• Tidak ada hasil yang ditemukan

Logistic Regression

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengaruh Faktor Psikologis

terhadap Kinerja Bidan

Pengaruh Sikap terhadap Kinerja Bidan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 33 (67.3%) dari 49 responden yang sikapnya tidak baik, memiliki kinerja baik. Sementara responden yang sikapnya baik, semuanya memiliki kinerja baik. Setelah dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi logistik, variabel sikap berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja bidan dalam pelaksanaan program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Kota Padangsidimpuan, dengan p-value = 0.044 (p-value < 0.05).

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan Setiawan di Kabupaten Psikologis : 3. Sikap 4. Motivasi Kinerja Bidan Organisasi: 3. Sumber Daya 4. Imbalan

Tasikmalaya (2007), dengan menggunakan pendekatan cross-sectional diperoleh hasil bahwa sikap dalam pelayanan berhubungan secara signifikan dengan kinerja bidan dalam pertolongan persalinan (p-value = 0,000). Sementara Darsiwan (2002), memperoleh hasil penelitian bahwa tidak ada hubungan secara signifikan antara sikap bidan di desa dengan kinerja bidan dalam Pertolongan Persalinan (p-value =0,963).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, meskipun sebagian besar bidan menjawab setuju setiap indikator, namun dari hasil juga diketahui bahwa masih banyak bidan yang mengatakan kurang setuju pada beberapa indikator, yaitu sebesar 38.6% bidan kurang setuju untuk mengajak bidan lain ikut serta dalam program Jampersal, dikarenakan program Jampersal belum sepenuhnya diminati bidan praktik swasta. Hal ini disebabkan pendapatan bidan lebih besar jika melayani pasien di luar Jampersal. Sebesar 25.7% kurang setuju bila bidan dinyatakan senang dalam penyampaian laporan bukti-bukti pelayanan yang sah dan harus ditanda tangani oleh peserta Jampersal. Adanya sikap yang kurang senang karena pelayanan kesehatan dengan Jampersal banyak memerlukan surat-surat yang harus dilengkapi.

Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui sebesar 48.6% bidan kurang setuju apabila bidan tidak menarik biaya tambahan kepada peserta program Jampersal diluar tarif yang ditentukan dengan alasan apapun. Sikap bidan yang kurang setuju dikarenakan biaya persalinan normal yang dibutuhkan tidak mencukupi apabila hanya mengandalkan dari klaim

Jampersal. Biaya itu mencakup persalinan, obat, alat habis pakai, kamar, dan makanan bergizi. Selain itu, untuk menambah pendapatan bidan maka ada bidan yang menyediakan fasilitas cuci pakaian dan mengurus akta kelahiran. Selain itu, dari hasil juga diketahui sebesar 48.6% bidan kurang setuju bila bidan diberi sanksi apabila bidan memungut biaya tambahan pelayanan kesehatan kepada peserta program Jampersal, karena bidan beranggapan bahwa uang pengganti persalinan dari pemerintah dianggap tidak sepadan.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui sebesar 30.0% bidan kurang setuju bila bidan dinyatakan akan memperpanjang kerjasama dalam program Jampersal sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian kerjasama. Timbulnya sikap kurang setuju untuk tidak menandatangani kontrak jampersal lagi dikarenakan bidan berpandangan bahwa unit biaya yang ditanggung Jampersal terlalu kecil untuk di Kota Padangsidimpuan, sekalipun adanya isu bahwa pemerintah Kota Padangsidimpuan akan menaikkan tarif untuk membantu persalinan normal dan tarif pemeriksaan ibu hamil per kunjungan.

Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Bidan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hanya ada 1 (8.3%) dari 12 responden yang motivasinya tidak baik, memiliki kinerja baik. Sementara responden yang motivasinya baik, memiliki kinerja baik yaitu sebanyak 53 (91.4%) dari 58 responden. Setelah dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi logistik, variabel motivasi berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja bidan dalam pelaksanaan program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Kota Padangsidimpuan, dengan p-value=0.036 (p-value < 0.05).

Hasil penelitian tersebut senada dengan Surani (2007), dengan judul

penelitian “Analisis Karakteristik

Individu dan Faktor Instrinsik yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan Pelaksana Poliklinik Kesehatan Desa dalam Pelayanan Kesehatan Dasar di Kabupaten Kendal. Penelitian ini merupakan penelitian analitik, dengan pendekatan belah lintang (cross sectional). Diperoleh hasil bahwa motivasi berhubungan secara signifikan dengan kinerja bidan (p-value =0,0001). Sementara hasil penelitian Darsiwan (2002), memperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan secara signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja bidan dalam Pertolongan Persalinan (p-value =0,626).

Beberapa hal yang membuat beberapa bidan kurang termotivasi terhadap Program Jampersal adalah karena program jampersal juga diberlakukan bagi ibu yang tergolong mampu. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Program Jampersal memang berlaku untuk semua kalangan, baik kaya maupun miskin. Untuk mendapatkan pelayanan program tersebut cukup gampang, masyarakat cukup memberikan KTP saja dan tidak perlu memberikan keterangan surat kurang mampu, karena program tersebut berlaku untuk semua masyarakat baik kaya maupun miskin. Menurut bidan, seharusnya Jampersal khusus untuk para ibu yang tidak mampu. Sehingga bagi para ibu yang berkecukupan secara ekonomi, rasanya kurang tepat bila melayani pasien

persalinan orang kaya menggunakan Jampersal, apalagi banyak permintaan. Sehingga persepsi bidan tersebut mempengaruhi kinerja bidan terhadap pelaksanaan program Jaminan Persalinan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

Selain masalah kepesertaan Program Jampersal yang berlaku untuk semua ibu tanpa memandang sosial ekonominya, dari hasil juga diketahui bahwa sebesar 37,1% bidan mengatakan tidak tertantang untuk bekerja semaksimal mungkin melaksanakan tugas sebagai bidan dalam pelaksanaan program Jampersal. Bidan akan tertantang untuk bekerja maksimal bila layanan Jampersal di Kota Padangsidimpuan hanya diperuntukan bagi ibu hamil yang mempunyai resiko tinggi. Misalnya, umur si ibu kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun, tingginya kurang dari satu meter, juga punya riwayat penyakit. Dengan adanya petunjuk seperti itu, diharapkan para ibu hamil yang mempunyai kondisi normal tidak lagi berbondong-bondong ingin melahirkan di tempat praktik bidan secara gratis serta memanfaatkan program Jampersal.

Di luar semua masalah yang berkaitan dengan motivasi bidan terhadap Program Jampersal, namun secara keseluruhan diketahui bahwa semua bidan memiliki tujuan ikut program Jampersal karena keinginannya untuk ikut serta dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak, dan akan tetap memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien, meskipun ekonomi mereka tergolong mampu namun merupakan pasien Jampersal (70,0%), serta bekerja sesuai dengan standar

pelayanan kebidanan agar program Jampersal dapat tercapai (100,0%). Kecenderungan ini mendukung teori yang menyatakan bahwa jika seseorang termotivasi, maka dia akan berusaha keras. Motivasi mempunyai arti mendasar sebagai inisiatif penggerak perilaku seseorang secara optimal, hal ini disebabkan karena motivasi merupakan kondisi internal, kejiwaan dan mental manusia seperti aneka keinginan, harapan, kebutuhan, dorongan dan kesukaan yang mendorong individu untuk berperilaku kerja untuk mencapai kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan (Gibson, 2000).

2. Pengaruh Faktor Organisasi

terhadap Kinerja Bidan

Pengaruh Sumber Daya terhadap Kinerja Bidan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hanya ada 1 (7.1%) dari 14 responden yang memiliki sumber daya tidak baik, namun kinerjanya baik. Sementara responden yang sumber dayanya baik, memiliki kinerja baik sebanyak 53 (94.6%) dari 56 responden. Setelah dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi logistik, variabel sumber daya berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja bidan dalam pelaksanaan program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Kota Padangsidimpuan, dengan p-value=0.020 (p-value < 0.05).

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan Setiawan (2007), memperoleh hasil bahwa sumber daya berhubungan secara signifikan dengan kinerja bidan dalam pertolongan persalinan (p-value = 0,001). Ketersedian sumber daya dalam bentuk sarana pelayanan sebagai

salah satu faktor pendukung juga dikemukakan Gitosudarmo, dkk., (2000), yang mengatakan bahwa faktor pendukung yang tidak boleh dilupakan adalah sarana atau alat dalam pelaksanaan tugas pelayanan, sarana pelayanan yang dimaksud disini adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masih ada bidan yang mengatakan bahwa sumber daya yang mereka miliki belum memadai dalam melakukan praktik kebidanan. Hal tersebut diketahui dari hasil kuesioner yang menunjukkan sebesar 18,6% bidan mengatakan bahwa transportasi tidak tersedia untuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika terjadi kegawat daruratan ibu dan janin, sebesar 30,0% bidan mengatakan bahwa peralatan praktek tidak lengkap, sebesar 12,9% bidan mengatakan bahwa perlengkapan penting untuk memantau tekanan darah dan memberikan cairan IV (set infuse, Ringer laktat dan alat suntik sekali pakai) tidak tersedia, dan sebesar 12,9% bidan mengatakan bahwa obat anti hipertensi yang dibutuhkan untuk kegawatdaruratan (mis: Magnesium Sulfat, kalsium glukonas) tidak tersedia. Pengaruh Imbalan terhadap Kinerja Bidan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 16 (51.6%) dari 31 responden yang mendapatkan imbalan kategori tidak baik, namun kinerjanya baik. Sementara responden yang mendapatkan imbalan kategori baik, memiliki kinerja baik sebanyak 38 (97.4%) dari 39 responden. Setelah dilakukan analisis multivariat dengan

uji regresi logistik, variabel imbalan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja bidan dalam pelaksanaan program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Kota Padangsidimpuan, dengan p-value=0.021 (p-value < 0.05).

Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa sebesar 52,9% bidan mengatakan bahwa imbalan yang diterima saat ini tidak sesuai dengan tantangan pekerjaan yang dirasakan, dan sebesar 50,0% bidan mengatakan bahwa imbalan yang diterima dari pihak tim pengelola program Jampersal tidak sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Dengan adanya persepsi bidan terhadap pemberian imbalan dalam menjalankan program Jampersal yang belum sesuai dengan harapan mereka, maka hal tersebut mempengaruhi kinerja bidan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan Setiawan (2007), memperoleh hasil bahwa imbalan berhubungan secara signifikan dengan kinerja bidan dalam pertolongan persalinan (p-value = 0,003). Sementara hasil penelitin Darsiwan (2002), memperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan secara signifikan antara imbalan dengan kinerja bidan dalam pertolongan persalinan (p-value =0,963)

Program Jampersal yang memberikan bantuan persalinan dengan gratis memiliki segi negatif. Sebab, program Jampersal bisa dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat. Seharusnya program tersebut lebih tepat diarahkan khusus untuk masyarakat ekonomi lemah. Selain itu, imbalan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan sangatlah kecil. Padahal, dalam proses persalinan, tenaga yang harus dikeluarkan oleh bidan sangatlah besar

dan sangat berisiko. Belum lagi ketegangan yang harus dialami selama menunggu proses persalinan serta observasi yang dilakukan oleh bidan kadang membutuhkan waktu lebih dari 24 jam. Seorang bidan tidak bisa bekerja sendiri dalam menjalankan proses persalinan, melainkan ada bantuan dari beberapa orang asisten. Para asisten tersebut juga harus mendapatkan hak mereka yaitu berupa gaji dan bonus setiap persalinan yang dilakukan. Belum lagi obat-obat serta alat medis sekali pakai yang dibutuhkan saat proses persalinan. Maka imbalan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan belumlah cukup.

. KESIMPULAN

Hasil analisis menggunakan uji regresi logistik diketahui bahwa variabel sikap (p-value = 0.044), motivasi (0.036), sumber daya (0.020), dan imbalan (0.021) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja bidan dalam pelaksanaan program Jaminan Persalinan. Variabel motivasi adalah paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja bidan dalam pelaksanaan program Jaminan Persalinan di Kota Padangsidimpuan.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyarankan kepada pihak Pengelola program Jampersal, yaitu Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan, sebagai berikut: 4. Meningkatkan sosialisasi kepada

setiap bidan yang memiliki perjanjian kerja sama dengan tim pengelola program Jampersal guna

menjelaskan tentang program jampersal secara keseluruhan agar bidan tidak mengalami kesalahan persepsi mengenai program tersebut.

5. Untuk meningkatkan keberhasilan program Jampersal, maka Dinas Kesehatan perlu mengajukan anggaran kepada Pemerintah Kota Padangsidimpuan yang diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), sebagai upaya untuk menambah imbalan bagi bidan yang ikut program Jampersal. DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2010. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia 2010.

Badan Pusat Statistik, 2007. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor

2562/MENKES/ PER/XII/2011. Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan.

Gibson,Ivancevich, and Donelly, 1996. Nursing Management System Approach, Second Edition, Philadelphia, WB Sauders Company.

Sarlito Wirawan Sarwono, 1998. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Pedoman Ilmu Jaya. Jakarta

Ishak, Arep dan Hendri, 2003. Manajemen Motivasi. Penerbit

PT. Gramedia Widiasarana. Jakarta.

Suparjo, 2003. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Bidan Pegawai Tidak Tetap Di Kabupaten Kudus, (Tesis) MIKM Universitas Diponegoro, Semarang.

Surani, Endang, 2007. Analisis Karakteristik Individu Dan Faktor Intrinsik Yang Berhubungan Dengan Kinerja Bidan Pelaksana Poliklinik Kesehatan Desa Dalam Pelayanan Kesehatan Dasar Di Kabupaten Kendal Tahun 2007. PS Magister IKM. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Setiawan Wawan, 2007. Beberapa Faktor Yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan Di Desa dalam Pertolongan Persalinan di Kabupaten Tasikmalaya. Program Pasca Sarjana IKM Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Diponegoro Semarang.

Darsiwan, 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan di Desa dalam Pertolongan Persalinan di Kabupaten Magelang. Tesis Magister Ilmu

Kesehatan Masyarakat

Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang

Ajzen, Icek, 1994. Encyclopedia of psychology. John Wiley dan Sons. New York

Mueller, Daniel. 1992. Mengukur sikap sosial: Pegangan untuk peneliti dan praktisi. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Saifuddin Azwar, 1998. Sikap

Manusia: teori dan

Pengukurannya. Penerbit Liberty. Yogyakarta

Gitosudarmo, Indrayo dan Sudito, Nyoman, 2000. Perilaku Keorganisasian Edisi pertama cetakan ke 2 BPFE Yogyakarta. Azwar Azrul, 1996. Menjaga Mutu

Pelayanan Kesehatan. Aplikasi Prinsip Lingkaran Pemecahan Masalah. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta

Dokumen terkait