• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

2. Hasil Belajar

dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

3. Kemampuan berpikir kritis adalah sebuah proses yang terarah dan jelas untuk mencapai pemahaman yang mendalam seperti memecahkan masalah.

4. Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang angka, pengukuran, penyelesaian masalah dan pengolahan angka.

5. Model pembelajaran kontekstual adalah suatu pembelajaran yang mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata.

6. Operasi Hitung Campuran adalah Operasi hitung yang melibatkan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II Peneliti akan membahas mengenai landasan teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Keempat hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

A. Kajian Teori

Peneliti akan membahas mengenai teori belajar, hasil belajar, berpikir kritis, matematika, operasi hitung campuran, Kontekstual atau CTL (Contextual

Teaching and Learning)

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan atau cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Slameto, (2010: 2) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengkokohkan kepribadian.

Pendapat lain tentang belajar menurut Suyono (2011: 9) pengertian lain tentang belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar (Sanjaya, 2006:110) adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang

sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Gagne (dalam Susanto, 2013 : 1) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Winkel (dalam Susanto, 2013 : 4) adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas. Hal ini menunjukan bahwa belajar merupakan suatu proses tentang perubahan perilaku manusia sebagai akibat pengalaman belajar.

Belajar (dalam Siregar 2011 :4) adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beberpa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah (1) bertambahnya jumlah pengetahuan, (2) adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, (3) ada penerapan pengetahuan, (4) menyimpulkan makna, (5) menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas, dan (6) adanya perubahan sebagai pribadi. Dengan demikian, seseorang dikatakan telah belajar kalau sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya.

b. Ciri-Ciri Belajar

Ciri-ciri belajar (Eviline, 2010:5-6) ada 4 ciri antara lain:

1) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikimotor), maupun nilai, dan sikap (afektif).

2) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat disimpan.

4) Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan, perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Purwanto (2011: 46) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku ini disebabkan karena siswa mencapai penguasaan atas sejumlah materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar (Jihad, 2012: 15) adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukanya proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Hasil belajar menurut Gagne (dalam Surya, 2004: 17) ialah kecakapan manusiawi (human capabilities) yang meliputi: (1) informasi verbal, (2) kecakapan intelektual, yang terdiri dari (a) diskriminasi, (b) konsep konkrit, (c) konsep abstrak, (d) aturan dan (e) aturan yang lebih tinggi; (3) kognitif, (4) sikap, dan (5) kecakapan motorik. Hasil belajar (Widoyoko, 2009: 1), mengemukakan bahwa terkait dengan pengukuran, kemudian akan terjadi suatu penilaian dan menuju evaluasi baik menggunakan tes maupun non-tes. Semua perubahan dari proses belajar merupakan suatu hasil belajar dan mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

Gagne (dalam Dimyati, 2006: 11) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan kapasitas siswa yang terdiri dari:

1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengkapkan pengetahuan dalam

2. Keterampilan intelek adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan

dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang. 3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas

kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan

penilaian terhadap obyek tertentu.

Klasifikasi hasil belajar dari benyamin bloom yang secara garis besar (Muslich Masnur ,2011 : 38) membaginya menjadi tiga tanah yakni ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikimotorik.

1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tngkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdir dari lima aspek, yakni penerimaan jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. 3. Ranah psikomotoris berhubungan dengan hasil belajar ketrampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (1) Gerakan refleks, (2) ketrampilan gerakan dasar, (3) kemampuan perseptual, (4) keharmonisan atau ketepatan, (5) gerakan ketrampilan Kompleks, dan (6) gerakan ekspresif dan interpreatif. Dari klasifikasi hasil belajar di atas bahwa

ketiga ranah tersebut sangat berpengaruh dalam hasil belajar anak. Hasil belajar yang dilakukan lewat penilaian perlu dilakukan secara seimbang antar aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotoris).

Berdasarkan pengertian diatas hasil belajar adalah nilai-nilai, perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar. Hasil beljar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. kemampuan ini mencakup aspek kognitif, afektif, da psikomorik, namun dalam penelitian ini, peneliti hanya mengukur kemampuan siswa dari aspek kognitif.

b. Macam-macam hasil belajar

Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sabagai berikut:

1. Pemahaman konsep

Pemahaman bloom (dalam Susanto, 2013: 6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Sedangkan konsep menurut J. Skeel (dalam Susanto, 2013: 8) merupakan suatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Berdasarkan teori yang sudah dikemukakan bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan untuk menyerap bahan yang dipelajari yang telah sebelumnya tergambar dalam pemikiran.

2. Keterampilan Proses

Usman dan Setiawati (dalam Susanto, 2013: 9) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada

pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sabagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Indrawati (dalam Susanto, 2013: 9) merumuskan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi). Berdasarkan teori tadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang dapat digunakan untuk menemukan suatu gagasan, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya.

3. Sikap

Lange (dalam Susanto, 2013: 10) mengemukakan bahwa sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respons fisik. Sedangkan, Sardiman (dalam Susanto, 2013: 11) mengatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Jadi dapat diartikan sikap adalah kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu terhadap dunia sekitarnya yang meliputi aspek mental dan aspek respons fisik.

c. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Gestalt ( dalam Susanto, 2013: 12) mengatakan bahawa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan ligkungannya. Pertama, siswa; dalam arti kemampuan berfikir atau tngkahlaku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga dan lingkungan. Sedangkan menurut Wisliman ( dalam Susanto, 2013: 12) hasil belajar terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan

2. Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhaap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian oragtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

Baca selengkapnya

Dokumen terkait