belajar dengan baik.

Selain beberapa faktor di atas ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan di antaranya adalah konsentrasi belajar. Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-macam pendekatan belajar. Selain konsentrasi belajar, kebiasaan belajar juga dapat mempengaruhi hasil belajar. Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan tersebut antara lain, belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyianyiakan kesempatan belajar dan lain-lain.

Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat dijumpai di berbagai sekolah yang ada, baik di kota besar, kota kecil ataupun di pelosok desa. Kemungkinan yang menjadi penyebab kebiasaan yang kurang baik ini, karena ketidakmengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan yang dikelompokan menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan. Hasil belajar tersebut dapat diketahui dari proses penilaian baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam penelitian ini, hasil belajar diambil dari aspek kognitif siswa.

Dokumen terkait