• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterampilan Berbicara Siswa Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Siswa Kelas VII

histogram 6. Keterampilan Berbicara Siswa Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Siswa

1. Keterampilan Berbicara Siswa Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Siswa Kelas VII

2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok.

1. Keterampilan Berbicara Siswa Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok

Pada bagian ini dijelaskan secara rinci keterampilan berbicara sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok dengan nilai rata-rata 65,64 berada pada rentang 66-75% yaitu klasifikasi lebih dari cukup (LdC). Keterampilan berbicara siswa sebelum mnggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok dikelompokkan menjadi 6 kualifikasi, yaitu: baik sekali, baik, lebih dari cukup, cukup, hampir cukup, dan kurang.

a. Pilihan Kata

Dari hasil analisis data yang diperoleh pada kelompok pretest hasil tes berbicara siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think

Solok ditinjau dari aspek pilihan kata tergolong lebih dari cukup (LdC) berada pada rentang 66-75%. Menurut Arsjad dan Mukti (1988:17-21) pilihan kata harus mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat, agar dapat mengalihkan perhatian pendengar.

Berdasarkan penilaian dilakukan, sampel 12 memperoleh skor 1 yang berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LdC) 66-75%. Sampel 12 mengalami kesalahan 8 kali dalam ketepatan ucapan ketika berbicara. Berikut penjelasan sampel 12

Pengalaman pertama kali masuk SMP “tu apo lai” saat saya, “saat saya” mendaftar ke SMP saya tidak mengenal nama-nama gurunya dan “saya” saat mendaftar saya dimarahi oleh guru karena saya salah membawa map “saat saya salah membawa map” saya lansung lari kesebuah toko yang menjual map tersebut saat saya tiba disana ternyata mapnya sudah habis lalu saya pergi lari ke alahanpanjang untuk membelinya sampai disana “hari” sudah menunjukkan 09.15 menit saya takut terlambat “karena takut terlambat” lagi lalu saya pulang dengan bergegas tiba disana ternyata orang tua saya sudah menunggu, “langsung saya isi (?)” dan saya berikan kepada guru. Sebelum saya diterima saya diuji untuk membaca Al-quran dan saat membaca Al-quran saya gerogi “takah kini lah tiboe haa bak etulah kiro-kiro”.

Kutipan keterampilan berbicara di atas, terlihat kasalahan pilihan kata tidak tepat diucapkan oleh siswa tseperti kata “itu apo lai” tidak tepat karena kata “itu apo lai” seharusnya tidak diucapkan. Kemudian kata “saat saya” lebih baik tidak diucapkan lagi karena terjdi pengulangan kata, kemudian kata “saya “ tidk perlu lagi karena sudah ada diperjelas sebelumnya, selanjutnya kata “saat saya salah membawa map “ karena tidak cocok kata tersebut sudah ada sebelumnya,selanjutnya kata “hari” seharusnya kata jam, selanjutnya kata “karena takut terlambat” tidak perlu karena terjadi pemborosan kata, selnjutnya kata “lansung saya isi (?)” disini tidak ada keterangan untuk mengisi apa,

selanjutnya kata “takah kini lah tiboe haa bak etulah kiro-kiro” kata dalam kalimat ini tidak tepat kana ini adalah kata dalam bahasa minang.

Berdasarkan penilaian dilakukan, sampel 03 memperoleh skor 2 karena Sampel ini mengalami kesalahan dalam pilihan kata lebih dari 1 kali ketika berbicara. Berikut penjelasan sampel 03

Assalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh. Saya mempunyai pengalam disaaat saya berumur 4 tahun pada tanggal 24 septemer sya berulang tahun bersama ayah saya dan “dan” ibu saya dengan “dengan” merayakan dirumah bersama teman-teman dan “dan” keluarga besar saya pada hari itu “saya” saya merayakan ulang tahun bersama ayah dan ibu saya “dan” pada hari itu saya sangat senang sekali karena disamping saya ada ayah dan ibu saya tapi disaat saya berumur 5 tahun ayah ……(siswa menangis)

Kutipan keterampilan berbicara di atas, terlihat kesalahan pemilihan kata yang diucapkan oleh pembicara seperti kata “dan” tidak diperlukan lagi karena terjadi pemborosan kata, selanjutya kata “dengan” terjadi pengulangan kata lagi, selanjutnya kata, “dan” terjadi pengulangan kata lagi, selanjutnya kata, “saya” terjadi pengulangan kata lagi, selanjutnya kata, “dan” terjadi pengulangan kata lagi.

Berdasarkan penilaian sampel 01 memperoleh skor 3 saat berbicara pembicara tidak mengalami keasalahan pilihan kata yang yang tepat dalam berbicara. Berikut penjelasan sampel 01.

Saya memiliki pengalaman mengesankan waktu saya digigit oleh angsa, waktu itu saya ingin membeli minyak goreng ke toko di sebrang rumah saya. Karena hari sudah mau sore saya bergegas untuk pergi membelinya, sampai disana saya tidak tau ada 2 ekor angsa yang tiba-tiba langsung saja menggigit saya, saya menjerit kesakitan sampai saya pingsan karena melihat kedua belah kaki saya berdarah

Dari kutipan cerita siswa di atas sudah dapat menggunakan pilihan kata-kata yang dapat diahami oleh pendengar yang sesuai degan cerita yang akan disamppaikan.

b. Ketepatatan Sasaran Pembicaraan

Dari hasil analisis data yang diperoleh pada kelompok pretest hasil tes berbicara siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think

pair share (TPS) siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten

Solok ditinjau dari aspek kalimat efektf tergolong 66-75% yaitu lebih dari cukup (LdC). Menurut Arsjad dan Mukti (1988:17-21) ketepata sasaan pembicaraanhal itu menyangkut pemakaian kalimat, pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap makna pebicaraan tersebut.

Berdasarkan penilaian pada sampel 16 memperoleh skor 1 karena mengalami kesalahan kalimat dalam berbicara sebanyak 3 kali. Berikut penjelasan sampel 16.

Assalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh. “bak apo caroe buk” “pada…. Pada Kelas VII kemaren saya sangat senang karena saya pergi lph”… ”pergi turnamen lpi bersama teman-temsan”……

Kutipan keterampilan berbicara di atas, terlihat kesalahan kalimat yang diucapkan oleh pembicara adalah kalimat “bak apo caroe buk” kalimat ini memiliki makna yang tidak sesuai dengan cerita yang akan disampaikan, selanjutya kalimat “pada…. Pada Kelas VII kemaren saya sangat senang karena saya pergi lph” kalimat ini terhenti-henti da ada kata yang tidak jelas sehingga kalimat tidak jelas maknanya apa, selanjutya kalimat ”pergi turnamen lpi

bersama teman-teman”…… belum sampai kepada kalimat final sehingga kalimatya belum jelas merujuk kemana.

Berdasarkan penilaian pada sampel 02 memperoleh skor 2 karena mengalami kesalahan kalimat dalam berbicara sebanyak 3 kali. Berikut penjelasan sampel 02.

Assalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh. “Pengalaman yang saya akan saya ceritakan pada waktu itu kami pergi jalan-jalan ke…. Kebukit tinggi kami pergi kelubang kelubang jepang”, pada saat masuk lubang jepang itu kami sangat takut, “kami sangat takut pada saat memesuki lubang jepang itu”, setelah keluar dari lubang jepang kami pergi kengarai sianok kami bermain disana makan bersama dan minum bersama itulah pegalaman yang tidak saya lupakan Assalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh.

Kutipan keterampilan berbicara di atas, terlihat kesalahan kalimat yang diucapkan oleh pembicara adalah kalimat “pengalaman yang saya akan saya ceritakan pada waktu itu kami pergi jalan-jalan ke…. Kebukit tinggi kami pergi kelubang kelubang jepang” kalimat ini memiliki makna yang tidak sesuai karena maih ada pengulangan kata yang sama dalam kalimat, dan kurangnya kata hubung (yaitu) untuk penjelas dalam kalimat yang akan disampaikan serta ada kata yang terputs kemudian diulang lagi, selanjutya kalimat “kami sangat takut pada saat memesuki libang jepang itu” kalimat ini sudah ada sebelumnya dan diulanggi kembali.

Berdasarkan penilaian sampel 01 memperoleh skor 3 saat berbicara pembicara tidak mengalami keasalahan kalimat yang tidak tepat dalam berbicara. Berikut penjelasan sampel 01.

Saya memiliki pengalaman mengesankan waktu saya digigit oleh angsa, waktu itu saya ingin membeli minyak goreng ke toko di sebrang rumah saya. Karena hari sudah mau sore saya bergegas untuk pergi membelinya, sampai disana saya tidak tau ada 2 ekor angsa yang tiba-tiba langsung saja menggigit saya, saya

menjerit kesakitan sampai saya pingsan karena melihat kedua belah kaki saya berdarah.

Kutipan cerita yang disampaikan siswa di atas, kalimatnya sudah dapat difahami maksud dan maknanya oleh pendengar.

c. Intonsi

Dari hasil analisis data yang diperoleh pada kelompok pretest hasil tes berbicara siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think

pair share (TPS) siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten

Solok ditinjau dari aspek intonai tergolong 56-65% yaitu klasifikasi cukup (C). Menurut Arsjad dan Mukti (1988:18) mengemukakan bahwa penempatan intonasi yang sesuai akan menyebabkan masalahnya menjadi menarik, sebaliknya jika penyampaiannya datar saja, hampir dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan dan keefektifan berbicara tentu berkurang.

Berdasarkan penilaian pada sampel 18 memperoleh skor 1 karena mengalami kesalahan intonasi dalam berbicara lebih dari 3 kali. Berikut penjelasan sampel 18.

Assalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh pengalaman yang paling mengesankan saya adalah wak waktu itu saya pergi jalan-jalan dengan keluarga ke padang tapi saya tidak bisa pergi dengan ayah saya “ Cerita yang disampaikan siswa di atas intonasinya kedengaran datar saja. Sehingga pendenganr tidak tau maksud dari apa yng akan disampaikan.

Berdasarkan penilaian sampel 01 memperoleh skor 2 saat berbicara pembicara intonasinya terlalu cepat dalam berbicara. Berikut penjelasan sampel 01.

Saya memiliki pengalaman mengesankan waktu saya digigit oleh angsa, waktu itu saya ingin membeli minyak goreng ke toko di sebrang rumah saya. Karena hari sudah mau sore saya bergegas untuk pergi membelinya, sampai disana saya tidak tau ada 2 ekor angsa yang tiba-tiba langsung saja menggigit saya, saya menjerit kesakitan sampai saya pingsan karena melihat kedua belah kaki saya berdarah.

Cerita yang disampaikan siswa di atas intonasinya terlalu cepat sehingga pendengar susah memahami maksud dari yang disampaikan.

Berdasarkan penilaian dilakukan, sampel 03 memperoleh skor 3 karena Sampel ini mengalami kesalahan dalam pilihan kata lebih dari 1 kali ketika berbicara. Berikut penjelasan sampel 03

Assalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh saya mempunyai pengalam disaaat saya berumur 4 tahun pada tanggal 24 septemer sya berulang tahun bersama ayah saya dan “dan” ibu saya dengan “dengan” merayakan dirumah bersama teman-teman dan “dan” keluarga besar saya pada hari itu “saya” saya merayakan ulang tahun bersama ayah dan ibu saya “dan” pada hari itu saya sangat senang sekali karena disamping saya ada ayah dan ibu saya tapi disaat saya berumur 5 tahun ayah ……(siswa menangis)

Cerita yang disampaikan siswa di atas intonasinya jelas, karena nada suara saat menyapaikan tidak terlalu cepat dan juga lambat sehingga pendengar mudah memahami maksud dari cerita yang disampaikan.

4. Kelancaran

Dari hasil analisis data yang diperoleh pada kelompok pretest hasil tes berbicara siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think

pair share (TPS) siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten

Solok ditinjau dari aspek intonai tergolong 56-65% yaitu klasifikasi cukup (C). Menurut Arsjad dan Mukti (1988:17) mengemukakan bahwa seseorang yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraannya.

Seringkali kita mendengar pembicara berbicara terputus-putus, bahkan antara bagian-bagian yang terputus itu diselipkan bunyi ee, oo, dan aa.

Berdasarkan penilaian sampel 05 memperoleh skor 01 karena mengalami kesalahan dalam penyampaian kata dan pengulangan kata lebih dari 3 kali. Berikut penjelasan sampel 05.

Asalam, baiklah saya akan menceritakan pengalaman saya tetang pergi “lombra” lomba pramuka taman hutan arosuka, pada hari itu kami pergi hari kamis kami menunggu “bun” bus untuk pergi “ke… taman” ke hutan taman aro suka itu kami menunggu agak “sedik” sedikit lama pada wktu itu kami pergi bersama-sama dan setelah sampai “di…..” taman aro suka kami pun bergegas untuk mencari lokasi untuk kami “mene a……. “ Membuat tenda pada itu “kami kam… kami” mendapatkan lokasi yang agak jauh dari parkiran kami pun membawa barang-barang keatas seperti tongkat dan tas-tas kami yang lain setelah itu kami tiba di atas kami pun “mene aa…” “memmbuat” tenda setalah itu kami kahausan dan kami pun mencari minuman “ke ke tempat” parkiran orang yang menjual air minuman “pada… “pada waktu itu kami pun ada tahun baru dan kami “memmbuat” api unggun di sana.

Kutipan keterampilan berbicara di atas, terlihat siswa belum lancar ketika berbicara di depan kelas. Siswa menyelipkan bunyi ee, aa, dan pengulangan kata seperti kata lombra, kami dan kata lainnya hal itu dapat mengganggu pendengar saat mendengarkan isi pembicaraan tidak lancar.

Berdasarkan penilaian pada sampel 02 memperoleh skor 2 karena mengalami kesalahan kalimat dalam berbicara sebanyak 3 kali. Berikut penjelasan sampel 02.

Assalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh. Pengalaman yang saya akan “saya” ceritakan pada waktu itu kami pergi jalan-jalan “ke…. “Kebukit tinggi kami pergi “kelubang” kelubang jepang”, pada saat masuk lubang jepang itu kami sangat takut, kami sangat takut pada saat memesuki lubang jepang itu, setelah keluar dari lubang jepang kami pergi kengarai sianok kami bermain disana makan bersama dan minum bersama itulah pegalaman yang tidak saya lupakan.

Masih banyak kata-kata yang terputus-putus sehingga cerita yang disampaikan tidak lancar.

Berdasarkan penilaian sampel 01 memperoleh skor 3 saat berbicara pembicara tidak mengalami keasalahan kelancaran berbicara karena tidak ada menyelipkan bunyi eee, oo dan aa dan sebagainya. Berikut penjelasan sampel 26.

Saya memiliki pengalaman mengesankan waktu saya digigit oleh angsa, waktu itu saya ingin membeli minyak goreng ke toko di sebrang rumah saya. Karena hari sudah mau sore saya bergegas untuk pergi membelinya, sampai disana saya tidak tau ada 2 ekor angsa yang tiba-tiba langsung saja menggigit saya, saya menjerit kesakitan sampai saya pingsan karena melihat kedua belah kaki saya berdarah.

.

Kutipan keterampilan berbicara di atas, terlihat siswa sudah lancar ketika berbicara di depan kelas. Siswa tidak menyelipkan bunyi ee,oo,dan aa, yang dapat mengganggu pendengar saat pendengarkan pembicaraan. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsjad dan Mukti (1988: 21) seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraannya. Seringkali kita mendengar pembicara berbicara terputus-putus, bahkan antara bagian-bagian yang terputus itu diselipkan bunyi ee, oo, dan aa.