• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Faktor Psikologis

2.3.2. Motivasi Kerja

2.3.2.2. Teori-Teori Motivasi

Banyak dikemukakan teori tentang motivasi dalam berbagai literature. Masing-masing teori motivasi tersebut pada dasarnya berusaha menjelaskan mengapa motivasi itu timbul dan bagaimana proses motivasi itu berlangsung (Handoko, 1998). a. Teori Hirarkhi Kebutuhan Maslow

Maslow mengemukakan bahwa individu mempunyai lima kebutuhan yang tersusun dalam suatu hirarki dan berawal dari yang paling besar. Kelima kebutuhan manusia tersebut adalah.

1. Kebutuhan fisiologis (Physiological needs)

Manifestasi kebutuhan ini yaitu sandang, pangan, papan dan kesehatan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan primer untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan biologis.

2. Kebutuhan rasa aman (Safety needs)

Manifestasi kebutuhan ini antara lain kebutuhan akan keamanan jiwa, keamanan harta, perlakuan yang adil dan jaminan hari tua.

3. Kebutuhan sosial (Social needs)

manifestasi kebutuhan ini adalah kebutuhan perasaan dierima orang lain, kebutuhan untuk maju dan tidak gagal, kebutuhan untuk ikut serta.

4. Kebutuhan penghargaan atau prestasi (Esteem needs)

Semakin tinggi status semakin tinggi pula prestasi. Prestasi dan status ini dapat dimanifestasikan dalam jabatan, kedua dan sebagaimana.

5. Kebutuhan Aktualisasi (Self Actualization)

Kebutuhan ini manifestasinya tampak pada keinginan mengembangkan potensi secara maksimal.

Hirarkhi kebutuhan menurut Maslow tidak dimaksudkan sebagai kerangka yang berguna dalam meramalkan tingkah laku berdasarkan kemungkinan yang tinggi atau rendah. Apabila dikatakan bahwa timbulnya perilaku seseorang pada saat tertentu ditentukan oleh kebutuhan yang memiliki kekuatan tinggi, maka penting bagi manajer untuk memiliki pengertian tentang kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan penting bagi bawahan.

b. Teori Dua Faktor Herzberg

Teori dua faktor tentang motivasi yang mempunyai implikasi-implikasi luas bagi manajemen dan usaha-usahanya kearah pemanfaata sumber daya manusia yang efektif.

1. Faktor yang membuat orang merasa tidak puas.

Ada serangkai kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan yang menyebabkan rasa tidak puas diantara karyawan, apabila kondisi ini tidak ada. Jika kondisi ini ada, maka hal ini tidak perlu memotivasi karyawan. Kondisi ini adalah faktor-faktor kesehatan, karena faktor-faktor tersebut diperlukan untuk mempertahankan tingkat yang paling rendah, yakni tingkat tidak adanya ketidakpuasan. Faktor-faktor ini mencakup upah, keadman kerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu dari supervisi teknis, mutu dari hubuangan interpersonal diantara teman sejawat, dengan atasan, dan dengan bawahan.

2. Faktor yang membuat orang merasa puas

Ada serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan, yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik. Jika kondisi ini tidak ada, maka kondisi ini ternyata tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Faktor-faktor ini m eliputi prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, dan kemungkinan berkembang.

c. Teori Kebutuhan Alderfer

Teori ini merupakan perluasan dari teori Maslow dan teori Herzberg Alderfer mengenalkan tiga kelompok inti dari kebutuhan-kebutuhan tersebut yaitu :

1. Kebutuhan akan keberadaan adalah akan tetap bisa hidup. Kebutuhan ini kira-kira sama dengan kebutuhan fisik dari Maslow dan sama dengan faktor higiene dari Herzberg.

2. Kebutuhan berhubungan adalah suatu kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan sesamanya, melakukan hubungan sosial dan bekerja sama dengan orang lain. Kebutuhan ini sama dengan kebutuhan sosial dari Maslow dan sama dengan faktor higiene dai Herzberg.

3. Kebutuhan untuk berkembang adalah suatu kebutuhan dari seseorang untuk mengembangkan dirinya. Kebutuhan ini sama dengan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi dan Maslow dan sama dengan faktor motivator dan Herzberg. Pada teori ini Alderfer tidak menyatakan bahwa tingkat yang di bawah harus terlebih dahulu dipenuhi baru naik ke tingkat yang di atasnya. Lebih lanjut Alderfer mengatakan bahwa makin sedikit suatu kebutuhan dipuaskan makin besar dorongan individu pada tingkat hirarki (menurut Maslow) yang tinggi dipuaskan, makin banyak pula kebutuhan-kebutuhan dari tingkat yang lebih renda diinginkan. Makin banyak suatu kebutuhan dipuaskan, makin banyak pula kebutuhan dari tingkat yang lebih tinggi diharapkan.

d. Teori Motivasi dari Rensia Likert

Likert menandai empat macam manajemen yaitu eksploitatif otoritatif (otoriter yang bersifat eksploitatif), otoritatif yang bersifat penuh kebijakan, konsultatif dan partisipatif. Sistem partisipatif diketahui/didapatkan paling efektif, karena sistem tersebut memenuhi semua/keseluruhan kebutuhan manusia. Keputusan-keputusan penting diambil oleh kelompok-kelompok dan hal ini memberikan pencapaian hasil/target yang tinggi dan produktivitas yang luar biasa. Ada kepercayaan penuh dalam kelompok tersebut dan ada rasa untuk berperan yang mengarah pada tingkat motivasi yang tinggi.

e. Teori Kemungkinan dari Fred Luthans

Luthans menganjurkan suatu pendekatan yang dinamakan “Pendekatan Kemungkinan”, dengan dasar bahwasanya praktek-praktek bagi orang-orang tertentu dan pekerjaan tertentu. Sebagaimana suatu contoh, pekerjaan-pekerjaan yang ditetapkan secara jelas dan kaku, kepemimpinan yang bersifat otoritatif dan pengawasan yang ketat dalam beberapa hal mengarah pada produktifitas yang tinggi dan kepuasan diantara para pekerja. Dalam beberapa hal lainnya, hal tersebut akan berakibat sebaliknya. Karenanya perlu untuk menyelesaikan gaya kepemimpinan terhadap kelompok pekerja tertentu dan terhadap pekerjaan tertentu.

f. Teori Pengharapan dari Victor Vroom

Teori pengharapan yang dikemukakan Vroom adalah perluasan dari teori kemungkinan. Gaya kepemimpinan seharusnya disesuaikan dengan

keadaan/situasi tertentu dan kelompok tertentu. Dalam beberapa kasus adalah paling tepat bagi pimpinan untuk keputusan dan dalam kasus lain kelompok harus mencapai suatu kesepakatan. Seseorang seharusnya juga mendapat penghargaan yang menurutnya penting baginya dan bukan menurut sang manajer.

g. Teori Motivasi dan Chriss Argyris

Chriss Argyris mengemukakan bagaimana meningkatkan kecakapan interpersonal. Didalam mencoba/berusaha menganalisa hal ini, Argyris membandingkan nilai-nilai birokratis/piramidal (yakni imbangan yang bersifat organisasional terhadap asumsi-asumsi teori X mengenai orang) yang masih mendominasi kebanyakan atau sebagian besar organisasi dengan sistem nilai yang lebih humanistis (manusiawi) atau lebih demokratis.

Dokumen terkait