• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTA MARIA

A. Paroki Santa Maria Kota Bukit Indah Purwakarta

1. Sejarah Paroki Santa Maria Kota Bikut Indah Purwakarta

Berdasarkan buku kenangan Santa Maria Kota Bukit Indah Paroki yang Hidup gereja yang berdiri megah saat ini, tidak begitu saja ada. Keberadaan Gereja Santa Maria KBI melewati proses yang sangat panjang dan dalam waktu

yang cukup panjang. Berawal dari sebuah lingkungan, berkembang menjadi

Paroki yang hidup.

Dimulai di Kapel Dawuan geliat hidup menggereja Paroki Santa Maria

Karawang dan Purwakarta dilayani oleh Pastor Jacobus Corstjens OSC. Di saat

itu, Paroki Karawang masih merupakan Paroki dari Paroki Kristus Sang Penabur

Subang. Karena sudah ada beberapa keluarga di Dawuan, maka mereka mulai

mengadakan pertemuan doa dengan koordinator Maria Lili atau yang dikenal saat

itu dengan nama Ibu YB, isteri dari YB Tukimin.

Doa-doa, pendalaman iman, Misa sebulan sekali, maupun pelajaran agama

dilaksanakan di rumah Maria Tiber (Oma Tiber), ibu dari Maria Lili. Selanjutnya,

umat menyebut rumah Oma Tiber sebagai Kapel Dawuan. Selain berkumpul

untuk berdoa, umat mengadakan kunjungan rumah ke keluarga Katolik, terlebih

pendatang baru untuk merekatkan persaudaraan dan saling mengenal.

Di Kapel Dawuan berlangsung katekumen untuk permandian dewasa,

antara lain yang kita kenal sekarang dengan nama Bapak dan Ibu Darwa serta

anaknya, Oma Eli, Oma Uun, Oma Wan, dan Ibu Era. Setelah melalui katekumen

disitu, mereka dipermandikan di Gereja Karawang oleh Pastor Corstjens OSC.

Umat pun bertambah hingga Cikampek, antara lain Keluarga Simorangkir,

Keluarga Aji Santosa, Keluarga Pius Santosa, dan keluarga yang bekerja di PJKA

Cikampek saat itu. Di tahun 1972, untuk pertama kalinya dirayakan Misa di

Cikampek, tepatnya di rumah Aji Santosa. Rumah ini selanjutnya dikenal dengan

Salon Rosmike, dan sekarang menjadi Indomaret, di seberang pertokoan Yogya,

di Jalan Ahmad Yani.

Selanjutnya Kapel Dawuan di Dawuan dan Salon Rosmike di Cikampek

menjadi dua tempat yang secara bergiliran merayakan Misa. Di situ umat

berkumpul dan berdoa bersama. Namun, pesta Natal 1979 dirayakan di rumah

Tahun 1981, setelah 10 Tahun di Purwakarta, Pastor Corstjens OSC

pindah ke Cimahi dan Pastor FX Joseph Raharjo Hardjosoebroto OSC

menggantikannya. Pastor Hardjososebroto menjadi Pastor Paroki Kristus Raja

Karawang yang berdiri pada Hari Kristus Raja, 21 November 1982.

Sejak tahun 1982, mulai diadakan pelajaran agama untuk anak-anak

sekolah di Cikampek oleh Lucia Sumiati, isteri dari Pius Santosa dan katekumen

untuk persiapan Pembaptisan. Tempat pelajaran dilaksanakan di rumah Stevanus

Kamal atau yang lebih dikenal dengan Pabrik Penggilingan Padi. Di Kapel

Dawuan, pelajaran agama diberikan oleh Maria Lili dan Liana Wawah.

Di tahun 1983, atas bimbingan Pastor FX Hardjosoebroto OSC, terbentuk

sebuah lingkungan dengan nama pelindung Santa Maria untuk umat Katolik di

Dawuan dan Cikampek. Nama pelindung itu dipilih, kata Pius, karena saat itu

seringnya umat bertekun dalam doa Rosario dan nama baptis Maria Lilia tau ibu

YB dan mamanya Maria Tiber, adalah Maria.

Pengurus Lingkungan Santa Maria yang terpilih adalah Lucia Sumiati

sebagai ketua, Maria Lili sebagai wakil ketua, Cornelia Cory sebagai bendahara,

dan Liana Wawah sebagai ketua Seksi Liturgi atau Pewartaan. Wilayah

Lingkungan Santa Maria meliputi Rel Kereta Api Klari, Kosambi, Dawuan,

Cikampek hingga Cilamaya.

Karena tempat berkumpul dan berdoa berpindah atau bergiliran di

keluarga-keluarga Katolik, maka satu sama lain lebih mengenal sebagai saudara

dan umat Allah. setelah terbentuk kelompok koor yang dipimpin oleh Ana Sani,

saudari dari Cornelia Cory, latihan koor diadakan di Kapel Dawuan. Selain untuk

Pada tahun 1984, Pastor Rudjio HerupranataOSC mulai berkarya di

Karawang. Di saat yang sama, pengurus lingkungan tetap melayani umat agar

semakin berkomunikasi, apalagi dengan semakin bertambahnya simpatisan

Katolik dan umat pendatang baru akibat perkembangan Kota Cikampek dengan

Kawasan Industri Kujang serta tumbuhnya perusahaan-perusahaan dan pabrik

sepanjang jalan Ahmad Yani Cikampek hingga Klari.

Tahun 1987, Pator Herupranata OSC diganti oleh Pator Agustinus Made

OSC. Dalam pelayanan pastoralnya, umat lingkungan di Cikampek boleh

merayakan Misa Lingkungan. Pelajaran untuk penerimaan Sakramen Permandian

bagi anak dan remaja terus dilanjutkan. Putra dan puteri dari Gregorius Cecep

Widjaja dan Martha Lina Herawati, yang sekarang dikenal dengnan panggilan Ibu

Cecep, yakni Margaretha Melysupriatni dan Heribertus Heri Yulianto

dipersiapkan dan dibaptis oleh Pastor Made OSC di Kapel Dawuan, 11 Desember

1987.

Demi menyegarkan rohani dan memupuk persaudaraan dan keakraban

antar umat di Lingkungan Maria Cikampek, maka diadakan Wisata Rohani ke

Taman Wisata Jatiluhur, tahun 1989.

Selanjutnya di tahun 1990, Pastor Made mulai mengadakan katekumen

dewasa di rumah Apang Sutisna, di Jalan Ir Juanda No 150. Kurang lebih 20

orang dewasa mengikuti juga katekumen persiapan baptis dan dibaptis di Gereja

Kristus Raja Babakan Cianjur, Karawang, tahum 1991.

Berikutnya di tahun 1992, katekumen dewasa dilaksanakan di rumah

Karawang dan oleh Frater Harry Nool. Tanggal 20 November 1993 mereka

dipermandikan di gereja berbentuk gudang di Babakan Cianjur.

Tahun 1995 Pastor Paskasius Bekatmo OSC bertugas sebagai Pastor

pembantu di Paroki Kristus Raja Karawang yang juga harus melayani Gereja

Salib Suci Purwakarta yang juga mengalami pertumbuhan pesat. Pastor Bekatmo

mensosialisasikan Buku PedomanKeuskupan Bandung 1994-1999. “Sehati Sejiwa Bersama Masyarakat Ragi Dalam Dunia” atau Buku Kuning dengan membentuk

Kelompok Basis Gereja yang mendasari terbentuknya beberapa sublingkungan

Santa Maria.

Tanggal 23 Mei 1996, terbentuk pengurus sublingkungan dalam rapat

pembentukan di rumah Pius Santosa yang dihadiri Pastor Bekatmo dan pimpinan

DPP Kristus Raja:

Klari hingga Pancawati ditetapkan sebagai Maria 1 dengan ketua L

Sriyono.Pagadungan-Dawuan-Tamelang sebagai Maria 2 dengan ketua Stevanus

Mulyadi. Karang Mas-Pawarengan sebagai Maria 3 dengan ketua Agustinus

Suryana.Cikampek Barat-Cikampek Timur-Cilamaya sebagai Maria 4 dengan

ketua Yulius Teddy Haryono.Cikampek Utara-Krajan-Kampung Baru sebagai

Maria 5 dengan ketua Desma Purba. Cikampek Selatan-Rawa Mas-Jomin sebagai

Maria 6 dengan ketua Laurentius Haryadi Wartana.

Untuk merintis kegiatan sub-lingkungan, setiap sub-lingkungan mendata

umat di masing-masing lingkungan dan selanjutnya mengadakan doa bersama

bergilir dari rumah ke rumah dengan panduan dan bahan renungan yang disiapkan

Tahun 1997, Pastor Tarcisius Warhadi Harjasemeru OSC menjadi Kepala

Paroki Kristus Raja Karawang menggantikan Pastor Agustinus Made OSC yang

pindah ke Paroki Subang. Tak lama kemudian Pastor Paulus Yoyo Yoakim OSC

datang sebagai pastor pembantu menggantikan Pastor Bekatmo OSC yang pindah

tugas ke Paroki Santa Monika di Bumi Serpong Damai, Tangerang.

Di awal Oktober 1997, Pastor Warhadi berkunjung ke Cikampek untuk

mengadakan rekoleksi bagi umat Cikampek guna memotivasi umat yang tinggal

di wilayah terjauh dari pusat paroki. Sebanyak 200 umat menghadiri rekoleksi itu.

Rekoleksi itu mendorong ditetapkannya Santa Maria dengan 6 sub-lingkungan

menjadi Wilayah Santa Maria dengan ketua Yulius Teddy Haryono.

Tahun 2000, Pastor Warhadi OSC pindah tugas dan Pastor Paulus Yoyo

Yoakim OSC menggantikan jabatannya sebagai Pastor kepala. Pastor Yoyo

kemudian dibantu oleh Pastor Petrus Umar Sumardi OSC. Semula pastor Umar

bertugas sebagai frater di Paroki Karawang dan setelah ditahbiskan langsung

menjadi Pastor pembantu di Karawang.

Jumlah umat Katolik terus bertambah dan umat semakin merasa perlu

membangun gereja sebagai sarana peribadatan. Keinginan ini terungkap di dalam

pertemuan-pertemuan di Wilayah Santa Maria dan Paroki Karawang, bahkan

pembicaraan sudah sampai ke pemilihan tempat yang tepat untuk pembangunan

gereja.

Dalam pertemuan di rumah Maria Haryani, Jalan Ahmad Yani No 55,

Cikampek, tanggal 19 Oktober 2000, terbentuk Panitia Pembangunan Gereja

panitia itu untuk pendataan umat, pengumpulan dana, pemilihan lokasi, perijinan

dan selanjutnya memulai pembangunan fisik.

Sejalan dengan dinamika yang terjadi di Dewan Pastoral Paroki (DPP)

Kristus Raja Karawang yang mengemban amanat Musyawarah Paroki (Muspar)

2000 untuk meningkatkan pelayanan bagi umat di lingkungan terjauh dari pusat

kegiatan paroki, maka tanggal 3 Mei 2001, wilayah dengan umat yang terus

tumbuh dan berkembang ditingkatkan statusnya menjadi Paroki Santa Maria.

Pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPS) Santa Maria kemudian dibentuk dalam

rapat di rumah Maria Haryani, 8 Juni 2001.

Peningkatan status ini disertai harapan agar pengurus Dewan Stasi bisa

mengembangkan diri dan mandiri dalam pelayanan umat Katolik di wilayah

Cikampek, namun upaya itu harus menghadapi berbagai masalah, antara lain,

bahwa Cikampek berada di perbatasan wilayah Paroki Karawang dan Paroki

Purwakarta, sehingga aktivitas umat terbagi di kedua wilayah tersebut, dan

pengembangan dan pelayanan umat Katolik di Cikampek pun terpengaruh.

Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, tanggal 9 September 2002

diadakan pertemuan bersama antara Pengurus DPP Purwakarta dengan DPP

Karawang. Dalam pertemuan itu disadari bahwa pelayanan umat di Cikampek

memang belum optimal, maka setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan

disambut dengan baik termasuk rencana pelayanan di Kawasan Industri Kota

Bukit Indah yang waktu itu dikenal dengan nama Bukit Indah City. Mengingat

lokasi stasi berada di perbatasan kedua paroki, maka kedua paroki membiarkan

umat untuk memutuskan sendiri apakah mengikuti Misa di gereja Purwakarta atau

Kawasan Industri Kota Bukit Indah terletak di Kabupaten Purwakarta,

maka semestinya mereka dilayani oleh Kuasi Paroki Salib Suci Purwakarta. Atas

persetujuan Kuasi Paroki Salib Suci Purwakarta, maka pelayanan kepada mereka

itu diberikan kepada Stasi Santa Maria dengan pertimbangan wilayah pelayanan

lebih dekat.

Harapan dan permohonan, yang diungkapkan oleh Panitia Misa Karyawan

di Kota Bukit Indah, yang terbentuk tanggal 13 September 2002, itu disetujui oleh

Developer PT Besland Pertiwi, yang kemudian memberikan sebuah tempat berupa

gudang kosong untuk Perayaan Misa di Gudang Berikat Blok A-II/25.

Rencana tempat pembangunan gereja pun mengarah pada Kota Bukit

Indah. Pengurus Stasi Santa Maria dan seksi Pengembangan DPP Karyawan jauh

sebelumnya telah melakukan penjajakan untuk rencana pelayanan di Kawasan

Industri Kota Bukit Indah, agar karyawan-karyawati yang bekerja di Kota Bukit

Indah bisa merayakan Misa. Dengan dukungan semua pihak, khususnya dari

Developer Besland Pertiwi, Panitia Misa Karyawan Kota Bukit Indah berhasil

merayakan Misa (Jumat) untuk karyawan di Gudang Berikat Blok A-II/25.

Peristiwa itu terjadi 20 September 2002, pukul 11.30 WIB, yang dihadiri sekitar

75 karyawan yang bekerja di Kawasan Industri Kota Bukit Indah dan sekitarnya.

Misa itu dipimpin oleh Pastor Yoyo Yohakim OSC.

Awal mula misa di tempat tersebut hanya untuk karyawan. Namun

selanjutnya, setelah Misa Natal Karyawan Kota Bukit Indah, 9 Januari 2003 yang

dihadiri umat Stasi Santa Maria Cikampek, pengurus DPS Santa Maria Cikampek

kemudahan untuk mengikuti Misa, karena selama itu mereka harus menempuh

perjalanan panjang 50 km pulang-pergi kalau harus mengikuti Misa di Paroki

Kristus Raja Karawang atau Gereja Salib Suci Purwakarta.

Menurut Pastor Pulus Yoyo Yohakim OSC, Stasi Santa Maria tidak lepas

dari Paroki Karawang dan Purwakarta. Saat masih di Purwakarta dan Karawang,

imam itu bercerita, “saya suka melihat dari kaca jendela umat yang datang ke gereja. Ada rasa yang tidak tega dalam diri saya melihat seorang ibu dan

suaminya bersama 3 anak naik angkot, juga oma-oma dan opa-opa datang dari

Cikampek ke Karawang atau Purwakarta untuk Misa. Saya tidak tega.”

Imam itu mendengar umat yang mengeluh tentang mahalnya ongkos dari

Cikampek ke Karawang atau Purwakarta. “Bagaimana saya dengan suami beserta

3 anak ditambah kakak atau adik bisa setiap hari Minggu ke gereja? Harus

gantian. Minggu ini anak ini ke gereja, minggu depan anak lain”, kenang imam itu.

Ketiga, adalah kenyataan bahwa umumnya umat adalah perantau. “Dalam

pemikiran saya,perantau di Cikampek harus punya tempat yang mempersatukan

mereka sebagai saudara,” tegas Pastor Yoyo yang menambahkan bahwa

berdasarkan alasan-alasan, terutama atas kebaikan pihak KBI, terwujudlah impian

untuk punya tempat bertemu, bersatu dan beribadat bersama.

Niat mulia itu benar terwujud dan umat Stasi Santa Maria menggunakan

sarana Gudang Berikat sebagai tempat ibadah, tempat merayakan Misa pada hari

Minggu. Peristiwa besar itu terjadi tanggal 16 Februari 2003. Itulah Perayaan

Misa Perdana bagi umat Stasi Santa Maria Cikampek di Kawasan Industri Kota

Pada mulanya, Misa hanya direncanakan dirayakan 2 kali dalam satu

bulan, yakni Minggu I dan Minggu III. Namun, tanpa memerlukan waktu lama,

tanggal 9 Maret 2003 dalam Misa di Gudang Berikat Pastor Yoyo Yohakim OSC

mengumumkan bahwa mulai minggu ini Stasi Santa Maria Cikampek dapat

mrlaksanakan Misa Kudus setiap Minggu. Ini dimungkinkan karena mulai hari itu

Paroki Karawang memiliki dua pastor pembantu dengan datangnya Pastor

Ignatius Putranto OSC.

Sekejab, dalam kegembiraan yang meluap, Gudang Berikat disulap

menjadi gereja, lengkap dengan kursi, sound system, organ, pelengkap liturgi,

sakristi dan gambar jalan salib. Semua itu merupakan sumbangan umat, wujud

syukur atas karunia Tuhan. Gereja pun semakin lengkap dengan berbagai kegiatan

stasi dan lingkungan, bahkan munculnya Putra-Putri Altar, Mudika, KSK dan

BIA. Pengurus Mudika Stasi terbentuk tanggal 8 Juni 2003.

Stasi pun mulai merintis pengajaran agama bagi anak-anak yang belajar di

sekolah negeri dengan membentuk guru-guru pelajaran agama Katolik yang setiap

hari Minggu setelah Misa mengajar anak-anak yang bersekolah di sekolah negeri.

Guru-guru tersebut mendapat surat tugas membantu mengajar agama Katolik

dengan kurikulum pelajaran agama dan bimbingan dari Yulius Susilo dan Rini

dari DPP Kristus Raja Karawang.

Di bulan Mei 2004, Pastor Yoyo Yohakim OSC mendapat tugas belajar di

Filipina. Pastor kepala paroki diganti oleh Pastor Serefine Dany Sanusi OSC.

Kemudian Pastor Umar Sumardi OSC dipindahkan ke Paroki Santa Monika BSD

Melihat kondisi umat yang mandiri, pelayaan dan urusan diselesaikan di

tingkat stasi. Penitia pembangunan gereja pun penghubungi PT Besland Pertiwi

untuk memastikan di mana gereja bisa dibangun sesuai site-plan kawasan industri

itu.

Dalam perjalanan waktu, terjadi perubahan penggunaan gudang yang

dipakai sebagai gereja oleh pemiliknya PT Bukit Indah Cargo. Oleh karena itu,

gereja berpindah ke gudang sebelahnya, yaitu di Kavling Blok A II no 27.

Perpindahan dilakukan tanggal 21 Mei 2006.

Penggunaan gudang untuk gereja diatur dengan surat perjanjian

pinjam-pakai antara PT Besland Pertiwi dengan Karyawan Katolik Kota Bukit Indah no

050/MISC/BP/V/2006, yang diperpanjang setiap tahun, dan digunakan sampai

terakhir tanggal 22 April 2012.

Sekitar setahun melayani stasi ini, tahun 2005 Pastor Dany menerima

tugas baru sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Keadilan dan Perdamaian

Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), maka dia diganti oleh Pastor Lukas

Sulaeman OSC. Menyusul kepindahan pastor pembantu, Pastor Eduard Daeli

OSC ke Papua, dia diganti oleh Pastor Christianus Kristianto OSC. Pastor Ignatius

Putranto OSC pun pindah ke Bandung dan diganti oleh Pastor Cornelius Balok

Priyanto OSC.

Tanggal 1 Februari 2007, terjadi penandatanganan sertifikat hibah tanah

untuk pembangunan gereja antara Yohanes Archiadi, Direktur PT Besland Pertiwi

dan Pastor Lukas Sulaeman OSC di Wisma Indocement Jakarta.

Selanjutnya tahun 2008, Pastor Lukas Sulaeman OSC diganti kembali oleh

Tanggal 21 September 2008, PT Besland Pertiwi menyerahkan kepada

PGAK Kristus Raja tanah seluas 5000 meter persegi di Kawasan KBI untuk

pembangunan gereja dan Wanwan Haryono ditetapkan kembali sebagai ketua

Panitia Pembangunan Gereja Santa Maria.

Pertengahan tahun 2008, Panitia Pembangunan mulai mengurus perijinan

pembangunan gereja di jalan Arteri km 1,5 Kota Bukit Indah, Sektor L Timur.

Berdasarkan SKB 2 Menteri 2006, maka rencana pembangunan itu

disosialisasikan ke warga setempat yakni di Desa Cinangka, hingga mendapat

surat tidak keberatan yang diserahkan oleh Camat Bungursari, selanjutnya

Rekomendasi FKUB dan Kantor Depag Kabupaten Perwakarta.

Maka, tanggal 8 April 2009, Pemerintah Purwakarta mengeluarkan

Persetujuan Prinsip Pendirian Rumah Ibadah Umat Katolik nomor

503/930/BPMPTSP, site-plan dengan nomor 056/23-DCKTR/2009, dan ijin

mendirikan bangunan dengan nomor 159-BPMPTSP/2009.

Tanggal 23 Mei 2009, pekerjaan pembukaan lahan mulai dikerjakan

termasuk pemagaran. Gejolak yang timbul dari sebagian warga yang tidak setuju

membuat pekerjaan dihentikan sementara.

Desakan berlanjut dan FKUB dan Departemen Agama Kabupaten

Purwakarta diminta melakukan survei lapangan. Berdasarkan hasil survei itu,

keluarlah Surat Keputusan Bupati Purwakarta, 19 Oktober 2009 tentang

pencabutan IMB pembangunan gereja itu. karena tak bisa terselesaikan lagi, maka

5 November 2009, Pastor Agustinus Made OSC membawa perkara itu ke PTUN

Tanggal 27 September 2009, terjadi pembicaraan di Aula Paroki

Karawang tentang Pemekaran Paroki Karawang, antara DPP Karawang dan

Purwakarta, serta pengurus Stasi Santa Maria dan Stasi Marinus Resinda dengan

Vikjen Keuskupan Bandung Pastor Paulus Wirasmohadi Soerjo Pr.

Dalam pembicaraan itu, Pastor Wirasmohadi Soerjo Pr antara lain

mengatakan bahwa Ordo Salib Suci (OSC) sudah berbicara dengan keuskupan

dan mengatakan akan melepas Gereja Purwakarta, karena Ordo harus melayani

banyak keuskupan. OSC berharap bahwa keuskupan bisa menangani Gereja

Purwakarta.

Keputusan ini lalu dibicarakan dengan Dewan Imam yang kemudian

menyepakati pemekaran Paroki Karawang. Keuskupan berharap agar akhir 2009

Gereja Purwakarta sudah pisah dari Paroki Karawang supaya Gereja Purwakarta

full menangani sendiri reksa pastoralnya.

Setelah 50 tahun lebih dilayani Ordo Salib Suci,tanggal 9 Januari 2010,

Pastor Agustinus Made OSC, yang paling lama dan dua kali berkarya di wilayah

Gereja Karawang, sebagai wakil OSC menyerahkan reksa pastoral Gereja

Purwakarta kepada Uskup Bandung, yang menugaskan Pastor Yustinus Hilman

Pujiatmoko Pr sebagai pastor kepala yang menetap di Gereja ini. Pastor Yustinus

Hilman Pujiatmoko Pr datang ke Purwakarta 8 Januari 2010.

Dalam serah terima itu, vikjen secara resmi menyampaikan bahwa Stasi

Santa Maria Cikampek yang kini dikenal dengan nama Stasi Santa Maria Kota

Bukit Indah, Purwakarta yang masuk Paroki Karawang, menjadi bagian Paroki

126/SK/MGR/XII/10 itu lalu disampikan oleh Pastor Paulus Wirasmohadi Soerjo

Pr dalam Misa di Stasi Santa Maria Kota Bukit Indah, Purwakarta 10 Januari

2010.

Tanggal 15 Februari 2010, Pencabutan IMB dibatalkan oleh PTUN

Bandung setelah Pastor Agustinus Made OSC memenangkan gugatan terhadap

Bupati Purwakarta Haji Dedi Mulyadi SH, yang langsung naik banding. Setelah

proses pengadilan, IMB pembangunan gereja di Kota Bukit Indah yang dicabut 19

Oktober 2009 diberlakukan kembali melalui kasasi yang punya kekuatan hukum

tetap. Maka, pembangunan dilanjutkan diawali peletakan batu pertama oleh

Bupati Haji Dedi Mulyadi SH, 16 Januari 2011.

Sejak 13 Januari 2012, Pastor Mikael Adi Siswanto Pr, yang ditahbiskan

oleh Adsminitrator Keuskupan Bandung Mgr Ignatius Suharyo di Paroki Sang

Penabur Subang 8 Desember 2011, datang ke Purwakarta sebagai pastor

pembantu yang juga melayani Stasi Santa Maria Kota Bukit Indah, Purwakarta.

Bersama umat, Pastor Hilman dan Pastor Mikael berupaya mencari dana

untuk pembangunan gereja. Pencarian dana dimulai dengan Malam Kasih

Bersama Selebritis di Restoran Alam Sari, Karawang, dengan menghadirkan

berbagai artis termasuk Henny Purwonegoro dan Panbers, 30 Mei 2011.

Tanggal 15 April 2012, umat Stasi Santa Maria Kota Bukit Indah

merayakan Misa Syukur untuk dua gudang pabrik Kota Bukit Indah yang sudah

dipakai sejak 20 September 2002. Misa dipimpin oleh Pastor Yustinus Hilman

Pujiatmoko Pr, Pastor Mikael Adi Siswanto Pr dan Partor Paulus Yoyo Yohakim

Seusai misa tanggal 22 April 2012, semua perlengkapan gereja di gudang

itu di pindahkan ke basemen gedung gereja yang sedang dibangun. Misa di

basemen (aula) gereja Santa Maria Kota Bukit Indah, Purwakarta tanggal 29 April

2012 adalah misa pertama di gereja yang kemudian diberkati oleh Vikjen

Keuskupan Bandung Pastor Paulus Wirasmohadi Soerjo Pr, tanggal 6 Mei 2012.