• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata posttest hasil belajar kimia siswa kelompok eksperimen sebesar 77,67 dan rata-rata posttest hasil belajar kimia siswa kelompok kontrol sebesar 64,32.

Setelah dilakukan pengolahan data secara statistik yaitu dengan menggunakan uji t diperoleh hasil thitung = 3,94, sedangkan nilai ttabel = 0,99.

maka diperoleh hasil thitung > ttabel, maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan penerapan pembelajaran dengan pendekatan konsep terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi. Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan konsep yang diterapkan di kelas XI IPA 2 SMAN 3 Tangerang Selatan pada konsep laju reaksi menunjukkan bahwa pendekatan ini mampu mempengaruhi hasil belajar kimia siswa.

Dalam melihat pengaruh hasil belajar siswa terhadap konsep-konsep sains maka penyajian materi ajar sains oleh guru di sekolah hendaknya dapat mengaitkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dengan materi yang akan diajarkan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran kimia adalah pembelajaran dengan pendekatan konsep.

Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik menguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi). Konsep menyatakan suatu hubungan antar konsep-konsep yang lebih sederhana sebagai dasar perkiraan atau jawaban manusia terhadap pertanyaan- pertanyaan yang bersifat asasi tentang mengapa suatu gejala itu bisa terjadi. Konsep merupakan pikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menjadi produk pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip, hukum, dan teori.

Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi, dan berpikir abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru, sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan.74 Bruner menyarankan agar siswa dapat berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip dan melakukan

74

eksperimen-eksperimen yang memberikan kesempatan siswa untuk menemukan prinsip-prinsip sendiri.

Dalam pelaksanaan program pembelajaran, siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan selama proses pembelajaran siswa diberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). LKS ini tidak hanya berisi latihan soal, melainkan disusun secara sistematik agar dapat membantu siswa memahami konsep secara mandiri dan dapat menyelesaikan soal-soal yang terdapat dalam LKS yang bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir siswa dan menambah pemahaman serta penguasaan siswa terhadap suatu konsep. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Melanie menyatakan bahwa belajar dari berbagai sumber memperkaya pengetahuan, menambah pemahaman serta penguasaan siswa terhadap suatu konsep.75 Siswa mempelajari LKS secara berkelompok dan dengan bimbingan guru siswa turut serta menemukan konsep.

Pembelajaran dengan pendekatan konsep memiliki hasil belajar yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan dalam belajar siswa berdiskusi kelompok. Guru melatih siswa untuk bekerja sama dan belajar bersama dalam kelompok, hal ini bertujuan supaya siswa saling bertukar pikiran, bertukar pengalaman, dan berbagi ilmu pengetahuan dengan temannya, karena dalam tahap ini seluruh anggota kelompok dituntut untuk memahami materi sehingga dapat menjawab soal-soal yang diberikan. Oleh karena itu, bagi siswa yang paham tentang materi, diarahkan untuk mengajarkan siswa yang kurang paham tentang materi yang dipelajari. Dalam berdiskusi kelompok, selain siswa saling membantu dalam memahami materi pembelajaran, siswa juga dapat memanfaatkan fungsi kelompok dalam kegiatan belajar untuk saling belajar, berani mengajukan pendapat, pertanyaan dan jawaban serta siswa juga dapat meningkatkan keterampilan sosial mereka. Interaksi yang baik akan berpengaruh terhadap pemahaman individu mereka tentang konsep pembelajaran.

75

Melanie D. Murmanto, Pembentukan Konsep Diri Siswa melalui Pembelajaran Partisipatif (Sebuah Alternatif Pendekatan Pembelajaran di Sekolah Dasar), Jurnal Pendidikan Penabur No. 08/Th.VI/Juni 2007, h. 70

Selain berdiskusi kelompok siswa juga diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Siswa pada masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya, mengemukakan berbagai macam alasan yang mendukung hasil diskusi mereka dan membahas topik untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh gurunya dalam LKS. Kemudian siswa pada masing-masing kelompok menuliskan jawaban soal- soal yang terdapat pada LKS di papan tulis dan menjelaskan langkah-langkah pengerjaannya pada siswa yang lain. Jika masih ada siswa yang belum mengerti selama pembelajaran berlangsung, siswa yang lain diminta untuk membantunya, sedangkan guru hanya membantu ketika tidak ada siswa lain yang dapat meneruskannya. Hal ini bertujuan membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara kompleks, dimana guru menyampaikan penjelasan secara singkat tentang teori dan konsep serta mengoreksi jika terdapat kesalahpahaman siswa.

Dalam penelitian ini, pada pembelajaran dengan pendekatan konsep guru menggunakan metode eksperimen yang dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik sehingga siswa terfokus perhatiannya dan termotivasi untuk mengetahui lebih jauh konsep yang sedang dipelajarinya sehingga hasil belajar menjadi lebih baik. Kegiatan eksperimen sangat diperlukan dalam pembelajaran kimia karena dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang dipelajari maupun meningkatkan proses kegiatan pembelajaran. Penggunaan alat eksperimen dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep kimia yang dipelajari agar siswa behadapan dengan konsep nyata bukan hanya sekedar teori.76

Sedangkan pada kelas kontrol, guru lebih menekankan pada upaya bagaimana siswa dapat menguasai konsep yang dipelajari. Penyampaian materi yang hanya menggunakan metode demonstrasi dan dipadukan dengan sistem ceramah membuat siswa menjadi kurang tertarik dan tidak terfokus

76

Wasis Sucipto, Eksperimentasi Pembelajaran Konsep Kalor Menggunakan Peralatan Sederhana, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 3. No. 2. Juli 2005. h. 103

perhatiannya. Mereka tidak terlalu fokus pada apa yang disampaikan oleh guru. Siswa hanya memperoleh informasi berdasarkan penjelasan guru, guru lebih berperan sebagai instruktur yang melakukan proses pembelajaran daripada sebagai fasilitator. Siswa cenderung pasif dan tidak memperoleh pengalamannya sendiri. Hal tersebut berakibat pada pemahaman konsep yang didapat. Konsep yang disampaikan oleh guru yang kurang maksimal mengakibatkan tahap diskusi kurang berjalan maksimal. Banyak siswa yang masih belum paham tentang konsep yang telah disampaikan, hanya terdapat satu atau dua siswa saja yang paham dari tiap kelompok dan mereka hanya fokus mengerjakan LKS bukan menjelaskan pada anggota lainnya yang belum mengerti tentang konsep yang sedang dipelajarinya.

Dari tahap-tahap yang telah dilakukan pada pembelajaran dengan pendekatan konsep, siswa dilatih untuk aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, dan aktif dalam mengungkapkan suatu ide, sehingga tidak ada siswa yang mendominasi dan tidak ada siswa yang diam saja. Sedangkan guru hanya membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan siswa berjalan lancar. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep adalah pembelajaran yang menekankan agar siswa dapat berpikir sehingga memahami konsep pelajaran, bukan sekedar menerima, mendengar, dan mengingat.

Pada pembelajaran dengan pendekatan konsep, siswa dituntut terlibat aktif dalam proses belajar dan mengajar dalam upaya menemukan pengetahuan, konsep, dan kesimpulan tentang konsep yang sedang dipelajari. Guru di sini tidak mentransferkan pengetahuan yang telah dimiliki guru melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Di dalam kelas, guru menciptakan persoalan, membimbing siswa dan membiarkan siswa mengungkapkan gagasan dan konsepnya. Guru sebagai seorang fasilitator harus mampu untuk menggabungkan semua unsur pembelajaran agar siswa menjadi tertarik terhadap pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi hasil belajarnya.

Dari data dan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode yang sesuai dengan pendekatan konsep telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hal ini membuktikan bahwa kesesuaian antara metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan karakteristik belajar siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

BAB V

Dokumen terkait