• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KAJIAN

4.4 Hasil Analisis Data

Terdapat 2 model yang harus dianalisis dalam smartPLS, yaitu evaluasi model pengukuran (outer model) dan model structural (inner model).

4.4.1 Evaluasi Outer Model (Pengukuran Bagian Luar)

Analisis Outer atau Measurement Model dilakukan untuk menggambarkan hubungan antara blok indikator dengan variabel latennya. Terdapat tiga kriteria pengukuran untuk menilai outer model yaitu dengan Convergent Validity, Discriminant Validity dan Composite Reliability.

4.4.1.1 Convergent Validity

Nilai Convergent validity digunakan untuk mengukur validitas indikator sebagai pengukur variabel yang dapat dilihat dari nilai loading factor (LF) dari masing-masing indikator variabel. Secara umum apabila nilai dari LF indikator ≥ 0,7 maka indikator tersebut dikatakan valid, tapi menurut Haryono dalam Hayati

92

(2017) nilai LF ≥ 0,5 dan 0,6 masih dapat ditoleransi. Hasil dari pengujian validity dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) dapat dilihat pada tabel dibawah sebagai berikut.

Tabel 29. Hasil pengujian convergent validity tahap 1

Variabel Indikator Loading

Factor (LF)

Keterangan Actual System

Use (Y2)

Y.2.1 penerapan hasil sekolah lapang padi 0.825 Valid Y.2.2 penerapan hasil sekolah lapang padi 0.785 Valid Y.2.3 penerapan hasil sekolah lapang padi 0.815 Valid Y.2.4 kepuasan penerimaan informasi sekolah lapang

padi 0.804 Valid

Y.2.5 kepuasan penerimaan informasi sekolah lapang

padi 0.810 Valid

Behavioral Intention (Y1)

Y.1.1 keinginan untuk menerapkan 0.841 Valid

Y.1.2 keinginan untuk mempengaruhi orang lain 0.831 Valid

Y.1.3 keinginan untuk menerapkan 0.807 Valid

Y.1.4 keinginan untuk mempengaruhi orang lain 0.671 Tidak Valid Perceived

Enjoyment (X1)

X.1.1 menyenangkan 0.788 Valid

X.1.2 menarik 0.858 Valid

X.1.3 megasikkan 0.864 Valid

X.1.4 menyenangkan 0.874 Valid

Kemandirian (X2)

X.2.1 memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 0.792 Valid X.2.2 memandang kesulitan sebagai tantangan 0.768 Valid X.2.3 memandang kesulitan sebagai tantangan 0.816 Valid Subjective

Norm (X3)

X.3.1 dukungan dari lingkungan sekitar 0.739 Valid

X.3.2 kesamaan akan nilai-nilai 0.855 Valid

X.3.3 keyakinan akan kemajuan 0.828 Valid

Perceived Usefulness (X4)

X.4.1 bermanfaat 0.753 Valid

X.4.2 efektivitas 0.863 Valid

X.4.3 bermanfaat 0.836 Valid

X.4.4 produktivitas 0.770 Valid

Perceived Ease Of Use (X5)

X.5.1 mudah untuk diterapkan 0.764 Valid

X.5.2 mudah untuk dipelajari 0.836 Valid

X.5.3 mudah untuk menjadi terampil 0.841 Valid

Sumber : Output SmartPLS, 2022

Tabel diatas Menunjukkan bahwa tidak semua penyataan yang digunakan untuk mewakili masing-masing indikator valid. Variabel behavioral intention pada peryataan ke-4 (Y.1.4) mewakili indikator keinginan untuk mempengaruhi orang lain dinyatakan tidak valid karena mempunyai nilai LF dibawah 0,7 yaitu sebesar 0.671.

Pertanyaan ke-1 yang mewakili indikator penerapan hasil sekolah lapang padi merupakan ukuran paling kuat dari variabel actual system use dengan nilai LF sebesar 0.825. Pertanyaan ke-1 yang mewakili indikator keinginan untuk

93

menerapkan merupakan ukuran paling kuat dari variabel behavioral intetion dengan nilai LF sebesar 0.841. Pertanyaan ke-4 yang mewakili indikator menyenangkan merupakan ukuran paling kuat dari variabel perceived enjoyment dengan nilai LF sebesar 0.874. Pertanyaan ke-3 yang mewakili indikator memandang kesulitan sebagai tantangan merupakan ukuran paling kuat dari variabel kemandirian dengan nilai LF sebesar 0.816. Pertanyaan ke-2 yang mewakili indikator kesamaan akan nilai-nilai merupakan ukuran paling kuat dari variabel subjective norm dengan nilai LF sebesar 0.855. Pertanyaan ke-3 yang mewakili indikator memandang kesulitan sebagai tantangan merupakan ukuran paling kuat dari variabel kemandirian dengan nilai LF sebesar 0.816. Pertanyaan ke-2 yang mewakili indikator efektivitas merupakan ukuran paling kuat dari variabel perceived usefulness dengan nilai LF sebesar 0.863. Pertanyaan ke-3 yang mewakili indikator mudah untuk menjadi terampil merupakan ukuran paling kuat dari variabel perceived ease of use dengan nilai LF sebesar 0.841.

Karena ada item pernyataan yang harus gugur karena memiliki nilai tidak valid, maka perlu dilakukan lagi pengujian validitas tahap ke-2. Pengujian validitas kedua dilakukan dengan tidak menyertakan kembali penyataan atau item yang sebelumnya telah gugur. Hasil dari pengujian validitas tahap ke-2 dapat dilihat pada tabel berikut.

Table 30. Hasil pengujian convergent validity tahap 2

Variabel Indikator Loading

Factor (LF) Keterangan Actual System

Use (Y2)

Y.2.1 penerapan hasil sekolah lapang padi 0.827 Valid Y.2.2 penerapan hasil sekolah lapang padi 0.784 Valid Y.2.3 penerapan hasil sekolah lapang padi 0.816 Valid Y.2.4 kepuasan penerimaan informasi sekolah

lapang padi 0.804 Valid

Y.2.5 kepuasan penerimaan informasi sekolah

lapang padi 0.810 Valid

Behavioral Intention (Y1)

Y.1.1 keinginan untuk menerapkan 0.859 Valid Y.1.2 keinginan untuk mempengaruhi orang

lain 0.869 Valid

Y.1.3 keinginan untuk menerapkan 0.821 Valid

94

Variabel Indikator Loading

Factor (LF) Keterangan Perceived

Enjoyment (X1)

X.1.1 menyenangkan 0.787 Valid

X.1.2 menarik 0.859 Valid

X.1.3 megasikkan 0.847 Valid

X.1.4 menyenangkan 0.874 Valid

Kemandirian (X2)

X.2.1 memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 0.792 Valid X.2.2 memandang kesulitan sebagai

tantangan 0.768 Valid

X.2.3 memandang kesulitan sebagai

tantangan 0.816 Valid

Subjective Norm (X3)

X.3.1 dukungan dari lingkungan sekitar 0.741 Valid

X.3.2 kesamaan akan nilai-nilai 0.854 Valid

X.3.3 keyakinan akan kemajuan 0.828 Valid

Perceived Usefulness (X4)

X.4.1 bermanfaat 0.754 Valid

X.4.2 efektivitas 0.862 Valid

X.4.3 bermanfaat 0.836 Valid

X.4.4 produktivitas 0.770 Valid

Perceived Ease Of Use (X5)

X.5.1 mudah untuk diterapkan 0.770 Valid

X.5.2 mudah untuk dipelajari 0.833 Valid

X.5.3 mudah untuk menjadi terampil 0.837 Valid Sumber : Output SmartPLS, 2022

Berdasarkan hasil pengujian validitas tahap 2, diketahui bahwa sudah tidak ditemukan pernyataan atau item yang tidak valid dimana semua indikator memiliki nilai LF ≥ 0,7 maka dapat dinyatakan bahwa pernyataan yang mewakili setiap indikator sudah memenuhi syarat validitas. Pertanyaan ke-1 yang mewakili indikator penerapan hasil sekolah lapang padi merupakan ukuran paling kuat dari variabel actual system use dengan nilai LF sebesar 0.827. Pertanyaan ke-2 yang mewakili indikator keinginan untuk mempengaruhi orang lain merupakan ukuran paling kuat dari variabel behavioral intetion dengan nilai LF sebesar 0.869. Pertanyaan ke-4 yang mewakili indikator menyenangkan merupakan ukuran paling kuat dari variabel perceived enjoyment dengan nilai LF sebesar 0.874. Pertanyaan ke-3 yang mewakili indikator memandang kesulitan sebagai tantangan merupakan ukuran paling kuat dari variabel kemandirian dengan nilai LF sebesar 0.816. Pertanyaan ke-2 yang mewakili indikator kesamaan akan nilai-nilai merupakan ukuran paling kuat dari variabel subjective norm dengan nilai LF sebesar 0.854. Pertanyaan ke-3 yang mewakili indikator memandang kesulitan sebagai tantangan merupakan ukuran paling kuat dari

95

variabel kemandirian dengan nilai LF sebesar 0.816. Pertanyaan ke-2 yang mewakili indikator efektivitas merupakan ukuran paling kuat dari variabel perceived usefulness dengan nilai LF sebesar 0.862. Pertanyaan ke-3 yang mewakili indikator mudah untuk menjadi terampil merupakan ukuran paling kuat dari variabel perceived ease of use dengan nilai LF sebesar 0.837.

4.4.1.2 Discriminant Validity

Discriminant validity dilakukan untuk memastikan bahwa setiap konsep dari masing-masing model laten berbeda dengan variabel lainnya, berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur variabel yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi tinggi. pengukuran discriminant validity dilakukan dengan melihat nilai dari Average Variance Extracted (AVE) dan cross loading. Agar dapat memenuhi syarat validitas diskriminan nilai AVE yang dihasilkan setiap variabel harus lebih besar dari 0,5 yang mempunyai arti bahwa satu variabel laten mampu menjelaskan lebih dari setengah varian dari indikator-indikatornya dalam rata-rata.

Berikut hasil analisis discriminant Validity untuk melihat nilai AVE.

Tabel 31. Nilai AVE

Variabel Average Variance Extracted (AVE)

X1 Perceived Enjoyment 0.709

X2 Kemandirian 0.627

X3 Subjective Norm 0.654

X4 Perceived Usefulness 0.651

X5 Perceived Ease Of Use 0.662

Y1 Behavioral Intention 0.723

Y2 Actual System Use 0.653

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh variabel memiliki nilai AVE

> 0,5 yang artinya setiap variabel memenuhi syarat dari validitas diskriminan.

Selanjutnya melihat nilai cross loading, dimana Cross loading adalah membandingkan korelasi indikator dengan variabelnya dan variabel dari blok lainnya. Bila korelasi antara indikator dengan variabelnya lebih tinggi dari korelasi dengan variabel blok lainnya, hal ini menunjukkan variabel tersebut memprediksi

96

ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya. Berikut hasil analisis discriminant validity untuk melihat nilai cross loading.

Table 32. Nilai Cross Loading

Indikator X1(PE) X2(K) X3(SN) X4(PU) X5(PEU) Y1(BI) Y2(ASU) ASU1 0.514 0.568 0.498 0.456 0.547 0.472 0.827 ASU2 0.462 0.439 0.376 0.459 0.546 0.501 0.784 ASU3 0.366 0.400 0.466 0.444 0.498 0.453 0.816 ASU4 0.476 0.427 0.404 0.502 0.555 0.417 0.804 ASU5 0.457 0.500 0.572 0.552 0.543 0.469 0.810 BI1 0.530 0.609 0.572 0.353 0.607 0.859 0.528 BI2 0.411 0.463 0.474 0.195 0.437 0.869 0.461 BI3 0.409 0.399 0.280 0.207 0.420 0.821 0.464 K1 0.524 0.792 0.440 0.558 0.544 0.439 0.525 K2 0.330 0.768 0.670 0.494 0.576 0.408 0.414 K3 0.463 0.816 0.454 0.392 0.554 0.550 0.433 PE1 0.787 0.387 0.353 0.349 0.441 0.374 0.481 PE2 0.859 0.465 0.372 0.314 0.492 0.469 0.523 PE3 0.847 0.503 0.364 0.248 0.442 0.554 0.460 PE4 0.874 0.518 0.397 0.318 0.532 0.403 0.438 PEU1 0.515 0.605 0.547 0.544 0.770 0.490 0.574 PEU2 0.387 0.545 0.543 0.463 0.833 0.489 0.496 PEU3 0.473 0.565 0.629 0.581 0.837 0.447 0.550 PU1 0.234 0.359 0.555 0.754 0.575 0.181 0.423 PU2 0.316 0.537 0.587 0.862 0.468 0.245 0.517 PU3 0.348 0.571 0.665 0.836 0.583 0.340 0.551 PU4 0.262 0.480 0.382 0.770 0.482 0.190 0.422 SN1 0.369 0.412 0.741 0.573 0.593 0.322 0.537 SN2 0.399 0.563 0.854 0.558 0.585 0.404 0.486 SN3 0.289 0.623 0.828 0.538 0.523 0.300 0.352

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai korelasi antara indikator dengan variabelnya lebih tinggi dari korelasi dengan variabel blok lainnya, maka variabel tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya.

4.4.1.3 Composite reliability

Composite reliability adalah kelompok indikator yang mengukur sebuah variabel memiliki reliabilitas komposit yang baik berdasarkan skor composite reliability dan cronbach’s alpha. Variabel dikatakan memiliki reliabilitas apabila nilai dari composite reliabilitynya lebih besar dari 0.7 dan cronbach’s alpha lebih besar dari 0.6. Berikut hasil analisis uji reliabilitas untuk melihat nilai composite reliability dan cronbach’s alpha.

97

Table 33. Hasil Cronbach’s Alpha

Latent Variables Cronbach’s Alpha Composite Reliability

X1(PE) 0.863 0.907

X2(K) 0.703 0.835

X3(SN) 0.734 0.850

X4(PU) 0.821 0.881

X5(PEU) 0.744 0.855

Y1(BI) 0.810 0.887

Y2(ASU) 0.867 0.904

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6 dan Composite Reliability lebih besar dari 0.7, maka semua item instrument penelitian dinyatakan reliabel untuk pengujian selanjutnya.

4.4.2 Evaluasi inner model (Pengukuran Bagian Dalam)

Setelah dilakukan pengujian outer model dan sudah dipastikan semua memenuhi syarat, berikutnya dilakukan pengujian inner model (model structural).

Inner model dapat dievaluasi dengan melihat r-square (reliabilitas indikator) untuk variabel dependen dan nilai t-statistik dari pengujian koefisien jalur (path coefficient). Semakin tinggi nilai r-square berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan. Nilai path coefficients menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis.

4.4.2.1 Analisis variant (R2) atau uji determinasi

Analisis Variant (R2) atau Uji Determinasi yaitu untuk mengetahui besar pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen, berikut nilai dari koefisien determinasi :

Table 34. Nilai R Square

variabel R Square

Perceived usefulness 0.550

Perceived ease of use 0.631

Behavioral intention 0.465

Actual system use 0.583

Berdasarkan nilai R Square pada tabel diatas menunjukan bahwa perceived enjoyment, kemandirian, subjective norm dan perceived ease of use mampu menjelaskan variabilitas variabel perceived usefulness sebesar 55% dan sisanya

98

sebesar 45% diterangkan oleh variabel lainnya diluar yang diteliti dalam penelitian ini. Selanjutnya perceived enjoyment, kemandirian dan subjective norm mampu menjelaskan variabilitas variabel perceived ease of use sebesar 63,1% dan sisanya sebesar 36,9% diterangkan oleh variabel lainnya diluar yang diteliti dalam penelitian ini. Selanjutnya perceived enjoyment, kemandirian, subjective norm, perceived usefulness dan perceive ease of use mampu menjelaskan variabilitas variabel behavioral intention sebesar 46,5% dan sisanya 53,5% diterangkan oleh variabel lainnya diluar yang diteliti dalam penelitian ini. Selanjutnya perceived enjoyment, kemandirian, subjective norm, perceived usefulness, perceived ease of use dan behavioral intention mampu menjelaskan variabilitas variabel actual system use sebesar 58,3% dan sisanya 41,7% diterangkan oleh variabel lainnya diluar yang diteliti dalam penelitian ini.

4.4.2.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis dilakukan berdasarkan hasil pengujian Inner Model (model struktural) yang meliputi output r-square, koefisien parameter dan t-statistik. Untuk melihat apakah suatu hipotesis itu dapat diterima atau ditolak diantaranya dengan memperhatikan nilai signifikansi antar variabel, t-statistik, dan p-values. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat dari hasil bootstrapping. Rules of thumb yang digunakan pada penelitian ini adalah t-statistik >1,96 dengan tingkat signifikansi p-value 0,05 (5%) dan koefisien beta bernilai positif. Hasil dari pengujian hipotesis ini dapat dilihat pada tabel 37 dan untuk hasil dari model penelitian dapat dilihat pada gambar 8.

99

Gambar 8.Uji Hipotesis

100

Table 35. Uji Hipotesis No Hipotesis

Original sample

(O)

Sample Mean

(M)

Standard Deviation (STDEV)

T Statistic (ꞁO/STDEVꞁ)

P

Values Keputusan 1 X1(PE) –

X4(PU)

-0.080 -0.078 0.084 0.944 0.346 Ditolak 2 X1(PE) –

X5(PEU)

0.209 0.204 0.084 2.479 0.014 Diterima 3 X1(PE) –

Y1(BI)

0.219 0.225 0.094 2.328 0.020 Diterima 4 X1(PE) –

Y2(ASU)

0.208 0.193 0.111 1.872 0.062 Ditolak 5 X2(K) –

X4(PU)

0.195 0.194 0.126 1.552 0.121 Ditolak 6 X2(K) –

X5(PEU)

0.326 0.320 0.136 2.392 0.017 Diterima 7 X2(K) –

Y1(BI)

0.346 0.347 0.132 2.626 0.009 Diterima 8 X2(K) –

Y2(ASU)

-0.047 -0.052 0.135 0.350 0.726 Ditolak 9 X3(SN) –

X4(PU)

0.402 0.401 0.162 2.482 0.013 Diterima 10 X3(SN) –

X5(PEU)

0.401 0.412 0.122 3.283 0.001 Diterima 11 X3(SN) –

Y1(BI)

0.003 -0.003 0.147 0.020 0.984 Ditolak 12 X3(SN) –

Y2(ASU)

0.056 0.053 0.170 0.331 0.741 Ditolak 13 X4(PU) –

Y1(BI)

-0.224 -0.229 0.091 2.472 0.014 Diterima 14 X4(PU) –

Y(ASU)

0.313 0.319 0.157 1.999 0.046 Diterima 15 X5(PEU)

– X4(PU)

0.278 0.277 0.146 1.909 0.057 Ditolak 16 X5(PEU)-

Y1(BI)

0.362 0.366 0.120 3.019 0.003 Diterima 17 X5(PEU)

Y2(ASU)

0.185 0.206 0.163 1.135 0.257 Ditolak

18 Y1(BI) – Y2(ASU)

0.262 0.257 0.098 2.669 0.008 Diterima Sumber : data primer diolah, 2022

Hipotesis pertama menguji apakah perceived enjoyment berpengaruh positif terhadap perceived usefulness. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta Perceived Enjoyment terhadap Perceived Usefulness sebesar -0.080 dan t-statistic sebesar 0.944. dari hasil ini dinyatakan t-statistik tidak signifikan, karena <1,96 dengan p-value >0.05 sehingga hipotesis pertama ditolak. Hal tersebut membuktikan bahwa perceived enjoyment tidak terbukti memiliki pengaruh positif terhadap perceived usefulness. Persepsi kegunaan atau

101

kebermanfaatan tidak dipengaruhi oleh bagaimana persepsi petani terhadap kenyamanaan dari suatu sistem dalam hal ini sekolah lapang.

Hipotesis kedua menguji apakah perceived enjoyment berpengaruh positif terhadap perceived ease of use. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta perceived enjoyment terhadap perceived usefulness sebesar 0.209 dan t-statistic sebesar 2.479. dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan, karena

>1,96 dengan p-value <0.05 sehingga hipotesis kedua diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa perceived enjoyment terbukti memiliki pengaruh positif terhadap perceived ease of use.

Hipotesis ketiga menguji apakah perceived enjoyment berpengaruh positif terhadap behavioral intention. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta Perceived Enjoyment terhadap behavioral intention sebesar 0.219 dan t-statistic sebesar 2.328. dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan, karena >1,96 dengan p-value <0.05 sehingga hipotesis ketiga diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa perceived enjoyment terbukti memiliki pengaruh positif terhadap behavioral intention.

Hipotesis keempat menguji apakah perceived enjoyment berpengaruh positif terhadap actual system use. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta Perceived Enjoyment terhadap actual system use sebesar 0.208 dan t-statistic sebesar 1.872. dari hasil ini dinyatakan t-statistik tidak signifikan, karena

<1,96 dengan p-value >0.05 sehingga hipotesis keempat ditolak. Hal tersebut membuktikan bahwa perceived enjoyment tidak terbukti memiliki pengaruh positif terhadap actual system use. Sebagian besar petani yang berpandangan bahwa sekolah lapang adalah kegiatan yang menyenangkan, mengasikkan dan menarik belum tentu akan menggunakan dengan sebenarnya informasi yang diperoleh melalui sekolah lapang. perceived enjoyment hanya mempengaruhi secara signifikan terhadap perceived ease of use dan behavioral intention.

102

Hipotesis kelima menguji apakah kemandirian berpengaruh positif terhadap perceived usefulness. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta kemandirian terhadap perceived usefulness sebesar 0.195 dan t-statistic sebesar 1.552. dari hasil ini dinyatakan t-statistik tidak signifikan, karena <1,96 dengan p-value >0.05 sehingga hipotesis kelima ditolak. Hal tersebut membuktikan bahwa kemandirian tidak terbukti memiliki pengaruh positif terhadap perceived usefulness.

Hipotesis keenam menguji apakah kemandirian berpengaruh positif terhadap perceived ease of use. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta kemandirian terhadap perceived ease of use sebesar 0.326 dan t-statistic sebesar 2.392. dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan, karena >1,96 dengan p-value <0.05 sehingga hipotesis keenam diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa kemandirian terbukti memiliki pengaruh positif terhadap perceived ease of use.

Hipotesis ketujuh menguji apakah kemandirian berpengaruh positif terhadap behavioral intention. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta kemandirian terhadap behavioral intention sebesar 0.346 dan t-statistic sebesar 2.626. dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan, karena >1,96 dengan p-value

<0.05 sehingga hipotesis ketujuh diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa kemandirian terbukti memiliki pengaruh positif terhadap behavioral intention.

Hipotesis kedelapan menguji apakah kemandirian berpengaruh positif terhadap actual system use. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta kemandirian terhadap actual system use sebesar -0.047 dan t-statistic sebesar 0.350. dari hasil ini dinyatakan t-statistik tidak signifikan, karena <1,96 dengan p-value >0.05 sehingga hipotesis kedelapan ditolak. Hal tersebut membuktikan bahwa kemandirian tidak terbukti memiliki pengaruh positif terhadap actual system use.

103

Hipotesis kesembilan menguji apakah subjective norm berpengaruh positif terhadap perceived usefulness. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta subjective norm terhadap perceived usefulness sebesar 0.402 dan t-statistic sebesar 2.482. dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan, karena >1,96 dengan p-value <0.05 sehingga hipotesis kesembilan diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa subjective norm terbukti memiliki pengaruh positif terhadap perceived usefulness.

Hipotesis kesepuluh menguji apakah subjective norm berpengaruh positif terhadap perceived ease of use. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta subjective norm terhadap perceived ease of use sebesar 0.401 dan t-statistic sebesar 3.283. dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan, karena >1,96 dengan p-value <0.05 sehingga hipotesis kesepuluh diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa subjective norm terbukti memiliki pengaruh positif terhadap perceived ease of use.

Hipotesis kesebelas menguji apakah subjective norm berpengaruh positif terhadap behavioral intention. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta subjective norm terhadap behavioral intention sebesar 0.003 dan t-statistic sebesar 0.020. dari hasil ini dinyatakan t-statistik tidak signifikan, karena <1,96 dengan p-value >0.05 sehingga hipotesis kesebelas ditolak. Hal tersebut membuktikan bahwa subjective norm tidak terbukti memiliki pengaruh positif terhadap behavioral intention.

Hipotesis keduabelas menguji apakah subjective norm berpengaruh positif terhadap actual system use. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta subjective norm terhadap actual system use sebesar 0.056 dan t-statistic sebesar 0.331. dari hasil ini dinyatakan t-statistik tidak signifikan, karena <1,96 dengan p-value >0.05 sehingga hipotesis keduabelas ditolak. Hal tersebut

104

membuktikan bahwa subjective norm tidak terbukti memiliki pengaruh positif terhadap actual system use.

Hipotesis ketigabelas menguji apakah perceived usefulness berpengaruh positif terhadap behavioral intention. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta perceived usefulness terhadap behavioral intention sebesar -0.224 dan t-statistic sebesar 2.472. dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan, karena

>1,96 dengan p-value <0.05 sehingga hipotesis ketigabelas diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa perceived usefulness memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap behavioral intention.

Hipotesis keempatbelas menguji apakah perceived usefulness berpengaruh positif terhadap actual system use. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta perceived usefulness terhadap actual system use sebesar 0.313 dan t-statistic sebesar 1.999. dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan, karena

>1,96 dengan p-value <0.05 sehingga hipotesis keempatbelas diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa perceived usefulness memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap actual system use.

Hipotesis kelimabelas menguji apakah perceived ease of use berpengaruh positif terhadap perceived usefulness. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta perceived ease of use terhadap perceived usefulness sebesar 0.278 dan t-statistic sebesar 1.909. dari hasil ini dinyatakan t-statistik tidak signifikan, karena <1,96 dengan p-value >0.05 sehingga hipotesis kelimabelas ditolak. Hal tersebut membuktikan bahwa perceived ease of use tidak terbukti memiliki pengaruh positif terhadap perceived usefulness.

Hipotesis keenambelas menguji apakah perceived ease of use berpengaruh positif terhadap behavioral intention. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta perceived ease of use terhadap behavioral intention sebesar 0.362 dan t-statistic sebesar 3.019. dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan, karena

105

>1,96 dengan p-value <0.05 sehingga hipotesis keenambelas diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa perceived ease of use memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap behavioral intention.

Hipotesis ketujuhbelas menguji apakah perceived ease of use berpengaruh positif terhadap actual system use. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta perceived ease of use terhadap actual system use sebesar 0.185 dan t-statistic sebesar 1.135. dari hasil ini dinyatakan t-statistik tidak signifikan, karena <1,96 dengan p-value >0.05 sehingga hipotesis ketujuhbelas ditolak.

Hal tersebut membuktikan bahwa perceived ease of use tidak terbukti memiliki pengaruh positif terhadap actual system use.

Hipotesis kedelapanbelas menguji apakah behavioral intention berpengaruh positif terhadap actual system use. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien beta behavioral intention terhadap actual system use sebesar 0.262 dan t-statistic sebesar 2.669. dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan, karena >1,96 dengan p-value <0.05 sehingga hipotesis kedelapanbelas diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa behavioral intention memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap actual system use.

Dokumen terkait