Minat Siswa
3. Hasil Analisis Kemampuan Siswa dalam Menulis Narasi
a. Hasil Analisis Kemampuan Siswa dalam Menulis Narasi pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Berikut adalah hasil analisis kemampuan menulis tulisan narasi setiap aspek tulisan pada setiap siklus.
1) Judul
a) Kondisi Awal
Pada kondisi awal, skor tertinggi yang diperoleh siswa 5, sedangkan skor terendah adalah 3. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 10, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 18, dan siswa yang mendapatkan skor terendah yaitu 3 ada 4. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada kondisi awal dari aspek judul adalah 4.1(Lampiran 10 halaman 184) .
b) Siklus I
- Pertemuan I
Skor tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 5. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 24, sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 4 yaitu ada 8. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I pertemuan I dari aspek judul adalah 4.8 (Lampiran 11 halaman 186). - Pertemuan II
Skor tertinggi yang diperoleh 5. Siswa yang mendapatkan skor 5 ada 20, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 8, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 1, sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 1 yaitu ada 3. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I pertemuan II dari aspek judul adalah 4.3 (Lampiran 11 halaman 188).
c) Siklus II
- Pertemuan 1
Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II pertemuan I dari aspek judul adalah 5 (Lampiran 12 halaman 190).
- Pertemuan II
Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II pertemuan II dari aspek judul adalah 4.9 (Lampiran 12 halaman 192).
Hasil analisis skor rata-rata menulis narasi dari aspek judul, dapat digambarkan pada grafik di bawah ini.
Gambar 3: Hasil Peningkatan Aspek Judul 4.1 4.8 4.3 5 4.9 0 1 2 3 4 5 6
Kondisi Awal Siklus I Pertemuan I Siklus I Pertemuan II Siklus II Pertemuan I Siklus II Pertemuan II
Skor Rata-rata Judul Menulis Narasi
2) Isi/ Gagasan a) Kondisi Awal
Pada kondisi awal, skor tertinggi yang diperoleh siswa 4, sedangkan skor terendah adalah 2. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 4 ada 12, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 11, dan siswa yang mendapatkan skor 2 ada 9. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada kondisi awal dari aspek isi/ gagasan adalah 3.1 (Lampiran 10 halaman 184).
b) Siklus I
- Pertemuan I
Skor tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 4 sedangkan skor terendah adalah 2. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 4 ada 24, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 4, dan siswa yang mendapatkan skor 2 ada 4. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I pertemuan I dari aspek isi/ gagasan adalah 3.6 (Lampiran 11 halaman 186).
- Pertemuan II
Skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 5. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 1, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 27, dan siswa yang mendapatkan skor 3 ada 4. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I pertemuan II dari aspek isi/ gagasan adalah 3.9 (Lampiran 11 halaman 188).
c) Siklus II
- Pertemuan I
Skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 5, sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 3. Jumlah siswa yang mendapat skor 5 ada 8, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 4, dan jumlah siswa yang mendapatkan skor 3 ada 20. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II pertemuan I dari aspek isi/ gagasan adalah 3.6 (Lampiran 12 halaman 190).
- Pertemuan II
Skor tertinggi yang diperoleh siswa 5, sedangkan skor terendah yaitu 3. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 20, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 10, dan siswa yang mendapatkan skor 3 ada 2. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II pertemuan II dari aspek isi/ gagasan adalah 4.6 (Lampiran 12 halaman 192).
Hasil analisis skor rata-rata menulis narasi dari aspek isi/ gagasan dapat digambarkan pada grafik di bawah ini.
Gambar 4 : Hasil Peningkatan Aspek Isi/Gagasan Tulisan
3) Organisasi Karangan a) Kondisi Awal
Pada kondisi awal, skor tertinggi yang diperoleh siswa 5, sedangkan skor terendah adalah 2. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 1, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 11, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 17dengan, dan siswa yang mendapatkan skor 2 ada 3. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada kondisi awal dari aspek organisasi tulisan adalah 3.3 (Lampiran 10 halaman 184).
b) Siklus I
- Pertemuan I
Skor tertinggi yang diperoleh adalah 5, sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 3. Jumlah siswa yang
3.1 3.6 3.9 3.6 4.6 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Kondisi Awal Siklus I Pertemuan I Siklus I Pertemuan II Siklus II Pertemuan I Siklus II Pertemuan II
Skor Rata-rata Isi/Gagasan
mendapatkan skor 5 adalah 8, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 4, dan siswa yang mendapatkan skor 3 ada 20. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I pertemuan I dari aspek organisasi tulisan adalah 3.6 (Lampiran 11 halaman 186).
- Pertemuan II
Skor tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 5, sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 3. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 1, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 27, dan siswa yang mendapat skor 3 ada 4. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I pertemuan II dari aspek organisasi tulisan adalah 3.9 (Lampiran 11 halaman 188).
c) Siklus II
- Pertemuan I
Skor tertinggi yang diperoleh siswa 5, sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 2. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 4, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 12, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 12, dan jumlah siswa yang mendapatkan skor 2 ada 4. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II pertemuan I dari aspek organisasi tulisan adalah 3.5 (Lampiran 12 halaman 190).
- Pertemuan II
Skor tertinggi yang diperoleh siswa 5, sedangkan skor terendah yaitu 2. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 20, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 8, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 3, dan siswa yang mendapatkan skor 2 ada 1. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II pertemuan II dari aspek organisasi tulisan adalah 4.5 (Lampiran 12 halaman 192).
Hasil analisis skor rata-rata menulis narasi dari aspek organisasi tulisan dapat digambarkan pada grafik di bawah ini.
Gambar 5: Hasil Peningkatan Aspek Organisasi Tulisan
3.3 3.6 3.9 3.5 4.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 Kondisi Awal Siklus I Pertemuan I Siklus I Pertemuan II Siklus II Pertemuan I Siklus II Pertemuan II
Skor Rata-rata Organisasi Karangan
4) Diksi/ Pilihan kata a) Kondisi Awal
Pada kondisi awal, skor tertinggi yang diperoleh siswa 5, sedangkan skor terendah adalah 2. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 1, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 11, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 17, dan siswa yang mendapatkan skor 2 ada 3. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada kondisi awal dari aspek diksi/ pilihan kata adalah 2.8 (Lampiran 10 halaman 184).
b) Siklus I
- Pertemuan I
Skor tertinggi yang diperoleh adalah 4. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 4 adalah 16, sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 3 ada 16. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I pertemuan I dari aspek diksi/ pilihan kata adalah 3.9(Lampiran 11 halaman 186) . - Pertemuan II
Skor tertinggi yang diperoleh siswa 5. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 1, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 27, sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 3 yaitu ada 4. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I pertemuan II dari aspek diksi/ pilihan kata adalah 3.9 (Lampiran 11 halaman 188).
c) Siklus II
- Pertemuan I
Skor tertinggi yang didapatkan oleh siswa yaitu 5 dan skor terendah yaitu 3 dengan jumlah yang sama yaitu 16. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II pertemuan I dari aspek diksi/ pilihan kata adalah 3.5 (Lampiran 12 halaman 190).
- Pertemuan II
Skor tertinggi yang diperoleh siswa 5. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 12, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 17, sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 3 ada 3 siswa. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II pertemuan II dari aspek diksi/ pilihan kata adalah 4.3 (Lampiran 12 halaman 192).
Hasil analisis skor rata-rata menulis narasi dari aspek diksi/ pilihan kata dapat digambarkan pada grafik di bawah ini.
Gambar 6 : Hasil Peningkatan Aspek Diksi/ Pilihan Kata 5) Ejaan
a) Kondisi Awal
Pada kondisi awal, skor tertinggi yang diperoleh siswa 4, sedangkan skor terendah adalah 1. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 4 ada 2, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 7, siswa yang mendapatkan skor 2 ada 15, dan siswa yang mendapatkan skor 1 ada 8. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada kondisi awal dari aspek ejaan adalah 2.1 (Lampiran 10 halaman 184).
b) Siklus I
- Pertemuan I
Skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 4, sedangkan skor terendah yang didapat siswa yaitu 1. Jumlah siswa
2.8 3.5 3.9 3.5 4.3 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 Kondisi Awal Siklus I Pertemuan I Siklus I Pertemuan II Siklus II Pertemuan I Siklus II Pertemuan II
Skor Rata-rata Diksi/Pilihan Kata
yang mendapatkan skor 4 adalah 4, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 8, siswa yang mendapatkan skor 2 ada 12, dan siswa yang mendapatkan skor 1 ada 8. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I pertemuan I dari aspek ejaan adalah 2.3 (Lampiran 11 halaman 186). - Pertemuan II
Skor tertinggi yang diperoleh siswa 5, sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 2. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 7, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 14, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 8, siswa yang mendapatkan skor 2 ada 3 siswa. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I pertemuan II dari aspek ejaan adalah 3.8 (Lampiran 11 halaman 188).
c) Siklus II
- Pertemuan I
Skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 5, sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 2. Jumlah siswa yang memperoleh skor 5 ada 4, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 20, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 4, siswa yang mendapatkan skor 2 ada 4. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II pertemuan I dari aspek ejaan adalah 3.7 (Lampiran 12 halaman 190).
- Pertemuan II
Skor tertinggi yang diperoleh siswa 5, sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 2. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 16, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 10, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 3, dan siswa yang mendapatkan skor 2 ada 2 siswa. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II pertemuan II dari aspek ejaan adalah 4.3 (Lampiran 12 halaman 192).
Hasil analisis skor rata-rata menulis narasi dari aspek ejaan dapat digambarkan pada grafik di bawah ini.
Gambar 7 : Hasil Peningkatan aspek Ejaan
2.1 2.3 3.8 3.7 4.3 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Kondisi Awal Siklus I Pertemuan I Siklus I Pertemuan II Siklus II Pertemuan I Siklus II Pertemuan II
Skor Rata-rata Ejaan
6) Kebersihan dan Kerapian a) Kondisi Awal
Pada kondisi awal, skor tertinggi yang diperoleh siswa 5, sedangkan skor terendah adalah 2. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 4, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 8, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 12, dan siswa yang mendapatkan skor 2 ada 8. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada kondisi awal dari aspek kebersihan dan kerapian adalah 3.3(Lampiran 10 halaman 84).
b) Siklus I
- Pertemuan I
Skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 5, sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 2. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 adalah 4, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 8, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 12, siswa yang mendapatkan skor 2 ada 8. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I pertemuan I dari aspek kebersihan dan kerapian adalah 3.3 (Lampiran 11 halaman 186).
- Pertemuan II
Skor tertinggi yang diperoleh siswa 5, sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa siswa adalah 3. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 16, siswa yang
mendapatkan skor 4 ada 11, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 5. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I pertemuan II dari aspek kebersihan dan kerapian adalah 4.3 (Lampiran 11 halaman 188).
c) Siklus II
- Pertemuan I
Pada pertemuan ini siswa yang mendapatkan skor 5,4,3, dan 2 jumlahnya sama yaitu masing-masing ada 8 siswa. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada Siklus Il pertemuan I dari aspek kebersihan dan kerapian adalah 3.4 (Lampiran 12 halaman 190).
- Pertemuan II
Skor tertinggi yang diperoleh siswa 5, sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 2. Jumlah siswa yang mendapatkan skor 5 ada 12, siswa yang mendapatkan skor 4 ada 17, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 1, dan siswa yang mendapatan skor 2 ada 1. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II pertemuan II dari aspek kebersihan dan kerapian adalah 4.3 (Lampiran 12 halaman 192).
Hasil analisis skor rata-rata menulis narasi dari aspek kebersihan dan kerapian dapat digambarkan pada grafik di bawah ini.
Gambar 8 : Hasil Peningkatan Aspek Kebersihan dan Kerapian
Dari data di atas, dapat diperoleh rata-rata nilai kelas kondisi awal siswa dalam menulis narasi yaitu 73.75, dengan persentase 68.80% siswa mencampai KKM. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 65 dan nilai tertinggi 85. Jumlah siswa yang nilainya berada di bawah rata-rata kelas yaitu 10 dan jumlah siswa yang nilainya di atas rata-rata kelas yaitu 22.
Setelah dikenai tindakan, kemampuan siswa dalam menulis narasi pada siklus I meningkat. Hal tersebut, dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa dengan rata-rata kelas 79.6. Jumlah siswa yang mencapai KKM 25, dengan persentase 78.10%. Nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 66 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu
3.3 3.3 4.3 3.4 4.3 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 Kondisi Awal Siklus I Pertemuan I Siklus I Pertemuan II Siklus II Pertemuan 1 Siklus II Pertemuan II
Skor Rata-rata Kebersihan dan Kerapian
90. Jumlah siswa yang nilainya berada di bawah rata-rata kelas ada 15 siswa dan jumlah siswa yang nilainya berada di atas rata-rata kelas 17.
Pada siklus II kemampuan siswa dalam menulis narasi semakin meningkat dibandingkan dengan siklus I. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Rata-rata kelas pada siklus II adalah 82.8. Jumlah siswa yang mencapai KKM 29 dengan persentase 90.62%. Nilai terendah yang diperoleh siswa 45 dan nilai tertinggi 93. Siswa yang nilainya berada di bawah rata-rata kelas ada 12 siswa dan siswa yang berada di atas rata-rata kelas 20. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada lampiran (Lampiran 13 halaman 194). Dari data tersebut dapat digambarkan pada grafik di bawah ini.
Gambar 9: Rangkuman Hasil Belajar Siswa 73.7 79.6 82.8 68 70 72 74 76 78 80 82 84
Kondisi Awal siklus I Siklus II
Skor Rata-rata Kelas
Gambar 10: Peningkatan Capaian KKM Siswa
Tabel 19: Uji Normalitas Skor Kemampuan Menulis Narasi Siswa pada Kondisi Awal dengan Siklus I
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kondisi
Awal Siklus I
N 32 32
Normal Parametersa Mean 73.750 79.641 Std. Deviation 5.0800 6.4698 Most Extreme Differences Absolute .285 .136 Positive .215 .083 Negative -.285 -.136 Kolmogorov-Smirnov Z 1.610 .768
Asymp. Sig. (2-tailed) .011 .598
a. Test distribution is Normal.
Jika dilihat dari tabel di atas, Nilai Most Extreme Differences Absolute diatas merupakan nilai statistik D pada uji K-S, nilai D pada
68.80% 78.10% 90.62% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00%
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
uji terhadap masing-masing variabel diatas adalah 0,285 dan 0,136, artinya (p>0,05), maka cukup bukti untuk menerima H0, dimana data menunjukkan berdistribusi secara normal.
Tabel 20: Uji Normalitas Skor Kemampuan Menulis Narasi Siswa pada Siklus I dengan Siklus II
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Siklus I Siklus II
N 32 32
Normal Parametersa Mean 79.64 82.89 Std. Deviation 6.470 9.356 Most Extreme Differences Absolute .136 .149 Positive .083 .130 Negative -.136 -.149 Kolmogorov-Smirnov Z .768 .844
Asymp. Sig. (2-tailed) .598 .475
a. Test distribution is Normal.
Jika dilihat dari tabel di atas, Nilai Most Extreme Differences Absolute diatas merupakan nilai statistik D pada uji K-S, nilai D pada uji terhadap masing-masing variabel diatas adalah 0,136 dan 0,149, artinya (p>0,05), maka cukup bukti untuk menerima H0, dimana data menunjukkan berdistribusi secara normal.
b. Uji t Skor Kemampuan Menulis Narasi
Tabel 21: Hasil Uji t Dua Sampel Kondisi Awal dengan Siklus I Paired Samples Test
Paired Differences T Df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Kondisi Awal – Siklus I -5.8906 3.7086 .6556 -7.2277 -4.5535 -8.985 31 .000
Dari data di atas diperoleh, hasil uji t berpasangan tersebut ada perbedaan skor rata-rata kemampuan menulis narasi siswa kondisi awal dengan hasil belajar siswa pada siklus I yaitu sebesar -5.8906. Artinya ada peningkatan skor kemasimpuan menulis nar siswa sesudah intervensi dengan skor rata-rata peningkatan sebesar 5.8906.
Nilai t hitung adalah sebesar -8.985dengan sig 0.00. Karena sig < 0.05 maka dapat disimpulkan, skor rata-rata kemampuan menulis narasi siswa pada kondisi awal dengan siklus I terdapat perbedaan. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa perlakuan yang berbeda mempengaruhi kemampuan menulis narasi siswa siswa secara signifikan.
Tabel 22: Hasil Uji t Dua Sampel Siklus I dengan Siklus II Paired Samples Test
Paired Differences T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Siklus I – Siklus II -3.2500 8.3935 1.4838 -6.2762 -.2238 -2.190 31 .036
Dari tabel di atas, hasil uji t berpasangan tersebut ada perbedaan skor rata-rata kemampuan menulis narasi siklus I dengan siklus II adalah sebesar -3.2500. Artinya ada peningkatan skor rata-rata kemampuan menulis narasi siswa sesudah intervensi dengan rata-rata peningkatan sebesar 3.2500.
Nilai t hitung adalah sebesar -2.190 dengan sig 0.036. Karena sig < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata kemampuan menulis narasi siswa dari siklus I dan siklus II adalah berbeda. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa perlakuan yang semakin membaik dapat mempengarui kemampuan menulis narasi.
B. Pembahasan 1. Minat Siswa
Pada kondisi awal minat belajar siswa dalam menulis narasi sebelum menggunakan media gambar seri masih rendah. Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa dalam menulis narasi.
Pertama dari guru, guru masih menggunakan cara mengajar yang tradisional yaitu dengan memberikan banyak teori tanpa menggunakan media guru hanya menggunakan satu media gambar, guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, guru hanya menentukan tema dalam menulis dan siswa menulis secara individu. Cara menciptakan minat siswa, guru harus dapat membuat siswa merasa senang terlebih dahulu, diataranya dalam penggunaan media pembelajaran harus menarik, dan menggunakan cara mengajar atau metode mengajar yang bervariasi (Winkel, 1984: 31). Kedua dari siswa, siswa kurang tertarik dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, siswa bosan dengan cara mengajar guru yang tidak memberi kesempatan untuk berdiskusi. Hal tersebut tidak sesuai dengan cara menciptakan minat yang dikemukakan oleh Sadirman ( 1986: 95) yaitu guru harus menggunakan berbagai macam cara mengajar supaya siswa tidak bosan.
Kondisi tersebut diperkuat dengan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Hasil pengamatan minat pada kondisi awal 11.1 yang masuk dalam kriteria cukup. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru dan beberapa siswa yaitu sebagai berikut. Siswa I
“ Saya tidak suka menulis, karena bingung mau nulis apa. Paling saya menulis satu kalimat yang sesuai dengan gambar yang ibu guru berikan Saya hanya suka menulis judul saya karena hampir sama dengan tema yang ibu guru sebutkan.”
Siswa 2
“Kalau menulis saya suka mencontoh di buku LKS karena ada contohnya tinggal mengganti namanya. Lagian ibu guru juga memberikan contohnya ada di buku paket dan LKS.”
Selain dengan siswa wawancara juga dilakukan dengan guru hasilnya adalah sebagai berikut.
“Dalam pembelajaran saya juga tidak menggunakan apersepsi yang menggali pengalaman siswa, selain itu sebelum menggunakan media gambar seri saya hanya menggunakan buku LKS yang sudah ada kemudian menerangkan materi, setelah itu siswa menulis tulisan dengan tema yang saya tentukan secara mandiri. Ketika saya menerangkan memang terlihat tidak semua siswa memperhatikan beberapa siswa mengobrol dan main dengan mainanya. Kalau saya bertanya “sudah jelas anak-anak?” mesti dijawab “sudah” tetapi ketika saya memberikan tugan untuk menulis hasilnya tidak memuaskan.”
Pada siklus I minat belajar siswa dalam menulis narasi menggunakan media gambar seri meningkat. Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor. Pertama, sebelum masuk pada inti pelajaran, guru menggunakan apersepsi yaitu bertanya kepada siswa tentang film yang sering mereka lihat, dari kegiatan tersebut siswa sudah terlihat sangat antusias untuk bercerita. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sadirman (1986: 96) yaitu guru sudah menghubungkan pengalaman siswa dengan persoalan atau masalah masa lampau. Guru sudah berhasil menimbulkan rasa senang siswa dan siswa sudah terlibat dalam pembelajaran, hal tersebut sesuai dengan ciri-ciri siswa yang minat yang dikemukakan oleh Hurlock (1995: 115). Selain itu, dalam proses pembelajaranya guru membagi siswa dalam kelompok dan merubah posisi tempat duduk sehingga terciptalah suasana baru di dalam kelas
dan kelas terlihat luas. Untuk merubah posisi tempat duduk semua siswa terlibat dan bersemangat. Kedua, siswa penasaran dengan amplop dan kertas manila yang dibagikan oleh guru pada masing-masing kelompok, siswa diberi LKS yang menarik. Rasa penasaran siswa meninmbulkan rasa ingin tahu siswa. Guru sudah menggunakan cara mengajar yang berbeda dan menggunakan media pembelajaran sehingga timbul minat siswa, terbukti dengan rasa ingin tahu siswa akan apa yang akan dilakukan. Setelah guru memberitahukan apa yang harus mereka lakukan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlomba yaitu menyelesaikan tulisan dengan cepat dan mendapatkan hasil yang baik. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sadirman (1986: 95). Setelah mengetahui isi dalam amplop siswa senang dan langsung menulis.
Kondisi tersebut diperkuat dengan hasil pengamatan minat dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Hasil pengamatan minat pada siklus I adalah 14.3 yang masuk dalam kriteria tinggi. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru dan beberapa siswa adalah sebagai berikut.
Siswa I (Tidak minat)
“ Saya tidak senang karena satu kelompok dengan Y, dia sering menguasai dan tidak mau mendengarkan pendapat teman. Kalau ada teman yang berpendapat dia marah ya sudah mending diam selain itu banyak kakak-kakak yang ada di dalam kelas sehingga kelas menjadi ramai teman-teman yang satu kelompok dengan saya sering melihat kakak-kakak dan ingin mengajak ngobrol jadi menulisnya tidak selesai-selesai.”
Siswa II (Cukup)
“Lumaya suka karena bekerja dalam kelompok jadi bisa bertukar pikiran dan sehingga tulisan lebih baik dari pada sendiri bosan. Gambar yang digunakan membatu saya mengeluarkan ide-ide untuk menulis.” Siswa III (minat)
“ Senang karena menggunakan gambar seri bisa untuk main-main juga gambarnya dan bekerjanya dengan kelompok yang kompak