• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Umur

D. Hasil Analisis Bivariat

1. Hubungan Antara Umur Dengan Kelelahan

Hubungan antara umur dengan kelelahan pada pekerja dapat dilihat pada tabel 5.10 dibawah ini:

Tabel 5.10.

Tabulasi silang antara umur dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai (EPC3) di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten

Tahun 2013 Umur Kelelahan Total Pvalue KKR KKS KKB N % N % N % N % Muda 20 39,2 22 43,1 9 17,6 51 100 0,037 Tua 9 18,4 23 46,9 17 34,7 49 100 Total 29 29,0 45 45,0 26 26,0 100 100

Berdasarkan tabel 5.10 hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelelahan dengan presentase terbesar yang dirasakan pekerja baik dalam kategori umur muda ataupun umur tua adalah kelelahan kerja sedang. Dimana diantara 51 pekerja dalam kategori muda, sebesar 43,1 % mengalami kelelahan sedang. Sedangkan dari 49 pekerja dalam kategori tua, sebanyak 46,9 % mengalami kelelahan sedang.

Dilihat dari hasil uji statistik, didapatkan Pvalue sebesar 0,037 yang

artinya pada α = 5% dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa

dan menara tambat lepas pantai (EPC3) di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013.

2. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kelelahan

Hubungan antara status gizi dengan kelelahan pada pekerja dapat dilihat pada tabel 5.11 dibawah ini:

Tabel 5.11.

Tabulasi silang antara status gizi dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai (EPC3) di

proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013 Status Gizi Kelelahan Total Pvalue KKR KKS KKB N % N % N % N % Normal 22 33,8 25 38,5 18 27,7 65 100 0,176 Tidak Normal 7 20,0 20 57,1 8 22,9 35 100 Total 29 29,0 45 45,0 26 26,0 100 100

Berdasarkan tabel 5.11 hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 65 pekerja dengan status gizi normal, tingkat kelelahan berat dialami oleh 18 pekerja (27,7%) sedangkan dari 35 pekerja dengan status gizi tidak normal,tingkat kelelahan berat dialami oleh 8 pekerja (22,9%). Dilihat dari hasil uji statistik, didapatkan Pvalue sebesar 0,176 yang artinya pada α = 5% dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai (EPC3) di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013.

3. Hubungan Antara Lama Tidur Dengan Kelelahan

Hubungan antara lama tidur dengan kelelahan pada pekerja dapat dilihat pada tabel 5.12 dibawah ini:

Tabel 5.12.

Tabulasi silang antara lama tidur dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai (EPC3) di

proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013 Lama Tidur Kelelahan Total Pvalue KKR KKS KKB N % N % N % N % Baik 13 27,7 24 51,1 10 21,3 47 100 0,463 Buruk 16 30,2 21 39,6 16 30,2 53 100 Total 29 29,0 45 45,0 26 26,0 100 100

Berdasarkan tabel 5.12 hasil penelitian menunjukkan bahwa baik pada kelompok dengan lama tidur baik ataupun buruk, tingkat kelelahan dengan prsentase terbanyak yang dirasakan adalah tingkat kelelahan sedang. Dimana diantara 47 pekerja dengan lama tidur yang baik, 51,1% mengalami kelelahan sedang. Sedangkan dari 53 pekerja dengan lama tidur buruk sebesar 39,6% mengalami kelelahan sedang. Dilihat dari hasil uji statistik, didapatkan Pvalue sebesar 0,463 yang artinya pada α = 5% dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama tidur dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai (EPC3) di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013.

4. Hubungan Antara Status Perkawinan Dengan Kelelahan

Hubungan antara status perkawinan dengan kelelahan pada pekerja dapat dilihat pada tabel 5.13 dibawah ini:

Tabel 5.13.

Tabulasi silang antara status perkawinan dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai (EPC3)

di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013 Status Perkawinan Kelelahan Total Pvalue KKR KKS KKB N % N % N % N % Tidak Kawin 7 33,3 11 52,4 3 14,3 21 100 0,387 Kawin 22 27,8 34 43,0 23 29,1 79 100 Total 29 29,0 45 45,0 26 26,0 100 100

Berdasarkan tabel 5.13 hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 21 pekerja dengan status tidak kawin, tingkat kelelahan berat dialami oleh 3 pekerja (14,3%). Sedangkan dari 79 pekerja dengan status kawin,tingkat kelelahan berat dialami oleh 23 pekerja (29,1%). Dilihat dari hasil uji statistik, didapatkan Pvalue sebesar 0,387 yang artinya pada

α = 5% dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status perkawinan dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa

dan menara tambat lepas pantai (EPC3) di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013.

5. Hubungan Antara Konsumsi Rokok Dengan Kelelahan

Hubungan antara konsumsi rokok dengan kelelahan pada pekerja dapat dilihat pada tabel 5.14 dibawah ini:

Tabel 5.14.

Tabulasi silang antara konsumsi rokok dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai (EPC3)

di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013 Konsumsi Rokok Kelelahan Total Pvalue KKR KKS KKB N % N % N % N % Tidak merokok 8 21,6 22 59,5 7 18,9 37 100 0,084 Merokok 21 33,3 23 36,5 19 30,2 63 100 Total 29 29,0 45 45,0 26 26,0 100 100

Berdasarkan tabel 5.14 hasil penelitian menunjukkan bahwa baik pada kelompok yang tidak merokok ataupun merokok, tingkat kelelahan yang dirasakan adalah tingkat kelelahan sedang. Dimana diantara 37 pekerja yang tidak merokok sebesar 59,5 % mengalami kelelahan sedang. Sedangkan dari 63 pekerja yang merokok sebesar 36,5% mengalami kelelahan sedang. Dilihat dari hasil uji statistik, didapatkan Pvalue sebesar 0,084 yang artinya pada α = 5% dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi rokok dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai (EPC3) di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013.

6. Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Kelelahan

Hubungan antara masa kerja dengan kelelahan pada pekerja dapat dilihat pada tabel 5.15 dibawah ini:

Tabel 5.15.

Tabulasi silang antara masa kerja dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai (EPC3) di

proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013 Masa Kerja Kelelahan Total Pvalue KKR KKS KKB N % N % N % N % Baru 19 38,0 22 44,0 9 18,0 50 100 0,071 Lama 10 20,0 23 46,0 17 34,0 50 100 Total 29 29,0 45 45,0 26 26,0 100 100

Berdasarkan tabel 5.15 hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelelahan berat lebih banyak dirasakan oleh masa kerja kategori lama. Dilihat dari hasil uji statistik, didapatkan Pvalue sebesar 0,071 yang

artinya pada α= 5% dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai (EPC3) di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013.

7. Hubungan Antara Tekanan Panas Dengan Kelelahan

Hubungan antara tekanan panas dengan kelelahan pada pekerja dapat dilihat pada tabel 5.16 dibawah ini:

Tabel 5.16.

Tabulasi silang antara tekanan panas dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai

(EPC3) di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013 Tekanan Panas Kelelahan Total Pvalue KKR KKS KKB N % N % N % N % Tidak terpapar 22 37,9 25 43,1 11 19,0 58 100 0,038 Terpapar 7 16,7 20 47,6 15 35,7 42 100 Total 29 29,0 45 45,0 26 26,0 100 100

Berdasarkan tabel 5.16 hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 58 pekerja yang tidak terpapar panas, tingkat kelelahan berat dialami oleh 11 pekerja (19%). Sedangkan dari 42 pekerja yang terpapar panas, tingkat kelelahan berat dialami oleh 15 pekerja (35,7%). Jika melihat pada hasil uji statistik, didapatkan Pvalue sebesar 0,038 yang

artinya pada α = 5% dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tekanan panas dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai (EPC3) di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013.

8. Hubungan Antara Kebisingan Dengan Kelelahan

Hubungan antara kebisingan dengan kelelahan pada pekerja dapat dilihat pada tabel 5.17 dibawah ini:

Tabel 5.17.

Tabulasi silang antara kebisingan dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai (EPC3) di

proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013 Kebisingan Kelelahan Total Pvalue KKR KKS KKB N % N % N % N % Tidak terpapar 21 39,6 21 39,6 11 20,8 53 100 0,043 Terpapar 8 17,0 24 51,1 15 31,9 47 100 Total 29 29,0 45 45,0 26 26,0 100 100

Berdasarkan tabel 5.17 hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 53 pekerja yang tidak terpapar kebisingan sebesar 20,8% pekerja mengalami tingkat kelelahan berat, sedangkan dari 47 pekerja yang terpapar kebisingan, 26% pekerja mengalami tingkat kelelahan berat. Dilihat dari hasil uji statistik, didapatkan Pvalue sebesar 0,043 yang

artinya pada α = 5% dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebisingan dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai (EPC3) di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013