• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL EVALUAS

B. Hambatan-Hambatan

Dalam setiap pelaksanaan tidak akan pernah terlepas dari halangan dan hambatan. Akan tetapi bagaimana manajemen suatau program mampu membaca situasi dan dapat membuat satu keputusan untuk mengantisipasi hambatan itu. Program Buku Bicara di Yayasan Mitra Netra merupakan program yang telah lahir dari awal berdiri yayasan ini.

56

Informan Firdaus, Yayasan Mitra Netra. Wawancara Rabu, 13 April 2011. Pukul 11.00 WIB

Sebelumnya, semua dilakukan dengan cara yang sederhana. Para pengurus menghimpun kaset-kaset yang berisi rekaman buku yang dibacakan milik para tunanetra yang tidak lagi dipergunakan proses perekamannya pun hanya menggunakan tape recorder biasa, bahkan kadang-kadang hanya tape recorder kecil saja.

Jika ada buku yang dibutuhkan tunanetra dan tidak ada atau belum ada di kumpulan kaset-kaset tersebut, yang para pengurus lakukan adalah mengumpulkan "kaset-kaset bekas" dari siapapun, lalu membacakan buku

yang diperlukan tersebut dan merekamnya dengan menggunakan tape

recorder biasa tidak ada studio, apalagi alat perekam yang canggih. Jadi, bisa dipastikan bahwa di antara suara pembaca pada umumnya mereka adalah relawan (volunteer), juga terdengar suara-suara lain, suara motor, penjual baso

atau mie ayam, mobil, guntur, hujan, dan sebagainya.57

Informan Menjelaskan:

” Dibandingkan sekarang, format Tape Recording jauh lebih memiliki kendala. Yang mana mitra harus mencari sumbangan kaset-kaset bekas dari kampus-kampus dan masyarakat yang bersedia untuk membantu fasilitas program.”58

Karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki Analog Talking Book, maka pada tahun 2002 Yayasan Mitra Netra memprogramkan pembuatan buku bicara dengan menggunakan teknologi digital yang disebut dengan digital talking book. Pada tahap awal, produksi digital talking book ini

57

Data update 2011. www.mitranetra.or.id (Diakses pada: 13 Mei 2001, pukul: 13.15 WIB).

58

lebih diprioritaskan untuk buku tebal seperti buku refensi yang biasa digunakan oleh mahasiswa.

Pada dasarnya jika dilihat dari segi proses pembuatannya, digital

talking book lebih rumit dibandingkan analog talking book, karena proses

pengolahan digital talking book harus berdasarkan standar DAISY

konsorsium. Namun dri segai kualitas hasil, format digital jauh lebih memuaskan dan sangat memudahkan. Untuk itu Mitra Netra bergabung dengan asosiasi konsorsium dunia.

Informan Menjelaskan:

“Untuk membuat sebuah digital talking book yang memiliki standar Internasional Yayasan Mitra Netra menjadi anggota dari DAISY konsorsium. Digital Audio Information System (DAISY) adalah sebuah konsorsium dunia yang membuat standar mutu dan kualitas isi sebuah

digital talking book.”59

kelebihan digital talking book adalah :

a. Dari sisi penyimpanannya sangat praktis karena berbentuk CD, dan

satu CD memiliki kapasitas antara 30 sampai 50 jam. Buku berbentuk CD ini sangat cocok untuk buku-buku referensi yang sangat tebal,

b. Dari sisi penggunaanya lebih mudah, karena memberikan fasilitas

kepada pengguna untuk mencari perhalaman atau per bab, dengan demikian pengguna dapat langsung membaca halaman atau bab yang dibutuhkan.

59

c. Dari sisi harga lebih murah, karena buku setebal kurang lebih 500 halaman cukup dikemas dalam satu CD.

BAB V PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Program buku bicara merupakan program pelopor yayasan mitra netra yang memiliki visi dan misi untuk pendidikan inklusif bagi tunanetra yang menjadi kliennya. Setelah peralihan format ke dalam bentuk CD program buku bicara semakin mudah dimanfaatkan klien pengguna layanan program buku bicara di yayasan mitra netra. Perjalanan program buku bicara di yayasan mitra netra sejauh ini telah menunjukkan pencapaian pada target. Diantara pencapaian tersebut adalah:

Peralihan teknologi yang menjadikan program buku bicara di yayasan mitra netra semakain memudahkan klien pengguna layanan program. Dari awal pengadaan program hingga saat ini masih berjalan sesuai dengan tujuan yayasan yaitu mendampingi tunanetra dalam program pemerintah tentang pendidikan inklusif. Pelaksanaan program Buku Bicara berlandaskan kebutuhan tunanetra terhadap fasilitas di dunia pendidikan regular dan mendukung program pemerintah dalam pendidikan inklusif bagi tunanetra.

Program Buku Bicara merupakan salah satu program dari yayasan mitra netra yang berpengaruh besar dalam pendidikan tunanetra. Hingga Buku Bicara ini mendapat gelar khusus yaitu “ buku masa depan “. Kebanyakan yang menggunakan layanan program Buku Bicara ini adalah mahasiswa- mahasiswi dan siswa-siswi sekolah menengah atas. Sedangkan SD dan SMP

lebih dominan dengan Braille karena mereka masih harus belajar tentang tulis dan baca. Jika diperlukan, buku-buku koleksi perpustakaan bisa dipinjam dan dibawa pulang oleh klien. Buku Bicara dibuat dalam format mp3 agar memudahkan klien jika tidak dapat memutar dengan Victor Reader maka bisa dengan alat pemutar CD biasa dan computer. Kelebihan Victor Reader adalah menggunakan format standard Daisy. Dapat mengatur tinggi rendah suara, cepat lambat tempo, dan dapat mengakses semua bagian buku dari bab dan halaman layaknya orang awas membaca buku.

Hambatan yang dimiliki program ini adalah ketika program buku bicara

masih menggunakan format Analog Talking Book dan ketika itu pula mitra

netra masih harus barpindah-pindah tempat tinggal karena belum memiliki rumah sendiri seperti sekarang ini. Namun, saat ini setelah peralihan teknologi

menjadi Digital Talking Book, program buku bicara jauh lebih efisien dan

efektif karena menggunakan format yang lebih modern sehingga lebih memudahkan klien.

B. Saran

1. Pengguna sarana Program (Klien)

Penulis mengharapkan para tunanetra pada umumnya dan pelajar khususnya yang sampai saat ini menggunakan fasilitas layanan program buku bicara di Yayasan Mitra Netra untuk dapat memanfaatkan program itu untuk kebutuhan pendidikan dan sarana informasi dengan sebaik-baiknya. Karena Yayasan Mitra Netra

menyediakan program yang mungkin tidak akan mudah ditemukan di lembaga-lembaga lain apalagi sekolah-sekolah reguler. Untuk itu selama fasilitas layanan program ini masih bersama dengan Mitra

Netra, maka diharapkan semua kalangan tunanetra untuk

menggunakan kesempatan baik ini.

2. Staff Perpustakaan

Penulis mengharapkan agar staff selaku pendamping tunanetra dalam pelayanan program ini untuk senantiasa terus mendampingi dan dapat terus memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien. Sebagai pendamping klien diharapkan staff juga memposisikan diri sbagai partner yang akan menampung kebutuhan klien baik yang berada di dalam Yayasan Mitra Netra sendiri maupun klien yang datang dari luar Mitra Netra. Khususnya untuk pelayanan program Talking Book ini.

3. Pengisi Suara dan Editor

Penulis mengharapkan agar bidang ini untuk memberikan yang terbaik dan bekerja maksimal dalam proses pembuatan isi Buku Bicara. karena program ini tidak bergerak dalam bidang pendampingan akan tetapi program ini memerlukan kualitas isi yang baik agar dapat dirasakan manfaatnya oleh klien. Untuk itu sebagai SDM yang

bersama-sama dengan fasilitas program Talking Book, Pengisi Suara

dan Editor sangat diharapkan untuk memberikan yang terbaik dalam rangka membantu mobilitas Program Buku Bicara ini.

Penulis mengharapkan kepada Pak Firdaus sebagai penanggung jawab fasilitas dan produksi program untuk terus menjalankan tugasnya yakni dengan terus memberikan dan realisasikan ide serta gagasan cemerlang untuk meningkatkan dan mengembangkan program terutama dalam bidang produksi.

5. Kabid Litbang

Penulis sangat mengharapkan kepada bagian ini untuk selalu berkreasi dalam hal-hal baru yang berkenaan dngan teknologi yang diperlukan untuk membantu kesuksesan program Talking Book ini. Hal ini terlihat dari sejak awal program dengan setting analog kemudian oleh kepala Bagian Litbang yang dalam hal ini dijabat oleh Pak Nur Ichsan menggagas teknologi baru yaitu program dengan setting digital hingga sekarang. Penulis sangat mengharapkan bidang Litbang meneruskan rencananya untuk model-modl teknologi baru yang lebih praktis dfan efisien sehingga program akan merangkum seluruh kalngan tunanetra.

6. Untuk Yayasan Mitra Netra

Penulis berharap agar Lembaga ini tetap terus berdiri meski belumbanyak kalngan yang mau menjadi partner kerja dalam bidang pelayanan untuk tunanetra. Sejauh ini Mitra Netra masih menjadi satu- satunya Lembaga yang sangat berhasil dalam mendampingi dan memberikan pelayanan untuk tunanetra. Penulis harapkan Yayasan Mitra Netra terus menjadi partner tunanetra untuk mencapai cita-cita

dan masa depan. Dengan program-program dan pelayanan yang dimiliki Mitra Netra maka akan membuka harapan baru untuk tunanetra dan menciptakan tunanetra yang berenergi dan optimis.

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU-BUKU

Adi, Rukminto, Isbandi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar pada pemikiran dan pendekatan praktis) Edisi Revisi (Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI, 2003).

Alston, Margareth & Bowles, Wendy (1998). Research For Social Worker : an introduction to methods. Canberra : Allen and Unwin pty Ltd.

Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan (Jakarta : Bina Aksara, 1998) Cet. Ke-1

Arikunto, Suharsimi. Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008).

Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998).

Buku Panduan Penggunaan Victor Reader. Edisi Bahasa Indonesia (Jakarta : Yayasan Mitra Netra, 2011).

Hadari, Nawawi. Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Jogjakarta : Gajah Mada University Press, 1992).

Kamus Pendidikan Karya Dra. Lenny Fanggidaesij.

Lexy J, Meleong. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001)

Lexy J, Meleong. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001)

Nurkacana, Wayan, Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha

Nasional, 1976).

Nggao, Fredy S. Evaluasi Program (Jakarta : Nyansa Mandiri, 2003). Partanto, Pius A dan Al-Barry M. Dahlan. Kamus Ilmiah Populer (Surabaya : Arloka, 1994).

Tayibnasib, Yusuf, Frida. Evaluasi Program (Jakarta : Rineka Cipta). Toha, M. Chatib. Teknik Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Rajawali Press, 1991) Cet. Ke-1

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-2 (Jakarta : Balai Pustaka, 1995) Cet. Ke-4

B. BROSUR / ARTIKEL / LAPORAN

Brosur Yayasan Mitra Netra. Update 2011 (Diakses pada: 13 Mei 2011, pukul: 13.15 WIB).

Azham, Ismul. Laporan Praktikum 1 di Yayasan Mitra Netra Azham, Ismul. Laporan Praktikum 2 di Yayasan Mitra Netra Artikel Encyclopedia Of America Literatureoleh Benet’s Readers Artikel American Foundation For The Blind oleh Norris. G Harring

Artikel oleh Dedekusn. “Pentingnya Pendidikan Inklusif”. Last Updated on Monday, 1 February 2010 06:14 pm

Artikel oleh Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman. “Anak Berkebutuhan

Khusus”. Sunday, February 8th, 2009 at 07:37 pm

C. INTERNET

Data Yayasan Mitra Netra, update 2011. www.mitranetra.ac.id (Diakses pada: 13 Mei 2011, pukul: 13.15 WIB).

Data Yayasan Mitra Netra, update 2011. www.mitranetra.ac.id (Diakses pada: 13 Mei 2011, pukul: 13.15 WIB).

www.DAISY.com. Data Yayasan Mitra Netra, update 2011.

Nama : Irwan

Pendidikan :

Jabatan : Wakil Direktur Yayasan Mitra Netra

Bagaimana Sejarah Singkat Talking Book di Mitra Netra?

Sejak awal berdirinya Yayasan Mitra Netra, bahkan Talking Book masih dengan format analog yaitu dalam bentuk kaset tape recording ini telah menemani kami dalam melayani tunanetra. Sangat banyak kelebihan Buku Bicara ini. Sekarang dengan format digital yang dimuat dalam kepingan CD menjadi lebih memudahkan tunanetra. Di antara kelebihannya: 1. Hemat penyimpanan, 2. Hemat biaya, 3. Lebih mudah dibawa, 4. Lebih mudah mengorientasikan, 5. Lebih mempermudah belajar. Untuk itu saya menyebutnya Buku Masa Depan untuk tunanetra.

Bagaimana proses pengadaan program buku bicara di yayasan mitra netra?

buku bicara menjadi program di yayasan mitra netra sejak awal berdirinya yayasan ini. Pada awalnya masih dalam bentuk kaset tape recording. Program ini muncul karena minimnya fasilitas belajar bagi tunanetra di sekolah-sekolah regular. Maka untuk itu mitra netra tergerak dan merencanakan untuk mengambil peran itu.

Siapakah yang bertanggung jawab terhadap program ini?

Secara keseluruhan yang bertanggung jawab terhadap segala fasilitas dan program-program yayassan adalah semua orang-orang yang terkait dengan yayasan dan kepengurusan yayasan mitra netra.

Apakah program buku bicara ini menunjukkan kemajuan selama ini?

Pelaksanaan program buku bicara ini sejak awal sangat menunjukkan kemajuan apalagi setelah pengalihan teknologi dari kaset ke CD. Program buku bicara sangat berhasil karena buku ini sangat memudahkan tunanetra dan dengan format DAISY membuat program buku bicara ini menjadikan tunanetra mampu membaca buku melebihi orang awas. Saya menyebutnya “ buku masa depan “.

Berkenaan dengan kaitannya dengan pendidikan inklusif adalah program buku bicara adalah sebuah fasilitas belajar tunanetra yang menggantikan buku bacaan orang awas menjadi buku tunanetra. Dengan buku bicara tunanetra dapat mengikuti mata pelajaran sekolah untuk dapat dipelajari ulang di luar sekolah. Secara signifikan tunanetra telah mampu bersaing dengan orang awas di sekolahnya. Selama ini tunanetra tidak mampu sekolah di sekolah regular karena fasilitas untuk mereka tidak tersedia. Untuk itu melalui mitra netra dengan program buku bicara tunanetra dapat mengikuti siklus belajar sekolah regular dan bahkan perguruan tinggi.

Bagaimana Fungsi Program Talking Book di Yayasan Mitra Netra Dalam Pendidikan Inklusif Terhadap Klien?

Tujuan didirikan Mitra Netra adalah untuk membantu dan mendampingi tunanetra untuk mencapai program pemerintah tentang pendidikan inklusif. Tentunya semua program yang ada di Yayasan Mitra Netra memiliki tujuan yang sama meski masih ada tujuan lain. Menurut saya program Talking Book ini adalah salah satu dari program-program layanan Mitra Netra lain yang membantu menunjang pendidikan untuk tunanetra. Akan tetapi perlu dipahami bahwa program Buku Bicara ini merupakan program yang telah ada sejak awal berdirinya Yayasan Mitra Netra sudah pasti perannya lebih banyak untuk tunanetra terutama dalam pendidikan inklusif itu.

Apakah program buku bicara berhasil?

program buku bicara berhasil mendampingi tunanetra dalam pendidikan inklusif. Akan tetapi sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya program buku bicara tidak merupakan satu-satunya program dalam membantu tujuan inklusif itu. Ada program-program lain yang juga berperan di yayasan mitra netra ini. Namun program buku bicara ini adalah salah satu yang berperan besar untuk pendidikan inklusif.

Pendidikan :

Jabatan : Kabid. Produksi Dan Perpustakaan

Siapakah yang merupakan sasaran dari program buku bicara di yayasan mitra netra?

Yang menjadi sasaran program ini adalah siswa dan siswi sekolah, yang mana mereka memerlukan bantuan khusus untuk mengakses buku-buku pelajaran. Jika saja bukan dengan Talking Book para pelajar akan membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu pembuatan buku dalam format Braille.

Apakah ada prioritas tertentu untuk klien pengguna layanan program Buku Bicara di yayasan mitra netra ini?

secara garis besar tidak pengelompokan dalam penggunaan layanan program ini. Tetapi khusunya untuk di yayasan mitra netra sendiri kebanyakan yang menggunakan layanan program ini adalah siswa- siswi dan mahasiswa-mahasiswi. Bukan berarti tidak untuk orang umum. Hanya kami lebih mendahulukan yang lebih membutuhkan yang dalam hal ini adalah tunanetra yang masih belajar atau dalam masa belajar karena kami berpegang pada tujuan yayasan yaitu membantu tunanetra menuju pendidikan inklusif.

Apa yang menjadi kekurangan dari alat Victor Reader?

Ada beberapa kendala pada alat Victor Reader ini, yang pertama alat yang didatangkan dari kanada ini sangat susah untuk mencari sparepartnya, kedua lama kelamaan dipakai optik pada CD Roomnya akan lemah, namanya juga barang digunakan nonstop. Ketiga jika terjadi kerusakan itu kami harus mengganti dengan CD Room laptop dan itupun tidak semua bisa dipakai, harus dipilih lagi. Umur CD Room aslinya ini sekitar 3 tahun saja. Hanya itu saja kendala dari alat ini. Kalau sparepart tersedia, kami bisa service sendiri karena elemennya tidak sulit.

Apakah hasil produksi program buku bicara di yayasan mitra netra hanya memiliki ruang lingkup di yayasan saja?

Selain koleksi dibuat untuk dibaca di perpustakaan Mitra Netra, kami juga menyebar Buku di beberapa kota di Indonesia, selama ini ada beberapa kota yang menjadi target kami yaitu dimulai dari pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB, sampai manado. Di

untuk dijadikan DTB?

Khusus untuk buku-buku di luar pelajaran sekolah, kami lakukan penyeleksian sebelum dibacakan karena kami takut ada tulisan-tulisan yang terlalu berlebihan dan fulgar yang tentunya hal itu sangat tidak baik jika dijadikan bahan bacaan untuk tunanetra khususnya pelajar. Kalaupun buku itu tetap diminta klien untuk dibuatkan, kami menghilangkan bagian-bagian tulisan itu. Saya tidak mau ikut berkontribusi untuk hal-hal semacam itu.

Apa yang dilakukan oleh yayasan untuk pengembangan poduksi Buku Bicara ini?

Mitra Netra memberikan pelatihan untuk lembaga-lembaga yang bergerak di bidang yang sama di Negara ini. Mitra netra merupakan ikon bagi lembaga-lembaga tunanetra di Indonesia. Namun hingga saat ini mitra belum dapat mengembangkan program ini ke lembaga lain karena belum ada respon dari pemerintah untuk program dengan format DAISY ini.

Sejak kapan Mitra Netra menggunakan format DAISY untuk program Buku Bicara?

Dimulai tahun 2005 yang pada waktu itu melalui sebuah proyek yang dinamakan DFA (Daisy For All) yaitu program sosialisasi Daisy untuk kawasan Asia Tenggara. Mitra Mendapat tugas manjadi lokomotif untuk Indonesia. Mitra mendapatkan dana pelatihan untuk 5 orang anggota. Sejak itu mitra menjadi pelopor Daisy di Indonesia hingga saat ini.

Buku-buku apa saja yang menjadi konten dari Buku Bicara ini?

untuk buku-buku pelajaran eksakta kami menyarankan klien untuk membuat dalam format Braille. Karena klien harus mengetahui bentuk angka, simbul-simbul, lambag-lambang dan huruf-huruf tertentu. Tetapi terkadang klien meminta untuk dibuatkan Buku ke dalam dua format, Buku Bicara dan Braille.

Pendidikan :

Jabatan : Kabid. Litbang Yayasan Mitra Netra

Bagaimana proses editing program buku bicara ini?

Data yang sudah direkam kemudian diedit dalam format Daisy yaitu

menggunakan program Sigtuna untuk membuat struktur dan

menggunakan program Sound Force atau Adoube Edition untuk

editan suara. Untuk DTB ini kami gunakan jenis Daisy Table Of

Content Only artinya format yang hanya memuat data dalam bentuk suara saja tidak menambah dengan teks lain karena jika dengan teks tentunya akan menambah biaya lagi untuk membayar jasa pengetikan. Sedangkan untuk format audio sendiri kami gunakan MP3 dengan kapasitas 128 kbps, karna filenya lebih kecil 1/3 dibandingkan dengan WAV. Sedangkan untuk isi CD kami buat 1 judul saja dalam 1 CD guna mempermudah dalam penyimpanan.

Jika tidak memiliki alat pemutar seperti Victor Reader apakah bisa dengan alat pemutar yang lain?

Selain Victor Reader, tunanetra juga dapat menggunakan komputer yang diinstall format Daisy. Akan tetapi karena masih banyak pembaca yang tidak tahu komputer maka kami sedang mengembangkan teknologi untuk mengakses Buku Bicara ke dalam handphone. Karena tunanetra sekarang lebih mahir menggunakan handphone dari pada laptop atau komputer. Selain gampang dibawa, handphone sekarang sudah menggunakan teknologi yang sangat canggih. Bisa mengakses berbagai bidang. Bisa saya katakan orang lebih mau membeli handphone yang harganya 5 juta dari pada harus membeli laptop harga 3 juta.

Rencana apa yang akan dilakukan untuk masa depan program Buku Bicara di yayasan Mitra Netra ini?

Kami akan terus mengembangkan teknologi untuk program DTB ini agar tunanetra akan semakin mudah menggunakan program dan pada akhirnya akan terus membantu memenuhi kebutuhan yang diinginkan tunanetra. Pengalihan dari analog menjadi Digital ini dimulai dari setelah 1 tahun saya di bagian Litbang tepatnya pada tahun 1998 pada waktu itu kami baru mengenal DTB, kemudian tahun 2005/2006 baru DTB di realisasikan di YMN melalui program sosialisasi Daisy dan

pada waktu itu YMN menjadi member dalam Daisy Consortium dan

Pendidikan :

Jabatan : Staff. Perpustakaan Yayasan Mitra Netra

Bagaimana prosedur pelayanan program Buku Bicara ini?

Untuk mengakses pelayanan program DTB klien yang berkepentingan terlebih dahulu mendaftar sebagai anggota pada perpustakaan Mitra Netra yaitu dengan membayar iuran pendaftaran Rp. 10.000 dan jika ingin melanjutkan atau memperpanjang keanggotaan maka tiap 1 tahun sekali membayar iuran dengan nominal yang sama. Tidak susah karena kami tidak menggunakan kartu member.

Apakah ada ketentuan khusus untuk pembuatan Buku Bicara? Untuk prioritas biasanya kami mendahulukan buku-buku pelajaran dari sekolah klien karena buku pelajaran itu dibutuhkan segera dengan jarak waktu yang terbatasa hanya dalam satu semerter masa belajar. Jika tidak didahulukan maka buku tidak mungkin dapat digunakan. Berapa lama jangka waktu untuk pembuatan Buku Bicara ini? Untuk pembuatan buku-buku tipis hanya memakan waktu dua minggu saja. Tetapi jika buku-buku yang tebal pembuatan Buku Bicara ini memakan waktu hingga kurang lebih 1 bulan.

Apakah SDM untuk program Buku Bicara ini sudah memadai? Selama ini belum ada kendala keterlambatan dalam pembuatan. Program ini hanya memiliki 5 orang tenaga pembaca dan 2 buah studio rekam. 3 diantara orang-orang ini adalah bukan pekerja tetap. Mereka membaca sekaligus menjadi editor juga. Mereka membutuhkan waktu 1 jam setengah untuk untuk membacakan buku lalu kemudian istirahat dan setelah itu melanjutkannya lagi. Untuk antrian yang tidak terlalu

Dokumen terkait