• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAKIKAT MINAT BELAJAR a Pengertian Minat

Dalam dokumen Kristin Cahyani S841102008 (Halaman 61-70)

commit to user BAB

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, PENELITIAN YANG RELEVAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori 1 Hakikat Kemampuan Mengapresiasi Puis

4. HAKIKAT MINAT BELAJAR a Pengertian Minat

Minat adalah salah satu hal yang menarik untuk dikaji, karena faktor minat memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap tercapainya prestasi belajar anak. Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong untuk mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu obyek, cenderung untuk memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada obyek tersebut. Namun apabila obyek tersebut tidak menimbulkan rasa senang, maka ia tidak akan memiliki minat pada obyek tersebut. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Yudrik Yahya (2011) minat adalah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda dan orang. Senada pendapat tersebut, Hilgard mengungkapkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan

yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Hilgard 1962 cit. Slameto, 2010: 57). Kegiatan yang diminati akan diperhatikan terus- menerus dan apabila dilakukan akan disertai rasa senang. Begitu pula yang diungkapkan oleh Winkel (1996: 30-31) bahwa minat adalah kecenderungan yang menetap dalam diri seseorang untuk tertarik pada bagian atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tertentu.

Hal itu diperkuat oleh pernyataan Slameto (2010: 180) bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, sehingga semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Eccles dan Wigfield (dalam Jones et al. 2011: 7), mengungkapkan bahwa individu yang memiliki nilai minat intrinsik yang lebih tinggi mungkin terlibat dalam tugas akan bertahan lebih lama, dan termotivasi dari dalam untuk melakukan tugas. Selanjutnya, dapat dikatakan diantara faktor-faktor motivasi, variabel minat ternyata memiliki pengaruh penting pada fase pemikiran, fase mengontrol kinerja, serta fase pembelajaran mandiri (self-reflektif) (Krapp,

1999 cit. Izabela Soric and Marko Palekcic, 2009:2).

Senada pendapat tersebut, minat oleh Asep Dadang (2007: 21) dikatakan merupakan sumber motivasi sehingga orang yang memiliki minat tidak pernah kehabisan untuk melakukan sesuatu. Siswa yang yang berminat melakukan sesuatu terlihat bersemangat, antusias, dan tidak mengenal lelah

seolah tidak kehabisan energi, dan dijalani dengan penuh kegembiraan. Sedangkan yang tidak berminat akan kelihatan malas, cepat lelah, dan bosan.

Jeanne Ellis Ormrod (2008: 101) mengungkapkan minat sebagai suatu bentuk motivasi intrinsik. Siswa yang mengejar tugas yang menarik minatnya mengalami efek positif yang signifikan seperti kesenangan, kegembiraan, dan kesukaan. Demikian pula Marion Williams and Robert L. Burden (1997:123) menyatakan minat sebagai sumber motivasi sehingga orang yang memiliki minat tidak pernah kehabisan alasan untuk melakukan sesuatu hal tersebut. Sedangkan Lewis R. Aiken (1988: 231) /(1994 : 209) menyatakan bahwa minat merupakan kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya.

Sedikit berbeda, Sardiman (1992:76) yang menjelaskan bahwa minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Jadi, minat bisa dikatakan sebagai gejala psikis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau memberikan perhatian yang penuh terhadap objek tertentu sehingga pekerjaan yang dilakukannya bisa membuat orang tersebut menjadi senang dan akan melakukannya secara terus-menerus.

Minat juga merupakan salah satu aspek psikis dari individu yang dapat dikatakan sebagai suatu kecenderungan yang menentukan, yaitu kecenderungan untuk menghubungkan diri dengan lingkungan melalui cara- cara tertentu. Jika individu menemukan suatu objek yang dirasakan cukup menarik, maka ia akan menaruh minat terhadap objek tersebut. Berdasarkan

beberapa pengertian minat menurut ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa minat adalah keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan dengan segenap kesadaran dan perhatian disertai perasaan senang karena menyadari akan pentingnya suatu kegiatan untuk mencapai tujuan.

b. Pengertian Belajar

Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar, seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2010: 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Demikian juga Soemarsono (2007:1) memberikan pengertian belajar sebagai proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa pada saat mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan disajikan di sekolah baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas.

Berbeda dengan Skinner (dalam Dimyati dan Mujiyono, 2006: 9) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perilaku, yaitu saat belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responya menurun. Sedangkan menurut Gagne (dalam Dimyati dan Mujiyono, 2006: 9), belajar merupakan kegiatan yang kompleks, yaitu seperangkat proses kognitif

yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru.

Di samping itu, Cronbach yang dikutip Sardiman (2005: 20) menyatakan bahwa belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman . Belajar juga didefinisikan sebagai mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan (Harold Spears dalam Sardiman, 2005: 20). Belajar juga dapat diartikan merupakan perubahan dalam kinerja sebagai akibat dari praktik (Geoch dalam Sardiman, 2005: 20 ).

Berpijak pada pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara langsung dan aktif, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Usaha tersebut bisa berupa mengamati, membaca, mendengarkan, mencoba sesuatu sendiri, dan lain sebagainya.

c. Pengertiaan Minat Belajar

Berdasarkan batasan-batasan minat dan belajar di atas disimpulkan bahwa minat belajar adalah keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan belajar dengan segenap kesadaran dan perhatian disertai perasaan senang karena menyadari akan pentingnya tujuan belajar, yaitu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang bisa berupa kemampuan atau kompetensi.

Oleh karena itu, guru harus memperhatikan berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat atau perhatian dalam kegiatan pembelajaran (Setya Yuwana Sudikan, 2009: 524). Selanjutnya, dinyatakan bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya (Slameto, 2010: 57). Untuk itu, membangkitkan dan memelihara minat merupakan alat yang sangat berguna dalam usaha mempengaruhi keingintahuan siswa yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran siswa.

Minat akan muncul jika seseorang mendapatkan manfaat dengan melakukan hal yang diminatinya. Manfaat dapat berbentuk tambahan pengetahuan, kesenangan, kepuasan, keberhasilan, dan lain sebagainya (Asep Dadang, 2007: 21). Agar suatu hal yang dipelajari menarik minat anak, guru dan bahkan orang tua perlu memberikan penjelasan bahwa materi yang dipelajari memberikan manfaat bagi kehidupannya dan menyajikan materi secara menarik serta bersentuhan dengan kehidupan siswa. Apabila setiap materi pelajaran terkait dengan kehidupan siswa, siswa akan mudah memahami, menangkap manfaatnya, dan senang mempelajarinya. Oleh karena itu, seorang guru perlu mengubah, metode pembelajarannya.

d. Cara-cara untuk Membangkitkan Minat

Minat merupakan alat yang sangat berguna dalam usaha mempengaruhi hasil belajar siswa. Slameto (2010: 181) menyatakan bahwa cara yang paling

efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subjek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Di samping itu, Tanner and Tanner yang dikutip Slameto menyarankan agar para guru juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan cara memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antar suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang (Tanner and Tanner, 1975. cit. Slameto, 2010: 181). Selain itu, dapat pula dicapai dengan dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita yang sensasional, yang sudah diketahui kebanyakan siswa (Rooijakkkers, 1980 cit. Slameto, 2010:181). Bila usaha-usaha tersebut tidak berhasil, pengajar dapat memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Karena, berdasarkan studi-studi eksperimen menunjukkan bahwa siswa-siswa yang secara teratur diberi hadiah karena telah bekerja dengan baik atau karena perbaikan dalam kualitas pekerjaannya, cenderung bekerja lebih baik daripada siswa yang dimarahi atau dikritik karena pekerjaannya yang buruk atau tidak ada kemajuannya.

Sementara itu, beberapa cara yang dapat digunakan untuk membangkitkan dan menjaga minat siswa menurut Sudikan (2009: 524) antara lain adalah:

1) Menggunakan cerita, analogi, sesuatu yang baru, menampilkan sesuatu yang lain atau aneh yang berbeda dari biasanya dalam pembelajaran.

2) Memberi kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran, misalnya siswa diajak diskusi untuk memilih topik yang akan dibicarakan, mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan.

3) Mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran misalnya variasi dari serius ke humor, dari cepat ke lambat, dari keras ke suara sedang, dan mengubah gaya mengajar.

4) Mengadakan komunikasi nonverbal dalam kegiatan pembelajaran seperti demonstrasi dan simulasi dapat dilakukan untuk menarik minat atau perhatian siswa.

e. Aspek-aspek Minat belajar

Mengacu pada beberapa teori atau konsep yang diketengahkan oleh para pakar di muka, unsur-unsur minat belajar yang perlu dibangkitkan adalah:

1) Kesadaran

Perbuatan atau kegiatan belajar akan berhasil apabila seseorang menyadari akan kebutuhannya. Kesadaran untuk belajar itu akan mengantarkan anak untuk mencari dan bertindak untuk memperoleh hasil yang maksimal, sehingga anak akan memperoleh kepuasan dalam pemenuhan kebutuhannya. Kepuasan ini akan selalu diulang-ulangnya. Karena minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya.

2) Kemauan

Kemauan anak adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu, yang dikendalikan oleh pertimbangan- pertimbangan akal budi. Aktivitas yang disadari ini akan berpengaruh pada sikap dan tingkah laku seseorang. Kemauan-kemauan yang selalu dipupuk akan membentuk suatu sikap yang positif pada diri anak. Dengan kemauan, anak dapat mengembangkan dirinya sendiri dan mempunyai sikap untuk berinisiatif sendiri untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan hasil yang memuaskan.

3) Perhatian

Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungan (Slameto, 2010: 105). Tingkat yang lebih tinggi dari menaruh perhatian adalah menaruh minat. Apabila dalam diri anak sudah anak minat, perhatian yang dilakukan oleh anak merupakan perhatiaan yang spontan keluar dari dalam diri anak sendiri. Perhatian ini erat hubungannya dengan minat individu, bila individu telah mempunyai minat terhadap sesuatu, terhadap objek itu biasanya timbul perhatian yang spontan secara otomatis. 4) Perasaan Senang

Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan rasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat merupakan motor penggerak psikis yang menimbulkan rasa senang. Karena perasaan akan menentukan sikap anak

dalam menanggapi objek yang dihadapinya. Perasaan senang, puas, atau gembira akan membentuk sikap positif, sedangkan perasaan takut, sedih, benci, akan menimbulkan sikap yang negatif. Dalam hal ini rasa senang merupakan sikap positif bagi aktivitas belajar.

Berdasarkan bahasan di atas, dapat dikatakan bahwa minat merupakan salah satu faktor psikis yang membantu, mendorong, dam memberi stimulus atau rangsangan pada suatu kegiatan yang sedang atau akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Minat seseorang dapat bertambah kuat atau melemah sesuai dengan pengalamannya. Minat belajar harus selalu dibangkitkan berhubungan dengan dorongan dan respon-respon emosional siswa.

Dalam dokumen Kristin Cahyani S841102008 (Halaman 61-70)