Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu. Kota ini merupakan kota terbesar kedua di pantai barat Pulau Sumatera, setelah Kota Padang. Sebelumnya kawasan ini berada dalam pengaruh kerajaan Inderapura dan kesultanan Banten. Kemudian dikuasai Inggris sebelum diserahkan kepada Belanda. Kota ini juga menjadi tempat pengasingan Bung Karno dalam kurun tahun 1939 - 1942 pada masa pemerintahan Hindia Belanda dan menjadi kota kelahiran salah satu istrinya, Fatmawati. Kota Bengkulu memiliki luas wilayah sebesar 144,52 km²dengan jumlah penduduk sebesar 351.298 jiwa yang terdiri atas 176.535 orang laki-laki dan 174.763 orang perempuan pada tahun 2015. Kota Bengkulu dengan luas wilayah 144,52 km², terletak di pantai barat pulau Sumatera dengan panjang pantai sekitar 525 km. Kawasan kota ini membujur sejajar dengan pegunungan Bukit Barisan dan berhadapan langsung dengan Samudra Hindia.
Potensi Wisata Kota Bengkulu
Kota Bengkulu memiliki beberapa bangunan dan benteng peninggalan Inggris yang merupakan potensi wisata sejarah diantaranya adalah Fort Marlborough, dan Rumah Kediaman Bung Karno. Sedangkan untuk Potensi wisata alam berupa Pantai Panjang, Pantai Jakat, Danau Dendam Tak Sudah dan Pulau Tikus. Berdasarkan Peraturan Gubernur No L.82 Dispar Tahun 2018 tentang Penetapan Potensi Wisata
Unggulan Provinsi Bengkulu
menyebutkan 22 potensi wisata unggulan Provinsi Bengkulu, dan 4 diantaranya terdapat di Kota Bengkulu, yakni Fort Marlborough, Rumah Kediaman Bung Karno, Pantai Panjang dan Pulau Tikus.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Kepala Dinas Pariwisata Kota Bengkulu menjelaskan bahwa pengembangan potensi wisata yang ada di Kota Bengkulu menjadi tanggungjawab Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, pemerintah Kota Bengkulu bertanggungjawab terhadap kebersihan tempat wisata tersebut, hal ini dipertegas dengan penjelasan yang dipaparkan oleh Bapak Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu melalui kepala bidang Destinasi yakni proses alih pengembangan Potensi Wisata memang telah disepakati kedua belah pihak, akan tetapi dalam proses pembangunan infrastruktur menjadi tanggung jawab bersama pemerintah provinsi Bengkulu yang tak hanya melibatkan Dinas PU Provinsi tetapi juga PU Pusat baik dalam hal
179
pembangunannya maupun
pendanaannya.
Dalam penjelasannya Kabid Penelitian dan Pengembangan Bappeda Provinsi
Bengkulu menyebutkan prospek
pengembangan potensi wisata yang ada di Kota Bengkulu, harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga pengunjung tak hanya merasa tertarik dengan panorama alam ataupun budaya yang disajikan tetapi juga merasa nyaman dan aman
Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi
dan UMKM Kota Bengkulu
menjabarkan secara keseluruhan potensi wisata yang ada di Kota Bengkulu menjadi penguat sektor usaha mikro kecil dan menengah sebab Bengkulu bukan daerah industri, dan hanya dua komoditas perkebunan yang menjadi andalan yakni karet dan kelapa sawit, yang harganyapun fluktuatif. Jika nanti sudah terbentuk potensi wisata dengan berbagai macam destinasi sehingga jumlah kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing meningkat, maka UMKM dan pariwisata akan menjadi sektor penguat perekonomian Bengkulu. Berikut penjelasan potensi wisata yang berada di Kota Bengkulu :
Fort Marlborough
Benteng Marlborough (Inggris:Fort
Marlborough) adalah benteng
peninggalan Inggris di kota Bengkulu. Benteng ini didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1714-1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph Callet sebagai benteng pertahanan Inggris.
Benteng ini didirikan di atas bukit buatan, menghadap ke arah kota Bengkulu dan memunggungi samudera Hindia. Benteng ini berada di tanah seluas 44.000 meter2; Ukuran fisiknya sekitar 240 x 170 m. Ketinggian dinding bervariasi dari 8 sampai 8.50 meter, dengan ketebalan 1.85 sampai 3 meter. Pertahanan benteng terdiri dari 72 meriam. Di dalam benteng terdapat beberapa baris bangunan dengan atap berbentuk segitiga. Bangunan tersebut memiliki (krepyak) teras dengan barisan tiang besi. Benteng Marlborough terlihat seperti kura: kepala kura-kura adalah pintu utama, badannya adalah benteng itu sendiri. Bentuk ini merupakan tipikal benteng dari Eropa. (Kemendikbud, 2012).
Benteng ini pernah dibakar oleh rakyat Bengkulu, sehingga penghuninya terpaksa mengungsi ke Madras. Mereka kemudian kembali tahun 1724 setelah diadakan perjanjian. Tahun 1793,
serangan kembali dilancarkan.
Marlborough masih berfungsi sebagai benteng pertahanan hingga masa Hindia Belanda tahun 1825-1942, Jepang tahun
1942-1945, dan pada perang
kemerdekaan Indonesia. Sejak Jepang kalah hingga tahun 1948, benteng itu menjadi markas Polri. Namun, pada tahun 1949-1950, benteng Marlborough diduduki kembali oleh Belanda. Setelah Belanda pergi tahun 1950, benteng Marlborough menjadi markas TNI-AD. Hingga tahun 1977, benteng ini diserahkan kepada Depdikbud untuk dipugar dan dijadikan bangunan cagar budaya (Media Andalas, 2015).
180
Menurut Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, bahwa Benteng Marlborough merupakan satu – satu nya bukti sejarah terbesar kerajaan Inggris disumatera yang dipelihara oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya yang terpusat di Provinsi Jambi. Hal tersebut menjadi dasar penetapan Potensi Pariwisata Unggulan di Kota Bengkulu. Potensi wisata sejarah yang ditawarkan menjadi komoditas penelitian yang menarik dan memiliki nilai yang besar dalam
memperkaya kajian keilmuan.
Berkembangnya sektor pariwisata fort Marlborough telah berdampak positif terhadap usaha kecil dan menengah yang ada disekitarnya, nanti semakin majunya pariwisata akan berpengaruh terhadap terangkatnya usaha mikro menengah dan dampaknya tentunya keberadaan koperasi akan lebih hidup, hal ini dijelaskan oleh Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM Kota Bengkulu. Kabid Litbang Bappeda Provinsi Bengkulu menyebutkan dalam
prospek perkembangan Benteng
Marlborough sebagai cagar budaya salah satunya adalah upaya pelestarian dengan melibatkan masyarakat. Keterlibatan masyarakat akan membuat masyarakat terkhusus yang tinggal
disekitar Benteng Marlborough
mengedepankan sifat menghargai dan mengakui bahwa Benteng Malborough menjadi potensi wisata unggulan yang harus dijaga sehingga masyarakat memiliki rasa tanggungjawab dalam hal itu. Kesadaran jati diri suatu bangsa
yang banyak dipengaruhi oleh
pengetahuan tentang masa lalu bangsa
yang bersangkutan, sehingga
keberadaan kebangsaan itu pada masa
kini dan proyeksinya ke masa depan bertahan kepada ciri khasnya sebagai bangsa yang tetap berpijak pada landasan falsafah dan budayanya sendiri salah satunya melalui cagar budaya.
Penataan dan perawatan bangunan perlu kembali ditingkatkan, serta perlu adanya sarana dan prasarana yang dapat menciptakan kenyamanan, kemudahan, keamanan dan keselamatan wisatawan dalam melakukan kunjungan wisata. Beberapa hal yang perlu dikembangkan adalah Revitalisasi pusat jajanan/ kuliner yang bersih dan terstandar, Pembangunan tempat parkir yang terpola dengan baik, Penataan Taman yang terdiri dari pembuatan pagar pembatas dan pemasangan lampu taman
akan menjadikan wisata fort
Marlborough magnet tersendiri bagi para pengunjung.
Gambar 1. Fort Marlborough Kota Bengkulu
181 Rumah Pengasingan Bung Karno
Lokasi Rumah Pengasingan Bung Karno terletak di Jalan Jeruk yang sekarang berganti nama menjadi Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu. Di rumah ini tersimpan benda-benda peninggalan Bung Karno yang memiliki nilai sejarah termasuk saat Beliau menyusun strategi-strategi perjuangan selama di pengasingan. Pembagian ruangan dan penataan koleksi benda bersejarah di rumah ini rapi dan teratur.
Soekarno menempati rumah tersebut dari tahun 1938 hingga tahun 1942. Rumah ini berjarak sekitar 1,6 km dari Benteng Malborough. Rumah yang berada pada koordinat 0,3o 47l 85,1ll Lintang Selatan dan 102o15l 41,7ll Bujur Timur ini berada di ketinggian 64 m di atas permukaan laut. Rumah pengasingan ini berukuran asli adalah 162 m² dengan bangunan 9 x 18 m. Bentuk bangunannya empat persegi panjang tidak berkaki dan dindingnya polos. Memiliki halaman yang cukup luas dengan atap berbentuk limas. Pintu utamanya berdaun ganda berbentuk persegi panjang dengan jendela persegi panjang berhias kisi-kisi. Belum diketahui kapan rumah ini pertama kali didirikan, namun diperkirakan dibangun
awal abad ke-20 atau tahun 1918. Mulanya rumah tersebut merupakan milik pengusaha Tionghoa bernama Tan Eng Cian, penyumplai sembako untuk Pemerintah Hindia Belanda pada masa itu. Rumah tersebut berornamen Lokal, Eropa, dan Cina. Lokal diambil dari permukaan tanah. Ornamen Eropa diambil dari tingginya permukaan bangunan. Dan Ornamen Cina terdapat pada lubang angin yang ada di atas jendela dan pintu yang bermotif huruf Cina. Rumah ini kemudian disewa oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk menempatkan Bung Karno selama diasingkan di Bengkul Bersumber dari Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu bahwa promosi – promosi Rumah Kediaman Bung Karno telah gencar dianggarkan dan even – even daerah sering kali di pusatkan di rumah tersebut dengan harapan dapat memacu daya tarik wisata baik dari dalam maupun luar daerah. Dan untuk pengembangan UMKM sendiri, tak jauh dari rumah kediaman bung karno merupakan pusat oleh-oleh Bengkulu, baik berupa Outlet-outlet besar maupun penjaja makanan ada di depan Rumah Kediaman Bung Karno hal tersebut
dipaparkan oleh Kepala Dinas
Perindustrian, Koperasi dan UMKM Kota Bengkulu.
182 Pantai Panjang
Pantai Panjang merupakan pantai yang berada di Provinsi Bengkulu. Pantai ini memiliki garis pantai yang mencapai 7 km dan lebar pantai sekitar 500 meter. Pantai Panjang terletak di Kecamatan Ratu Agung, Kecamatan Teluk Segara, & Kecamatan Ratu Samban. Letaknya sekitar 4 km dari pusat kota. Pantai Panjang terletak sejajar dengan Pantai Tapak Paderi dan Pantai Jakat. Tepat bersebrangan dengan pantai panjang terdapat Sport Center sebagai arena olahraga. Destinasi Pantai Panjang didukung dengan fasilitas diantaranya terdapat restoran, cafe, penginapan, area bermain, pusat perbelanjaan, hingga fasilitas olahraga serta sarana transportasi yang mudah dan lancar. Pantai Panjang merupakan icon wisata alam di Kota Bengkulu, dengan jumlah kunjungan terbanyak di akhir pekan. Beberapa event-event besar juga sering diselenggarakan di Pantai Panjang. Namun, belum adanya atraksi atau pertunjukan budaya atau kesenian khas Bengkulu yang terjadwal setiap minggunya membuat aktivitas yang dilakukan terkesan monoton, ini menjadi PR bersama Pemerintah Bengkulu dalam upaya peningkatan jumlah wisatawan baik dalam dan luar negeri begitu penjelasan yang
disampaikan oleh Kasubbag
Perencanaan Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu
Pengembangan daya tarik wisata Pantai Panjang sebagai upaya peningkatan kualitas fasilitas daya tarik wisata adalah pembangunan pusat informasi wisata, pembangunan kios cenderamata,
pembangunan tempat ibadah dan Pembuatan Rambu-rambu petunjuk arah juga belum terpenuhi dengan baik, sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pariwisata tahun 2018 bahwa secara Internasional rambu-rambu dibagi menjadi: Rambu Panduan dan Informasi dan Rambu Atraksi dan Layanan Pariwisata, TODS (Torism
Orientation Directional Sign), Rambu
Berlogo dan Rambu Interpretasi. Kabid Litbang Bappeda Provinsi Bengkulu
menyebutkan, terpusatnya sentral oleh-oleh di kelurahan anggut memiliki sisi positif dan negatif, jika para wisatawan hanya memiliki sedikit waktu berkunjung ke Pantai Panjang maka oleh-oleh khas Bengkulu belum tersaji di sekitaran Pantai Panjang, hal ini tentu akan berpengaruh terhadap pemasaran kerajinan khas Bengkulu menjadi belum optimal begitu dipaparkan oleh Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM Kota Bengkulu.
Aktivitas berselancar di Pantai Panjang menjadi daya tarik tersendiri bagi para peselancar baik dari dalam maupun luar negeri. Pantai Panjang yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia memiliki spot selancar atau surfing berkelas Internasional. Ketinggian ombak yang bisa mencapai 5 meter dan hamparan pasir putih menjadikan pantai Bengkulu menjadi magnet bagi para peselancar. Tingginya minat para wisatawan asing untuk berselancar perlu didukung dengan adanya Menara Pandang (Veiwing Deck) yang berfungsi sebagai pos penjagaan untuk menjaga keselamatan dan keamanan wisatawan serta sebagai fasilitas penunjang aktifitas wisatawan untuk menikmati
183
kawasan dalam birdview atau
sightseeing (Permenpar, 2018). Tidak
hanya itu, Pantai Panjang yang memberi peluang paling besar terhadap
peningkatan jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara, juga perlu adanya surfing center yang berfungsi sebagai pusat pelayanan informasi, pelayanan wisatawan, penyediaan
surfing equipment, penanganan
keselamatan wisatawan dan pelatihan.
Kasubbag Perencanaan Dinas
Pariwisata Provinsi Bengkulu
menuturkan perencanaan
pengembangan Pantai Panjang
merupakan salah satu tupoksi Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, akan tetapi dalam proses pembangunan infrastruktur menjadi tanggung jawab bersama pemerintah provinsi Bengkulu yang tak hanya melibatkan Dinas PU Provinsi tetapi juga PU Pusat baik dalam hal
pembangunannya maupun
pendanaannya. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Bengkulu menjawab pertanyaan penulis terkait kebersihan pantai panjang, berdasarkan penuturan beliau bahwa kebersihan Pantai Panjang merupakan tanggung jawab bersama baik Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Bengkulu dan semua kalangan baik masyarakat sekitar, penjaja makanan serta peningkatan kesadaran pengunjung untuk peduli akan kebersihan pantai panjang juga menjadi elemen penting.
Pengawasan kebersihan dan
penambahan kuantitas ruang ganti atau toilet perlu mendapat perhatian, karena
sangat terkait dengan kenyamanan para wisatawan.
Pulau Tikus
Pulau Tikus adalah pulau kecil yang terletak di perairan Pantai Bengkulu. Pulau Tikus ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Pulau ini berada di sebelah barat dari kota Bengkulu dengan jarak 10 km dari pusat Kota Bengkulu dan terhubung langsung dengan samudera hindia. Pulau ini sering dikunjungi para wisatawan dan dapat ditempuh dengan menyewa perahu nelayan dari Pantai Zakat maupun Pantai Tapak Paderi. Pulau Tikus merupakan pulau karang kecil
yang terletak dalam wilayah
administrasi Kota Bengkulu Kecamatan Teluk Segara Kelurahan Malabero yang dikelilingi karang dan kaya dengan sumber daya alam. Di perairan sekitar Pulau Tikus terdapat panorama alam laut yang indah dengan potensi fauna berupa ekosistem karang dan biota laut. Ini sangat cocok bagi wisatawan yang senang menyelam. Kondisi pulau yang berpasir putih dan kawasan lautnya terdapat lokasi-lokasi aman untuk kegiatan penyelaman dasar laut, dengan airnya yang jernih dan batu karangnya yang indah merupakan pilihan tempat
184
Gambar 4. Pulau Tikus Kota Bengkulu
Kabid Litbang Bappeda Provinsi Bengkulu menjelaskan wisata Snorkeling menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, jika dikelola dengan baik tentu pulau tikus akan menjadi destinasi wisata unggulan bagi kota Bengkulu. Guna mencapai pola peningkatan jumlah kunjungan, maka perlu adanya peningkatan amenitas pariwisata yakni dengan adanya sarana
Dive center yang memenuhi standar
yakni : Standar eksterior, interior, tempat bilas dan kamar ganti, ruang pelatihan, ruang penyewaan peralatan, ruang perbaikan alat, ruang pengisian tangki udara, kepegawaian, pelatihan penyelam dan aktivitas yang ditawarkan harus menarik dan tidak monoton.
Pengembangan daya tarik wisata Pulau Tikus yang perlu dilakukan adalah pembangunan pusat informasi wisata,
pembangunan kios cenderamata,
pembangunan tempat ibadah dan Pembuatan Rambu-rambu petunjuk arah, pembuatan ruang ganti/toilet yang terstandar, pembuatan gazebo dan pembangunan gapura identitas serta Revitalisasi pusat jajanan/ kuliner yang bersih dan terstandar. Sehingga memberi warna tersendiri di dunia kepariwisataan di Provinsi Bengkulu.
Danau Dendam Tak Sudah (DDTS)
Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) adalah sebuah danau yang terletak di Provinsi Bengkulu. Danau ini berlokasi di Kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Singgaran Pati, Kota Bengkulu. Danau Dendam Tak Sudah memiliki luas keseluruhan 557 dan luas permukaan 67 hektare. Danau Dendam Tak Sudah diperkirakan terbentuk dari aktifitas gunung berapi di daerah. Dengan mengingat penting dan strategisnya keberadaannya, pada tahun 1963, Danau Dendam Tak Sudah ditetapkan sebagai cagar alam dengan luas 11,5 Hektare. Pada tahun 1999 wilayah cagar alam diperluas menjadi 577 hektare, Danau Dendam Tak Sudah memiliki beberapa jenis flora khas, diantaranya anggrek matahari, plawi, bungan kangkung, gelam, terentang, sikeduduk, brosong, ambacang rawa, dan pakis. Selain flora terdapatnya pula beberapa fauna khas seperti kera ekor pajang, lutung, burung kutilang, babi hutan, ular phyton, siamang siput dan berbagai jenis ikan termasuk ikan langka, seperti kebakung dan palau.
185
Gambar 5. Danau Dendam Tak Sudah Kota Bengkulu Gambar 6. Pantai Jakat Kota Bengkulu
Destinasi Danau Dendam Tak Sudah belum mampu menjadi magnet bagi para wisatawan, hal ini disebabkan karena lokasi parkir yang belum terpola dengan baik serta tatanan taman untuk
menunjang kenyaman wisatawan
menikmati keindahan Danau belum terkonsep dengan baik. Perlu adanya
pengembangan lanjutan guna
menjadikan Danau Dendam Tak Sudah menjadi salah satu potensi wisata unggulan di kota Bengkulu seperti
pembangunan Gapura Identitas,
Revitalisasi pusat jajanan/ kuliner yang bersih dan terstandar, Pembangunan tempat parkir yang terstandar, Penataan Taman Daya Tarik Wisata yang terdiri
dari pembuatan Gazebo, pagar
pembatas dan pemasangan lampu taman. Proses pengembangan DDTS sebagai salah satu potensi wisata menurut Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu masih dalam masa peralihan sebagai cagar alam oleh BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam),
Pantai Jakat
Pantai Jakat merupakan salah satunya wisata yang cukup digemari oleh masyarakat sekitar Bengkulu dan banyak juga wisatawan yang berasal dari luar Bengkulu bahkan juga banyak
wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke pantai ini. Pantai Jakat ini menyuguhkan pesona panorama alam yang sangat indah, apalagi dipantai ini terdapat sunset sempurna yang bisa anda saksikan jika berkunjung ke pantai ini, pancaran senja jingga yang memberikan keindahan yang tidak tertandingi dengan sunset di pantai yang lainnya yang ada di Provinsi Bengkulu. Pantai Jakat memiliki pasir yang berwarna agak kegelapan, pantainya cukup luas dan kandang berombak tinggi. Untuk bisa menikmati keindahan pantai ini anda bisa berjalan kaki menyusuri pantai Jakat, atau pun hanya sekedar duduk santai disekitar tepi pantai sambil menikmati jagung bakar yang dijual di sekitar kawasan wisata. Pantai Jakat merupakan kawasan pantai yang direkomendasikan aman untuk
berenang ataupun berseluncur
menggunakan banana boat.
Kabid Litbang Bappeda Provinsi Bengkulu mengatakan Sama halnya dengan Pantai Panjang, Pantai Jakat juga perlu adanya tatanan yang mendukung daya tarik dan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung, seperti pembuatan Menara Pandang (Veiwing
186
petunjuk arah, Kebersihan sarana dan prasarana yang ada di pantai Jakat juga perlu mendapat perhatian.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Potensi Wisata Kota Bengkulu
adalah Fort Marlborough, Rumah Kediaman Bung Karno . Pantai Panjang, Pantai Jakat, Danau Dendam Tak Sudah dan Pulau Tikus.
2. Berdasarkan Peraturan Gubernur No L. 82 Dispar Tahun 2018
tentang penetapan Potensi
Unggulan provinsi Bengkulu, 4 diantaranya terdapat di Kota
Bengkulu yakni : Fort
Marlborough, Rumah Kediaman Bung Karno, Pantai Panjang dan Pulau Tikus.
Rekomendasi
Rekomendasi disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti.
Rekomendasi diberikan kepada
pemerintah daerah selaku pembuat kebijakan pengembangan pariwisata daerah dan bagi masyarakat yang ada di lingkungan Destinasi Wisata maupun
masyarakat selaku pengunjung.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dirumuskan rekomendasi yaitu :
1. Pemerintah Provinsi Bengkulu perlu melakukan pengembangan daya tarik wisata dan peningkatan amenitas
pariwisata sebagai upaya
peningkatan kualitas fasilitas daya tarik wisata dan mendukung kesiapan destinasi pariwisata dan
peningkatkan daya saing pariwisata yang mencakup : pembangunan Pusat informasi Wisata, pembuatan dan peningkatan kualitas ruang ganti/toilet, pembuatan gazebo,
pemasangan lampu taman,
pembuatan pagar pembatas,
pembangunan kios
cenderamata,pusat jajanan kuliner, tempat ibadah, menara pandang (viewing deck), gapura identitas, pembuatan rambu-rambu petunjuk arah, pembangunan dive center dan
surfing center dan peralatannya.
2. Melakukan promosi wisata dengan menawarkan aktivitas yang tidak monoton, seperti adanya atraksi
mingguan terjadwal yang
menyuguhkan keberagaman budaya dan kesenian yang ada di Kota Bengkulu.
3. Mayarakat juga turut berpartisipasi dalam menjaga keberadaan objek wisata, dengan tidak merusak sarana dan prasarana, serta menjaga kebersihan objek wisata tersebut. Dalam hal ini pemerintah melalui instansi-instansi terkait juga perlu
menyelenggarakan berbagai
penyuluhan kepada masyarakat. Salah satunya adalah dalam bentuk bina masyarakat sadar wisata
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. (2010).
Pembangunan Kawasan dan
Tata Ruang. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Deddy Prasetya. (2014). Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur
187
Jurnal Politik Muda, Vol. 3 No. 3, Agustus-Desember 2014 Ferti. 2015. Sejarah Tugu Thomas
Parr
http://fhertysusi.blogspot.com/2 013/12/sejarah-tugu-thomas-parr.html
Galih, G. (2018). BPS : Tren Konsumsi Leisure Masih akan bergeliat 2018. Diambil dari.https: //m. cnnindonesia.com/ekonomi/201 80205142550-92-273890/BPS- tren-konsumsi-leisure-masih-akan-bergeliat-2018.(Diakses 05 Februari 2018).
Isa Wahyudi. (2017). Konsep
Pengembangan Pariwisata. Diambil dari.https://cvinspireconsulting.c om/Konsep-Pengembangan-Pariwisata/(Diakses 1 November 2017). _________. (2017). Metode Pengembangan Agrowisata. Diambil dari .https://cvinspireconsulting.com/ Metode-Pengembangan-Agrowisata/(Diakses 1 November 2017)
Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik
Indonesia.(2012).Forts In Indonesia : Jakarta
Media Andalas.2015.Catatan Sejarah dari Benteng Marlborough
Bengkulu. Diambil dari
:http://www. Inditou
rist.com/read/catatan-sejarah- dari-benteng-marlborough-bengkulu (Diakses 11 November 2015)
Milles, M.B and Huberman, M.A. (1984). Qualitative Data Analysis. London : Sage Publication
Pandit, Nyoman S. (2003). Ilmu Pariwisata : Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 3 Tahun 2018 tentang petunjuk operasional pengelolaan dana alokasi khusus fisik bidang pariwisata.
Sirojuzilam, dan Kasyful Mahali. (2010). Ekonomi Regional : Pembangunan, Perencanaan, dan Ekonomi. Medan : USU Press.
Sugiyono. (2010). Memahami
Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
________. (2012). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Suwardjoko dan Warpani, P.
(2007). Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. ITB : Bandung. Undang-Undang Republik Indonesia