• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis dilakukan sesuai dengan hipote

Dalam dokumen JAK Vol.3 No.1 Februari 2013 (Halaman 37-43)

PERUSAHAAN NON-KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis dilakukan sesuai dengan hipote

sis yang telah dirumuskan sebelumnya. Pengu- jian pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian dengan menggunakan model logit dimana akan dilihat hubungan prediksi pe- rusahaan mengalami inancial distress pada suatu periode t dengan rasio keuangan dan penerapan struktur good corporate governance pada periode sebelumnya (t-1). Hasil pengujian model ini adalah sebagai berikut:

Log (p/1-p) = P = -2,620 + 0,374(X1) –

49,232(X2) + 7,431(X3) – 0,753(X4) +

4,224(X5) – 0,257(X6)

Berdasarkan hasil uji analisis kelayakan model regresi logit yang ditunjukkan pada Tabel 1 dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow

goodness of it-test yang diukur dengan nilai Chi- Square menunjukkan hasil berupa probabilitas signiikansi menunjukkan angka 0.997 yang be- rarti nilai signiikansi yang diperoleh lebih besar daripada angka 0,05. Hal ini berarti model me- miliki daya keakuratan prediksi sebesar 99,7% sehingga mampu memprediksikan nilai observas- inya dan layak digunakan dalam analisis selan- jutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasiikasi yang diprediksi dengan klasii- kasi yang diamati.

Langkah berikutnya adalah menilai keseluru- han model dengan menggunakan nilai Omnibus

Test of Model Coeicient yang bertujuan untuk membandingkan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Num- ber= 1). Apabila ada penurunan nilai pada -2LL akhir menunjukkan model regresi it secara kese- luruhan. (Hair et al., 2006) Penilaian model secara keseluruhan ini juga dapat digunakan sebagai pen- gujian secara simultan, karena paling tidak salah satu slope signiikan secara statistik. (Wardhani, 2006).

Berdasarkan Lampiran pada Tabel 1 menun- jukkan perbandingan antar nilai -2LL awal dengan -2LL akhir. Angka -2LL awal (Block Number= 0) adalah 138,629. Sedangkan angka -2LL akhir (Block Number= 1) mengalami penurunan sebe- sar 81,336. Penurunan nilai likelihood ini men- unjukkan model regresi secara keseluruhan yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihi- potesiskan berpengaruh secara simultan terhadap prediksi perusahaan mengalami inancial distress. Nilai Cox and Snell R Square dan Nagelkerke R Square juga menunjukkan bahwa rasio keuangan dan struktur good corporate governance yang digunakan dalam pengujian ini dapat menjelas- kan kemungkinan suatu perusahaan mengalami inancial distress hingga 55.7% (Cox & Snell R Square) dan 74.2 % (Nagelkerge R Square).

Tahap terakhir dalam analisis regresi logistik berupa pengujian dan penginterpretasian signii- kansi koeisien dengan menggunakan nilai Wald dan Eksponensial Beta Koeisien. Hasil pengujian dideskripsikan sebagai berikut:

a. Rasio Lancar (X1)

Hasil pengujian menggunakan uji Wald men- dapati koeisien rasio lancar tidak berpengaruh signiikan terhadap inancial distress. Peneliti berasumsi bahwa kreditur menilai perusahaan dengan rasio lancar dibawah 1.00 masih diang- gap mampu melunasi kewajiban jatuh tempo tidak hanya melalui likuidasi aktiva lancar, tetapi juga dapat melalui likuidasi aktiva tetap.

b. Rasio Marjin Laba Bersih (X2)

Berdasarkan pengujian Wald diperoleh koe- isien X2 (rasio marjin laba bersih) pada 1 tahun sebelumnya menunjukan nilai probabilitas sig- niikan dan nilai koeisien Exp (B) lebih kecil dari 1,00. Berdasarkan hasil tersebut secara individual semakin rendah rasio marjin laba bersih semakin tinggi prediksi perusahaan mengalami inancial

distress di BEI atau Hipotesis 3 (H3) berhasil di- terima.

Penelitian ini konsisten dengan Luciana dan Kristijadi (2003) dan Sung Suk (2007) yang men- emukan rasio marjin laba bersih berpengaruh signiikan negatif dalam menentukan kondisi i- nancial distress. Hal ini juga sesuai dengan pen- dapat yang diajukan oleh Brigham dan Houston (2004:107) yaitu pihak-pihak yang berkepent- ingan dengan perusahaan melihat apabila rasio marjin laba bersih rendah atau bernilai negatif mengindikasikan perusahaan memiliki beban bunga yang tinggi, karena terlalu banyak meng- gunakan leverage (pengungkit) keuangan berupa hutang.

c. Rasio Hutang Lancar (X3)

Berdasarkan pengujian Wald diperoleh koe- isien X3 (rasio hutang lancar) pada 1 tahun sebe- lumnya menunjukkan nilai probabilitas signiikan dan nilai koeisien Exp (B) lebih besar dari 1,00. Dengan demikian hasil pengujian statistik menun- jukkan bahwa secara individual variabel rasio hu- tang lancar berpengaruh positif terhadap prediksi

inancial distress perusahaan non-keuangan di BEI. Selain itu dapat disimpulkan bahwa H4 ber- hasil didukung.

Hasil penelitian ini konsisten dengan Peneli- tian Platt dan Platt (2006) berupa variabel rasio hutang lancar memiliki hubungan positif signii- kan dengan probabilitas perusahaan mengalami inancial distress. Akan tetapi, hasil penelitian ini kontraproduktif dengan penelitian Luciana dan Kristijadi (2003) yang menyatakan variabel rasio hutang lancar berpengaruh negatif dengan kemungkinan perusahaan mengalami inancial

distress. Peneliti beralasan bahwa dengan peri- ode penelitian 2006-2007 menunjukkan bahwa perusahaan dengan rasio hutang lancar yang lebih besar lebih berisiko diprediksi mengalami inan- cial distress, karena pada masa tersebut terjadi kenaikan harga minyak mentah dan berpengaruh terhadap kurs rupiah terhadap mata uang asing, sehingga perusahaan yang memiliki hutang luar negeri berakibat pada meningkatnya nilai hutang. d. Ukuran Dewan Komisaris (X4)

Koeisien X4 (ukuran dewan komisaris) pada 1 tahun sebelumnya menunjukkan nilai probabilitas signiikan dan nilai koeisien Exp (B) lebih kecil dari 1,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel ukuran dewan komisaris berpengaruh signiikan negatif terha- dap prediksi inancial distress perusahaan non- keuangan atau dengan kata lain, Hipotesis 5 (H5) berhasil didukung. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Gales dan Kesner (1994) yang menya- takan bahwa penurunan komisaris dalam dewan berpengaruh terhadap kebangkrutan perusahaan, selain itu penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Wardhani (2006) yang menemukan bahwa ukuran dewan komisaris berhubungan negatif dengan kondisi inancial distress. Artinya semakin kecil ukuran komisaris maka semakin tinggi prediksi perusahaan non-keuangan di BEI mengalami inancial distress.

e. Persentase Komisaris Independen (X5) Koeisien X5 (persentase komisaris independ- en) menunjukkan hasil yang tidak signiikan ter- hadap inancial distress. Peneliti berasumsi pe- rusahaan non-keuangan memandang kehadiran

komisaris independen pada dewan komisaris han- ya sebagai bukti ketaatan emiten terhadap peratu- ran Bapepam-LK yang menghendaki persentase komisaris independen minimal 33%.

f. Kepemilikan Institusi Asing (X6)

Koeisien X6 (kepemilikan institusi asing) menunjukkan hasil yang tidak signiikan secara statistik. Peneliti berasumsi investor asing yang berinvestasi pada perusahaan non-keuangan yang dijadikan objek penelitian bukan merupakan in- vestor strategik yang berinvestasi jangka panjang dan tidak mempengaruhi kinerja operasional peru- sahaan, sehingga tidak berpengaruh dalam mem- prediksi inancial distress perusahaan non-keuan- gan yang terdaftar di BEI.

KESIMPULAN

Pengaruh rasio keuangan dan struktur good corporate governance telah menjadi fokus penel- iti formulasi model inancial distress. Penelitian ini diharapkan berkontribusi berdasarkan tujuan

penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan dan struktur good corporate gov- ernance dapat dijadikan ke dalam satu pemodelan

inancial distress. Penelitian ini menemukan bah- wa rasio marjin laba bersih, rasio hutang lancar dan ukuran dewan komisaris menunjukkan pen- garuh yang signiikan terhadap prediksi perusa- haan mengalami inancial distress.

SARAN

Penelitian ini hanya berfokus pada tiga rasio yaitu rasio likuiditas, rasio marjin laba bersih dan rasio hutang lancar, sementara struktur good cor- porate governance yang digunakan hanya dewan komisari dan kepemilikan institusi asing. Sehing- ga disarakan bagi penelitian selanjutnya, supaya dapat memperluas sampel, menambah faktor ekonomi makro, indikator rasio keuangan lainnya, struktur good corporate governance lainnya yaitu komite audit, dan struktur kepemilikan lainnya yaitu insider ownership dan outsider ownership.

REFERENSI

Brigham, Eugene F and Louis C. Gapenski. (2004). “Financial Management – Theory and Practice,” The Dryden Press. Eight Edition. and Phillip R. Daves. (2003). Intermediate Financial Management. Eight Edition. Thom- son. South-Western: 837-859

Daily, Catherine M., dan R. Dalton. (1994). “Bankruptcy and Corporate Governance: The Impact of Board Composition and Structure,” The Academy of Management Journal. Vol. 37, No.6: 1603-1617.

Fachruddin, Khaira A. (2009) Kesulitan Keuan- gan Perusahaan dan Personal. Edisi 1 Medan: USU Press.

Fama, E. (1980). “Agency Problems And The Theory Of The Firm,” Journal of Political Economy 88: 288-307.

Gales, Lawrence M., dan Idalene F. Kesner (1994),”An Analysis of Board of Director Size and Composition in Bankrupt Organizations,” Journal of Business Research. Vol. 30, Issue 3: 271-282.

Hair, Joseph F.R, Rolph E. Anderson, Ronald L. Tatham, William C. Black (2006). Multivari- ate Data Analysis. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall International.

Herawaty, Vinola (2008). “Praktek Corporate Governance sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earning Management Terha- dap Nilai Perusahaan,” Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 10, No. 2: 97-108.

Li, Jiatao, dan Stephen Guisinger (1991). “Com- parative Business Foreign-Controlled Firms in The United States,” Journal of International Business Studies, Second Quarter: 209-224

Lin, Ching (Arthur), Christine Chou. (2005). “An Empirical Study on Corporate Governance Mechanism and Its Antecedence: Evidence from Taiwanese Venture Capital Industry,” Journal of American Academy of Business. Cambridge. Vol. 6, No. 1: 155-160.

Luciana, Almilia S. (2006). “Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go-Public Dengan Menggunakan Analisis Multinomial Logit,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. XII, No. 1: 1-26.

_________dan E. Kristijadi (2003). “Analisis Ra- sio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Fi- nancial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta,” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 7, No.2: 183-210 Pfeffer, J., and G.R. Salancik. (1978) “The Ex-

ternal Control of Organizations: A Resource Dependency Perspective,”New York: Harper & Row. Ditelesuri pada http://books.google. com.my. Diakses pada 3 Juni 2010

Platt, Harlan, dan Marjorie B. Platt (2006). “Un- derstanding Difference Between Financial Distress and Bankruptcy,” Review Journal of Applied Economics, Vol. 2, No. 2: 141-157

(2002). “Predicting Financial Distress: Relections on Choice-Based Sample Bias,” Journal of Economics and Finance, Vol. 26, No. 2: 184-199

Setiawan, M., M. Bernik dan M.C. Sondari (2006) “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Karakteris- tik Perusahaan, dan Karakteristik Tata Kelola Korporasi Terhadap Kinerja Perusahaan: Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta,” Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran. Ditelesuri pada http://pustaka.unpad.ac.id/ wp-ontent/uploads/2009/02/pengaruh_struk- tur_kepemilikan.pdf.Diakses 3 Juni 2010.

Sung Suk, Kim (2007). “Dinamika Pemodelan Fi- nancial Distress Perusahaan Publik di Indone- sia,” IntegrityJurnal Akuntansi Keuangan. Vol. 3 No.1: 187-204.

Syakhroza, Akhmad. (2003). Best Practices Cor- porate Governance dalam Konteks Kondisi Lokal Perbankan Indonesia. Usahawan. Vol. XXXII No. 6: 13-20.

Tuasikal, Askam (2002),”Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Memprediksi Return Saham: Studi terhadap Perusahaan Pemanufakturan

dan Non-pemanufakturan,” Jurnal Riset Akun- tansi Indonesia. Vol. 5, No. 3: 365-378 Wardhani, Ratna (2006). “Mekanisme Corporate

Governance dalam Perusahaan yang Mengala- mi Permasalahan Keuangan (Financially Dis- tressed Firms),” Artikel. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang. 23-26 Agustus 2006

Whitaker, Richard B. (1999). “Early Stage of Fi- nancial Distress,” Journal of Economics and Finance. Vol. 23 No. 2: 122-133.

PENGARUH PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN DAN

Dalam dokumen JAK Vol.3 No.1 Februari 2013 (Halaman 37-43)