• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA KAJIAN PUSTAKA

B. Harga diri

1. Pengertian Harga Diri

Santrock (2007: 183) mengatakan bahwa harga diri adalah evaluasi diri yang bersifat global. Seorang remaja mungkin menangkap bahwa ia tidak hanya sebagai seorang pribadi, namun juga seorang pribadi yang baik. Hal ini berarti remaja yang bersangkutan mampu menilai dirinya sebagai pribadi. James (Baron & Byrne, 2003: 173) memberikan pengertian harga diri sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri. Sama halnya dengan James, Lerner dan Spanier (Ghufron & Rini, 2010: 39-40) berpendapat bahwa harga diri adalah

tingkat penilaian yang positif atau negatif yang dihubungkan dengan konsep diri seseorang.

Menurut Clemes dkk (2012: 15) harga diri adalah rasa nilai diri kita. Hal itu berasal dari seluruh pikiran, perasaan, sensasi, dan pengalaman yang telah kita kumpulkan sepanjang hidup kita. Beribu-ribu kesan, penilaian, dan pengalaman yang kita miliki dari diri sendiri menambah perasaan senang tentang nilai diri kita atau sebaliknya memberikan perasaan tidak nyaman atau kecewa. King (2010: 197) mengatakan bahwa orang-orang dengan harga diri tinggi yang tidak realistis kelihatannya paling rentan untuk menanggapi ancaman dengan agresi. Orang-orang seperti itu mungkin digambarkan bukan sebagai orang yang sehat secara psikologis, tetapi lebih sebagai orang yang narsistik. Bagi kebanyakan orang, harga diri yang rendah dikaitkan dengan tingkat agresi yang tinggi.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang meliputi lima aspek, yaitu fisik, kognitif, emosional, sosial dan rohaniah/spiritual.

2. Karakteristik Remaja yang memiliki Harga Diri Tinggi

Karakteristik remaja yang memiliki harga diri tinggi menurut Clemes dkk (2012: 20) adalah:

a. Bertindak mandiri

Seorang remaja yang memiliki harga diri yang tinggi akan mampu membuat pilihan dan mengambil keputusan tentang masalah, seperti pemanfaatan waktu, uang, pekerjaan, pakaian dan ia akan mencari teman serta kesenangannya sendiri.

b. Menerima tanggung jawab

Remaja yang bertanggung jawab berarti mereka mampu bertindak dengan segera dan penuh keyakinan. Remaja mampu menerima dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka dengan baik.

c. Merasa bangga akan prestasinya

Remaja akan menerima pengakuan terhadap prestasi yang dicapainya dengan gembira dan bahkan kadang memuji dirinya sendiri.

d. Mendekati tantangan baru dengan penuh antusias

Remaja mau untuk melibatkan dirinya dalam tugas, kegiatan, tantangan yang baru dan menarik perhatiannya.

e. Menunjukkan sederet perasaan dan emosi yang luas

Remaja mampu tertawa, berteriak, menangis, mengungkapkan kasih sayangnya secara spontan. Remaja juga mampu mengenali dan mengelola emosi emosi mereka dengan lebih baik daripada anak-anak.

f. Menoleransi frustrasi dengan baik

Remaja mampu menghadapi frustrasi dengan berbagai reaksi seperti menertawakan diri sendiri, berteriak keras-keras, dan sebagainya. Ia mampu mengungkapkan atau berbicara tentang apa saja yang membuatnya frustrasi.

g. Merasa mampu mempengaruhi orang lain

Remaja merasa percaya diri dan mampu mempengaruhi orang-orang sekitarnya.

3. Karakteristik Remaja yang Memiliki Harga Diri Rendah

Karakteristik remaja yang memiliki harga diri rendah menurut Clemes dkk (2012: 22), yaitu:

a. Meremehkan bakatnya sendiri.

b. Merasa bahwa orang lain tidak menghargainya. c. Merasa tidak berdaya.

d. Mudah dipengaruhi orang lain.

e. Menunjukkan deretan emosi dan perasaan yang sempit. f. Menghindari situasi yang menimbulkan kecemasan.

g. Menjadi defensif dan mudah frustrasi.

h. Menyalahkan orang lain karena kelemahannya sendiri.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri menurut Ghufron & Rini (2010), adalah:

a. Faktor jenis kelamin

Peran orangtua, harapan-harapan masyarakat, dan perlakuan

significant others yang berbeda-beda baik pada pria maupun wanita dapat mempengaruhi harga diri. Menurut Ancok (Ghufron & Rini, 2010: 45), wanita selalu merasa harga dirinya lebih rendah daripada pria seperti perasaan kurang mampu, kepercayaan diri yang kurang mampu, atau merasa harus dilindungi.

b. Intelegensi

Intelegensi sebagai gambaran lengkap kapasitas fungsional individu sangat erat berkaitan dengan prestasi karena pengukuran intelegensi selalu berdasarkan kemampuan akademis. Menurut Coopersmith (Ghufron & Rini, 2010: 45), individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang tinggi daripada individu dengan harga diri yang rendah.

c. Kondisi fisik

Individu dengan kondisi fisik yang menarik cenderung memiliki harga diri yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi fisik yang kurang menarik. Hal ini mungkin disebabkan individu

dengan penampilan atau kondisi fisik yang menarik akan merasa lebih bangga dan percaya diri dibandingkan dengan individu yang memiliki penampilan fisik yang kurang menarik.

d. Lingkungan keluarga

Coopersmith (Ghufron & Rini, 2010: 46) berpendapat bahwa perlakuan adil, pemberian kesempatan untuk aktif, dan mendidik yang demokratis akan membuat anak mendapat harga diri yang tinggi. Orangtua yang sering memberikan hukuman, larangan, dan tidak pernah memberikan pujian dapat menyebabkan anak merasa tidak berharga.

e. Lingkungan sosial

Klass dan Hodge (Ghufron & Rini, 2010: 46) berpendapat bahwa pembentukan harga diri dimulai dari seseorang yang menyadari dirinya berharga atau tidak. Hal ini merupakan hasil dari proses lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain kepadanya.

5. Manfaat Memiliki Harga Diri Tinggi

Manfaat yang diperoleh jika remaja memiliki harga diri yang tinggi menurut Clemes dkk (2012: 73), yaitu:

a. Mampu mewujudkan jati diri.

b. Mampu menyadari, mengetahui, dan menghargai kemampuannya sendiri.

c. Mampu menjalin hubungan dengan baik dan efektif dengan orang lain.

d. Menjadi remaja yang produktif dan berprestasi.

6. Harga Diri Remaja

Para peneliti (Santrock, 2007: 185) menemukan bahwa harga diri sering kali mengalami transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah. Selama dan setelah mengalami banyak transisi hidup, harga diri individu sering kali mengalami penurunan. Penurunan harga diri ini dapat berlangsung selama transisi dari awal atau pertengahan hingga akhir sekolah menengah atas, dan dari sekolah menengah atas hingga kampus.

Penurunan harga diri rupanya banyak terjadi pada remaja perempuan. Menurut Harter (Santrock, 2007: 186), penurunan harga diri remaja perempuan disebabkan mereka memiliki citra tubuh yang lebih negatif selama masa pubertas, dibandingkan remaja laki-laki. Harga diri rupanya berpengaruh terhadap prestasi remaja.

Baumeister dkk (Santrock, 2007: 187) mengatakan bahwa remaja dengan harga diri tinggi lebih memiliki inisiatif, meskipun demikian hal ini dapat memberikan dampak positif atau negatif.

Brown & Lohr (Santrock, 2002: 47) mengemukakan bahwa dalam sebuah studi ditemukan bahwa keanggotaan klik dalam hubungan dengan teman sebaya berkaitan erat dengan harga diri. Klik-klik yang meliputi jocks (berorientasi atletik), populars (kumpulan dari remaja

(remaja pinggir jalan yang suka membuat keonaran/keributan),

druggies or toughs (remaja yang terkenal karena menggunakan obat-obat terlarang dan suka mengikuti kegiatan-kegiatan kenakalan lainnya), dan nobodies (remaja yang memiliki ketrampilan-ketrampilan sosial atau kemampuan intelektual yang rendah).

Remaja jocks dan populars memiliki harga diri yang tertinggi sedangkan nobodies merupakan kelompok remaja yang memiliki harga diri yang terendah.

Dokumen terkait