BAB III. HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTA MARIA
D. Laporan Hasil Penelitian Penghayatan Spiritualitas Keterlibatan Umat
10) Harapan Melalui Teladan Santa Maria Dalam Keterlibatan
Aspek terakhir yang ingin digali yakni harapan melalui teladan santa maria
dalam keterlibatan hidup menggereja memperoleh hasil teladan Bunda Maria
yang selalu setia serta ketaatannya kepada Allah menjadi teladan orang beriman,
sikap penyerahan dirinya inilah yang diteladani oleh 18 responden (45%), 10
responden (25%) meneladani hidup Bunda Maria yang mempunyai iman dan cinta
yang besar sehingga semangat dalam pelayanan yang didasari kasih dan sukacita
dan yang terakhir 12 responden (30%) meneladani Bunda Maria yang berbelas
kasih semoga membuat umat hidup rukun, damai, saling mengasihi, saling
menghormati.
b. Pembahasan Hasil Penelitian Hidup Menggereja di Paroki Santa Maria Kota Bukit Indah Purwakarta
Dari hasil penelitian ini akan dibahas masing-masing aspek yang digali
dalam variabel mengenai hidup menggereja di Paroki Santa Maria Kota Bukit
1) Pengetahuan tentang Gereja
Gereja memang dapat dilihat tidak hanya dalam bentuk harafiah saja
seperti yang dikatakan oleh FX. Wibowo Ardhi (1993:2) “Gereja adalah
persekutuan (persatuan, perkumpulan) semua orang diseluruh dunia, yang percaya
akan Yesus Kristus itu Putra Allah dan satu-satunya penyelamat kita.”Sejalan dengan itu melihat hasil yang didapatkan pada aspek pengetahuan tentang Gereja,
sebagian besar responden melihat gereja itu sebagai suatu tempat berkumpulnya
orang beriman yang percaya akan Yesus Kristus atau gereja adalah rumah Allah
dan yang terendah mengatakan Gereja sebagai sakramen. Hal ini menunjukan
bahwa pemahaman arti gereja masih sebatas tempat untuk berkumpul, maka dari
itu perlu dilakukan suatu kegiatan agar dapat meluruskan kembali pemahaman
yang ada, bahwa Gereja tidak semata-mata bentuk fisik saja.
2) Gambaran tentang Gereja
Hasil yang didapat dari aspek gambaran tentang Gereja yang ada dalam
benak responden terlihat sebagian masih ada yang memiliki gambaran Gereja
adalah tempat/gedung berkumpulnya orang beiman yang percaya kepada Yesus
serta merasakan kehadiran Tuhan dalam pengalaman hidup. Sebagian besar
lainnya gambaran Gereja yang ada dalam benak responden adalah Gereja yang
umatnya bersatu dalam pelayanan maupun usaha membangun gereja dan Gereja
yang mengayomi seluruh umatnya. Melihat hasil terbesar tersebut dapat dikatakan
bahwa gambaran Gereja tersebut termasuk dalam kategori Gereja bagai bahtera.
penyelamatan dan keamanan, bahwa Gereja adalah Bahtera Keselamatan, bahwa
tanpa Gereja tak ada keselamatan, bahwa Gereja diperlukan manusia untuk
selamat, bahwa Kristus (seperti Nuh) ada dalam bahtera dari angkatan baru
manusia”. Dan bisa juga masuk dalam kategori gambaran Gereja sebagai ibu.
Putranto (2010) menuliskan bahwa “Gereja juga melahirkan putra-putranya dalam iman, membina dan memperkembangkan iman itu dengan santapan sabda dan
sakramen, yang tampak dalam kegiatan liturgi dan katekese”.
3) Pengetahuan tentang Hidup Menggereja
Keberlangsungan hidup serta perkembangan Gereja Katolik menjadi
tanggung jawab bersama karena Gereja merupakan sebuah persekutuan umat
Allah. Dalam aspek yang ingin digali kali ini telah diketahui hasilnya sejauh mana
responden paham akan hidup menggereja. Dari perolehan data diketahui sebagian
besar mengatakan hidup menggereja yakni keterlibatan umat dalam kegiatan di
gereja,sedangkan perolehan terkecil justru mengatakan bahwa hidup menggereja
itu keterlibatan umat dalam gereja dan masyarakat. Dari hasil ini amat
disayangkan bahwa sebagian besar pemahaman umat tentang hidup menggereja
masih keliru dan perlu adanya pendampingan sehingga umat katolik tidak hanya
aktif didalam kerohanian saja tetapi juga bisa terlibat dalam kehidupan
bermasyarakat. Hidup menggereja bukanlah semata-mata menghidupkan kegiatan
kerohanian di Gereja saja tetapi didalam hidup bermasyarakat pun harus ambil
4) Bentuk-bentuk Kegiatan Hidup Menggereja di Paroki Santa Maria Kota Bukit Indah Purwakarta.
Gereja bukan sebatas tempat untuk memohon dan bersyukur kepada Tuhan
akan tetapi lebih dari itu Gereja juga mempunyai tanggung jawab atas
perkembangan iman umatnya. Salah satu bentuk tanggung jawab itu yakni
memberikan wadah dan sarana bagi umat untuk mengembangkan imannya.
Beradasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Paroki Santa Maria Kota Bukit
Indah Purwakarta telah menyediakan wadah umatnya untuk mengembangkan
iman dengan berbagai kegiatan seperti di bidang liturgi meliputi petugas liturgi,
doa lingkungan, misa karyawan, misa lingkungan, serta kegiatan liturgis lainnya.
Di bidang pewartaan ada kegiatan pendalaman iman, bulan Kitab Suci Nasional
(BKSN), ziarah, OMK, BIA, KSK, pembinaan bagi calon sakramen inisiasi serta
pelajaran agama bagi siswa yang bersekolah di luar yayasan Katolik. Kegiatan
yang termasuk dalam bidang persekutuan jemaat yakni menjadi pengurus dewan
pastoral dan pertemuan dewan pastoral. Ada pun kegiatan yang ada dalam bidang
diakonia yaitu donor darah dan bakti sosial. Dari hasil penelitian tersebut
menggambarkan bahwa Gereja Santa Maria Kota Bukit Indah Purwakarta sudah
memberikan sarana yang baik dan memberikan kesempatan bagi umat untuk
ambil bagian di dalam hidup menggereja.
5) Bentuk-bentuk Keterlibatan Umat Dalam Hidup Menggereja
Dalam buku Keterlibatan Awam sebagai anggota Gereja, L.Prasetya (2003:35) mengatakan kaum awam mempunyai tanggung jawab untuk
menyumbangkan aneka kemampuannya, sebagai karunia Allah, demi kehidupan
dan perkembangan Gereja. Hal ini sudah dilaksanakan oleh umat Paroki Santa
Maria Kota Bukit Indah Purwakarta. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar
umat ikut terlibat di dalam hidup menggereja namun hanya sebatas kegiatan yang
berbau rohani saja. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar umat terlibat di
bidang liturgi sedangkan dalam bidang diakonia tidak ada sama sekali.Kondisi
semacam ini memprihatinkan sekali. Bapa Paus Fransiskus pun mengatakan “saya
lebih menyukai Gereja yang memar, terluka dan kotor karena telah keluar di
jalan-jalan, daripada Gereja yang sakit karena menutup diri dan nyaman melekat pada
rasa amannya sendiri” (EG 49).
6) Motivasi yang Menggerakkan Untuk Terlibat Dalam Hidup Menggereja.
Dari hasil yang diperoleh dalam aspek motivasi untuk terlibat dalam hidup
menggereja menunjukkan bahwa motivasi yang dimiliki semuanya membantu
menggerakkan umat untuk terus bergerak. Hasilnya banyak yang termotivasi
dalam ikut terlibat dalam hidup menggereja karena dengan pelayanan yang
dilakukan dapat memperdalam iman. Yang lainnya termotivasi karena dengan
terlibat dapat berkumpul/berjumpa dengan saudara seiman serta melalui terlibat
bisa semakin dekat dan mengenal Allah. Melihat motivasi yang dimiliki sudah
amat baik dan patut dikembangkan lebih lanjut agar dalam keterlibatannya tidak
hanya berhenti dalam mengembangkan kemajuan Gereja saja akan tetapi
mewartakan kabar sukacita di tengah-tengah masyarakat seperti yang tercantum
wanita, yakni memberikan kesaksian akan Yesus Kristus. Mereka wajib bersaksi
dengan kehidupan dan kata-kata dalam keluarga, kalangan sosial mereka, di
lingkungan profesi mereka.” sehingga motivasi yang sudah ada mampu
menggerakkan mereka untuk menjadi pembawa kabar gembira di tengah
masyarakat.
7) Peran Umat Dalam Hidup Menggereja.
Dalam hasil yang diperoleh pada aspek peran umat dalam hidup
menggereja menunjukan bahwa sebagian besar responden amat sadar akan peran
umat dalam hidup menggereja dan keberlangsungan Gereja selanjutnya jika tanpa
peran umat akan musnah. Seperti yang tertulis dalam Lumen Gentium (LG 31):
“Mereka dipanggil oleh Allah untuk menunaikan tugas mereka sendiri
dengan dijiwai semangat Injil, dan dengan demikian ibarat ragi membawa sumbangan mereka demi pengudusan dunia bagaikan dari dalam. Begitulah mereka memancarkan iman, harapan, dan cinta kasih, terutama dengan kesaksian hidup mereka, serta menampakkan Kristus kepada
sesama”.
Dengan demikian, umat di Paroki Santa Maria Kota Bukit Indah,
Purwakarta sungguh telah menyadari bahwa umat memiliki peran yang penting
dalam hidup menggereja. Tidak hanya itu, umat merupakan nafas bagi Gereja.
8) Kendala yang Dialami Dalam Hidup Menggereja.
Dalam hal apapun pasti akan mengalami suatu kendala, begitu juga dalam
hidup menggereja. Dari hasil yang diperoleh kendala yang dialami oleh umat
dalam hidup menggereja adalahketerlibatan rendah, waktu yang kurang pas, jarak
kepentingan pribadi serta lingkungan masyarakat sekitar menjadi sebuah kendala
dalam hidup menggereja. Meski demikian ada juga yang tidak mengalami kendala
dalam hidup menggereja.
9) Usaha Dalam Mengatasi Kendala Yang Ada
Dari hasil yang didapatkan diperoleh beberapa usaha yang dapat dilakukan
dalam mengatasi kendala yang dialami. Berdasarkan beberapa usaha yang ada
maka dapat di kategorikan beberapa bentuk kegiatan yang dapat dilakukan.
Pengelompokkan usaha dalam mengatasi kendala yang ada yaitu berkaitan dengan
waktu, kerjasama serta pendekatan.
Dilihat dari segi waktu, responden mengusulkan agar dapat mengikuti
kegiatan hidup menggereja dan tetap dapat menjalankan kewajibannya yang lain
dengan menerapkan skala prioritas. Selain itu,agarkegiatan bisa dimulai lebih
awal dan berakhirnya kegiatan tidak terlalu larut malam.
Dari segi kerjasama, diusulkan untuk saling membantu dan membuat
kelompok kecil saat pergi melakukan kegiatan menggereja mengingat jarak yang
ditempuh cukup jauh dan memerlukan kendaraan untuk menuju tempat kegiatan
hidup menggereja.
Untuk segi pendekatan,bagi umat yang tidak aktif, pendekatan dilakukan
dengan cara kunjungan keluarga yang dilakukan oleh Pastur paroki atau pengurus
lingkungan agar umat merasa disapa dan diperhatikan langsung. Sedangkan bagi
lingkungan masyarakat sekitar perlu dilakukan pendekatan sosial, agar
dilakukan. Sehingga menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan dan
kecurigaan sosial.
10) Harapan Melalui Teladan Santa Maria Dalam Keterlibatan Hidup Menggereja
Dari hasil penelitian diperoleh harapan melalui teladan Santa Maria dalam
keterlibatan hidup menggereja. Dari beragam harapan mereka dapat
dikelompokkan beberapa kategori kegiatan yang dapat dilaksanakan.
Pengelompokan harapan dari responden berhubungan dengan teladan Santa Maria
yaitu berhubungan dalam penerapannya, kesetiaan serta ketaatan Maria dan sikap
Maria.
Berhubungan dengan segi penerapannya, sebagai pengikut Yesus
hendaknya mengupayakan kehidupan yang lebih baik dalam kehidupan sosial
maupun dalam pelayanan menggereja. Dari keteladanan Santa Maria yang selalu
setia serta ketaatannya atas kehendak Allah menginspirasi umat untuk mengikuti
jejaknya sebagai pengikut Putranya yang tunggal. Keteladanan sikap Maria yang
berbelaskasih menginspirasi umat untuk menciptakan kehidupan yang rukun,
damai, saling membantu, saling mengasihi dan saling menghormati. Dari teladan
Santa Maria tersebut di atas dapat dijadikan panutan dalam semangat pelayanan
dalam hidup menggereja yakni kekuatan iman serta cinta yang besar sehingga