BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DI KOTA SIBOLGA
C. Hambatan dan Kendala dalam Pelaksanaan Perjanjian
Perjanjian kerjasama mempunyai kekuatan hukum yang mengikat pihak-pihak yang terkait didalamnya. Dengan kata lain pihak-pihak pemberi tugas dan pihak-pihak kontraktor harus menaati klausul-klausul yang ada dalam perjanjian pemborongan tersebut. Apabila pihak kontraktor wanprestasi dalam melaksanakan, maka sebagai akibat dari wanprestasi tersebut pihak kontraktor dapat dikenai sanksi sesuai dengan yang tercantum dalam perjanjian pemborongan.
Secara prinsip, pengadaan barang dan jasa pemerintah didasarkan pada prinsip efisiensi, efektifitas, persaingan sehat, keterbukaan, transparansi, tidak diskriminatif, serta akuntabel. Prinsip ini ditunjukan kepada upaya pemerintah didalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan adanya pengadaan barang dan jasa yang ditujukan bagi kepentingan masyarakat.
Hambatan dan kendala pelaksanaan pelaksanaan perjanjian kerjasama Dinas Pekerjaan Umum Kota Sibolga dengan PT. Andika Putra Perdana Untuk Pembangunan Infrastruktur Jalan di Kota Sibolga, yang dikarenakan terjadinya keadaan memaksa Dinas Pekerjaan Umum Kota Sibolga, memberikan toleransi kepada pihak PT. Andika Putra Perdana dan mendiskusikan kembali perjanjian pemborongan sehingga kerugian dapat ditanggung bersama. Apabila pihak PT.
Andika Putra Perdana melakukan wanprestasi berupa melaksanakan pekerjaan tidak sesuai kontrak maka PT. Andika Putra Perdana tersebut dapat dikenai sanksi yang biasanya berupa teguran atau peringatan tertulis, jika teguran atau peringatan tertulis dua kali berturut-turut tidak dihiraukan, maka dilakukan penangguhan
pembayaran dan pengulangan atau penggantian pekerjaan baik sebagian atau seluruh pekerjaan, dan jika teguran dan peringatan tertulis tiga kali berturut-turut tidak juga dihiraukan maka dilakukan pemutusan kontrak.74
Adapun hambatan dan kendala yang dialami oleh PT. Andika Putra Perdana dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama peningkatan Jl. Ahmad Yani dari Hotmix menjadi Perkerasan Beton Semen Kecamatan Sibolga Kota adalah terjadinya keadaan memaksa (force majeure) diatur dalam KUH Perdata yaitu Pasal 1244 dan Pasal 1245 KUH Perdata. Berdasarkan kedua pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa force majeure adalah suatu keadaan di mana tidak terlaksananya apa yang diperjanjikan karena hal-hal yang sama sekali tidak dapat diduga, dan debitur tidak dapat berbuat apa-apa terhadap keadaan atau peristiwa yang timbul di luar dugaan tersebut.
Faktor yang menghambat dalam pelaksanaan perjanjian pengadaan barang dan jasa instansi pemerintah di dinas pekerjaan umum Kota Sibolga, yaitu: “pihak pemerintah selaku pelaksana dari pengadaan barang dan jasa selalu membuat jadwal sesuai dengan pola Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), hal ini disebabkan karena pengadaan barang dan jasa akan terkait dengan proses anggaran, dimana waktu pelaksanaan akan disesuaikan pula, dan pada pelelangan setelah APBD perubahan kami dari panitia berusaha mengatur waktu sehingga pengadaan akan dilaksanakan secara cepat dan tepat karena terkait dengan siklus waktu.75.
74 Hasil wawancara dengan Mahmuddin Waruhu, selaku Direktur Utama PT. Andika Putra Perdana, tanggal 17 Februari 2017.
75 Hasil wawancara dengan Mahmuddin Waruhu, selaku Direktur PT. Andika Putra Perdana, tanggal 17 Februari 2017.
78
Hasil analisis menunjukkan birokrasi pemerintah khusussya di Dinas Pekerjaan Umum Kota Sibolga, dalam pelaksanaan suatu kegiatan yang ada biasanya baru dilaksanakan pada bulan April, hal ini disebabkan karena adanya perubahan kegiatan atau pergeseran lokasi kegiatan yang disebabkan hal-hal yang prinsip dan mendesak, sehingga untuk memulai tahapan proses pelelangan menunggu penatapan DPA Pergeseran. Setelah itu barulah dimulai tahapan-tahapan pelelangan dengan memanfaatkan waktu yang tersisa atau yang ada.
Selain faktor di atas sebagai penghambat dari perjanjian pelaksanan pengadaan barang dan jasa, hal utama ada pada pekerjaan konstruksi adalah faktor cuaca. Di Sibolga curah hujan tidak merata tetapi ketikan antara bulan April sampai dengan Desember curah hujan sangat tinggi. Ini jelas sangat mempengaruhi terhadap kegiatan pelaksanaan pekerjaan fisik. 76Antisipasi yang dilakukan oleh PT. Andika Putra Perdana dalam hal ini antara lain adalah dengan menambah biaya upah kepada para pekerja, yaitu dengan cara menambahkan jumlah personil pekerja yang mulanya dari 6 orang menjadi 10 orang pekerja.
Berbagai macam faktor yang menghambat penyelesaian proyek konstruksi Jl. Ahmad Yani dari Hotmix menjadi Perkerasan Beton Semen Kecamatan Sibolga Kota. Pada pihak kontraktor, faktor sosial dan budaya menjadi faktor utama yang menjadi penghambat penyelesaian proyek. Sedangkan pada pihak pemilik proyek, yang menjadi faktor utama adalah faktor sosial karena semua responden menjawab faktor sosial menjadi penghambat dalam penyelesain
76 Hasil wawancara dengan Mahmuddin Waruhu, selaku Direktur PT. Andika Putra Perdana, tanggal 17 Februari 2017.
proyek konstruksi jalan beton. Pada pihak konsultan, faktor sosial dan faktor bahan menjadi faktor penghambat penyelesaian proyek. 77
Faktor penghambat kedua yang menjadi penghambat penyelesaian proyek konstruksi Jl. Ahmad Yani dari Hotmix menjadi Perkerasan Beton Semen Kecamatan Sibolga Kota adalah faktor yang berhubungan bahan, karena dari ketiga pihak yang menjadi responden menjawab faktor bahan menjadi penghambat. Dapat dilihat pada pihak kontraktor, faktor bahan menempati urutan rangking dua, tiga dan kelima sebagai faktor penghambat utama. Pada ururtan rangking dua faktor kenaikan harga bahan merupakan faktor keuangan yang berhungan dengan faktor bahan. Pada pihak pemilik proyek, dua dari tiga responden menjawab faktor bahan menjadi faktor penghambat penyelesaian proyek. Pada pihak konsultan juga menjawab faktor bahan menjadi faktor penghambat penyelesaian proyek konstruksi Jl. Ahmad Yani dari Hotmix menjadi Perkerasan Beton Semen Kecamatan Sibolga Kota.
Faktor penghambat utama ketiga adalah faktor cuaca, faktor cuaca menjadi faktor penghambat penyelesaian proyek konstruksi jalan beton di Kota Sibolga.
Pada pihak kontraktor, faktor cuaca menempati urutan rangking keempat sebagai faktor penghambat utama.
Pada pelaksanaan proyek banyak terjadi masalah baik masalah teknis dan nonteknis, seperti di dalam penelitian ini yang menjadi masalah atau faktor penghambat utama adalah faktor sosial. Faktor sosial adalah faktor nonteknis dalam pelaksanaan proyek. Masalah yang terjadi umumnya adalah ketidaksepahaman antara pemerintah dan warga di sekitar lokasi pekerjaan.
77 Hasil wawancara dengan Mahmuddin Waruhu, selaku Direktur PT. Andika Putra Perdana, tanggal 17 Februari 2017.
80
Dalam proyek peningkatan jalan sering kali tanah warga terkena saat perencanaaan pelebaran jalan. Proses pembebasan tanah yang cukup memerlukan waktu sangat berpengaruh pada proses pengerjaan.
Di Kota Sibolga proses pembebasan tanah dilakukan beriringan dengan proses pelaksanaan, sehingga jika terjadi hambatan pada proses pembebasan tanah, maka proses pelaksanaan proyek akan menjadi terhambat. Tidak semua warga langsung menyetujui dilakukan pembebasan tanah tersebut, melainkan terdapat juga warga-warga yang membutuhkan waktu lama untuk setuju dengan pembebasan tanah yang dilakukan pemerintah. Masalah sosial lain yang timbul pada proses pelaksanaan proyek konstruksi Jl. Ahmad Yani dari Hotmix menjadi Perkerasan Beton Semen Kecamatan Sibolga Kota adalah terjadi masalah lalu lintas kendaraan warga sekitar proyek. 78Dengan adanya pengerjaan jalan maka arus lalu lintas akan menjadi terhambat, terjadi kemacetan karena ada sebagaian badan jalan yang sedang dikerjakan dan belum dapat dilalui. Pengerjaan pada kondisi daerah yang padat penduduk sehingga arus lalu lintas di daerah tersebut sangat ramai. Dengan adanya proyek jalan maka dapat menutup jalur-jalur gang atau komplek perumahan untuk keluar masuk. Proses pengerjaan juga harus sesuai dengan permintaan warga yang meminta untuk pengerjaan dilakukan pada waktu-waktu yang tidak padat kendaraan keluar masuk seperti hari Jumat, Sabtu dan Minggu yang bukan merupakan jam padat arus keluar masuk, sehingga proses pelaksanaan tidak dapat dikerjakan setiap hari.
Selain faktor sosial, faktor bahan merupakan salah satu faktor penghambat utama dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi jalan beton di Kota Sibolga.
78 Hasil wawancara dengan Mahmuddin Waruhu, selaku Direktur PT. Andika Putra Perdana, tanggal 17 Februari 2017
Sering terjadi kekurangan bahan dalam proses pelaksanaan. Ini disebabkan proyek konstruksi jalan beton yang dilakukan oleh pemerintah Kota Sibolga yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan memerlukan bahan atau material yang sama dalam jumlah yang banyak. 79Bahan utama dalam proyek konstruksi jalan beton adalah readymix concrete. Selain proyek yang dilakukan pemerintah, terdapat juga pembangunanpembangunan di bidang properti yang dilakukan oleh pihak swasta yang memerlukan bahan yang sama sedangkan penyedia readymix concrete hanya ada dua di Kota Sibolga. Ini menyebabkan kelangkaan bahan dan kekurangan bahan dalam proses pelaksanaan. Faktor cuaca merupakan salah satu faktor penghambat utama dalam proses pengerjaan proyek konstruksi jalan beton di Kota Sibolga. Kelangkaan material konstruksi juga dapat disebabkan oleh faktor cuaca. Karena terjadinya kelangkaan material maka akan terjadi kenaikan harga material. Bahan yang dibutuhkan banyak tetapi materialnya kurang maka akan terjadi kenaikan harga. Proses pembuatan dan pengiriman material memerlukan bahan bakar. Pada saat gelombang air laut dikota Sibolga tidak memenuhi syarat untuk kapal tanker minyak untuk berlabuh, maka dapat menyebabkan kelangkaan bahan bakar. Kelangkaan tersebut dapat mengganggu proses pembuatan dan pengiriman bahan ke lokasi proyek. Sehingga, terjadi kekurangan bahan atau material pada proses pengerjaan proyek. Selain dapat menyebabkan kelangkaan material, cuaca juga dapat berdampak langsung pada proses pengerjaan. Dengan curah hujan yang tinggi, turunnya hujan tidak dapat diprediksi. Saat hujan, proses pengerjaan jalan khususnya saat pengecoran tidak dapat dilakukan karena jika terus dilakukan maka akan berdampak pada mutu
79 Hasil wawancara dengan Mahmuddin Waruhu, selaku Direktur PT. Andika Putra Perdana, tanggal 17 Februari 2017.
82
beton tersebut. Proses pengerjaan dapat dilanjutkan jika hujannya sudah berhenti.
Dengan kondisi seperti ini, pelaksana harus siap dengan penutup beton jika terjadi hujan setelah melakukan pengecoran.
Apabila terjadi penyelesaian perselisihan, antara kedua belah pihak, maka para pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan kontrak ini atau interprestasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam kontrak dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitase, mediasi, konsilidasi atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.80
Pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan ini berjalan dengan lancar dan tidak terjadi wanprestasi, baik wanprestasi yang dilakukan oleh pemberi tugas maupun wanprestasi yang dilakukan oleh pelaksana.
80 Hasil wawancara dengan Mahmuddin Waruhu, selaku Direktur Utama PT. Andika Putra Perdana, tanggal 17 Februari 2017.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, maka peneliti menyimpulkan, sebagai berikut:
1. Dasar hukum pelaksanaan perjanjian kerjasama, yang menjadi dasar adanya perjanjian kerja sama antara Dinas Pekerjaan Umum Kota Sibolga dengan PT. Andika Putra Perdana adalah didasari dengan adanya kepentingan dimana kepentingan tersebut tidak dapat diselesaikan sendiri dan membutuhkan bantuan dari pihak lain, maka atas dasar kepentingan tersebut, terbentuklah hubungan kerja sama proses pelaksanaan pekerjaan, meliputi galian biasa, timbunan biasa dari sumber galian, lapis pondasi agregat kelas A, perkerasan beton semen, lapis rasap pengikat aspal cair, lapis perekat aspal cair, laston lapis aus (AC-WS), Laston lapis antara (AC-BC), Beton mutu rendah fc15 MPa, Beton mutu rendah fc10 MPa, Baja tulangan BJ 24 polos dan anyaman kawat yang dilas (welded wire mesh)
2. Hak dan kewajiban para pihak terkait dalam perjanjian kerjasama.
Hak dan kewajiban penyedia, antara lain :
a. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam kontrak.
84
b. Berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.
c. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodic kepada PPK.
d. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai debgan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
e. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan kea tau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam kontrak.
f. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK.
g. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
9. Mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan penyedia.
Hak dan kewajiban PPK, antara lain :
a. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.
b. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa.
c. Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia.
d. Mengenakan denda keterlambatan (apabila ada)
e. Membayar uang muka (apabila diberikan) f. Memberikan instruksis sesuai jadwal
g. Membayar ganti rugi, melindungi dan membela penyedia terhadap tuntutan hukum, tuntutan lainnya dan tanggungan yang timbul karena kecerobohan dan pelanggaran kontrak yang dilakukan PPK.
h. Mengusulkan penetapan sanksi daftar hitam kepada PA/KPA (apabila ada) 3. Hambatan dan kendala dalam pelaksanaan perjanjian, yaitu pihak pemerintah selaku pelaksana dari pengadaan barang dan jasa selalu membuat jadwal sesuai dengan pola Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), hal ini disebabkan karena pengadaan barang dan jasa akan terkait dengan proses anggaran, dimana waktu pelaksanaan akan disesuaikan pula, dan pada pelelangan setelah APBD perubahan kami dari panitia berusaha mengatur waktu sehingga pengadaan akan dilaksanakan secara cepat dan tepat karena terkait dengan siklus waktu.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran, sebagai berikut :
1. Hendaknya Dinas Pekerjaan Umum lebih memahami isi dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada pihak yang dirugikan maupun pihak yang diuntungkan serta agar tidak adanya perbuatan yang semena-mena dalam perjanjian pemborongan pekerjaan jasa.
86
2. Hendaknya para pihak dalam melaksanakan perjanjian dapat mentaati segala hak dan kewajiban yang telah disepakati dalam klausa perjanjian, sehingga tidak terjadi sengketa atau perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama peningkatan Jl. Ahmad Yani dari Hotmix menjadi Perkerasan Beton Semen Kecamatan Sibolga Kota.
3. Hendaknya Dinas Pekerjaan Umum dan PT. Andika Putra Perdana, melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan hendaknya dapat diantisipasi dan dapat diselesaikan dengan baik tanpa adanya pihak yang merasa dirugikan.
DAFTAR PUSTAKA