• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)

Teori yang relevan dengan phair-share meliputi (a) pengertian

think-pair-share, (b) kelebihan dan kekurangan think-think-pair-share, (c) langkah-langkah think-pair-share,dan(d) penerapan model pembelajaran think-pair-share.

a. Pengertian Think-Pair-Share(TPS)

Trianto (2009:81) mengemukakan think-pair-shareatau berpikir dan berpasangan dan berbagi adalah jenis kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa. Sejalan dengan pendapat di atas, Lie (2002:56) bahwa, think pair share adalah pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Dalam hal ini guru sangat berperan penting dalam membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih, hidup, aktif, kreatif,efektif, dan menyenangkan.

Istarani (2012:69) mengemukakan bahwa model think-pair-share atau berpikir berpasangan berbagai adalahmerupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Model think pair

sharemerupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi susunan pola

diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusimembutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, danprosedur yang digunakan. Dalam model think paire sharedapat memberi siswa lebih banyakwaktu berpikir, untuk merespon, dan saling membantu.

Berdasarkan uraian pendapat ahli diatas, dengan demikan dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran tipe think pair share, siswa

secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu satu dengan yang lainnya. sihingga dapat membuat kesimpulan diskusi dan mempresentasikan di depan kelas. model pembelajaran tipe think pair share dapat membuat kelas lebih terkontrol.

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS)

Menurut Istarani (2012:68)Teknik think-pair-share memiliki kelebihan, Kelebihan model think pair share yaitu sebagai berikut. Pertama, dapat meningkatkan daya nalar siswa, daya kritis siswa, daya imajinasi siswa dan daya analisis terhadap suatu permasalahan. Kedua, meningkatkan kerjasama siswa karena mereka dibentuk dalam kelompok. Ketiga, meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan menghargai pendapat orang lain. Keempat, meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat sebagai implementasi ilmu pengetahuannya. Kelima, guru lebih memungkinkan untuk menambahkan pengetahuan anak ketika selesai diskusi.

Istarani (2012:68) mengemukakan yang menjadi kekurangan dari model

think pair shareyaitu sebagai berikut. Pertama, sulit menentukan permasalahan

yang cocok dengan kemampuan siswa. Kedua, bahan-bahan yang berkaitan dengan membahas permasalahan yang ada tidak dipersiapan baik oleh guru maupun siswa. Ketiga, pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah relatif terbatas.

Lie (2002:57) berpendapat bahwa model think pair share

memilikibeberapa kelebihan yaitu sebagai berikut. Pertama, siswa diberi kesempatan untuk bekerja sendiri danbekerja sama dengan orang lain. Kedua,

adanya optimalisasi partisipasi siswa untuk membnagun rasa percaya dirinya.

Ketiga, denganmetode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan

membagikanhasilnya untuk seluruh kelas. Keempat, modelthink pair share memberi kesempatan sedikitnya delapankali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasimereka kepada orang lain. Kelima, memungkin guru untuk lebih banyakwaktu memantau siswa, dengan hasil belajar lebih mendalam.

Sedangkan kekurangan model think pair share menurut Lie (2002:58)pertama, kebiasaan siswa dari cara mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan masalah secara kelompok.Kedua, membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruang kelas. Ketiga, peralihan dari seluruh kelas kekelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga. Keempat, banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor. Kelima, lebih sedikit ide yang muncul dan jika ada keributan tidak ada penengah.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan kelebihan dan kekurangan model think phair shareyaitu sebagai berikut. Dapat mempermudah siswa dalam mengungkapkan pendapat serta gagasannya, sebab terdapat kerjasamaantara teman yang satu dengan yang lain. Siswa tampil berbicara secarakelompok sehingga diharapkan siswa tidak merasa takut ataupun malu serta lupadengan apa yang akan disampaikan karena dapat saling mengingatkan.Sedangkan kekurangan model think phair shareadalah sulit menentukan permasalahan yang cocok dengan kemampuan siswa, bahan-bahan yang berkaitan dengan membahas permasalahan yang ada tidak dipersiapan baik

oleh guru maupun siswa, pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah relatif terbatas.

c. Langkah-langkah Think-Pair-Share (TPS)

Istarani (2012:67) mengemukakan think pair share seperti namanya “thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan peajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya. Selanjutnya “pairing”, pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan. Beri kesempatan pasangan itu untuk berdiskusi. Tahap ini dikenal dengan “sharing”, dalam kegiatan ini diharapkan tanya jawab yang mendorong pada pengkonstrasian pengetahuan secara integratif.

Menurut Trianto (2009:69) beberapa langkah dalammenggunakan model pembelajaran kooperatif model TPS sebagai berikut. 1) Berpikir (thinking),guru memberikan pertanyaan atau masalah yang berhubungan dengan pelajaran dan meminta siswa untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri. 2) Berpasangan (pair),guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa yang lain danmendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada langkah pertama.3) Berbagi (sharing),guru meminta pasangan-pasangan siswa tersebut untuk berbagi ataubekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yangtelah mereka diskusikan, dengan cara bergantian pasangan demipasangan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam langkah-langkah pembelajaran keterampilan berbicara dengan model think

berpasangan (pair), setelah siswa menyelesaikantugas mendiskusikan materi atau permasalahan yang akan dipecahkan bersama anggota kelompok, kemudian menulis hasilnya, dan langkah yang terakhir berbagi(share), siswa berdiskusi berbagi jawaban dengan teman satu kelas.Tujuan dari model ini diharapkan tanya jawab yang mendorong pada pengongstruksian pengetahuan secara integratif untuk dapat bekerjasama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka diskusikan.

d. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeThink Pair ShareTPS dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Menurut Trianto (2014:130) prosedur atau cara kerja pembelajaran tipe

think pair share (TPS) adalah sebagai berikut: langkah awal berfikir (think), guru

mengajukan permasalahan atau pertanyaan yang bersangkutan dengan pembelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu untuk berpikir sendiri jawaban mereka dan mencatatnya pada kertas. Langkah selanjutnya berpasangan (pairing), guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendeskripsikan apa yang telah mereka peroleh dari yang mereka fikirkan. Selama waktu yang diberikan dapat menyatukan gagasan mereka dengan waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit. Langkah terakhir berbagi (share), guru meminta setiap pasangan untuk bergantian tampil mempresentaskan hasil diskusi mereka kepada semua anggota kelas.

Lie (2002:57) mengemukakan langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) adalah sebagai berikut: (1) guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok. (2) Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri. (3) Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan

berdiskusi dengan pasangannya. (4) Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok lainya.

Berdasarkan prosedur model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) diatas, maka penelitian ini akan menggunakan prosedur yang dikemukakan oleh Trianto. Kegiatan Think Pair Share (TPS) yang mana pada tahap awalnya siswa diminta memikirkan (think) atas soal yang diberikan guru yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, dan siswa diminta untuk mencatat apa yang difikirkannya dikertas untuk untuk bahan yang akan didiskusikan pada tahap pair. Dan siswa diminta menjawab pertanyaan dengan pasangan berpasangan (pair). Setelah itu guru meminta untuk siswa mempresentasikan (share) hasil dari yang mereka diskusikan tersebut. Untuk lebih jelasnya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share di kelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

No Langkah-langkah Penerapan

1 Gurumenyampaikan materi dan kompetensi yang ingin dicapai

Padasaatpembelajarandimulaigurumenyampaikan tujuan pembelajaran dan Kompetensi Dasar (KD) 2.1 menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif. Setelah itu menjelaskan tentang bercerita, serta faktor-faktor berbicara yang dinilai saat bercerita

2 Tahap awal guru meminta siswa untuk berfikir (think)tentang permasalahan yang disampaikan guru

Guru memberikan pertanyaan atau masalah yang

berhubungan dengan pelajaran dan meminta siswa untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri sesuai faktor-faktor penilaian yang telah dijelaskan

3 Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan (pair)

Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa yang lain dan mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada langkah pertama. Interaksi pada tahap berpasangan diharapakan siswa dapat berbagai jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberiwaktu empat sampai lima menit untuk

berpasangan 4 Tahap akhir guru

meminta siswa untuk berbagi (share) dengan teman sekelasnya

guru meminta setiap pasangan untuk bergantian tampil mempresentaskan hasil diskusi mereka kepada semua anggota kelas, dan dilanjutkan sampai beberapa siswa telah mendapatkesempatan untuk melapor, paling tidak sekitar seperempat pasangan,tetapi disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap penampilan siswa sesui dengan penilaian yang telah disampaikan

5 Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan yang didiskusikan

Guru melakukan tanya jawab dengan siswa, ataupun siswa dengan siswa. Guru memberikan penjelasan lebih lanjut kepada siswa sesuai dengan kesalahan-kesalahan saat penampilan menceritakan pengalaman di depan kelas tersebut agar siswa dapat memahami cara menyampaikan cerita yang sesuai dengan indikator penilaian yang sudah disampaikan sebelumnya

6 Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah didiskusikan bersama tersebut

Setelah siswa mendapat bagian berbicara, guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah didiskusikan bersama tersebut

7 Guru menutup pembelajaran

Guru mengakhiri pembelajaan dengan membaca alhamdulillah, dan menyampaikan tugas kepada siswa untuk pertemuan selanjutnya mereka akan menceritakan pengalaman mengesankan yang telah mereka rangkai di depan kelas