• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

4.6. Potensi Wisata Jalan Slamet Riyadi

5.1.5 Hasil Analisis

Hasil analisis merupakan gabungan dari berbagai analisis yang menghasilkan sebuah peta komposit yang merupakan overlay dari hasil analisis berbagai aspek data yang telah didapatkan. Data yang digunakan adalah data yang berpengaruh dalam pembentukan ruang wisata sejarah budaya. Adapun data yang dipakai dalam pembuatan peta komposit ini adalah hasil analisis aspek sejarah, budaya, obyek wisata, dan atraksi wisata. Tabel 18 berikut adalah kriteria yang digunakan dalam mendapatkan peta komposit.

Tabel 18. Kriteria Penilaian Hasil Overlay Data Penelitian

Aspek Bobot Kriteria Keterangan Nilai

Sejarah 30 %

Tinggi Pusat Perkembangan Kota 15

Sedang Pendukung Kota 10

Rendah Perluasan Kota 5

Budaya 30 %

Tinggi Kawasan Tradisional 15

Sedang Kawasan Transisi 10

Rendah Kawasan Modern 5

Obyek Wisata 20 %

Tinggi Zonasi obyek wisata kualitas A 15 Sedang Zonasi obyek wisata kualitas B 10 Rendah Zonasi obyek wisata kualitas C 5

Atraksi Wisata 20 %

Tinggi Intensitas tinggi (padat) 15

Sedang Intensitas sedang 10

Rendah Intensitas rendah (jarang) 5

Penentuan bobot sejarah dan budaya (60%) lebih tinggi daripada obyek dan atraksi wisata (40%) karena tanpa adanya sejarah dan budaya yang telah ada, maka obyek dan atraksi wisata pun tidak akan ada. Selanjutnya didapatkan proporsi untuk masing-masing aspek menjadi dua bagian yang seimbang, yaitu sejarah (30%), budaya (30%), obyek wisata (20%), dan atraksi wisata (20%). Peta komposit hasil perhitungan dari kriteria yang telah dibuat akan digolongkan ke dalam tiga zona potensi wisata, yaitu potensi tinggi, potensi sedang, dan potensi rendah (Gambar 31).

Pada zona potensi tinggi, jalur interpretasi direncanakan memiliki lebih banyak stops/pemberhentian dan fasilitas dibandingkan zona potensi sedang dan rendah. Pada rencana lanskap, zona potensi tinggi akan dipertahankan karakternya dan diminimalisasi perubahannya. Adapun pengembangan yang dilakukan hanya bersifat melengkapi yang telah ada.

G am ba r 3 1 . P et a K om po si t P ot ens i W is at a

67

5.4. Sintesis

Pada tahap sintesis ditentukan block plan sesuai dengan analisis yang dilakukan (Gambar 32). Block plan ini kemudian digunakan sebagai dasar dalam perencanaan lanskap jalur interpretasi. Dari hasil analisis didapatkan 3 zona, yaitu zona yang berpotensi rendah, sedang, dan tinggi. Tabel 19 berikut berisi alokasi masing-masing peruntukan ruang beserta deskripsinya.

Tabel 19. Pembagian Zona pada Sintesis Zona Ruang/Fungsi Deskripsi Potensi

Rendah

Ruang Penerimaan, Wisata Pendukung.

Zona potensi rendah akan diutamakan sebagai ruang penerimaan dan ruang wisata pendukung. Wisata pendukung yang sesuai antara lain: wisata belanja, wisata perkotaan,dan atraksi wisata kontemporer.

Tujuan interpretasi di zona ini adalah pengenalan Kota Solo secara umum. Karakter sejarah yang dominan pada zona ini adalah sejarah perjuangan kemerdekaan, adapun budaya yang dominan pada zona ini adalah modern kontemporer, ditandai dengan pola pengembangan kota yang modern, seperti mall dan pertokoan. Potensi Sedang  Wisata Sejarah Budaya Sekunder,  Wisata Pendukung.

Zona potensi sedang akan digunakan sebagai ruang wisata pendukung dan ruang wisata sejarah budaya sekunder. Pada ruang wisata sejarah budaya sekunder dapat dikembangkan potensi wisata tradisional yang dimodifikasi, contohnya adalah tarian dan lagu tradisional yang dimodifikasi.

Tujuan interpretasi di zona ini adalah pengenalan Kota Solo baik yang tradisional maupun modern (campuran). Karakter sejarah dan budaya yang dominan pada zona ini adalah perpaduan antara modern dan tradisional, terutama ditandai dengan keberadaan Taman Budaya Sriwedari.

Potensi Tinggi

 Wisata Sejarah Budaya Primer (wisata utama).

Zona potensi tinggi akan digunakan sebagai ruang wisata sejarah budaya primer. Pada ruang wisata sejarah budaya primer dapat dikembangkan potensi wisata tradisionalnya. Pada zona ini akan dipertahankan karakter tradisionalnya secara maksimal dan diminimalisasi perubahannya.

Tujuan interpretasi di zona ini adalah pengenalan Kota Solo dari sisi tradisional. Karakter sejarah dan budaya yang dominan pada zona ini adalah tradisional dan kolonial, ditandai dengan keberadaan keraton dan beteng.

Zona dengan potensi rendah akan diutamakan sebagai ruang penerimaan. Salah satu alasan alokasi ini adalah karena zona dengan potensi wisata rendah ini terdapat di area strategis pintu masuk dari berbagai kota menuju kawasan pusat Kota Solo. Zona ini juga dapat berfungsi sebagai ruang wisata pendukung. Tujuan interpretasi zona in adalah pengenalan Kota Solo secara umum. Ruang wisata pendukung dapat berupa kegiatan wisata belanja, wisata perkotaan, berupa pocket

6868 Gambar 32. Block Plan

69

Pemanfaatan ruang wisata pendukung dapat disesuaikan dengan konteks lokasinya. Contohnya apabila lokasi tersebut berada di daerah yang merupakan pertokoan/mall, maka dapat dikembangkan pocket park.

Zona dengan potensi sedang difungsikan sebagai wisata sejarah budaya sekunder dan wisata pendukung. Ruang wisata sejarah budaya sekunder merupakan ruang wisata dengan nilai sejarah dan budayanya yang cukup kuat. Pada zona ini dapat dikembangkan potensi wisata tradisional yang dimodifikasi, sehingga budaya Kota Solo akan tetap dinamis dan hidup. Contohnya adalah modifikasi tari-tarian tradisional atau lagu-lagu tradisional. Tujuan interpretasi zona ini adalah pengenalan sejarah dan budaya Kota Solo secara umum, baik itu tradisional maupun modern.

Sedangkan zona dengan potensi wisata yang tinggi akan difokuskan menjadi wisata utama dengan tema sejarah dan budaya yang kuat. Pada zona ini akan diminimalisasi perubahan yang dapat merubah nilai sejarah budaya kawasan. Adapun pengembangan yang dilakukan hanya bersifat memperindah saja. Tujuan interpretasi zona ini adalah pengenalan sejarah dan budaya Kota Solo asli, atau yang bersifat tradisional. Pada zona dengan potensi tinggi ini akan diperbanyak

stops dibandingkan 2 zona sebelumnya. Hal ini akan didukung dengan penyediaan

fasilitas yang seimbang. 5.3. Konsep Perencanaan

Berikut ini penjabaran mengenai konsep perencanaan yang terdiri dari konsep dasar perencanaan dan konsep pengembangan.

Dokumen terkait