• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL EVALUAS

2. Pelayanan Program Buku Bicara

Untuk pembuatan buku klien harus melalui pelayanan perpustakaan karena layanan program termasuk dalam salah satu pelayanan di perpustakaan Yayasan Mitra Netra. Klien akan melalui prosedur perpustakaan yakni dimulai dengan mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan Mitra Netra.

Informan menjelaskan:

“ Untuk mengakses pelayanan program DTB klien yang

berkepentingan terlebih dahulu mendaftar sebagai anggota pada perpustakaan Mitra Netra yaitu dengan membayar iuran pendaftaran Rp. 10.000 dan jika ingin melanjutkan atau memperpanjang keanggotaan maka tiap 1 tahun sekali membayar

50

iuran dengan nominal yang sama. Tidak susah karena kami tidak

menggunakan kartu member “.51

Disini terlihat bahwa proses pelayanan untuk program Buku Bicara ini adalah sangat memudahkan tunanetra untuk mengakses dan dapat menggunakan fasilitas program.

Informan menyatakan:

“ Untuk mengakses program ini tidak susah karena program

ini ada di perpustakaan. Selain lokasi yang masih dalam lingkup yayasan, staff perpustakaan juga mendampingi yunanetra yang memerlukan dampingan dengan baik. Terutama klien pengguna layanan program DTB. Mereka akan mendapat informasi yang

lengkap dari staff perpustakaan “.52

a. Proses Pembuatan Buku Bicara

Ada beberapa tahapan untuk proses pembuatan DTB yaitu:

1. Klien menyerahkan buku yang akan dibuat

Pada tahap ini buku akan dimasukkan dalam daftar buku masuk di perpustakaan Mitra Netra. Pada buku entri ini dicantumkan nama pengaju, tanggal masuk, judul buku, penerbit, terbitan tahun, halaman dan nomor antrian. Seperti terlihat pada tabel 3 berikut:

51

Endah, Yayasan Mitra Netra. Wawancara Kamis, 07 April 2011. Pukul 09.30.WIB

52

Senna Rusli, Yayasan Mitra Netra. Wawancara Kamis, 07 April 2011. Pukul 13.50 WIB

Table 3. Buku Registrasi BUKU MASUK

Format ini dirancang oleh Kepala Bagian Produksi dan Perpustakaan. Format dibuat untuk komputer. Yang diharapkan akan lebih memudahkan dalam menyimpan dan mencari data. Karena jika terus menggunakan cara yang lama yaitu catatan dalam buku maka akan menjadi sulit karena jika buku itu sudah menumpuk banyak maka akan menyulitkan untuk mencari data.

2. Buku yang sudah di data kemudian diletakkan pada Rak Buku Belum

Dibaca

Pada tahap ini buku akan ditempel tanda “BDB” (buku belum dibaca). Pada tahap ini juga buku telah masuk pada antrian untuk dibacakan oleh pengisi suara dalam studio recording. Buku dibacakan oleh pengisi suara sesuai dengan nomor antrian masuk buku.

3. Data recording kemudian diserahkan ke bagian Editor

Pada tahap ini data recording yang telah diisi suara oleh pengisi suara diedit dan disetting ke dalam format Daisy oleh editor di Ruang Litbang. PENGAJU : TGL MASUK : JUDUL BUKU : PENGARANG : PENERBIT : TAHUN : HALAMAN :

Informan menjelaskan:

“ Data yang sudah direkam kemudian diedit dalam format

Daisy yaitu menggunakan program Sigtuna untuk membuat struktur dan menggunakan program Sound Force atau Adoube Edition untuk editan suara. Untuk DTB ini kami gunakan jenis Daisy Table Of Content Only artinya format yang hanya memuat data dalam bentuk suara saja tidak menambah dengan teks lain karena jika dengan teks tentunya akan menambah biaya lagi untuk membayar jasa pengetikan. Sedangkan untuk format audio sendiri kami gunakan MP3 dengan kapasitas 128 kbps, karna filenya lebih kecil 1/3 dibandingkan dengan WAV. Sedangkan untuk isi CD kami buat 1 judul saja dalam 1 CD guna mempermudah dalam

penyimpanan ” .53

4. Hasil Edit dimasukkan pada rak Buku Jadi

Pada tahap ini hasil edit dibuat dalam dua Copy yaitu 1 untuk master yang akan diperbanyak dan 1 untuk dipinjamkan dan jadi koleksi perputakaan. Pada tahap ini juga buku diserahkan kembali pada bagian produksi untuk diperbanyak dan disebarkan.

5. Tahap Produksi

Pada tahap ini dilakukan perbanyakan yaitu CD master di copy pada CDR. Lalu CD diberi lable judul, pengarang, penerbit dan kategori. Untuk Produksi sendiri perpustakaan Mitra Netra mampu menghasilkan 25-75 judul/bulannya dan 14 ribu keeping CD/tahunnya.

6. Prosedur dan Jadwal Pelaksanaan Program

Untuk prosedur program adalah mengikuti jadwal dan prosedur operasional perpustakaan. Selama perpustakaan beroperasi maka layanan program buku bicara dapat dimanfaatkan oleh klien. Klien biasanya

53

memanfaatkan fasilitas program ini setelah selesai jam sekolah dan kampus dan bahkan di hari libur.

Informan Menyatakan:

“ Biasanya saya ke perpustakaan setelah pulang dari sekolah,

kalau ada buku yang ingin dibuatkan untuk dibaca atau mengambil buku yang sudah jadi. Kalau hari libur kadang juga saya ke perpustakaan untuk sekedar baca-baca komik dan buku-buku lainnya.”54

7. PengembanganTeknologi Program

Dari awalnya Talking Book dalam bentuk analog (kaset) kemudian

bertahap YMN khususnya bagian Litbang menambah fasilitas dan mengganti

komposisi analog dengan komponen yang lebih praktis yaitu Talking Book

dalam format Digital Talking Book (DTB). Format penyimpanan data yang

sebelumnya dalam bentuk kaset, kini ditransformasikan ke dalam kepingan CD. YMN juga memfasilitasi alat pemutar atau player DTB ini dengan fasilitas yang lebih canggih dari sebelumnya.

Informan menyatakan:

“ Kami akan terus mengembangkan teknologi untuk program

DTB ini agar tunanetra akan semakin mudah menggunakan program dan pada akhirnya akan terus membantu memenuhi kebutuhan yang diinginkan tunanetra. Pengalihan dari analog menjadi Digital ini dimulai dari setelah 1 tahun saya di bagian Litbang tepatnya pada tahun 1998 pada waktu itu kami baru mengenal DTB, kemudian tahun 2005/2006 baru DTB di realisasikan di YMN melalui program sosialisasi Daisy dan pada waktu itu YMN menjadi member dalam Daisy Consortium dan program Daisy Far All yang diselenggarakan di tingkat asia tenggara. Dari situ kami dihadiahkan 5 buah player, 2 Plextalk dan 3 buah Victor Raeder. Semua merupakan alat pemutar CD

dengan format standard Daisy “.55

54

Senna Rusli, Yayasan Mitra Netra. Wawancara Kamis, 07 April 2011. Pukul 13.50 WIB

55

8. Pengembangan Produksi

Selain untuk tunanetra di Yayasan Mitra Netra, produksi DTB juga disebar ke berbagai daerah di nusantara. Ada 55 kota besar se Indonesia yang menjadi target penyebaran kepingan CD ini. Selain memberikan CD, YMN juga memberikan player atau alat putarnya. Hal itu terus diupayakan di setiap tahunnya. Upaya ini dilakukan untuk mengenalkan program Talking Book pada lembaga-lembaga yang belum mengetahui banyak tentang program itu. Selain itu YMN juga membantu dan membina lembaga-lembaga yang mau menjalankan program ini di tempat mereka.

Informan menyatakan:

“ Selain koleksi dibuat untuk dibaca di perpustakaan Mitra Netra, kami juga menyebar Buku di beberapa kota di Indonesia, selama ini ada beberapa kota yang menjadi target kami yaitu dimulai dari pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB, sampai manado. Di pulau jawa yang terbanyak. Memang masih belum merata tapi itu akan terus diupayakan dalam tiap

tahunnya selama kami masih memiliki biaya “.56

Dokumen terkait