• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Dalam dokumen Kristin Cahyani S841102008 (Halaman 125-129)

commit to user BAB

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dikemukakan di muka, dapat ditarik beberapa simpulan hasil penelitian berikut ini.

Kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang diajar dengan pendekatan

qua ntum lea rning lebih baik hasilnya daripada siswa yang diajar dengan pendekatan ekspositori. Artinya, pendekatan pembelajaran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan mengapresiasi puisi siswa, khususnya yang menjadi subjek dalam penelitian ini.

Kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang memiliki minat belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki minat belajar rendah. Artinya minat belajar siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan mengapresiasi puisi siswa, khususnya yang menjadi subjek dalam penelitian ini.

Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan minat belajar dalam mempengaruhi kemampuan mengapresiasi puisi siswa.

Bertolak dari uraian dan penjelasan tersebut di atas, ditunjukkan bahwa hasil penelitian ini memperkuat teori bahwa pendekatan pembelajaran terbukti berpengaruh secara signifikan pada kemampuan mengapresiasi puisi siswa, di samping juga minat belajar yang dimiliki oleh siswa.

B. Implikasi

Temuan penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi beberapa faktor yang saling berhubungan, antara lain: (1) Faktor dari guru, yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan pendekatan dan metode pembelajaran, mengembangkan dan menyajikan materi, mengembangkan media pembelajaran, serta kemampuan mengelola kelas; (2) Faktor dari siswa adalah antusias dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran; (3) Faktor lingkungan yaitu terciptanya suasana belajar yang kondusif sehingga siswa dapat berkonsentrasi dalam memahami materi yang sedang disampaikan oleh guru. Di samping itu, siswa juga akan tumbuh minat belajar yang tinggi.

Temuan penelitian ini juga menggambarkan bahwa pengaruh yang signifikan dari interaksi antara pendekatan pembelajaran dan minat belajar terhadap kemampuan mengapresiasi puisi siswa, melahirkan beberapa implikasi berikut ini. Perta ma, siswa yang diajar dengan pendekatan qua ntum lea rning

memiliki kemampuan mengapresiasi puisi lebih baik daipada siswa yang diajar dengan pendekatan ekspositori. Pendekatan quantum learning merupakan cara pembelajaran secar arti pembelajaran yang penuh ai, menakjubkan, menyenangkan dan

pendekatan mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya diidentikkan dengan metode ceramah.

Perbedaan karakteristik kedua pendekatan di atas menyebabkan kemampuan mengapresiasi puisi siswa berbeda. Siswa yang diajar dalam suasana yang menyenangkan dan santai memiliki kemampuan mengapresiasi puisi yang tinggi. Sebaliknya, siswa yang diajar dengan pendekatan ekspositori menyebabkan siswa merasa jenuh dan kemampuan mengapresiasi puisinya rendah.

Berdasarkan temuan penelitian tersebut, guru perlu mengupayakan menerapkan pembelajaran yang inovatif. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mengapresiasi puisi siswa, yaitu: (1) menyosialisasikan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan yang salah satunya adalah pendekatan qua ntum lea rning di semua jenjang sekolah dengan cara pelatihan maupun seminar-seminar; (2) memberdayakan semua lapisan yang berkecimpung di bidang pendidikan untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan; (3) memperluas wawasan dan pemahaman tentang pentingnya pengembangan pembelajaran yang inovatif secara memadai, seperti memahami langkah-langkah pembelajaran qua ntum lea rning dengan orkestra dan TANDUR.

Kedua, guru hendaknya berupaya menumbuhkan minat belajar siswa untuk meningkatkan kemampuan mengapresiasi puisi karena kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang memiliki minat belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki minat belajar rendah. Temuan penelitian ini menandakan bahwa kegiatan belajar yang efektif adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan karena adanya dorongan minat untuk menguasai suatu kemampuan tertentu untuk

mengatasi masalah. Dalam hal ini minat belajar akan menimbulkan pencapaian hasil belajar.

Bertolak dari temuan penelitian tersebut, minat belajar siswa harus ditumbuhkan. Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa sehingga kemampuan mengapresiasi puisi mereka bisa meningkat yaitu, (1) memberikan apersepsi yang berupa pemberian pengertian kepada siswa tentang semangat belajar untuk meraih kesuksesan; (2) memperdengarkan musik sebelum kegiatan belajar berlangsung; (3) memberikan balikan atau koreksi setiap pemberian tugas seperti tepuk tangan dan kata-kata yang membangkitkan semangat (a pla us/rewa rd) sehingga siswa terdorong untuk aktif belajar.

Apabila upaya-upaya di atas dilakukan dengan baik, terarah, terprogram, dan dijadikan kegiatan berkala, barulah akan terlihat bahwa penumbuhan minat belajar siswa akan menyebabkan peningkatan kemampuan mengapresiasi puisinya.

C. Saran

Bertolak dari hasil penelitian dan implikasi yang telah dirumuskan tersebut perlu diajukan saran-saran sebagai berikut. Pertama, sebagai fasilitator yang menerapkan pendekatan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan, guru disarankan agar: (1) memilih pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sehingga siswa akan terdorong untuk belajar puisi; (2) menciptakan suasana demokratis di lingkungan sekolah sehingga dengan suasana dan lingkungan yang demikian, siswa akan dapat

mengembangkan kemampuan mengapresiasi puisinya; (3) meningkatkan minat belajar siswa dengan menceritakan kisah tokoh-tokoh sukses dan memperdengarkan musik yang tepat sebelum pembelajaran;

Kedua, penerapan KTSP di sekolah menuntut penetapan pendekatan- pendekatan pembelajaran yang inovatif dan konstruktivistis. Oleh karena itu, hendaknya sekolah menyediakan dana guna menunjang kegiatan siswa, pengadaan media pembelajaran, seperti laboratorium bahasa, dan memfasilitasi guru-guru bahasa untuk pelatihan teknologi pembelajaran.

Ketiga, peneliti lain yang tertarik pada bidang kajian ini untuk mengadakan penelitian serupa dengan melibatkan lebih banyak lagi variabel bebas (prediktor), sehingga faktor-faktor lain yang diduga memberikan kontribusi yang sangat berarti terhadap kemampuan mengapresiasi puisi siswa dapat diketahui secara lebih komprehensif. Selanjutnya, dapat dikembangkan model pembelajaran dengan pendekatan lain yang mengikuti landasan kontruktivisme sehingga dapat memperkaya perbendaharaan pendekatan dan metode pembelajaran bagi guru di Indonesia yang pada gilirannya mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dalam dokumen Kristin Cahyani S841102008 (Halaman 125-129)