BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
H. Analisis Data
1. Hasil belajar
tertulis pada akhir pembelajaran, kemampuan afektif, psikomotor, berupa
2. Media permainan dominoadalah bentuk pembelajaran yang menyenangkan
untuk dilakukan, sesuatu yang menarik dan menghibur dengan penggunan
gambar dalam kartu domino. Penggunaaan media permainan domino
diharapkan dapat menciptakan ketertarikan siswa dalam materi cukup tinggi
dan dapat menciptakan interaksi antar siswa.
3. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dibatasi pada kompetensi
dasar Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam
pelestarian ekosistem sub pokok bahasan yaitu Keanekaragaman Makhluk
hidup.
4. Subjek penelitianini adalah siswa - siswi kelas VIIA SMP Pangudi Luhur
1Yogyakarta pada tahun ajaran 2012/2013 berjumlah 42 orang.
5. Objek penelitian ini adalah hasil belajar siswa ranah kognitif, afektif,
psikomotor serta pengaruh penggunaan media permainan domino.
D. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas VII A SMP
Pangudi Luhur Yogyakarta pada mata pelajaran biologi materi keanekaragaman
makhluk hidup menggunakan media permainan domino.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian tindakan kelas ini bagi guru, bagi siswa, bagi
1. Bagi Guru adalah sebagai berikut.
Diharapkan dapat menambah referensi pemanfaaatan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan aplikatif sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Menambah pengetahuan baru tentang penggunaan media permainan domino sebagai salah satu inovasi dalam pembelajaran.
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar. 2. Bagi Siswa adalah sebagai berikut.
Membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi keanekaragaman dengan cara yang menyenangkan dan mengasyikan.
Membantu meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa dalam belajar biologi.
Meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam mengeluarkan pendapat dan bersosialisasi dengan baik.
3. Bagi sekolah adalah sebagai berikut.
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang terjadi di sekolah tersebut.
4. Bagi mahasiswa adalah sebagai berikut.
Mampu melakukan penelitian tindakan kelas dengan baik serta memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Media pembelajaran
a. Pengertian media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (asource) dengan penerima pesan (National Education Assosation, 1969) Bentuk-bentuk komunikasi meliputi baik tercetak maupun audio visual serta
peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan
dibaca(Menurut Sadiman, AS. 1993). Hendaknya dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi. Media adalah segala bentuk dan saluran yang
dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (Association for Educational Communications andTechnology (AECT) Task Force, 1977: 162).
Media pembelajaran menurut Latuheru (1988:14) adalah semua alat
(bantu) atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan
maksud untuk menyampaikanpesan (informasi) pembelajaran dari guru kepada
penerima untuk memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran.
Menurut Pakertik dkk (2002) media merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam proses pembelajaran, dimana melalui media akan diperoleh
gambaran yang jelas dan nyata tentang suatu objek yang dipelajari. Menurut
diartikan sebagai manusia, benda atau peristiwa yang membantu siswa untuk
memungkinkan dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
Guru bukan satu-satunya sumber belajar dalam proses pembelajaran,
tetapi diharapkan guru dapat berperan sebagai penyalur atau penghubung pesan
ajar yang diadakan dan dibuat secara terencana yang dibuat oleh para guru.
b. Fungsi media pembelajaran
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh para peserta didik.Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda,
tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhiya seperti kekayaan pengalaman
anak, ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya.Media
pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut.Jika peserta didik tidak
mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknya yang dibawa
ke peserta didik.Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model,
maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan
audial.
Media dapat berfungsi sebagai alat bantu dan sumber belajar (Mulyasa,
2002: 136)yaitu sebagai berikut.
1. Media Sebagai Alat Bantu
Tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sulit untuk dipahami oleh
setiap siswa. Bagi pelajaran yang rumit, penggunaan media ini akan sangat
bermanfaat, mengingat setiap pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang
bervariasi. Media juga dapat digunakan sebagai variasi dalam Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) agar siswa tidak merasa cepat bosan dalam menerima
pelajaran.Sebagai alat bantu, mediaberfungsi sebagai pelicin jalan dalam
diharapkan dapat menghasilkan proses dan hasil yang lebih baik dari pada tanpa
bantuan media. Untuk itu, guru harus mempertimbangkan media yang dapat
menunjang proses pembelajaran.
2. Media Sebagai Sumber Belajar
Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai
untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik (Syaiful, 2002:138-139). Syarifudin
(1991) mengelompokkan sumber-sumber belajar menjadi lima kategori, yaitu
manusia, buku/perpustakaan, media masa, alam lingkungan, dan media
pendidikan. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pelajaran terdapat atau asal untuk
belajar seseorang (Syaiful, 2002:139).
c. Manfaat media pembelajaran
Secara umum media memiliki 8 manfaat dalam proses pembelajaran
(Sadiman, dkk. 2007:17)meliputi, yaitu :
1. mampu mengatasi keterbatasan ruang, waktu, daya indera apabila objek
berbentuk kecil
2. mampu memperjelas penyampaian pesan agar tidak verbalisitis (hanya
dalam bentuk kata – kata tertulis atau lisan)
3. mengatasi sifat pasif peserta didik
4. dapat mempersempit konsep yang terlalu luas, dan beragam
5. dapat menyamakan pengalaman dan persepsi
6. menimbulkan rangsangan dan motivasi siswa untuk belajar mandiri sesuai
kemampuan dirinya
7. dapat berinteraksi secara langsung antara peserta didik dengan lingkungan
d. Kriteria pemilihan media pembelajaran
Beberapa kriteria pemilihan media pembelajaran meliputi sebagai berikut.
1. Mampu menyederhanakan proses.
2. Mampu untuk memvisualkan atau mengkonkritkan hal-hal yang abstrak.
3. Biaya murah dengan bahan yang berasaldari lingkungan sekitar kita (asas
manfaat bagi siswa memberi contoh untuk memanfaatkan barang bekas
atau berfikir kreatif).
4. Mudah dirakit dan digunakan oleh siswa secara individual atau kelompok.
5. Penggunaan material dengan biaya yang rendah.
e. Prosedur untuk mengembangkan media
Prosedur dalam mengembangkan media pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa.
2. Merumuskan tujuan instruksional.
3. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung
tercapainya tujuan.
4. Mengembangkan alat ukur keberhasilan.
5. Mengadakan tes dan revisi.
f. Jenis – jenis media pembelajaran
Secara umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan
audio visual.
1. Media audio/ suara
Audio yaitu proses komunikasi pembelajaran menggunakan aspek
pendengaran. Ciri utama dari media audioadalah pesan yang disampaikan
bunyian, musik dll).Berikut beberapa kelebihan dari media audio adalah
sebagai berikut: 1) Siswa dapat mengembangkan daya imajinasinya, 2)
Siswa dapat memusatkan perhatiannya pada kata – kata, bunyi, dan arti kata
atau bunyi tersebut, 3) Sangat tepat untuk mengajarkan musik dan bahasa.
2. Media visual
Media visual merupakan media yang hanya dapat dilihat.Media visual
terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak dapat diproyeksikan (non projected visual).Media visual yang diproyeksikan merupakan media yang menggunakan alat proyektor di mana
gambar maupun tulisan terlihat pada layar (screen). Media visual yang tidak diproyeksikan terdiri atas gambar diam, grafis, model, media cetak (buku
pelajaran, surat kabar, komik). Berikut beberapa kelebihan dari media visual
adalah sebagai berikut: 1) Siswa dapat memahami ide – ide/ gagasan
abstrak menjadi lebih konkrit 2) Siswa dapat meningkatkan daya
imajinasinya 3) Siswa dapat meningkatkan minat belajarnya, 4) Siswa dapat
menggunakannya dengan mudah, 5) Siswa dapat meningkatkan kreativitas.
3. Media audio visual
Media audio visual merupakan perpaduan dari media audio dan media
visual, yang dimana siswa diajak untuk melihat dan mendengar pesan yang
disampaikan oleh guru.Media audio visual terdiri atas televisi pendidikan,
video pendidikan, film strip. Beberapa keunggulan dari media audio visual
adalah sebagai berikut.1) Mampu membangkitkan minat belajar siswa, 2)
Mampu memberikan inspirasi baru kepada siswa, 3) Mampu menarik
B. Belajar dan Hasil belajar a. Belajar
Belajar selalu didefinisikan sebagai suatu perubahan pada diri individu
yang disebabkan oleh pengalaman. Perubahan tersebut disebabkan oleh
perkembangan individu yang ada sejak lahir (refleks, dan respon lapar ataupun
sakit). Manusia telah belajar begitu banyak sejak mereka lahir. Belajar dan
perkembangan membentuk hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Belajar terjadi
dengan banyak cara, bahkan kadang-kadang belajar secara disengaja, ketika siswa
mendapat informasi yang disampaikan oleh guru atau mereka mencari pada buku
ataupun pada ensiklopedia.
Menurut Gagne dalam belajar dan pembelajaran (2011:92) belajar
merupakan suatu kegiatan yang kompleks dimana setelah orang belajar, orang
memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai. Dalam pembelajaran terjadi
proses penerimaan informasi, untuk diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam
bentuk hasil belajar, dalam proses penerimaan informasi terjadi interaksi antara
kondisi internal yang dimaksudkan adalah keadaaan dalam diri individu yang
diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi di dalam
individu tersebut. Sedangkan kondisi eksternal merupakan rangsangan dari
lingkungan luar yang mempengaruhi individu selama proses pembelajaran.
Menurut W.S Winkel dalam psikologi pengajaran (1987:36) belajar
merupakan suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap.Perubahan ini
Menurut Hamzah Uno (2012: 34) prinsip –prinsip belajar terdiri dari empat faktoryaitu :
1) stimulus belajar
stimulus belajar hendaknya benar – benar mengkomunikasikan informasi atau
pesan yang hendak disampaikan kepada siswa melalui cara mengulang atau
pengulangan dan menyebutkan kembali pesan oleh guru,
2) perhatian dan motivasi
beberapa cara untuk menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa yaitu,
menggunakan cara belajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan
informasi, memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyampaikan
pendapatnya, menyediakan media dan alat bantu yang menarik perhatian
siswa,
3) respon yang dipelajari
respon siswa terhadap stimulus guru berupa perhatian, serta partisipasi dan
minat siswa saat mengikuti kegiatan belajar,
4) penguatan
penguatan belajar siswa dapat berasal dari dalam, luar diri siswa. Dari dalam
diri siswa apabila respon yang dilakukan oleh siswa betul – betul memuaskan
dirinya dan sesuai kebutuhan. Dari luar siswa apabila disertai dengan
pemberian ganjaran, hadiah serta nilai.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991:75-88) faktor-faktor
yang menghambat belajar siswa dapat digolongkan dalam dua golongan, yaitu :
1. faktor internal (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri)antara lain :
1) siswa sakit, sehingga menyebabkan saraf sensoris dan motoriknya
terganggu, mengakibatkan rangsangan yang diterima melalui inderanya
tidak dapat diteruskan ke otak,
2) karena kondisi fisik yang kurang sehat menyebabkan siswa mudah capek,
mengantuk, pusing, daya konsentrasi hilang, kurang semangat, pikiran
terganggu dan mengakibatkan penerimaan dan respon pelajaran berkurang,
saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal memproses, mengelola,
menginterprestasi dan mengorganisir bahan pelajaran melalui inderanya,
3) cacat tubuh ringan (seperti kurang kemampuan pendengaran, kurang
kemampuan penglihatan, gangguan psikomotor) dan cacat tubuh tetap
(seperti buta, tuli, bisu, dll).
2. faktor eksternal (faktor dari luar manusia), antara lain :
a. faktor orang tua meliputi :
1) cara mendidik anak,
2) hubungan orang tua dan anak,
3) contohbimbingan dari orang tua,
4) suasana rumah dan keluarga,
5) faktor ekonomi keluarga.
b. faktor sekolah
1) faktor guru, meliputi guru tidak kompeten dalam bidang studinya,
hubungan guru dan murid kurang baik, guru-guru menuntut standar
pelajaran di atas kemampuan anak, guru tidak memiliki kecakapan
dalam usaha diagnosis kesulitan belajar, dan metode mengajar guru
2) faktor alat, ketersediaan alat yang tidak lengkap membuat penyajian
pelajaran yang tidak baik,
3) kondisi gedung sekolah,
4) kurikulum yang digunakan sekolah,
5) waktu sekolah serta disiplin yang kurang.
c. faktor media massa dan lingkungan sosial
1) faktor media massa, meliputi bioskop, TV, surat kabar, buku komik
yang akan menghambat belajar apabila anak terlalu sering
menggunakan waktunya untuk itu sehingga lupa akan tugas belajar,
2) lingkungan sosial, berupa teman bergaul (teman bergaul memiliki
pengaruh yang besar, anak suka bergaul dengan mereka yang tidak
sekolah, maka anak akan menjadi malas belajar sebab cara hidup anak
yang bersekolah dan tidak bersekolah berbeda), lingkungan tetangga
(corak kehidupan tetangga akan mempengaruhi anak-anak sehingga
dapat menyebabkan ada atau tidaknya motivasi anak untuk belajar), dan
aktivitas dalam masyarakat (terlalu banyak berorganisasi, dan kursus
bermacam-macam akan menyebabkan belajar anak menjadi
terbengkalai).
Berdasarkan pernyataan beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar sudah terjadi sejak kita lahir baik belajar bergerak, berdiri, merangkak
pada masing – masing individu.Terjadinya perubahan dalam masing – masing
individu disebabkan oleh banyak faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi
setiap individu dalam belajar.Pada siswa belajar merupakan suatu aktivitas mental
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap yang difasilitatori oleh
guru.
b. Hasil belajar
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku.Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup
bidang kognitif, afektif dan psikomotoris.Menurut Nana Sudjana (1989: 3) bahwa
penilaian berfungsi sebagai alat ukur dalam proses belajar mengajar dan dasar
menyusun laporan kemajuan belajar siswa bagi orang tua. Sedangkan tujuan
penilaian adalah untuk mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan siswa,
mengetahui keberhasilan pendidikan dan pengajaran agar siswa mempunyai aspek
intelektual, sosial, emosional, moral dan keterampilan, menentukan tindak lanjut
hasil penilaian dan memberikan pertanggung jawaban kepada orang tua dan
masyarakat.
Hasil belajar yang diharapkan dapat dikuasai siswa terdiri dari beberapa
aspek yaitu, kognitif, afektif dan psikomotoris.Menurut Bloom dalam Buku
Sujana (1989: 23) ada beberapa jenis kategori aspek kognitif terdiri atas enam
bagian.Hasil belajar ranah kognitif berawal dari enam tingkatan intelektual yang
terdiri atas pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, sintesis, dan evaluasi.
1. Kognitif
a) Ingatan atau pengetahuan
Ingatan atau pengetahuan adalah tingkat kemampuan yang hanya
meminta responden untuk mengetahui atau mengenal konsep, fakta dan
istilah.Dalam hal ini responden hanya dituntut untuk menyebutkan kembali
b) Pemahaman
Pemahamanadalah kemampuan yang mengharapkan responden mampu
memahami arti atau konsep, situasi dan fakta yang diketahuinya.
c) Penerapan
Penerapan adalah kemampuan yang mengharapkan responden dituntut
untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam
situasi yang baru baginya; dapat berupa ide, teori atau petunjuk teknis.
d) Analisis
Analisisadalah kemampuan yang mampu menguraikan suatu situasi
tertentu ke dalam komponen atau unsur pembentukannya.Dapat berupa
kemampuan untuk memahami, menguraikan, proses terjadinya sesuatu.
e) Sintesis
Sintesisadalah penyatuan unsur - unsur atau bagian - bagian ke dalam
bentuk menyeluruh dan dituntut responden kreatif.
f) Evaluasi
Evaluasi adalah responden diminta untuk membuat suatu penilaian tentang
suatu pernyataan, konsep, situasi berdasarkan suatu kriteria tertentu kegiatan
penilaian dapat dilihat dari segi tujuannya, dan gagasannya.
2. Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai.Hasil belajar ranah afektif
dapat terlihat sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran berlangsung,
sikap displin siswa, sikap menghargai guru dan teman siswa lain dalam kelas.
Berikut beberapa kategori ranah afektif yaitu;
Stimulasi yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsang dari luar
yang datang dalam bentuk masalah, situasi dan gejala, dalam tipe ini
termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulasi control dan seleksi
gejala rangsangan dari luar.
b) Jawaban
Jawaban yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi
yang datang dari luar.Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan
dalam menjawab rangsang dari luar kepada dirinya.
c) Penilaian
Penilaian yakni penilaian ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima
nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan
terhadap nilai tersebut.
d) Organisasi
Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem
organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan
prioritas nilai.
e) Karakteristik
Karakteristik yakni keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki
seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
3. Psikomotor
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu maupun kelompok.Ada enam aspek tingkatan
yaitu sebagai berikut.
a) Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan audity dan motoris.
d) Kemampuan dibidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.
e) Gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai yang komplek.
f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non discursiveseperti
gerakan ekspresif dan interpretatif.
C. Gambaran umum anak usia remaja
Anak yang sudah masuk dalam sekolah SD akanmelalui masa transisi
yang ditandai dengan berakhirnya masa kanak-kanak, yaitu ketika anak tumbuh
dan berkembang dalam semua bidang dan memulai suatu fase perkembangan
secara perlahan-lahan.Ketika anak-anak mencapai kelas VI SD, para anak-anak
memasuki masa akhir anak-anak dan memasuki masa pubertas atau lebih dikenal
masa remaja.
Menurut Sri Esti Wuryani (2009: 93) Masa perkembangan remaja
dimulai dengan masa puber, yaitu umur kurang lebih 13-15 tahun. Masa puber
atau permulaan remaja adalah masa perkembangan fisik dan intelektual yang
sangat cepat. Menurut Sri Esti Wuryani (2009: 94) Selama masa puber terjadi
pada remaja terdapat beberapa perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut.
a. Perkembangan fisik
Pubertas adalah suatu rangkaian perubahan fisik yang membuat
organisme secara matang dan mampu berproduksi. Anak yang sedang
mengalami puber awal akan berbeda dengan puber akhir seperti perubahan
b. Perkembangan kognitif
Selain terjadi perkembangan fisik dalam masa remaja otak dan fungsi
otak mengalami perubahan.Menurut Piaget dalam buku Psikologi Pendidikan
(2009:96) masa remaja adalah tahap tansisi dari penggunaan konkret ke
berpikir formal secara operasional.Dimana remaja mulai menilai pengalaman
dengan masalah yang kompleks, tuntutan dari pengajaran formal.
c. Perkembangan sosioemosional
Remaja mulai melihat lebih dekat diri mereka sendiri untuk
mendefinisikan bahwa diri mereka berbeda, dan mereka mulai menyadari
perbedaan antara yang mereka pikirkan dengan apa yang mereka lakukan lalu,
mulai mengkritik sifat-sifat pribadi mereka, membandingkan dengan orang
lain, mencoba mengubah seperti orang lain atau ingin mirip dengan idola
mereka.
D. Pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menarik)
Pembelajaran paikem berorentasi pada keaktifan siswa baik berpikir
maupun kegiatan yang bersifat motorik.Pembelajaran ini diharapkan dapat
menarik perhatian siswa dan mendorong siswa belajar secara aktif yang bertujuan
memperoleh hasil belajar baik dari ranah kognitif, afektif, psikomotor.
Menurut panduan pembelajaran model ALIS (Active Learning In School,
2009) berikut ciri – ciri pembelajaran aktif sebagai berikut. 1) Pembelajaran
berpusat pada siswa 2) Pembelajaran terkait kehidupan nyata 3) Pembelajaran
mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi 3) Pembelajaran mendorong anak
untuk berinteraksi multiarah (siswa – guru, guru – siswa) 4) Pembelajaran
memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak. Menurut Gadner dalam
belajar dengan pendekatan pailkem (2004:76) anak - anak juga belajar dengan
baik dan memahami apa yang sudah diketahui dan metode pembelajaran yang
digunakan sesuai dengan gaya belajar mereka (gaya belajar melakukan, bergerak,
melihat, mendengarkan) dan bagai kecerdasan yang mereka miliki seperti bahasa,
musik, gerak, logika, antarpribadi, interpribadi.
Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang
dilakukan oleh guru (konvensional), dan lebih mengarah pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan
agar siswa mau belajar yang dimana pemahaman konteks menjadi bagian yang
sangat penting bagi siswa.
Pembelajaran kreatif merupakan salah satu cara yang dibuat oleh guru
atau pengajar agar siswa tidak merasa bosan selama proses pembelajaran
berlangsung. Kreativitas salah satu kunci yang perlu dilakukan guru untuk
memberikan layanan pendidikan maksimal sesuai kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan. Berpikir lebih kreatif tidak akan lahir secara
tiba-tiba tanpa adanya kemauan dalam pengetahuan dalam membaca dan menerima
informasi dan wawasan baru.
Menurut Yusuf Hadi Miarso (1993) memandang bahwa pembelajaran
yang efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang
bermanfaat dan terfokus pada siswa (student centered) melalui penggunaan
prosedur yang tepat.
Menurut Wotruba dan Wright (1985) pembelajaran efektif dengan
1. pengorganisasian materi yang baik,
2. komunikasi yang efektif,
3. penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran,
4. sikap positif terhadap siswa,
5. pemberian nilai yang adil,
6. keluwesan dalam pendekatan pembelajaran,
7. hasil belajar siswa yang baik,
Pembelajaran yang menarik merupakan salah satu cara agar mendorong
siswa untuk memperdalam apa yang dipelajarinya. Artinya guru diharapkan
mampu menyediakan situasi atau suasana agar pembelajaran berjalan dengan baik,
dengan penggunaan media yang telah dipersiapkan dan menarik, lingkungan
belajar di setting sesuai objek materi yang dipelajari, metode pembelajaran yang