Tujuan dan sasaran pembangunan Indonesia adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Tujuan dan sasaran pembangun an nasional sebagaimana
tercantum dan tersirat dalam
Pembukaan UUD 1945 adalah:
1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, 2. Memajukan kesejahteraan umum, 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial (Zein Sakti, 2016).
Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan (Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014). Program prioritas
163
pembangunan Kabupaten Mukomuko tahun 2016-2021 diantaranya bidang
pendidikan, kesehatan, bidang
infrastruktur, bidang pertanian, bidang kelautan dan perikanan, bidang perindagkop dan UKM. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah menetapkan sebanyak 24 desa di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, sebagai desa
yang menjadi skala prioritas
pembangunan di dalam program kerja kementerian tersebut. Kabid Pemerintah Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Mukomuko Eka Purwanto di Mukomuko, mengatakan sebanyak 24 desa yang menjadi skala prioritas program kerja kementrian tersebar di 12 kecamatan (Antaranews, 2018).
Perencanaan pembangunan desa dan dana desa dalam kerangka implementasi nawa cita dan RPJMN 2015-2019. RPJMN 2015-2019 merupakan visi, misi, dan agenda (Nawa cita) yang berfungsi untuk menjadi pedoman Kementerian/Lembaga dalam menyusun rencana strategis dan acuan dasar dalam pemantauan dan evaluasi RPJMN. RPJMN juga dapat menjadi acuan bagi masyarakat berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan nasional. CITA Ke-3 NAWA CITA adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan Desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan pembangunan kawasan
perdesaan (Buku Saku Dana Desa, 2017) :
Mewujudkan kemandirian
masyarakat; dan
Menciptakan desa-desa mandiri dan berkelanjutan yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi, serta penguatan keterkaitan kegiatan ekonomi kota-desa.
Dana Desa
Melalui Undang-Undang Nomor Tahun 2014 tentang Desa, disebutkan bahwa dana desa memberikan fokus yang lebih besar pada pengentasan kemiskinan dan ketimpangan, prioritas penggunaan
Dana Desa digunakan untuk
pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa untuk mengurangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan penyediaan infrastruktur dasar, serta memperluas kesempatan kerja.
BUMDes
Pembangunan desa berbasiskan
kekuatan lokal (keuangan dan aset desa)
berwujud pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, digerakkan dan dikelola oleh desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pada lingkup desa atau BUMDesa bersama pada lingkup antar desa. Undang Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa. Pasal 87 Pasal 88 Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut BUM Des. (2) BUM Desa dikelola dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan. (3) BUM Desa dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau
164
ketentuan peraturan perundang-undangan. (1) Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah Desa. (2) Pendirian BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Sifat BUMDes adalah menjadi alat desa bagi gerakan perekonomian di desa yang bercirikan semangat kolektif dan kegotongroyongan. Maksud BUMDes
yaitu melaksanakan tugas desa dalam
menyelenggarakan cabang-cabang
produksi yang penting bagi desa dan yang menguasai hajat hidup orang banyak Tujuannya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam
mengendalikan perekonomian di desa untuk sebesarbesarnya kesejahteraan masyarakat dan kemandirian ekonomi di tingkat Desa (Buku Saku Dana Desa, 56).
Gambar 1. Dampak Ekonomi BUMDes (Buku Saku Dana Desa, 2017)
Klasifikasi Jenis BUMDes
(Permendesa Nomor 04 Tahun 2015)
BUMDes dapat menjalankan bisnis sosial (social business) sederhana yang memberikan pelayanan umum(serving) kepada masyarakat dengan memperoleh keuntungan finansial. Unit usaha dalam BUMDes dapat memanfaatkan sumber daya lokal dan teknologi tepat guna, meliputi:
a. air minum Desa; b. usaha listrik Desa; c. lumbung pangan; dan
d. sumber daya lokal dan teknologi tepat guna lainnya.
BUMDes dapat menjalankan bisnis penyewaan (renting) barang untuk melayani kebutuhan masyarakat Desa dan ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli Desa. Unit usaha dalam BUMDes dapat menjalankan kegiatan usaha penyewaan meliputi: a. alat transportasi;
b. perkakas pesta; c. gedung pertemuan; d. rumah toko;
e. tanah milik BUM Desa; dan f. barang sewaan lainnya.
BUMDes dapat menjalankan usaha perantara (brokering) yang memberikan
165
jasa pelayanan kepada warga. Unit
usaha dalam BUMDes dapat
menjalankan kegiatan usaha perantara yang meliputi:
a. jasa pembayaran listrik;
b. pasar Desa untuk memasarkan
produk yang dihasilkan
masyarakat; dan c. jasa pelayanan lainnya.
BUMDes dapat menjalankan bisnis yang berproduksi dan/atau berdagang (trading) barang-barang tertentu untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat
maupun dipasarkan pada skala pasar yang lebih luas. Unit usaha dalam BUMDes dapat menjalankan kegiatan perdagangan (trading) meliputi:
a. pabrik es;
b. pabrik asap cair; c. hasil pertanian;
d. sarana produksi pertanian; e. sumur bekas tambang; dan f. kegiatan bisnis produktif lainnya.
BUMDes dapat menjalankan bisnis keuangan (financial business) yang memenuhi kebutuhan usaha-usaha skala mikro yang dijalankan oleh pelaku usaha ekonomi Desa. Unit usaha dalam BUMDes dapat memberikan akses kredit dan peminjaman yang mudah diakses oleh masyarakat Desa.
BUMDes dapat menjalankan usaha bersama (holding) sebagai induk dari unit-unit usaha yang dikembangkan masyarakat Desa baik dalam skala lokal Desa maupun kawasan perdesaan. Unit
usaha dalam BUMDes dapat
menjalankan kegiatan usaha bersama meliputi:
a. pengembangan kapal Desa berskala besar untuk mengorganisasi nelayan kecil agar usahanya menjadi lebih ekspansif;
b. Desa Wisata yang mengorganisir rangkaian jenis usaha dari kelompok masyarakat;dan
c. kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan jenis usaha lokal lainnya.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kaulitatif. Metode berpikir yang dipakai pada penelitian ini adalah perumusan masalah, observasi lapangan, analisis data dan penarikan kesimpulan yang dikaitkan dengan fakta-fakta di lapangan.
Jenis data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data primer (wawancara, dan observasi) serta data
sekunder (dokumen, laporan,
peraturan/produk hukum). Dan metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: Metode Dokumentasi, Metode Observasi, dan Metode Wawancara.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Kabupaten
Mukomuko
Secara astronomis, Kabupaten
Mukomuko terletak antara 020 16’ 32” – 030
07’ 46” Lintang Selatan dan antara 1010 01’ 15” – 1010 51’ 29,6” Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Mukomuko
166
memiliki batas-batas: Utara – Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat; Selatan – Kabupaten Bengkulu Utara; Barat – Samudera Hindia; Timur – Kabupaten Kerinci dan Kabupaten
Merangin, Jambi. Kabupaten
Mukomuko terdiri dari 15 kecamatan, 148 desa dan tiga kelurahan.
BUMDes Kabupaten Mukomuko
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sebagai lembaga ekonomi masyarakat yang perannya cukup strategis dalam
menggerakkan perekonomian
masyarakat di pedesaan. Sehingga, Bumdes sebagai lembaga ekonomi rakyat yang juga menjadi pilar demokrasi. Bumdes yang diciptakan dengan tujuannya untuk meningkatkan perekonomian desa, mengoptimalkan aset desa, meningkatkan usaha masyarakat, menciptakan peluang usaha, menciptakan lapangan pekerjaan, pengembangan ekonomi desa serta meningkatkan pendapatan desa. Jika pengelolaan Bumdes optimal, maka desa akan menjadi desa yang mandiri.
BUMDes sebagai salah satu mitra pemerintah desa dalam mewujudkan
rencana-rencana pembangunan
perekonomian ekonomi dituntut mampu menyediakan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan usaha. Badan Usaha Milik Desa adalah usaha yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaanya dilakukan oleh pemdes dan masyarakat. Peran
BUMDes bagi desa yang
menjalankannya:
1. Meningkatlan kesejahteraan
masyarakat dan BUMDes
pemerintah desa.
2. Membantu melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan
penyelenggara kegiatan ekonomi desa.
3. Membantu pemerintah desa dalam upaya mengembangkan sumber sumber potensi alam dan manusia
didesa untuk dikembangkan
menjadi sumber sumber sumber ekonomi
4. Menjadi media pemerintah desa untuk mewujudkan mewujudkan rencana pembangunan khususnya dibidang ekonomi.
Pengaturan BUMDes diatur di dalam pasal 23 ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun 2014, bahwa desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi
desa. Tujuan BUMDes yaitu
mengoptimalkan pengelolaan aset-aset
desa yang ada, memajukan
perekonomian desa, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Sifat usaha BUMDes adalah berorientasi pada keuntungan. Sifat pengelolaan
usahanya adalah keterbukaan,
kejujuran, partisipatif, dan berkeadilan.
Dengan kehadiran BUMDes ini
diharapkan desa menjadi lebih mandiri dan masyarakat menjadi lebih sejahtera (Ovi, 2013).
Pendirian BUMDes didasarkan pada kebutuhan dan potensi desa, sebagai upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Berkenaan dengan
167
BUMDes dibangun atas prakarsa masyarakat, serta mendasari pada prinsip prinsip kooperatife, partisipatif, transparasi, emansipatif, akuntabel, dan sustainable. Dari semua itu yang terpenting adalah bahwa pengelolaan BUMDes harus dilakukan secara professional dan mandiri (Eka, 2016).
Kabupaten Mukomuko memiliki 148 Desa dan tiga Kelurahan. Dari 148 Desa dari 148 Desa yang memiliki BUMDes
baru 78 Desa (Data Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kabupaten Mukomuko Tahun 2017). Dari jumlah tersebut, hanya 10% BUMDes yang aktif, yang berarti sekitar ±8 BUMDes. Dari ke delapan
BUMDes tersebut kami memilih
BUMDes Tuah Sepakat, Desa Mandi Angin Jaya, Kecamatan Teramang Jaya dan BUMDes Harapan Jaya, Desa
Mekar Jaya, Kecamatan Teras
Terunjam sebagai sample kami. Hal tersebut karena BUMDes tersebut semenjak berdiri dapat berkembang dengan pesat dan mampu memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat serta lokasinya mudah dijangkau, jalan menuju desa tersebut masih bisa dilalui dengan transportasi mobil. Walau untuk menuju ke Desa Mekar Jaya jalannya masih berupa tanah merah dan berbukit-bukit tetapi masih bisa dilalui jika hari sedang cerah.
Menurut Kepala Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kabupaten Mukomuko, sampai saat ini
belum ada BUMDes yang
keberhasilannya signifikan, masih
banyak BUMDes berada pada tahap pembelajaran. Dana BUMDes dapat berasal dari pemerintah, pihak ketiga dan masyarakat. Dana berasal dari Dana Desa yang diserahkan melalui jalur langsung ke APBDes.
Selain itu masih banyak BUMDes yang membagi keuntungan BUMDes lebih besar ke modal dibandingkan untuk
honor pengurus dan pengawas.
Sehingga masih banyak masyarakat yang enggan untuk ditunjuk mejadi
penegelola BUMDes. Kebanyakan
pembagian keuntungan sebesar 15% untuk pengelola; 30% untuk PADes ; 40% untuk modal ; dan 15% untuk lain-lain. Idelanya menurut Kabid PUEM pembagiannya adalah 40% untuk pengelola ; 40% untuk PADes; dan 20% untuk modal. Sehingga perekonomian masyarakat dapat terangkat.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tuah Sepakat
BUMDes Tuah Sepakat didirikan berdasarkan Peraturan Desa Nomor 1 Tahun 2015/1 dengan SK Pengesahan Nomor: 100-237 Tahun 2016. BUMDes Tuah Sepakat Terletak di Desa Mandi Angin Jaya, Kecamatan Teramang Jaya. Visi BUMDes Tuah Sepakat adalah “mewujudkan lembaga usaha ekonomi desa yang sehat, kuat berdaya saing tinggi dan terpercaya yang mampu
melayani kebutuhan ekonomi
masyarakat dalam mencapai kehidupan masyarakat yang sejahtera” sedangkan misi BUMDesini adalah “ Menjadikan
BUMDes Tuah Sepakat sebagai
lokomotif penggerak ekonomi
168
Adapun tujuan dari BUMDes ini adalah:
a. Meningkatkan pendapatan asli desa
(PAD) untuk peningkatan
pembangunan desa dan
peningkatan elayanan masyarakat;
b. Mendorong perkembangan
perekonomian masyarakat desa; c. Meningkatkan kreativitas dan
peluang usaha ekonomi produktif bagi masyarakat desa yang berpenghasilan rendah;
d. Mendorong berkembangnya usaha mikro sector informal; dan
e. Melakukan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan.
Sumber dana BUMDes ini berasal dari APBDes yang merupakan dana desa dan penyertaan modal masyarakat bagi usaha simpan pinjam. Pembagian sisa hasil usaha BUMDes Tuah Sepakat ditetapkan berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Desa Mandi Angin Jaya Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tuah Sepakat, sebagai berikut:
a. Dana Cadangan = 35%
b. Pendapatan Asli Desa (PADes) = 20%
c. Pengurus unit Usaha = 25% d. Badan Pengawas BUMDes = 15% e. Pendidikan = 2,5%
f. Dana Sosial = 2,5%
Sedangkan untuk pengeluaran gaji karyawan unit tiap bulannya sebesar 40% dari pendapatan bersih tiap bulan dan 20% digunakan untuk honor pengelola BUMDes. Pengelola atau pelaksana operasional BUMDes dipilih
berdasarkan musawarah desa, terdiri dari:
1. Badan pengawas yang diketuai oleh sekretaris kecamatan, yaitu Bapak Marhidi, SE;
2. Penasehat yang merupakan kepala desa mandi angina jaya, yaitu Bapak Hanasrum; dan
3. Direktur BUMDes yaitu Dedi Nopian
BUMDes ini memiliki dua unit usaha yaitu, unit keuangan (simpan pinjam) dan perdagangan (pertokoan). Simpan pinjam yang dilakukan serupa dengan simpan pinjam yang dilakukan oleh perbankkan nasional. Bagi masyarakat yang ingin meminjam uang di BUMDes ini juga harus menyerahkan surat-surat berharga sebagai jaminan. Untuk peminjaman di bawah 10 juta, surat berharga yang harus dijaminkan adalah Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dan untuk peminjaman diatas 10 juta yang harus dijaminkan adalah sertifikat tanah. Unit perdagangan atau pertokoan BUMDes tuah sepakat
menjual berbagai jenis pupuk
nonsubsidi karena rata-rata penduduk di Desa Mandi Angin berprofesi sebagai petani.
BUMDes Tuah Sepakat tercatat di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Mukomuko sebagai
BUMDes yang memiliki
administrasi/laporan keuangan paling
lengkap. BUMDes Tuah sepakat
memiliki neraca akhiir, Laporan Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas (Cash Flow), Perubahan Modal (equitas) dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).
169
Dampak berdirinya BUMDes Tuah Sepakat yang dirasakan oleh masyarakat adalah:
1. Meningkatnya Pendapatan Asli Desa, sesuai dengan tujuan BUMDes Tuah Sepakat dan Perdes Nomor 1 tahun 2015 bahwa 20%
dari keuntungan BUMDes
diperuntukkan untuk PADes. 2. Kemudahan mendapatkan pupuk
untuk pertanian, tidak mengharus petani ke kota untuk mendapatkan pupuk yang lumayan memakan waktu dan biaya.
3. Menambahkan penghasilan
masyarakat bagi para karyawan dan
pengelola BUMDes, untuk
pengelola dialokasikan 25% dan untuk pengawas 15%.
4. Membuka lapangan kerja bagi masyarakat dengan diangkat sebagai karyawan unit.
5. Menambah penghasilan masyarakat yang ikut serta dalam keangggotan simpan pinjam dimana setiap tahunnya akan dibagikan SHU simpan pinjam.
Sedangkan kendala yang masih
dirasakan oleh BUMDes Tuah Sepakat adalah:
1. Posisinya yang di pelosok sehingga konsumen terbatas dari desa Mandi Angin saja.
2. Keputusan Kepala Desa yang mengkhususkan nasabah atau konsumen dari masyarakat dari Desa Mandi Angin Jaya saja, sehingga terbatas dan sedikit nasabah yang bergabung.
3. Kredit macet dari nasabah.
Harapan dari BUMDes Tuah sepakat adalah didirikannya BUMDes Bersama agar lebih luas jangkauan dan berkembang lebih pesat. Sumber daya
manusia yang kurang memiliki
keterampilan dalam manajemen
lembaga, usaha dan keuangan sehingga
menyulitkan pengelola dalam
mewujudkan administrasi yang tertata.
BUMDes Harapan Jaya
BUMDes Harapan Jaya didirikan berdasarkan Peraturan Desa Nomor 3 Tahun 2015/3 dengan SK Pengesahan Nomor: 100-237 Tahun 2016. BUMDes Harapan Jaya disahkan Oleh Kepala
Desa Mekar Jaya No.
06/SK.BHJ/MJ/TT/2016, untuk jangka waktu yang tidak terbatas.BUMDes Harapan Jaya Terletak di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Teras Terunjam. BUMDes Harapan Jaya memiliki enam unit usaha, yaitu: Perkebunan;
Transportasi; Simpan Pinjam;
Perusahaan Air Bersih; BRI Link; dan Pengolahan arang cangkang sawit Sumber dana BUMDes ini berasal dari APBDes yang merupakan bantuan dari pemerintah dan penyertaan modal masyarakat. Bantuan pemerintah yang telah diterima BUMDes Harapan Jaya adalah Tahun 2016 sebesar 59 Juta rupiah, Tahun 2017 sebesar 77 Juta Rupiah, dan Tahun 2018 sebesar 150 Juta Rupiah
Penyertaan modal masyarakat berupa pemberian alat tungku rotari cangkang sawit. Saat ini tungku rotari milik masyarakat jumlahnya sebanyak 22 buah. Pembagian keuangan Bumdes
170
Harapan Jaya diatur dalam AD/ART sebagai berikut:
a. Pemupukan Modal Usaha Unit = 90%
b. Operasional Bumdes = 5 % c. Dana Cadangan = 5 %
Sedangkan pembagian hasil usaha BUMDes setiap tahun dipergunakan untuk :
1. Pemupukan modal usaha = 50 % 2. Pendapatan desa = 20 %
3. Pengurus dan pengawas bumdes = 15 %
4. Dana sosial = 5% 5. Operasional = 5 % 6. Dana Cadangan = 5%
Pengelola atau pelaksana operasional
BUMDes dipilih berdasarkan
musawarah desa, terdiri dari:
1. Penasehat yang merupakan kepala desa Mekar Jaya, yaitu Bapak H. Yundan Akhsan; dan
2. Direktur BUMDes yaitu
Mulyatman
Dampak didirikannya BUMDes
Harapan Jaya adalah sbb:
1. Meningkatnya Pendapatan Asli Desa dimana sebesar 20% dari keuntungan BUMDes dialokasikan untuk pendapatan desa.
2. Menambahkan penghasilan
masyarakat bagi para karyawan dan pengelola BUMDes. Pendapatan masyarakat meningkat seiring dengan berdirinya unit arang dari cangkang sawit. Setiap pagi hingga siang Ibu-Ibu bekerja membakar cangkang sawit, malam-malam
giliran Bapak-Bapak yang
membakar cangkang. Mereka
digaji perhari sebesar Rp 600,- per kg arang sawit
3. Membuka lapangan kerja bagi masyarakat dengan diangkat sebagai karyawan unit dan karyawan BUMDes.
4. Menambah penghasilan masyarakat yang ikut serta dalam keangggotan simpan pinjam dimana setiap tahunnya akan dibagikan SHU simpan pinjam.
5. Unit usaha BRI Link sangat
membantu masyarakat untuk
menarik atau menyimpan uang mereka tanpa harus pergi ke Kota dan mengantri di Bank.
6. Kemudahan air bersih bagi masyarakat yang rumahnya sulit terjangkau air bersih.
7. Kemudahan transportasi dari dan ke dalam Desa Mekar Jaya.
8. Bunga yang rendah membantu
masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan dalam simpan pinjam di BUMDes Harapan Jaya.
Kendala yang dirasakan oleh BUMDes Harapan Jaya adalah:
1. Lokasinya yang dipelosok
ditambah infrastruktur jalan yang belum memadai. Jalan masih berupa tanah merah dan sempit sehingga menyulitkan truk-truk pengangkut arang siap jual dan pengangkut cangkang sawit sulit
menembus lokasi. Struktur
tanahnya yang juga landai, menyulitkan truk-truk besar untuk sampai di lokasi.
2. Harga bahan baku cangkang yang semakin mahal. Awalnya cangkang sawit dianggap sampai oleh
pabrik-171
pabrik sawit sehingga dijual murah. Kemudian karena mengetahui cangkang tersebut menjadi barang yang dapat diolah kembali dan permointaan BUMDes Harapan Jaya semakin besar maka harga cangkang sawit dinaiikan oleh pihak pabrik.
3. Keterbatasan peralatan untuk
membakar cangkang sawit
sehingga arang yang dihasilkan dibawah permintaan pasar.
PENUTUP Kesimpulan
Dari kajian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Unit usaha yang berada pada
BUMDes Tuah Sepakat adalah unit keuangan (simpan pinjam) dan
perdagangan (pertokoan)
sedangkan BUMDes Harapan Jaya memiliki 6 unit usaha yaitu, Perkebunan; Transportasi; Simpan Pinjam; Perusahaan Air Bersih; BRI Link; dan Pengolahan arang cangkang sawit.
2. BUMDes Tuah Sepakat dan Harpan
Jaya Kabupaten Mukomuko
berdampak secara ekonomi
terhadap kehidupan masyarakat seperti meningkatkan Pendapatan Asli Desa, membuka lapangan kerja, menaikkan pendapatan masyarakat melalui simpan pinjam dan menjadi pengurus BUMDes.
Saran/Rekomendasi
Saran atau rekomendasi :
1. Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Desa Kabupaten Mukomuko
diharapkan dapat melakukan
pembinaan dan pelatihan pengurus BUMDes di Kabupaten Mukomuko mengenai praktek dalam menyusun manajemen keuangan, pelaporan dan perekrutan.
2. Pada saat musyawarah desa, dalam penentuan AD/ART, disarankan untuk memperbesar dana alokasi peruntukan pengelola BUMDes sehingga masyarakat tertarik mengurus dan mengembangkan BUMDes.
DAFTAR PUSTAKA
Aranto, Ferry. (2018). Diambil dari https://bengkulu.antaranews.com /berita/47877/ kementerian- prioritaskan-pembangunan-24-desa-di-mukomuko. [diakses 22 Agustus 2019]
Badan Pusat Statistik Kabupeten Mukomuko. (2017). Kabupaten
Mukomuko dalam Angka 2017.
Mukomuko: Percetakan Demy. Benny Ferdianto. (2016). Eksistensi
Badan Usaha Milik Desa
Terhadap Peningkatan
Pendapatan Asli Desa Di Tiyuh Candra Kencana Kecamatan
Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang
Barat. Skripsi: Lampung:
Universitas Lampung.
Eka, Ade Kurniawan. (2016). Peranan
Badan Usaha Milik Desa
(Bumdes) Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Desa (Desa
Lanjut Kecamatan Singkep
Pesisir Kabupaten Lingga
Tahun 2015). Skripsi. Tanjung
Pinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji.
172 https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/ makna-hakikat-dan-tujuan-pembangunan-nasional-17. [diakses 22 Agustus 2019] https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangu nan_nasional_Indonesia. [diakses 11 Oktober 2018)
Kementerian Keuangan Republik
Indonesia. (2017). Buku Saku
Dana Desa Dana Desa Untuk Kesejahteraan Rakyat. Jakarta.
Lellyana, Garnies Sagit. (2017). Peran
Badan Usaha Milik Desa
(Bumdes) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Berdasarkan Uu No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Kasus
Di Bumdes Tirta Mandiri
Klaten).Skripsi. Solo:
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Ovi, Dantika Era Tama. (2013).
Dampak Badan Usaha Milik
Desa (Bumdes)Bagi
Kesejahteraan Masyarakat Di
Desa KarangrejekKecamatan
Wonosari Kabupaten Gunung
Kidul. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta. Peraturan Menteri DesaPembangunan
Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik
Indonesia.Nomor 4 Tahun 2015.
Tentang Pendirian, Pengurusan
Dan Pengelolaan, Dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri. Paket Informasi 2012-2013.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa..
Zein Sakti. (2016). Diambil dari https://www.awalilmu.com/2016/
02/tujuan-dan-sasaran-
pembangunan-nasional-indonesia.html [diakses 22
173
POTENSI WISATA DI KOTA BENGKULU